21
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Hutan Wisata Punti Kayu Palembang merupakan satu-satunya hutan wisata di Sumatera Selatan yang letaknya kurang lebih enam kilometer dari pusat
Kota Palembang. Sejak tahun 1986 hasil kesepakatan antara pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dengan Departemen Kehutanan berupaya menjadikan zona
pemanfaatan pada kawasan konservasi area hutan wisata tersebut, sebagai kawasan wisata yang pada saat ini bernama ”Hutan Wisata Punti Kayu
Palembang”. Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memiliki konsep pengembangan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip perlindungan terhadap
keanekaragaman jenis tumbuhan hayati dan satwa. Potensi yang dimiliki oleh Hutan Wisata Punti Kayu Palembang berupa panorama hutan pinus Pinus
merkusii yang memiliki nilai estetika pemandangan yang menarik. Potensi wisata
yang ada di kawasan hutan wisata ini adalah sebuah modal dasar dalam menarik pengunjung untuk berwisata, namun memiliki indikasi bahwa pengelolaannya
belum dikelola secara optimal. Beberapa permasalahan yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang
antara lain, tingkah laku pengunjung yang membuang sampah tidak pada tempatnya, cenderung merusak properti yang ada, dan kelakuan pengunjung yang
cenderung berkelakuan ”kurang baik” pada saat berwisata. Hal-hal di atas merupakan hal yang dapat menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung.
Hutan Wisata Punti Kayu Palembang erat kaitannya dengan wisatawan, sehingga sangat penting bagi pengelola kawasan wisata itu untuk mengetahui
bagaimana karakteristik dan gambaran umum penilaian pengunjung maupun masyarakat lokal. Pengunjung dan masyarakat lokal yang dimaksud adalah
22 mereka yang memiliki kontribusi penuh dalam kegiatan wisata. Dari hal tersebut
pula diharapkan ada tambahan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan pelayanan. Tingkat permintaan atau kunjungan
wisatawan pun akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat lokal, seperti peningkatan pendapatan dan menciptakan lapangan
pekerjaan. Selama melakukan perjalanan wisata akan mendorong terciptanya transaksi ekonomi bagi sektor-sektor penyedia barang dan jasa yang berasal dari
pengeluaran wisatawan tourist expenditure. Setiap tingkat perubahan pengeluaran wisatawan akan berpengaruh terhadap perubahan output, upahgaji,
kesempatan bekerja, penerimaan devisa, dan neraca pembayaran. Adanya transaksi tersebut dapat menimbulkan dampak pada sektor perekonomian lainnya.
Dari hal di atas, muncullah sesuatu yang perlu dikaji lebih dalam terkait adanya dampak ekonomi terhadap sektor pariwisata.
Penelitian ini pertama bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pengunjung yang akan dapat menentukan bagaimana kualitas pengunjung yang
berwisata, unit usaha dan tenaga kerja lokal yang akan memberikan gambaran tentang pengelola Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, serta masyarakat sekitar
Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Kedua, mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap demand pariwisata di lokasi Hutan Wisata Punti Kayu
Palembang agar dapat memprediksi bagaimana permintaan terhadap wisata ini. Tujuan yang ketiga adalah mengestimasi dampak ekonomi yang timbul akibat
kegiatan wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang terhadap kehidupan ekonomi masyarakat lokal yang merupakan indikator utama dalam mengetahui
perkembangan wisata menguntungkan masyarakat, guna untuk meningkatkan
23 kesejahteraan mereka sendiri. Alur berpikir yang peneliti gunakan di dalam
penelitian ini digambarkan pada Gambar 3 di bawah ini.
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian
Ada indikasi belum optimalnya pengelolaan kawasan wisata alam Hutan Wisata Punti Kayu Palembang
Harus ada pengelolaan yang baik dan berwawasan lingkungan di kawasan wisata alam tersebut
Dampak ekonomi bagi masyarakat
sekitar Faktor-faktor yang
mempengaruhi demand
wisata Karakteristik dan
penilaian responden
Analisis Deskriptif
Analisis Regresi Poisson
Tidak Langsung Indirect
Langsung Direct
Ikutan Induced
Analisis Multiplier
Nilai dampak ekonomi
Rekomendasi pengembangan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang
24
IV. METODE PENELITIAN 4.1.