2. Landasan bagi Komunitas Ekonomi ASEAN adalah kepentingan
bersama di antara Negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas usaha-usaha integrasi ekonomi melalui kerja sama yang
sedang berjalan dan inisiatif baru dalam kerangka waktu yang jelas. 3.
Komunitas Ekonomi ASEAN perlu menjadikan ASEAN sebagai suatu pasar tunggal dan basis produksi, dengan mengubah keanekaragaman
yang menjadi karakter kawasan menjadi peluang bisnis yang saling melengkapi.
4. Komunitas Ekonomi ASEAN perlu menjamin bahwa perluasan dan
pendalaman integrasi ASEAN harus dibarengi dengan kerja sama teknik dan pembangunan dalam usaha mengatasi jurang pembangunan
dan mempercepat integrasi ekonomi anggota baru Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam.
5. Untuk mencapai komunitas ekonomi yang terintegrasi secara penuh,
ASEAN perlu menerapkan langkah-langkah liberalisasi dan kerja sama.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan ditempuh dalam memperoleh data-data atau bahan-bahan dalam penelitian ini meliputi:
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang mengacu pada norma-norma
hukum yang terdapat dalamperaturan perundang-undangan dan putusan
pengadilan
18
2. Data dan Sumber data
. Pada penelitian hukum normatif yang dipergunakan adalah merujuk pada sumber bahan hukum, yakni penelitian yang mengacu pada
norma-norma hukum yang terdapat dalam perangkat hukum. Adapaun sifat penelitian ini adalah bersifat deskriptif analisis, yaitu
penelitian ini hanya untuk menggambarkan tentang situasi atau keadaan yng terjadi terhadap permasalahan yang telah di kemukakan dengan
membatasi kerangka studi kepada suatu analisis terhadap Asean Tourism Agreement
ATA 2002 dalam hubungan dengan Asean Economic Community
2015 dan pengaruhnya terhadap Indonesia.
Data yang digunakan dalam penelitian skripsi adalah diperoleh dari: a
Bahan hukum primer, yaitu bahan yang mengikat yakni: peratuan perundang-undangan terkait, seperti: Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Pengesahan Asean Tourism
Agreement Persetujuan Pariwisata Asean, Konvensi Wina Tahun 1969 tentang Hukum Perjanjian, dan ASEAN Tourism Agreement
tahun 2002. b
Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti: hasil-hasil penelitian, hasil-hasil
seminar, karya dari pakar hukum, dan lain sebagainya.
18
Soerdjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif,Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, h. 14.
c Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan primer dan sekunder, seperti
kamus besar Bahasa Indonesia dan Ensiklopedia
19
3. Teknik Pengumpul Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah studi dokumen, yaitu pengumpulan data dengan cara penelusuran
kepustakaan. Penelitian kepustakaan Library Research dilakukan dengan cara meneliti sumber bacaan yang berhubungan dengan topik dalam
skripsi ini, seperti buku-buku hukum, majalah hukum, artiket-artikel, peraturan perundang-undangan, pendapat para sarjana dan bahan-bahan
lainnya. 4.
Analisis Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri dari Peraturan-
Perundang-Undangan yang terkait, Perjanjian Internasional terkait, kemudian dikaitkan dengan data-data dari buku-buku mengenai hukum
perjanjian internasional, hukum organisasi internasional, ASEAN Economic Community
, dan buku-buku yang terkait dengan judul penelitian, selain itu terdapat juga data dari artikel-artikel hukum, dan hasil
seminar yang didalamnya terdapat beberapa data berbentuk tabel, grafik, dan gambar.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari 5 Bab, masing-masing bab terdiri dari:
19
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, h. 370.
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini merupakan bagian pendahuluan dari keseluruhan skripsi ini yang didalamnya mencakup latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 BAGI MASYARAKAT ASEAN
Pada Bab II akan memaparkan sejarah tentang ASEAN sebagai organisasi internasional dan gambaran umum tentang ASEAN
Economic Community 2015 sebagai salah satu dari program ASEAN
Community 2015, dari proses menuju ASEAN Economic Community
2015, struktur kelembagaan ASEAN Economic Community 2015 serta karakteristik dan elemen kerja ASEAN Economic Community
2015.
BAB III ASEAN TOURISM AGREEMENT ATA 2002 DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL
Pada Bab III akan memaparkan gambaran umum tentang perjanjian internasional, gambaran umum tentang ASEAN Tourism Agreement
ATA 2002, mengenai latar belakang, tujuan dan manfaat serta pokok-pokok ketentuan yang terdapat dalam ASEAN Tourism
Agreement ATA 2002, dan penjelasan mengenai ASEAN Tourism
Agreement ATA 2002 dalam perspektif hukum perjanjian
internasional.
BAB IV ASEAN TOURISM AGREEMENT ATA 2002 DALAM HUBUNGANNYA TERHADAP ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY 2015 DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA
Pada Bab IV penulis akan menyatukan bagian-bagian yang saling berkaitan dari bab-bab sebelumnya dan menyatukannya menjadi satu
bagian sebagai kumpulan fakta-fakta untuk menjawab permasalahan yang ada. Pada bagian ini juga akan dipaparkan pengaruh terhadap
Indonesia atas pemberlakuan ASEAN Tourism Agreement ATA 2002 yang meliputi hak dan kewajiban yang diterima Indonesia dan
ASEAN Economic Community 2015 yang meliputi hak dan kewajiban yang diterima Indonesia serta pemberlakuan ASEAN
Tourism Agreement ATA 2002 dan ASEAN Economic Community
2015 di Indonesia.
BAB V PENUTUP
Pada Bab V merupakan bagian penutup dari skripsi ini, terdiri dari kesimpulan dan saran. Pada bagian kesimpulan penulis akan
memberi simpulan dari jawaban permasalahan pada rumusan masalah yang sudah dijawab pada Bab 2 - Bab 4. Pada bagian saran
penulis akan memaparkan gagasan yang dimiliki oleh penulis berdasarkan dari temuan fakta-fakta yang telah dikemukakan pada
bab-bab sebelumnya. Selanjutnya penulis juga akan memberikan
saran sebagai bentuk rekomendasi untuk melengkapi Bab V ini.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015
BAGI MASYARAKAT ASEAN E.
Sejarah Terbentuknya ASEAN
Pembentukan Association of South East Asian Nations ASEAN dilatarbelakangi oleh kekhawatiran negara-negara Asia Tenggara terhadap
ancaman external dan internal di kawasan ini pada tahun 1960-an. Ancaman external adalah semakin kuatnya pengaruh komunisme di kawasan Asia
umumnya. Selain itu perang Vietnam pada waktu itu semakin panas. Ancaman internal adalah adanya pertikaian sesama negara di kawasan ini,
misalnya konfrontasi antara Malaysia dan Indonesia
20
Secara geopolitik dan geoekonomi, kawasan Asia Tenggara memiliki nilai yang sangat strategis. Namun sebelum ASEAN didirikan, berbagai
konflik kepentingan juga pernah terjadi diantara sesama negara-negara Asia Tenggara seperti konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia, klaim teritorial
antara Malaysia dan Filipina mengenai Sabah, serta berpisahnya Singapura dari Federasi Malaysia. Dilatarbelakangi oleh hal itu, negara-negara Asia
Tenggara menyadari perlunya dibentuk kerjasama untuk meredakan rasa saling curiga dan membangun rasa saling percaya, serta mendorong
kerjasama pembangunan kawasan. Sebelum ASEAN terbentuk pada tahun 1967, negara-negara Asia Tenggara telah melakukan berbagai upaya untuk
menggalang kerjasama regional baik yang bersifat intra maupun ekstra .
20
Ibid, h. 111.
kawasan seperti Association of Southeast Asia ASA, Malaya, Philipina, Indonesia MAPHILINDO, South East Asian Ministers of Education
Organization SEAMEO, South East Asia Treaty Organization SEATO
dan Asia and Pacific Council ASPAC. Namun organisasi-organisasi tersebut dianggap kurang memadai untuk meningkatkan integrasi kawasan
21
Untuk mengatasi perseturuan yang sering terjadi di antara negara- negara Asia Tenggara dan membentuk kerjasama regional yang lebih kokoh,
maka lima negara yang merupakan founding father .
22
Deklarasi tersebut menandai berdirinya Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara Association of South East Asian NationsASEAN. Masa
awal pendirian ASEAN lebih diwarnai oleh upaya-upaya membangun rasa saling percaya confidence building antar negara anggota guna
ASEAN Association South East Asian Nations
, yaitu Adam Malik dari Indonesia, Thanat Koman dari Thailand, S. Raja Ratnam dari Singapura, Narsisco Ramos dari Pilipina,
dan Tun Abdul Razak dari Malaysia berkumpul pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok menorehkan sejarah di regional Asia Tenggara membangun suatu
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara yang kemudian dikenal dengan Deklarasi Bangkok.
Brunei Darussalam kemudian bergabung pada tanggal 8 Januari 1984, Vietnam pada tanggal 28 Juli 1995, Lao PDR dan Myanmar pada tanggal 23
Juli 1997, dan Kamboja pada tanggal 30 April 1999.
21
Buku Menuju ASEAN Economic Community 2015, hal 1-3, diakses melaui http:www.ditjenkpi.kemendag.go.id2Fwebsite_kpi2FUmum2FSetditjen2FBuku2520
Menuju2520ASEAN2520ECONOMIC2520COMMUNITY25202015.pdf pada tanggal 28-11-2014.
22
Ade Maman Suherman, Op.cit, h. 142.
mengembangkan kerjasama regional yang bersifat kooperatif namun belum bersifat integratif. Tujuan dibentuknya ASEAN seperti yang tercantum dalam
Deklarasi Bangkok adalah untuk : 1.
Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan kebudayaan di kawasan ini melalui usaha bersama
dalam semangat kesamaan dan persahabatan untuk memperkokoh landasan sebuah masyarakat bangsabangsa Asia Tenggara yang
sejahtera dan damai; 2.
Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum di dalam hubungan antara
negara-negara di kawasan ini serta mematuhi prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa;
3. Meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam
masalahmasalah yang menjadi kepentingan bersama di bidang-bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi;
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana pelatihan dan
penelitian dalam bidang-bidang pendidikan, profesi, teknik dan administrasi;
5. Bekerjasama secara lebih efektif guna meningkatkan pemanfaatan
pertanian dan industri mereka, memperluas perdagangan dan pengkajian masalahmasalah komoditi internasional, memperbaiki
sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi, serta meningkatkan taraf hidup rakyat mereka;
6. Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara; dan
7. Memelihara kerjasama yang erat dan berguna dengan berbagai
organisasi internasional dan regional yang mempunyai tujuan serupa, dan untuk menjajali segala kemungkinan untuk saling bekerjasama
secara erat di antara mereka sendiri. Adapun prinsip utama dalam kerjasama ASEAN, seperti yang terdapat dalam
Treaty of Amity and Cooperation in SouthEast Asia TAC pada tahun 1976
adalah: 1.
Saling menghormati; 2.
Kedaulatan dan kebebasan domestik tanpa adanya campur tangan dari luar;
3. Non interference;
4. Penyelesaian perbedaan atau sengketa dengan cara damai;
5. Menghindari ancaman dan penggunaaan kekuatansenjata; dan
6. Kerjasama efektif antara anggota.
Dalam tahun-tahun pertama pembentukannya, ASEAN tidak begitu aktif. Tidak banyak kebijakan dan pengaturan bersama yang berhasil
dikeluarkan. ASEAN baru kelihatan kegiatannya pada bulan Februari 1976 ketika pertemuan tingkat tinggi para penguasa ASEAN di Bali. Pertemuan di
Bali ini menghasilkan 3 kesepakatan penting yakni: 1 The Agreement of Establishment of the Permanent Secretariat of
ASEAN; 2 The ASEAN of Concord
; 3 The Treaty of Amity and Cooperation in South-East Asia. Ketiga
kesepakaan ini beserta deklarasi ASEAN tahun 1967 menjadi instrumen penting ASEAN
23
F. Proses Menuju Kesepakatan Asean Economic Community 2015