Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopal Penyadapan Getah Agathis spp.

Manuputty 1955 membagi kopal menjadi beberapa jenis yaitu : 1. Kopal Bua, adalah kopal tidak disadap, sebagian besar digali dari tanah, sebagian berasal dari luka-luka cabang yang kopalnya diambil beberapa bulan kemudian. 2. Kopal Loba, adalah kopal yang didapat dengan cara penyadapan pohon- pohon agathis dan sangat menyerupai getah lilin. Kopal ini keras dan berwarna kuning sampai coklat. 3. Kopal Melengket, adalah kopal yang dihasilkan dari kegiatan penyadapan kemudian dipungut dari pohon setelah dua atau tiga minggu. Kopal jenis ini berwarna sangat terang dan bersih. Menurut Riyanto 1980 diantara saluran kopal dan sel parenkim sel penyimpan cadangan makanan yang mengelilingi saluran kopal pada semua sisi terdapat keseimbangan osmotik. Jika dibuat luka pada kulit dalam maka saluran kopal akan terbuka. Dengan terbukanya saluran kopal maka keseimbangan osmotik mulai terganggu sehingga kopal keluar dari salurannya.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopal

Riyanto 1980 menyatakan bahwa potensi kopal secara kuantitatif pada dasarnya dipengaruhi dua faktor pokok, yaitu : 1. Faktor fasif yang terdiri dari kualitas tempat tumbuh, umur pohon, kerapatan tegakan, sifat genetik dan ketinggian tempat tumbuh dari permukaan laut 2. Faktor aktif yang terdiri dari kuantitas dan kualitas tenaga sadap, perlakuan kimia, dan pelakuan mekanis, seperti penutupan luka dengan plastik. Kelas ukuran diameter batang memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata. Semakin besar diameter batang semakin besar hasil kopal. Hal ini dapat dimengerti karena semakin besar diameter batang, maka lebar dan ketebalan kulit batang akan juga semakin besar. Dengan demikian semakin besar diameter batang akan semakin banyak jumlah jaringan epitel pada kulit batang yang memproduksi getah Lempang 1997. Menurut Dulsalam dan Sumantri 1985 keluarnya kopal dipengaruhi oleh tutup luka sadapan, arah sadapan dan lamanya penyadapan. Wratsongko 2005, menyatakan produksi kopal juga dipengaruhi oleh kondisi iklim pada lokasi penelitian. ketika kondisi hari hujan, kopal yang keluar dari jaringan kulit batang mengalir tidak tertampung pada gelas penampung melainkan meluap hingga jatuh ke permukaan tanah akibat gelas penampung terpenuhi oleh air hujan. Hal ini akan memberikan hasil yang berbeda pada saat dilakukan penimbangan dimana berat kopal cenderung jadi berkurang.

2.5 Penyadapan Getah Agathis spp.

Riyanto 1980 mengemukakan bahwa pohon Agathis yang diambil getahnya harus diambil dari pohon yang sehat. Pohon-pohon yang tidak sehat atau tidak normal busuk batang, kanker batang, dan terpuntir 30 sebaiknya tidak disadap walaupun menghasilkan getah yang lebih banyak, karena akan lebih mudah terserang penyakit sehingga akan menurunkan kualitas kayunya. Pohon Agathis yang diambil getahnya adalah pohon yang berdiameter 30 cm ke atas. Penyadapan getah Agathis juga dilakukan pada pohon yang telah berumur 21 tahun.

2.6 Stimulansia