Motivasi Berwisata Demand Wisata

13 5. Tidak berulang-ulang, untuk membedakannya dari perjalanan berkali-kali yang dilakukan orang yang memiliki rumah istirahat holiday house owner. 6. Tidak sebagai alat, untuk membedakannya dari perjalanan sebagai cara untuk mencapai tujuan lain, seperti perjalanan dalam rangka menjalankan usaha, perjalanan yang dilakukan pedagang, dan orang yang berziarah. 7. Untuk sesuatu yang baru dan perubahan, untuk membedakannya dari perjalanan untuk tujuan-tujuan lain. Masih menurut Udayana United Tourism 2010, wisatawan internasional adalah setiap orang yang bepergian ke negara lain dari negara tempat tinggalnya, tujuan kunjungannya bukan untuk melakukan pekerjaan yang dibayar di negara yang dikunjunginya dan tinggal disana selama setahun atau kurang dari setahun. Seorang wisatawan internasional disebut pengunjung dalam pengertian di atas, setidak-tidaknya tinggal satu malam tetapi tidak lebih dari satu tahun di negara yang dikunjunginya dan tujuan kunjungannya dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Kesenangan: liburan, budaya, olahraga, tujuan yang menyenangkan lainnya. 2. Professional: pertemuan, perutusan, usaha. 3. Tujuan-tujuan lainnya: pendidikan, kesehatan, ziarah.

2.5. Motivasi Berwisata

Menurut Pearce et al. 1998 dalam Pandupitiyo 2011, motivasi berwisata dapat didefinisikan sebagai penggabungan secara global jaringan- jaringan biologi dan kekuatan alam yang memberi nilai dan arah dalam pilihan berwisata, perilaku, dan pengalaman dalam berwisata. Motif general yang 14 dapat digarisbawahi oleh para peneliti mengenai mengapa kepariwisataan alam ini sangat cepat berkembang adalah perilaku lingkungan yang berubah dan sifatnya merata di seluruh dunia, perkembangan pendidikan, serta perkembangan media massa. Morrison dan Rutledge pada tahun 1998 juga pernah mempresentasikan sepuluh trend yang dapat merepresentasikan persoalan- persoalan penting mengenai gambaran motif berwisata. Empat motif dari trend berwisata tersebut diantaranya adalah motif untuk mengambil pengalaman dari lingkungan, motif untuk relax di tempat yang relatif menyenangkan, motif untuk mengejar ketertarikan dan mengaplikasikan skill, serta motif untuk menjaga kesehatan dan vitalitas tubuh.

2.6. Demand Wisata

Nugraha 2008 mendefinisikan demand rekreasi adalah penduduk yang berkeinginan dan berkemampuan untuk mengadakan perjalanan, atau dengan kata lain sebagai wisatawan. Interpretasi awal dari sebuah demand adalah apa yang orang akan atau dapat lakukan apabila diberi suatu pilihan. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam memperkirakan demand rekreasi, yaitu orientasi pada pemikiran tentang apa yang sebaiknya orang lakukan dan untuk memberi tahu apa yang orang inginkan. Faktor-faktor penentu demand pariwisata merupakan faktor yang bekerja di masyarakat dalam mendorong, serta menetapkan batas volume permintaan terhadap liburan dan perjalanan. Faktor penentu demand pariwisata tersebut juga menjelaskan mengapa populasi dari beberapa negara memiliki kecenderungan tinggi untuk berpartisipasi dalam kegiatan wisata, sedangkan ada populasi di negara lain yang masih memiliki kecenderungan rendah untuk melakukan 15 kegiatan wisata. Faktor penentu ini harus dibedakan dari motivasi dan perilaku konsumennya. Beberapa peneliti telah menjelaskan bahwa motivasi merupakan faktor internal yang bekerja di dalam setiap individu, dinyatakan sebagai kebutuhan, keinginan, serta memiliki keinginan bahwa pariwisata dapat mempengaruhi pilihan seseorang Vanhove, 2005. Menurut Vanhove 2005 juga, seorang manager pemasaran harus mengetahui mengapa dan bagaimana konsumen membuat pilihan dalam menentukan tempat tujuan dari liburan mereka. Selain itu, manager pemasaran perlu memahami bagaimana faktor internal dari psikologis konsumen yang dapat mempengaruhi pemilihan tempat untuk berlibur, serta jenis produk wisata apa yang ditawarkan di tempat tersebut. Dalam pemasaran, proses ini dikenal sebagai aspek dari perilaku pembeli. Ada sembilan faktor penentu seseorang dalam melakukan kegiatan wisata. Faktor-faktor penentu dalam melakukan kegiatan wisata menurut Vanhove 2005, antara lain: 1. Faktor ekonomi 2. Faktor perbandingan harga 3. Faktor demografis 4. Faktor geografis 5. Sikap sosial-budaya 6. Mobilitas 7. Peraturan yang ditetapkan pemerintah setempat 8. Media komunikasi, serta 9. Teknologi informasi dan komunikasi. 16

2.7. Dampak Pariwisata Secara Umum