2.2.2 Penyebaran dan Habitat
Marga agathis diperkirakan memiliki 21 jenis, 11 diantaranya terdapat di kawasan Malesia. Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Filipina, Maluku, sampai Selandia Baru. Agathis tumbuh baik di hutan hujan dataran rendah hingga pegunungan rendah, pada ketinggian hingga 2000 m dpl
Harjadi et al.1998. Nurhasybi dan Dede 2001 mengatakan bahwa daerah penyebaran alami Agathis loranthifolia meliputi Papua New Guinea, New Britain,
Indonesia Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Irian Jaya, Philipina, Malaya. Jenis ini umumnya tumbuh pada tempat yang memiliki kelembaban
3.000–4.000 mmtahun. Temperatur rata-rata tahunan 25–30°C. Pada dataran rendah, jenis ini ditemukan pada tanah berbatu seperti pasir podzolik pada hutan
kerangas, ultrabasa, tanah kapur, dan batuan endapan. Anakan jenis ini memerlukan naungan dan memperlihatkan pertumbuhan yang lambat selama
tahun pertama. Setelah bebas dari kompetisi dengan semak belukar, pertumbuhannya menjadi cepat, seperti terlihat pada sebagian besar hutan hujan
primer. Sistem perakaran sensitif terhadap kekurangan oksigen dan pohon tidak tahan genangan air. Di luar sebaran alaminya, telah di tanam di Jawa. Agathis
memerlukan drainase yang baik dan tumbuh pada kondisi tanah dengan pH 6,0 – 6,5 serta tahan terhadap tanah berat heavy soil dan keasaman.
2.2.3 Kegunaan
Menurut Harjadi
et al. 1998 kayu agathis digunakan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk bahan bangunan di dalam ruangan, kotak teh, papan
wol kayu, bahan kertas, dan kayu lapis. Damar dari pepagan dalam, yang dikenal dengan nama kopal, digunakan sebagai bahan pernis, linoleum, dupa, cat, dan lain
sebagainya.
2.2.4 Struktur Anatomi Kayu Konifer
Pandit dan Kurniawan 2008 menyatakan bahwa kelompok kayu daun jarum, sering juga disebut kayu lunak atau kayu konifer memiliki struktur kayu
lebih sederhana bila dibandingkan dengan struktur daun lebar dan juga sering
disebut sebagai kayu berstuktur homogen. Kayu konifer disusun oleh elemen-
elemen ke dalam 2 arah orientasi, yaitu : A.
Elemen-elemen yang bersifat prosenkim
a.
Trakeida
Sel trakeida terdapat pada semua jenis kayu jarum dan elemen ini merupakan komponen utama penyusun kayu daun jarum, hampir
90 - 95 kayu daun jarum disusun oleh sel-se trakeida. Panjang sel ini berkisar antara 1–7 mm. Pada dinding radial sel trakeid
penuh mengandung noktah berhalaman. b.
Trakeida Berdamar Sel ini umumnya terdapat pada zona transisi kayu gubal ke kayu
teras. Pada sel ini terjadi pengendapan zat-zat damar dalam lumen sel-sel trakeida yang berhubungan dengan se jari-jari. Warna
endapan umumnya coklat sampai kehitam-hitaman. c.
Trakeida Rantai Trakeida rantai terdapat pada jenis-jenis yang mempunyai sauran
damar aksial atau pada jenis-jenis yang memiliki parenkim aksial. Noktah halaman terdapat pada dinding radial maupun pada dinding
ujungnya. B.
Elemen-elemen yang bersifat Parenkim a.
Parenkim Aksial Parenkim aksial adalah sel yang umumnya berbentuk seperti kotak,
persegi empat kecuali sel-sel yang terdapat pada ujung-ujung yang berbentuk membulat atau meruncing. Sel ini umumnya mempunyai
dinding sel yang tipis bila dibandingkan sdengan sel trakeida. Sel ini tersusun dalam deretan vertikaldan pada lumen berisi zat
berwarna gelap dengan noktah sederhana pada dinding sel dan horisontal pada dinding ujungnya.
b. Parenkim Jari-jari
Pada penampang lintang jari-jari kayu akan nampak seperti garis- garis tipis yang mengarah ke empulur. Berdasarkan lebarnya jari-
jari kayu dapat terdiri dari jari-jari sempit bila disusun sari satu
atau dua baris sel dan jari-jari lebar bila disusun oleh lebih dari dua baris sel.
C. Pernoktahan Silang Jari-jari
Bila parenkim jari-jari bersinggungan dengan trakeida aksial maka akan terbentuk pasangan noktah setengah halaman halpbordered. Terkadang
pada dinding sel parenkim jari-jari didaerah pernoktahan silang jari-jari tidak terdapat noktah sehingga noktah halaman yang terdapat pada dinding
sel trakeida aksial akan menentukan sistem pernoktahan yang terbentuk. D.
Saluran Damar Normal Sauran damar merupakan saluran yang dibatasi oleh sel-sel epitel yang
sangat tipis yang berfungsi mengeluarkan zat-zat tertentu ke dalam saluran. Ada dua macam saluran berdasarkan arahnya di dalam batang,
yaitu : Saluran damar aksial yang sejajar dengan sumbu batang, dan saluran damar radial tegak lurus dengan sumbu batang yang memiliki
ukuran lebih besar. E.
Saluran Luka Traumatik Saluran traumatik terjadi akibat adanya luka-luka dalam batang pohon.
Saluran ini penyebarannya dalam deretan tangensial dan biasanya hanya terbatas pada bagian kayu awal. Saluran luka ini juga bisa radial atau
aksial tergantung arahnya dalam batang. Menurut Mandang dan Pandit 1997 ciri-ciri anatomi kayu Agathis adalah
tidak memiliki sel-sel pembuluh dalam kayunya, hanya terdapat trakeid, parenkimia aksial, dan jari-jari. Trakeid terdapat pada seluruh kayu kecuali pada
jari-jari empulur, tersusun secara teratur dalam baris-baris radikal dan tidak mempunyai isi. Parenkim dan saluran damar tidak ada, jari-jari empulur ada
sangat rapat seluruhnya tersusun sel-sel baring. Batas-batas lingkaran sangat
nyata, warna gubal tidak jauh berbeda dengan kayu teras.
2.3 Kopal