Pengujian Papan Partikel METODE PENELITIAN

3.3.7 Pemotongan Contoh Uji Papan partikel yang telah dilakukan pengkondisian kemudian dipotong sesuai pola yang mengacu pada standar JIS 5908 : 2003 sesuai dengan Gambar 1. Keterangan: a = contoh uji MOE dan MOR, berukuran 5 cm x 20 cm. b = contoh uji kerapatan dan kadar air, berukuran 10 cm x 10 cm. c = contoh uji daya serap air dan pengembangan tebal, berukuran 5 cm x 5 cm. d = contoh uji keteguhan rekat internal, berukuran 5 cm x 5 cm. e = contoh uji kuat pegang sekrup, berukuran 5 cm x 10 cm.

3.4 Pengujian Papan Partikel

3.4.1 Pengujian Sifat Fisis a Kerapatan Contoh uji berukuran 10 cm x 10 cm x 1 cm yang sudah dalam keadaan kering udara ditimbang. Kemudian pengukuran dimensi dilakukan meliputi panjang, lebar, dan tebal untuk mengetahui volume contoh uji. Kerapatan papan dihitung menggunakan rumus: ρ = M V Keterangan : ρ = Kerapatan gcm³ M = Berat kering udara contoh uji g V = Volume kering udara contoh uji cm³ a b c d e 30 cm 30 cm Gambar 1 Pola pemotongan contoh uji b Kadar Air Contoh uji berukuran 10 cm x 10 cm x 1 cm ditimbang berat kering udara BKU, kemudian oven pada suhu 103±2°C selama 24 jam, setelah dioven contoh uji dimasukan ke dalam desikator selama 10 menit, kemudian dikeluarkan untuk ditimbang. Selanjutnya dimasukan kembali ke dalam oven selama ± 3 jam, dan dimasukan kedalam desikator, dikeluarkan dan ditimbang. Demikian selanjutnya hingga mencapai berat konstan yaitu berat kering oven BKO. Nilai kadar air dihitung menggunakan rumus: KA = BKU – BKO x 100 BKO Keterangan: KA = Kadar Air BKU = Berat kering udara g BKO = Berat kering oven g c Daya Serap Air Water Absorption Contoh uji 5 cm x 5 cm x 1 cm pada kondisi kering udara ditimbang beratnya B0. Kemudian direndam dalam air dingin selama 2 jam dan 24 jam. Selanjutnya contoh uji diangkat dan ditiriskan sampai tidak ada lagi air yang menetes, kemudian timbang kembali beratnya B1. Nilai daya serap air dihitung menggunakan rumus: WA = B1 – B0 x 100 B0 Keterangan : WA = Pengembangan tebal B0 = Berat awal g B1= Berat setelah perendaman g d Pengembangan Tebal Thickness Swelling Contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm x 1 cm pada kondisi kering udara diukur tebal keempat sisi kemudian dirata-ratakan T1. Selanjutnya contoh uji direndam dengan air dingin selama 2 jam dan 24 jam. Setelah direndam dilakukan kembali pengukuran tebal keempat sisi contoh uji kemudian dirata-ratakan T2. Pengembangan tebal dihitung dengan menggunakan rumus : TS = T2 – T1 x 100 T1 Keterangan : TS = Pengembangan tebal T1 = Tebal awal cm T2 = Tebal setelah perendaman cm 3.4.2 Pengujian Sifat Mekanis a Keteguhan Lentur MOE Contoh uji berukuran 5 cm x 20 cm x 1 cm pada kondisi kering udara diukur dimensi lebar b dan tebal h. Kemudian contoh uji dibentangkan pada mesin Universal Testing Machine UTM dengan jarak sangga 15 cm L. Selanjutnya beban diberikan ditengah-tengah jarak sangga. Pembebanan dilakukan sampai batas titik elastis contoh uji Gambar 2. Besarnya nilai MOE dihitung menggunakan rumus: MOE = ΔPL³ 4ΔYbh³ Keterangan : MOE = Modulus of Elasticity kgfcm 2 ΔP = Selisih beban kgf L = Jarak sangga cm ΔY = Perubahan defleksi setiap perubahan beban cm b = Lebar contoh uji cm h = Tebal contoh uji cm P b h 12 L 12 L L = 15 cm Gambar 2 Pengujian MOE dan MOR b Keteguhan Patah MOR Pengujian modulus patah dilakukan bersamaan dengan pengujian modulus lentur dengan memakai contoh uji yang sama namun pada pengujian ini pembebanan dilakukan sampai contoh uji tersebut patah Gambar 2. Besarnya nilai MOR dihitung dengan rumus: MOR = 3PL 2bh² Keterangan : MOR = Modulus of Rupture kgfcm 2 P = Berat maksimum kgf L = Panjang bentang cm b = Lebar contoh uji cm h = Tebal contoh uji cm c Keteguhan Rekat Internal Internal Bond Contoh uji berukuran 5 cm x 5 cm x 1 cm pada kondisi kering udara diukur panjang dan lebarnya untuk menghitung luas permukaan A. selanjutnya contoh uji direkatkan diantara dua buah blok kayu yang berukuran 5 cm x 5 cm dengan perekat epoxy dan biarkan mengering selama 24 jam agar proses perekatannya sempurna Gambar 3. Kemudian contoh uji diletakkan pada mesin uji Kemudian blok kayu ditarik tegak lurus permukaan contoh uji sampai diketahui nilai beban maksimum. Nilai keteguhan rekat internal dihitung dengan menggunakan rumus : IB = P A Keterangan: IB = Internal bond kgcm², satuan kgcm² dikonversi ke Nmm² dengan faktor konversi 0,098 P = Beban maksimum kg A = Luas penampang cm² Gambar 3. Pengujian Internal Bond d Kuat pegang sekrup Screw Holding Power Sekrup yang digunakan berdiameter 3,1 mm, panjang 13 mm dimasukkan kedalam contoh uji hingga mencapai kedalaman 8 mm. Proses pengujian dilakukan dengan cara contoh uji diapit pada sisi kanan dan kiri. Kemudian sekrup ditarik keatas hingga beban maksimum sampai sekrup tercabut. Besarnya beban maksimum yang tercapai dalam satuan kilogram. Blok kayu Blok kayu Contoh uji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sifat Fisis Papan Partikel 4.1.1 Kerapatan Nilai rata-rata kerapatan papan partikel yang dihasilkan berkisar antara 0,56 gcm³ sampai 0,66 gcm³. Nilai kerapatan papan partikel tertinggi terdapat pada papan partikel cabang dengan kadar perekat 3 dan 4 sebesar 0,66 gcm³, sedangkan nilai kerapatan terendah terdapat pada papan partikel batang atas dengan kadar perekat 4 sebesar 0,56 gcm³. Secara keseluruhan nilai kerapatan papan partikel yang dihasilkan telah memenuhi standar JIS A 5908-2003 yang mensyaratkan bahwa kerapatan papan partikel berkisar 0,4 gcm³ sampai 0.9 gcm³. Nilai rata-rata hasil pengujian kerapatan papan partikel dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Histogram kerapatan papan partikel Gambar 4 menunjukkan bahwa nilai kerapatan papan partikel yang dihasilkan lebih rendah dari target yang diinginkan yaitu 0,7 gcm³. Hal ini diduga karena tidak merata penyebaran partikel pada saat proses penaburan partikel kayu 0,58 0,59 0,66 0,62 0,56 0,66 0,64 0,60 0,64 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00 B. Bawah A1 B. Atas A2 Cabang A3 K er ap ata n g cm ³ Posisi kayu dalam pohon Kadar Perekat 3 Kadar Perekat 4 Kadar Perekat 5 JIS A 5908-2003 0.4-0.9 gcm³