Pada daya serap air 2 jam hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa posisi kayu, kadar perekat dan interaksi keduanya memberikan pengaruh terbaik
terhadap papan partikel dengan daya serap 2 jam yaitu cabang dengan kadar perekat 3 dengan nilai daya serap air sebesar 86,07 hal ini karena nilai rata-
rata daya serap air yang dihasilkan lebih rendah bila dibandingkan dengan kombinasi lainnya dan lebih efisien penggunaan perekat,
Pada daya serap air 24 jam hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa posisi kayu, kadar perekat dan interaksi keduanya memberikan pengaruh terbaik
terhadap papan partikel dengan daya serap air 24 jam yaitu cabang dengan kadar perekat 3 dengan nilai daya serap air sebesar 117,30 hal ini karena nilai rata-
rata daya serap air papan partikel yang dihasilkan lebih rendah dari kombinasi lainnya dan lebih efisien penggunaan perekat. Standar JIS A5908-2003 tidak
mensyaratkan nilai untuk daya serap air, namun pengujian ini tetap dilakukan untuk mengetahui ketahanan papan komposit yang dihasilkan terhadap air.
4.1.4 Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal merupakan perubahan dimensi papan dengan bertambahnya ketebalan dari papan tersebut. pengembangan tebal ini menentukan
suatu papan dapat digunakan untuk eksterior atau interior. Pengembangan tebal yang tinggi pada papan partikel tidak dapat digunakan untuk keperluan eksterior
karena memiliki stabilitas dimensi produk yang rendah dan sifat mekanisnya akan rendah juga Massijaya et al 2000 dalam Hasni 2008. Pengujian pengembangan
tebal dilakukan dengan merendam papan partikel selama 2 jam dan 24 jam. Nilai rata-rata pengembangan tebal papan partikel setelah perendaman 2
jam berkisar antara 30,87 sampai 69,71. Nilai tertinggi pengembangan tebal setelah peredaman 2 jam terdapat pada papan partikel batang atas dengan kadar
perekat 4 yaitu 69,71 dan nilai terendah terdapat pada papan partikel cabang dengan kadar perekat 5 yaitu 30,87. Nilai rata-rata pengujian pengembangan
tebal perendaman 2 jam papan partikel dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Hitogram pengembangan tebal perendaman 2 jam Nilai rata-rata pengembangan tebal perendaman 24 jam berkisar antara
38,11 sampai 86,50. Nilai tertinggi perendaman 24 jam terdapat pada papan partikel batang atas degan kadar perekat 4 yaitu 86,50, sedangkan nilai
terendah terdapat pada papan partikel cabang dengan kadar perekat 5 yaitu 38,11. Nilai rata-rata pengujian pengembangan tebal perendaman 24 jam papan
partikel dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Histogram pengembangan tebal perendaman 24 jam 68,93
64,02 43,52
54,80 86,50
44,48 46,87
43,95 38,11
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00 90,00
100,00
B. Bawah A1 B. Atas A2 Cabang A3
P T
24 J
am
Posisi kayu dalam pohon
Kadar Perekat 3 Kadar Perekat 4
Kadar Perekat 5
JIS A 5908-2003
12 54,95
51,64
34,00 42,91
69,71
35,25 36,66
35,56 30,87
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00
B. Bawah A1 B. Atas A2 Cabang A3
P T
2 Jam
Posisi kayu dalam pohon
Kadar Perekat 3 Kadar Perekat 4
Kadar Perekat 5
JIS A 5908-2003
12
Gambar 8 dan Gambar 9 menunjukkan bahwa secara keseluruhan nilai rata-rata pengembangan tebal papan partikel yang dihasilkan melebihi standar JIS
A 5908-2003 yang mensyaratkan nilai pengembangan tebal papan partikel yaitu maksimal 5. Tingginya nilai pengembangan tebal papan partikel yang
dihasilkan diduga disebabkan tingkat absorpsi air oleh bahan baku yang tinggi dan sifat perekat yang digunakan.
Setiawan 2008 menyatakan bahwa pengembangan tebal diduga ada hubungan dengan absorbsi air, karena semakin banyak air yang diabsorbsi dan
memasuki struktur partikel maka semakin banyak pula perubahan dimensi yang dihasilkan, hal tersebut dibuktikan dengan besarnya nilai daya serap air yang
tinggi. Berdasarkan sifat perekat urea formaldeida yang digunakan menurut Maloney 1993 menyatakan bahwa terdapat kelemahan utama perekat urea
formaldehida yaitu terjadinya kerusakan pada ikatannya yang disebabkan oleh air dan kelembapan.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam yang telah dilakukan diketahui bahwa posisi kayu , kadar perekat dan interaksi keduanya berpengaruh nyata
terhadap pengembangan tebal selama 2 jam dan 24 jam. Hasil analisi sidik ragam pengembangan tebal dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Tabel 7 Analisis sidik ragam pengembangan tebal 2 jam Sumber
Keragaman DB
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah
F-Hitung Pr F
Posisi kayu 2
1637.093134 818.546567
150.96 .0001
ⁿ
Kadar perekat 2
1154.522325 577.261162
106.46 .0001
ⁿ
Posisi kayu kadar perekat
4 1145.742876
286.435719 52.83
.0001
ⁿ
Keterangan : = interaksi, n = nyata, tn = tidak nyata Tabel 8 Analisis sidik ragam pengembangan tebal 24 jam
Sumber Keragaman
DB Jumlah
Kuadrat Kuadrat
Tengah F-Hitung
Pr F Posisi kayu
2 2407.198574
1203.599287 133.13
.0001
ⁿ
Kadar perekat 2
1859.831565 929.915783
102.86 .0001
ⁿ
Posisi kayu kadar perekat
4 1678.274186
419.568547 46.41
.0001
ⁿ
Keterangan : = interaksi, n = nyata, tn = tidak nyata
Pada pengembangan tebal 2 jam hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa posisi kayu, kadar perekat dan interaksinya memberikan pengaruh terbaik
terhadap terhadap pengembangan tebal 2 jam yaitu cabang dengan kadar perekat 3 dan cabang dengan kadar perekat 5. Dengan demikian nilai rata-rata
pengembangan tebal papan partikel yang optimal terdapat pada cabang dengan kadar perekat 3 sebesar 30,87 karena nilai rata-rata pengembangan tebal
terendah bila dibandingkan dengan kombinasi lainnya serta saceara ekonomis mengefisienkan penggunaan perekat.
Sedangkan pada pengembangan tebal 24 jam, hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa posisi kayu, kadar perekat dan interaksi keduanya
memberikan pengaruh terbaik pada pengembangan tebal 24 jam. Nilai rata-rata pengembangan tebal 24 jam yang terbaik terhadap papan partikel yang dihasilkan
yaitu cabang dengan kadar perekat 5 sebesar 38,11. Kombinasi cabang dengan kadar perekat 5 merupakan kombinasi yang optimal terhadap
pengembangan tebal papan partikel karena nilai rata-rata pengembangan tebalnya terendah bila dibandingkan dengan kombinasi yang lainnya.
4.2 Sifat Mekanis Papan Partikel 4.2.1 Keteguhan Lentur