air dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi lingkungannya. Widarmana 1977 menyatakan bahwa kadar air papan komposit sangat
tergantung pada kondisi udara disekitarnya, karena bahan baku papan komposit adalah bahan-bahan yang mengandung lignoselulosa yang bersifat higroskopis.
Penggunaan perekat cair dapat meningkatkan kadar air papan partikel. Menurut Haygreen dan Bowyer 2003, apabila pada pembuatan papan partikel
menggunakan perekat cair maka kadar air papan akan bertambah 4-6. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam yang telah dilakukan diketahui
bahwa posisi kayu dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air papan partikel namun kadar perekat berpengaruh nyata terhadap papan partikel
yang dihasilkan. Hasil analisis sidik ragam kadar air dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Analisis sidik ragam kadar air papan partikel
Sumber Keragaman DB
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F Value Pr F
Posisi kayu 2
0.14660744 0.07330372 1.68
0.2149
ⁿ
Kadar perekat 2
0.46899432 0.23449716 5.36
0.0149
ⁿ
Posisi kayukadar perekat
4 0.05712049 0.01428012
0.33 0.8564
ⁿ
Keterangan : = interaksi, n = nyata, tn = tidak nyata Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa kadar perekat 4 berbeda
nyata dengan kadar perekat 5 dan kadar perekat 3, sedangkan kadar perekat 5 dengan 3 tidak berbeda nyata terhadap kadar air papan partikel. Dengan
demikian kadar perekat 3 merupakan kadar perekat yang optimal untuk merespon kadar air papan partikel. Karena secara ekonomis lebih mengefisienkan
penggunaan perekat dalam pembuatan papan partikel.
4.1.3 Daya Serap Air
Daya serap air merupakan kemampuan papan partikel dalam menyerap air dimana dalam penelitian ini perendaman dilakukan selama 2 jam dan 24 jam.
Nilai rata-rata daya serap air papan partikel setelah perendaman 2 jam berkisar antara 79,69 sampai 163,50. Nilai daya serap air tertinggi setelah perendaman
2 jam terdapat pada papan partikel batang atas dengan kadar perekat 4 sebesar 163,50 dan nilai daya serap air terendah terdapat pada papan partikel cabang
dengan kadar perekat 5 sebesar 79,69. Nilai rata-rata hasil pengujian daya serap air papan partikel perendaman 2 jam dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Histogram daya serap air perendaman 2 jam Nilai rata-rata daya serap air setelah perendaman 24 jam berkisar antara
110,14 sampai 210,05. Nilai daya serap air tertinggi setelah perendaman 24 jam terdapat pada papan partikel batang atas dengan kadar perekat 4 sebesar
210,05 dan nilai daya serap air terendah terdapat pada papan partikel cabang dengan kadar perekat 5 sebesar 110,14. Nilai rata-rata hasil pengujian daya
serap air papan partikel perendaman 24 jam dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Histogram daya serap air perendaman 24 jam 132,91
133,34 86,07
108,48 163,50
87,12 87,12
99,44 79,69
0,00 20,00
40,00 60,00
80,00 100,00
120,00 140,00
160,00 180,00
B. Bawah A1 B. Atas A2
Cabang A3
D SA 2 jam
Posisi kayu dalam pohon
Kadar Perekat 3 Kadar Perekat 4
Kadar Perekat 5
177,03 174,87
117,30 146,57
210,05
118,64 121,41
135,80 110,14
0,00 50,00
100,00 150,00
200,00 250,00
B. Bawah A1 B. Atas A2
Cabang A3
DSA 24 ja
m
Posisi kayu dalam pohon
Kadar Perekat 3 Kadar Perekat 4
Kadar Perekat 5
Gambar 6 dan Gambar 7 menunjukkan bahwa tingginya nilai rata-rata daya serap air papan partikel yang dihasilkan baik perendaman 2 jam maupun 24
jam terutama pada papan partikel batang atas yang memiliki nilai daya serap air yang lebih tinggi bila dibandingkan papan partikel batang bawah dan papan
partikel cabang. Hal ini diduga karena kayu jabon mempunyai berat jenis yang rendah, dimana rongga selnya besar sehingga mudah menyerap air dalam
kapasitas besar. Penggunaan perekat urea formaldehida mempengaruhi tingginya daya serap air papan partikel dimana ikatan yang dihasilkan tersebut tidak tahan
air sehingga air mudah sekali merusak ikatan-ikatan antar perekat dan partikel Djalal 1984. Pada pembuatan papan partikel tidak ditambahan bahan aditif
sebagai penahan air sehingga menyebabkan nilai daya serap air papan partikel menjadi tinggi. Menurut Haygreen dan Bowyer 2003 ada beberapa bahan aditif
yang dapat ditambahkan pada papan komposit dan paling banyak digunakan adalah wax sehingga akan meningkatkan resistensi ketahanan terhadap air.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam yang telah dilakukan diketahui bahwa posisi kayu, kadar perekat dan interaksi keduanya berpengaruh nyata
terhadap daya serap air pada perendaman 2 jam dan 24 jam. Hasil analisis sidik ragam daya serap air dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 5 Analisis sidik ragam daya serap air 2 jam Sumber
Keragaman DB
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F-Hitung Pr F
Posisi kayu 2
10293.08312 5146.54156
99.18 .0001
ⁿ
Kadar perekat 2
5357.79810 2678.89905
51.62 .0001
ⁿ
Posisi kayu kadar perekat
4 4051.29728
1012.82432 19.52
.0001
ⁿ
Keterangan : = interaksi, n = nyata, tn = tidak nyata Tabel 6 Analisis sidik ragam daya serap air 24 jam
Sumber Keragaman
DB Jumlah
Kuadrat Kuadrat
Tengah F-Hitung
Pr F Posisi kayu
2 15339.05154
7669.52577 112.71
.0001
ⁿ
Kadar perekat 2
7352.95790 3676.47895
54.03 .0001
ⁿ
Posisi kayu kadar perekat
4 5704.40832
1426.10208 20.96
.0001
ⁿ
Keterangan : = interaksi, n = nyata, tn = tidak nyata
Pada daya serap air 2 jam hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa posisi kayu, kadar perekat dan interaksi keduanya memberikan pengaruh terbaik
terhadap papan partikel dengan daya serap 2 jam yaitu cabang dengan kadar perekat 3 dengan nilai daya serap air sebesar 86,07 hal ini karena nilai rata-
rata daya serap air yang dihasilkan lebih rendah bila dibandingkan dengan kombinasi lainnya dan lebih efisien penggunaan perekat,
Pada daya serap air 24 jam hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa posisi kayu, kadar perekat dan interaksi keduanya memberikan pengaruh terbaik
terhadap papan partikel dengan daya serap air 24 jam yaitu cabang dengan kadar perekat 3 dengan nilai daya serap air sebesar 117,30 hal ini karena nilai rata-
rata daya serap air papan partikel yang dihasilkan lebih rendah dari kombinasi lainnya dan lebih efisien penggunaan perekat. Standar JIS A5908-2003 tidak
mensyaratkan nilai untuk daya serap air, namun pengujian ini tetap dilakukan untuk mengetahui ketahanan papan komposit yang dihasilkan terhadap air.
4.1.4 Pengembangan Tebal