95
Analysis Of Parameter Estimates Parameter
D F
Estimate Standard
Error Wald 95
Confidence Limits
Chi- Squ
are Pr C
hiSq JT X4
4
0.0000 0.0000
0.0000 0.0000
. .
WT X5 1
1 1.3711
1.1611 -0.9046
3.6467 1.39
0.2377
WT X5 2
1 1.7164
1.1915 -0.6189
4.0517 2.08
0.1497
WT X5 4
0.0000 0.0000
0.0000 0.0000
. .
LK X6 1
1 0.7846
0.4629 -0.1226
1.6919 2.87
0.0900 LK X6
2
0.0000 0.0000
0.0000 0.0000
. .
TK X7 1
1 2.8065
1.2563 0.3442
5.2687 4.99
0.0255 TK X7
2 1
2.5753 1.2033
0.2169 4.9336
4.58 0.0323
TK X7 3
0.0000 0.0000
0.0000 0.0000
. .
RO X8 1
1 0.2993
0.3492 -0.3851
0.9837 0.73
0.3914
RO X8 2
1 0.4013
0.4251 -0.4319
1.2345 0.89
0.3452
RO X8 3
0.0000 0.0000
0.0000 0.0000
. .
PP X9 1
1 -0.7131
0.6573 -2.0014
0.5751 1.18
0.2779
PP X9 2
1 -0.2672
0.6670 -1.5746
1.0401 0.16
0.6887
PP X9 3
1 -1.6422
0.8055 -3.2210
- 0.0634
4.16 0.0415
PP X9 4
0.0000 0.0000
0.0000 0.0000
. .
96
Analysis Of Parameter Estimates Parameter
D F
Estimate Standard
Error Wald 95
Confidence Limits
Chi- Squ
are Pr C
hiSq TP X10
1 1
2.2521 1.1151
0.0665 4.4377
4.08 0.0434
TP X10 2
1 1.3381
0.9117 -0.4487
3.1250 2.15
0.1422 TP X10
3 1
0.4462 0.6704
-0.8679 1.7602
0.44 0.5057
TP X10 4
0.0000 0.0000
0.0000 0.0000
. .
Scale
1.0000 0.0000
1.0000 1.0000
Keterangan: LnY
= Jumlah kunjungan per trip tahunan ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang jumlah kunjungan per tahun
BP = Biaya perjalanan individu ke Hutan Wisata Punti Kayu rupiah
PD = Pendapatan responden rupiah per tahun
UM = Umur
responden tahun
JT = Jarak tempuh ke Hutan Wisata Punti Kayu km
WT = Waktu tempuh ke Hutan Wisata Punti Kayu jam
LK = Lama kunjungan ke Hutan Wisata Punti Kayu jam
TK = Jumlah tanggungan keluarga orang
RO = Jumlah rombongan orang
PP = Pengetahuan pengunjung terhadap Hutan Wisata Punti Kayu tahun
TP = Taraf pendidikan responden tahun
= Variabel yang berpengaruh pada taraf nyata α 5
= Variabel yang berpengaruh pada taraf nyata α 20
97
Lampiran 6. Estimasi dari Analisis Pendapatan Unit Usaha di Punti Kayu
Warung Makan
Biaya Investasi
Per Minggu
Rp Per
Bulan Rp Sewa
Bangunan 1 bulan 44600
178400 Biaya
beli kompor gas kuali 2521600
Total Biaya Investasi
2700000 Biaya
Tetap Besarnya
Rp Beban
Sewa Bangunan: Rp
178400 178400
Penyusutan Kompos gas kuali:
Rp 380800 : 5
76160
Total Biaya Tetap
254560
Biaya Tidak Tetap Rp
Per Bulan Rp
Belanja bahan baku untuk usaha di hari biasa
27200 Belanja
bahan baku untuk usaha di hari MingguLibur: 230000
920000
Total Biaya Tidak Tetap
947200 Total
Biaya: Biaya Tetap+Biaya Tidak Tetap 1201760
Penerimaan dari hasil Usaha
Per Bulan Rp
Penerimaan usaha di hari Biasa
884000
Penerimaan usaha di hari MingguLibur
840000
Total Penerimaan Usaha
1724000
Pendapatan Bersih Unit Usaha Warung Makanan per bulan:
Per Bulan Rp
Total Penerimaan Usaha ‐ Total Biaya
522240 Warung
Minuman
Biaya Investasi
Per Minggu
Rp Per
Bulan Rp Sewa
Bangunan 1 bulan 30000
120000 Biaya
beli kulkas 3330000
98 Biaya
beli stoples 50000
Total Biaya Investasi
3500000 Biaya
Tetap Besarnya
Rp Beban
Sewa Bangunan: Rp
120000 120000
Penyusutan Kulkas:
Rp 1890000 : 10
189000 Penyusutan
Stoples: Rp 50000 : 10 5000
Total Biaya Tetap
314000
Biaya Tidak Tetap Rp
Per Bulan Rp
Belanja bahan baku untuk usaha di hari biasa
1600000 Belanja
bahan baku untuk usaha di hari MingguLibur: 920000
Total Biaya Tidak Tetap
2520000 Total
Biaya: Biaya Tetap+Biaya Tidak Tetap 2834000
Penerimaan dari hasil Usaha
Per Bulan Rp
Penerimaan usaha di hari Biasa
2600000
Penerimaan usaha di hari MingguLibur
1200000
Total Penerimaan Usaha
3800000
Pendapatan Bersih Unit Usaha Warung Minuman per bulan:
Per Bulan Rp
Total Penerimaan Usaha ‐ Total Biaya
966000
Jasa Foto Keliling
Biaya Investasi
dalam Rp
Biaya Beli Kamera
2500000
Total Biaya Investasi
2500000 Biaya
Tetap dalam
Rp Penyusutan
Kamera: Rp
2500000 : 10 250000
99
Total Biaya Tetap
250000
Biaya Tidak Tetap Rp
Per Bulan Rp
Biaya Cuci Cetak Foto
388000
Total Biaya Tidak Tetap
388000 Total
Biaya: Biaya Tetap+Biaya Tidak Tetap 638000
Penerimaan dari hasil Usaha
Per Bulan Rp
Hasil dari jual foto
840000
Total Penerimaan Usaha
840000
Pendapatan Bersih Unit Usaha Jasa Foto Keliling per bulan:
Per Bulan Rp
Total Penerimaan Usaha ‐ Total Biaya
202000
100
RIWAYAT HIDUP FIANDRA ADIYATH M.
Penulis dilahirkan di Palembang, 6 November 1989 dari pasangan H Darfi Daoed, SE, M.Ba dan Ir. Hj Heralina. Penulis menjalani pendidikan di bangku
Sekolah Dasar dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2001 di SD Kartika II-3, Palembang. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke sekolah menengah pertama dari tahun 2001 sampai tahun
2004 di SMP Negeri 1 Palembang. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Plus Negeri 17 Palembang dan lulus pada tahun 2007.
Pada tahun 2007, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB USMI di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas
Ekonomi Manajemen. Selama masa perkuliahan, penulis aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah OMDA Ikatan Keluarga Mahasiswa Bumi Sriwijaya IPB, Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB BEM FEM-IPB, serta aktif pada kegiatan-kegiatan kepanitiaan di lingkungan FEM-IPB dan PKM di bidang artikel ilmiah, kewirausahaan, dan
penelitian.
1
I.
PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Sektor pariwisata di Indonesia saat ini semakin mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program
Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia yang mencanangkan program Visit Indonesia sejak tahun 2009. Keseriusan pemerintah terhadap sektor
pariwisata diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap perekonomian Indonesia.
Salah satu efek positif dari berkembangnya sektor pariwisata adalah dapat menurunkan angka pengangguran di suatu negara karena dengan berkembangnya
sektor ini dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar objek wisata tersebut Gunawan, et al., 2007. Dampak lain yang timbul
dari berkembangnya sektor pariwisata adalah efek berantai yang akan dapat menciptakan pula lapangan kerja di sektor lain yang terkait, serta dapat pula
membantu meningkatkan tingkat pendapatan dan standar hidup. Efek positif lain dari sektor pariwisata juga adalah dapat meningkatkan
cadangan devisa, serta dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik 2009,
penerimaan devisa negara Indonesia yang berasal dari sektor pariwisata pada tahun 2008 mengalami peningkatan yang signifikan dan mencapai angka 7,4
milliar dollar AS dari devisa tahun 2007 yang hanya sebesar 5,3 milliar dollar AS. Hal ini terbukti bahwa penerimaan devisa dari sektor ini mengalami peningkatan
sebesar 2,1 milliar dollar AS atau hampir mendekati angka 40.
2 Dilihat dari konteks pengelolaan lingkungan, pengelolaan pariwisata
berbasiskan alam dapat membantu upaya konservasi dan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati yang ada di dalam suatu objek wisata alam tersebut. Hal
ini dikatakan bahwa pariwisata berbasiskan alam merupakan instrumen yang dapat memadukan pembangunan ekonomi masyarakat sekitar dan upaya
konservasi. Sebagai upaya untuk menikmati dampak positif dari pariwisata, Indonesia
berupaya untuk segera memaksimalkan kegiatan di sektor pariwisata karena dari kegiatan ini dapat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat
pengangguran. Kegiatan wisata ini mampu memberikan banyak lapangan pekerjaan baru mulai dari pengadaan jasa akomodasi, usaha restoran, layanan
wisata, hingga bisnis cinderamata khas dari daerah setempat. Pengembangan sektor pariwisata dengan memperhatikan asas berkelanjutan juga akan dapat
menjadi kegiatan riil yang dapat mengurangi masalah kemiskinan di Indonesia. Pulau Sumatera memiliki banyak objek wisata alam yang menarik untuk
dikunjungi, begitu pula dengan objek wisata alam yang ada di Kota Palembang. Kota Palembang sebagai salah satu kota yang mendukung program Visit
Indonesia 2009 mampu menawarkan beberapa objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Dukungan bentang alam menjadi salah satu kekuatan dalam
pengembangan parwisata berbasiskan alam. Saat ini, pemerintah Kota Palembang terus mengembangkan objek wisata yang bernuansakan alam. Salah satu objek
wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut di Kota Palembang adalah Hutan Wisata Punti Kayu Palembang.
3 Hutan Wisata Punti Kayu Palembang merupakan satu-satunya hutan
wisata di Sumatera Selatan yang letaknya hanya enam kilometer dari pusat kota. Hutan wisata yang mengembangkan konsep konservasi dan perlindungan terhadap
keanekaragaman hayati, tentu memiliki nilai estetika pemandangan yang menarik, serta adanya hewan-hewan seperti Kera ekor panjang Macaca fasicicularis,
Beruk Macaca nemistriana, dan sebagainya
1
. Oleh karena itu, pengembangan
pariwisata ini dapat diharapkan pemerintah Kota Palembang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD Yuyus, 2010. Pada Tabel 1 di bawah ini, terlihat
jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Sumatera Selatan mencapai 2.676.513 wisatawan pada tahun 2008. Jumlah tersebut naik sebesar 285,27
jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya. Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Provinsi Sumatera Selatan Tahun
1998-2008 Tahun Jumlah
Wisatawan Asing
Jumlah Wisatawan Domestik
Jumlah 1998
14.634 160.139 174.773 1999
17.879 295.414 313.293 2000
18.577 375.163 393.740 2001
18.584 260.479 279.063 2002
20.990 264.141 307.131 2003
21.273 301.440 322.713 2004
17.192 325.235 342.427 2005
17.259 334.672 351.931 2006
17.647 529.280 546.927 2007
17.793 676.912 694.705 2008
18.056 2.658.457 2.676.513
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan 2009
1
http:www.puntikayu.com. [ 03 Mei 2010].
4 Adanya pengembangan kawasan wisata Hutan Wisata Punti Kayu
Palembang memberikan dampak kepada masyarakat sekitar untuk meningkatkan pendapatannya, meningkatkan kesempatan kerja, serta memberikan peluang
membuka usaha di sekitar objek wisata ini. Sejauh ini, belum diketahui besarnya dampak yang diberikan dari kegiatan wisata tersebut dalam hal perubahan kondisi
ekonomi masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian terhadap hal di atas agar mampu membantu masyarakat sekitar untuk lebih menyadari akan
pentingnya pengembangan kawasan objek wisata ini bagi peningkatan perekonomiannya, serta berusaha menggerakkan masyarakat setempat untuk
menjaga dan melindungi kawasan objek wisata tersebut. Hal lain yang dapat dilakukan adalah membantu pengelola kawasan wisata dalam mengevaluasi dan
meningkatkan pelaksanaan dari kegiatan wisata.
1.2. Perumusan Masalah