0.0323 0.0415 0.0434 Analisis dampak ekonomi kegiatan wisata di hutan wisata Punti Kayu Palembang

95 Analysis Of Parameter Estimates Parameter D F Estimate Standard Error Wald 95 Confidence Limits Chi- Squ are Pr C hiSq JT X4 4 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 . . WT X5 1 1 1.3711 1.1611 -0.9046 3.6467 1.39 0.2377 WT X5 2 1 1.7164 1.1915 -0.6189 4.0517 2.08 0.1497 WT X5 4 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 . . LK X6 1 1 0.7846 0.4629 -0.1226 1.6919 2.87 0.0900 LK X6 2 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 . . TK X7 1 1 2.8065 1.2563 0.3442 5.2687 4.99 0.0255 TK X7 2 1 2.5753 1.2033 0.2169 4.9336

4.58 0.0323

TK X7 3 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 . . RO X8 1 1 0.2993 0.3492 -0.3851 0.9837 0.73 0.3914 RO X8 2 1 0.4013 0.4251 -0.4319 1.2345 0.89 0.3452 RO X8 3 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 . . PP X9 1 1 -0.7131 0.6573 -2.0014 0.5751 1.18 0.2779 PP X9 2 1 -0.2672 0.6670 -1.5746 1.0401 0.16 0.6887 PP X9 3 1 -1.6422 0.8055 -3.2210 - 0.0634

4.16 0.0415

PP X9 4 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 . . 96 Analysis Of Parameter Estimates Parameter D F Estimate Standard Error Wald 95 Confidence Limits Chi- Squ are Pr C hiSq TP X10 1 1 2.2521 1.1151 0.0665 4.4377

4.08 0.0434

TP X10 2 1 1.3381 0.9117 -0.4487 3.1250 2.15 0.1422 TP X10 3 1 0.4462 0.6704 -0.8679 1.7602 0.44 0.5057 TP X10 4 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 . . Scale 1.0000 0.0000 1.0000 1.0000 Keterangan: LnY = Jumlah kunjungan per trip tahunan ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang jumlah kunjungan per tahun BP = Biaya perjalanan individu ke Hutan Wisata Punti Kayu rupiah PD = Pendapatan responden rupiah per tahun UM = Umur responden tahun JT = Jarak tempuh ke Hutan Wisata Punti Kayu km WT = Waktu tempuh ke Hutan Wisata Punti Kayu jam LK = Lama kunjungan ke Hutan Wisata Punti Kayu jam TK = Jumlah tanggungan keluarga orang RO = Jumlah rombongan orang PP = Pengetahuan pengunjung terhadap Hutan Wisata Punti Kayu tahun TP = Taraf pendidikan responden tahun = Variabel yang berpengaruh pada taraf nyata α 5 = Variabel yang berpengaruh pada taraf nyata α 20 97 Lampiran 6. Estimasi dari Analisis Pendapatan Unit Usaha di Punti Kayu Warung Makan Biaya Investasi Per Minggu Rp Per Bulan Rp Sewa Bangunan 1 bulan 44600 178400 Biaya beli kompor gas kuali 2521600 Total Biaya Investasi 2700000 Biaya Tetap Besarnya Rp Beban Sewa Bangunan: Rp 178400 178400 Penyusutan Kompos gas kuali: Rp 380800 : 5 76160 Total Biaya Tetap 254560 Biaya Tidak Tetap Rp Per Bulan Rp Belanja bahan baku untuk usaha di hari biasa 27200 Belanja bahan baku untuk usaha di hari MingguLibur: 230000 920000 Total Biaya Tidak Tetap 947200 Total Biaya: Biaya Tetap+Biaya Tidak Tetap 1201760 Penerimaan dari hasil Usaha Per Bulan Rp Penerimaan usaha di hari Biasa 884000 Penerimaan usaha di hari MingguLibur 840000 Total Penerimaan Usaha 1724000 Pendapatan Bersih Unit Usaha Warung Makanan per bulan: Per Bulan Rp Total Penerimaan Usaha ‐ Total Biaya 522240 Warung Minuman Biaya Investasi Per Minggu Rp Per Bulan Rp Sewa Bangunan 1 bulan 30000 120000 Biaya beli kulkas 3330000 98 Biaya beli stoples 50000 Total Biaya Investasi 3500000 Biaya Tetap Besarnya Rp Beban Sewa Bangunan: Rp 120000 120000 Penyusutan Kulkas: Rp 1890000 : 10 189000 Penyusutan Stoples: Rp 50000 : 10 5000 Total Biaya Tetap 314000 Biaya Tidak Tetap Rp Per Bulan Rp Belanja bahan baku untuk usaha di hari biasa 1600000 Belanja bahan baku untuk usaha di hari MingguLibur: 920000 Total Biaya Tidak Tetap 2520000 Total Biaya: Biaya Tetap+Biaya Tidak Tetap 2834000 Penerimaan dari hasil Usaha Per Bulan Rp Penerimaan usaha di hari Biasa 2600000 Penerimaan usaha di hari MingguLibur 1200000 Total Penerimaan Usaha 3800000 Pendapatan Bersih Unit Usaha Warung Minuman per bulan: Per Bulan Rp Total Penerimaan Usaha ‐ Total Biaya 966000 Jasa Foto Keliling Biaya Investasi dalam Rp Biaya Beli Kamera 2500000 Total Biaya Investasi 2500000 Biaya Tetap dalam Rp Penyusutan Kamera: Rp 2500000 : 10 250000 99 Total Biaya Tetap 250000 Biaya Tidak Tetap Rp Per Bulan Rp Biaya Cuci Cetak Foto 388000 Total Biaya Tidak Tetap 388000 Total Biaya: Biaya Tetap+Biaya Tidak Tetap 638000 Penerimaan dari hasil Usaha Per Bulan Rp Hasil dari jual foto 840000 Total Penerimaan Usaha 840000 Pendapatan Bersih Unit Usaha Jasa Foto Keliling per bulan: Per Bulan Rp Total Penerimaan Usaha ‐ Total Biaya 202000 100 RIWAYAT HIDUP FIANDRA ADIYATH M. Penulis dilahirkan di Palembang, 6 November 1989 dari pasangan H Darfi Daoed, SE, M.Ba dan Ir. Hj Heralina. Penulis menjalani pendidikan di bangku Sekolah Dasar dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2001 di SD Kartika II-3, Palembang. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke sekolah menengah pertama dari tahun 2001 sampai tahun 2004 di SMP Negeri 1 Palembang. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Plus Negeri 17 Palembang dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB USMI di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi Manajemen. Selama masa perkuliahan, penulis aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah OMDA Ikatan Keluarga Mahasiswa Bumi Sriwijaya IPB, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB BEM FEM-IPB, serta aktif pada kegiatan-kegiatan kepanitiaan di lingkungan FEM-IPB dan PKM di bidang artikel ilmiah, kewirausahaan, dan penelitian. 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata di Indonesia saat ini semakin mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia yang mencanangkan program Visit Indonesia sejak tahun 2009. Keseriusan pemerintah terhadap sektor pariwisata diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap perekonomian Indonesia. Salah satu efek positif dari berkembangnya sektor pariwisata adalah dapat menurunkan angka pengangguran di suatu negara karena dengan berkembangnya sektor ini dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar objek wisata tersebut Gunawan, et al., 2007. Dampak lain yang timbul dari berkembangnya sektor pariwisata adalah efek berantai yang akan dapat menciptakan pula lapangan kerja di sektor lain yang terkait, serta dapat pula membantu meningkatkan tingkat pendapatan dan standar hidup. Efek positif lain dari sektor pariwisata juga adalah dapat meningkatkan cadangan devisa, serta dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik 2009, penerimaan devisa negara Indonesia yang berasal dari sektor pariwisata pada tahun 2008 mengalami peningkatan yang signifikan dan mencapai angka 7,4 milliar dollar AS dari devisa tahun 2007 yang hanya sebesar 5,3 milliar dollar AS. Hal ini terbukti bahwa penerimaan devisa dari sektor ini mengalami peningkatan sebesar 2,1 milliar dollar AS atau hampir mendekati angka 40. 2 Dilihat dari konteks pengelolaan lingkungan, pengelolaan pariwisata berbasiskan alam dapat membantu upaya konservasi dan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati yang ada di dalam suatu objek wisata alam tersebut. Hal ini dikatakan bahwa pariwisata berbasiskan alam merupakan instrumen yang dapat memadukan pembangunan ekonomi masyarakat sekitar dan upaya konservasi. Sebagai upaya untuk menikmati dampak positif dari pariwisata, Indonesia berupaya untuk segera memaksimalkan kegiatan di sektor pariwisata karena dari kegiatan ini dapat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. Kegiatan wisata ini mampu memberikan banyak lapangan pekerjaan baru mulai dari pengadaan jasa akomodasi, usaha restoran, layanan wisata, hingga bisnis cinderamata khas dari daerah setempat. Pengembangan sektor pariwisata dengan memperhatikan asas berkelanjutan juga akan dapat menjadi kegiatan riil yang dapat mengurangi masalah kemiskinan di Indonesia. Pulau Sumatera memiliki banyak objek wisata alam yang menarik untuk dikunjungi, begitu pula dengan objek wisata alam yang ada di Kota Palembang. Kota Palembang sebagai salah satu kota yang mendukung program Visit Indonesia 2009 mampu menawarkan beberapa objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Dukungan bentang alam menjadi salah satu kekuatan dalam pengembangan parwisata berbasiskan alam. Saat ini, pemerintah Kota Palembang terus mengembangkan objek wisata yang bernuansakan alam. Salah satu objek wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut di Kota Palembang adalah Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. 3 Hutan Wisata Punti Kayu Palembang merupakan satu-satunya hutan wisata di Sumatera Selatan yang letaknya hanya enam kilometer dari pusat kota. Hutan wisata yang mengembangkan konsep konservasi dan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, tentu memiliki nilai estetika pemandangan yang menarik, serta adanya hewan-hewan seperti Kera ekor panjang Macaca fasicicularis, Beruk Macaca nemistriana, dan sebagainya 1 . Oleh karena itu, pengembangan pariwisata ini dapat diharapkan pemerintah Kota Palembang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD Yuyus, 2010. Pada Tabel 1 di bawah ini, terlihat jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Sumatera Selatan mencapai 2.676.513 wisatawan pada tahun 2008. Jumlah tersebut naik sebesar 285,27 jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya. Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Provinsi Sumatera Selatan Tahun 1998-2008 Tahun Jumlah Wisatawan Asing Jumlah Wisatawan Domestik Jumlah 1998 14.634 160.139 174.773 1999 17.879 295.414 313.293 2000 18.577 375.163 393.740 2001 18.584 260.479 279.063 2002 20.990 264.141 307.131 2003 21.273 301.440 322.713 2004 17.192 325.235 342.427 2005 17.259 334.672 351.931 2006 17.647 529.280 546.927 2007 17.793 676.912 694.705 2008 18.056 2.658.457 2.676.513 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan 2009 1 http:www.puntikayu.com. [ 03 Mei 2010]. 4 Adanya pengembangan kawasan wisata Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memberikan dampak kepada masyarakat sekitar untuk meningkatkan pendapatannya, meningkatkan kesempatan kerja, serta memberikan peluang membuka usaha di sekitar objek wisata ini. Sejauh ini, belum diketahui besarnya dampak yang diberikan dari kegiatan wisata tersebut dalam hal perubahan kondisi ekonomi masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian terhadap hal di atas agar mampu membantu masyarakat sekitar untuk lebih menyadari akan pentingnya pengembangan kawasan objek wisata ini bagi peningkatan perekonomiannya, serta berusaha menggerakkan masyarakat setempat untuk menjaga dan melindungi kawasan objek wisata tersebut. Hal lain yang dapat dilakukan adalah membantu pengelola kawasan wisata dalam mengevaluasi dan meningkatkan pelaksanaan dari kegiatan wisata.

1.2. Perumusan Masalah