Efek Merokok Tembakau terhadap Saliva
Pada pemeriksaan GI dapat dinilai adanya inflamasi gingival dengan melihat apakah ada perdarahan atau tidak pada gigi yang diperiksa. Kriteria
skor GI adalah:
31
0 : gingiva normal. 1 : inflamasi ringan pada gingiva yang ditandai perubahan warna, sedikit
edema, palpasi tidak terjadi perdarahan. 2 : inflamasi gingiva sedang, warna merah, edema, berkilat, palpasi terjadi
perdarahan. 3 : inflamasi gingiva parah, warna cenderung berdarah seperti merah
menyolok, edema terjadi ulserasi, gingiva spontan. Sampai saat ini sudah ada penelitian yang melihat efek rokok terhadap
kesehatan gigi dan mulut. Arowojolu, dkk, tahun 2013 melakukan penelitian di India pada kelompok perokok dan non perokok untuk melihat efek
merokok pada kesehatan gingival dan status kesehatan mulut responden. Arowojolu, dkk, menggunakan metode potong lintang dengan membagi
responden dalam 2 kelompok, yaitu kelompok perokok dan non perokok, sebagai kontrol. Dari hasil penelitian tersebut dilaporkan bahwa OHIS dan GI
pada kelompok perokok lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok non perokok. Di Indonesia pun sudah ada penelitian mengenai efek rokok
terhadap kesehatan mulut, Emilia, 2009 melakukan penelitian efek rokok terhadap kondisi periodontal pada tukang becak di kelurahan Tanjung Reji
kota Medan yang salah satunya dinilai dengan indeks OHIS. Dan hasilnya menunjukkan indeks OHIS pada perokok lebih tinggi dibandingkan pada
kelompok non perokok.
33 34
Menurut Arowojolu, dkk, tingginya OHIS pada perokok berhubungan dengan fakta bahwa kandungan pada rokok, salah satunya tar dapat
menyebabkan adanya penodaan pada gigi, dimana permukaan gigi akan menjadi kasar dan mempercepat akumulasi plak pada gigi yang menandakan
buruknya kesehatan gigi dan mulut perokok. Peningkatan GI menandakan adanya inflamasi pada gingival, yang ditandai dengan adanya penurunan
aliran darah gingival yang dipengaruhi oleh nikotin. Rokok terdiri dari
substansi sitotoksik, seperti nikotin, yang dapat menginisiasikan danatau memperburuk penyakit periodontal. Selain itu penurunan pH saliva akibat
dari rokok dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Ketika pH saliva turun ada beberapa hal yang dapat terjadi di rongga mulut, yaitu peningkatan
mikroorganisme asidogenik, melarutkan komponen enamel gigi, serta merusak gigi dan jaringan sekitarnya akibat dari peningkatan konsentrasi ion
hidrogen. Hal tersebut di perburuk jika seseorang sudah mengalami karies gigi sehingga pH pada rongga mulut dapat lebih asam.
33