B. ASEAN Tourism Agreement 2002
1.
Latar Belakang ASEAN Tourism Agreement ATA 2002
Kepala-kepala PemerintahanNegara Anggota Asosiasi Negara Asia Tenggara menyadari kepentingan strategis industri pariwisata bagi
pertumbuhan sosial – ekonomi negara anggota ASEAN yang berkelanjutan dan keragaman budaya, ekonomi, dan keunggulan-keunggulan yang saling
mendukung di seluruh kawasan, yang akan memberikan manfaat bagi pembangunan pariwisata ASEAN dalam upaya meningkatkan kualitas
hidup, perdamaian, dan kemakmuran kawasan. Beberapa pertemuan ASEAN juga telah membahas mengenai pengembangan pariwisata di
ASEAN seperti Pada Deklarasi Manila tanggal 15 Desember 1987, ASEAN bertekad untuk mendorong perjalanan intra ASEAN dan
memperkuat industri pariwisata ASEAN. Lalu pada Rencana Aksi Ha Noi yang telah disahkan pada KTT ke-6 yang diadakan di Ha Noi pada tanggal
15-16 Desember 1998, dan Kesepakatan Kerjasama Pariwisata ASEAN Tingkat Menteri, yang ditandatangani tanggal 10 Januari 1998 di Cebu,
Filipina, antara lain mencakup pengembangan dan promosi ASEAN sebagai destinasi wisata tunggal yang memiliki standar, sarana dan daya
tarik wisata kelas dunia. Selanjutnya pada tujuan kerangka kerja persetujuan ASEAN di bidang jasa, yang ditandatangani di Bangkok pada
tanggal 15 Desember 1995, berisi prinsip-prinsip dasar dan cakupan perundingan mengenai perdagangan jasa antar Negara Anggota ASEAN
yang menuju liberalisasi perdagangan jasa intra-ASEAN komitmen
ASEAN terhadap peraturan-peraturan dan prinsip-prinsip persetujuan umum mengenai perdagangan jasa dan kebijakan pelaksanaannya pada
industri pariwisata
59
2.
Tujuan dan Manfaat ASEAN Tourism Agreement ATA 2002
. Mengingat bahwa perbedaan tingkat pembangunan ekonomi dan latar
belakang keragaman budaya negara anggota ASEAN serta peran penting pariwisata dalam memperkecil jurang pembangunan antar negara anggota
ASEAN dan dalam mendorong saling pengertian dan stabilitas kawasan maka perlunya upaya memperkuat, memperdalam dan memperluas
kerjasama di bidang pariwisata antar negara anggota ASEAN dan antar sektor-sektor swasta sesuai dengan sifat daya tarik wisata yang saling
mendukung. Untuk mewujudkan perjalanan ke dan di dalam ASEAN yang lebih mudah dan lebih efisien diperlukan kerja sama dari negara-negara
anggota ASEAN sebagai bentuk promosi ASEAN dan pengembangan pariwisata di kawasan.
ASEAN Tourism Agreement adalah salah satu cara untuk mewujudkan itu semua dan dapat membantu pengembangan pembangunan
negara-negara ASEAN melalui sektor pariwisata.
Tujuan dari dibentuknya ASEAN Tourism Agreement ATA 2002
60
59
Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Pengesahan ASEAN Tourism agreement Persetujuan Pariwisata Asean.
60
Pasal 1
Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Pengesahan ASEAN Tourism agreement Persetujuan Pariwisata Asean.
, adalah:
a
Melakukan kerjasama dalam memudahkan perjalanan ke dan di dalam ASEAN;
b
Meningkatkan kerjasama industri pariwisata antar negara anggota ASEAN untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing;
c
Pada dasarnya mengurangi hambatan-hambatan dalam perdagangan jasa pariwisata dan perjalanan antar negara anggota ASEAN;
d
Membangun suatu jaringan terpadu jasa pariwisata dan perjalanan untuk memaksimalkan sifat daya tarik wisata kawasan yang saling
mendukung;
e
Meningkatkan pembangunan dan promosi ASEAN sebagai destinasi wisata tunggal yang memiliki standar, sarana dan daya tarik wisata
kelas dunia;
f
Meningkatkan upaya saling bantu dalam pengembangan sumber daya manusia dan memperkuat kerjasama dalam membangun, memperbaiki
dan memperluas jasa dan fasilitas pariwisata di ASEAN; dan
g
Menciptakan kondisi yang mendukung sektor pemerintah dan swasta untuk lebih terlibat dalam pembangunan pariwisata, perjalanan intra-
ASEAN dan investasi di bidang jasa dan fasilitas pariwisata. 3.
Pokok-pokok Ketentuan dalam ASEAN Tourism Agreement ATA 2002
Pokok-pokok ketentuan dalam ASEAN Tourism Agreement ATA 2002 meliputi:
a Fasilitas transportasi
61
Untuk transportasi udara negara anggota wajib melakukan kerja sama dalam meningkatkan aksesibilitas melalui udara ke dan antar
negara anggota melalui liberalisasi jasa penerbangan secara progresif, kemudian meningkatkan efisiensi pengelolaan bandara dan jasa-jasa
yang terkait, serta mendorong kerjasama dan pengaturan komersial antar perusahaan-perusahaan penerbangan ASEAN.
Mengenai transportasi melalui laut, negara anggota wajib membuat kebijakan-kebijakan yang tepat untuk mendorong pengembangan
wisata kapal pesiar, perjalanan menggunakan feri, dan perahu pesiar dengan menyediakan prasarana yang memadai dan memfasilitasi
perjalanan tanpa batas. Untuk transportasi darat, negara anggota wajib memfasilitasi
pengangkutan ke dan di dalam ASEAN dengan meningkatkan kerjasama dalam mengembangkan langkah-langkah untuk mendukung
perjalanan wisata yang efisien dan aman yang berkaitan dengan angkutan darat. Dari ketiga jenis transportasi yang akan di dukung oleh
negara-negara anggota ASEAN, setiap perusahaan transportasi wajib menyediakan asuransi perjalanan.
b Kualitas pariwisata
62
61
Pasal 3 Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Pengesahan ASEAN Tourism agreement Persetujuan Pariwisata Asean.
62
Pasal 5 Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Pengesahan ASEAN Tourism agreement Persetujuan Pariwisata Asean.
Untuk menjamin terwujudnya pariwisata yang berkualitas dapat melalui mendorong pemerintah dan masyarakat setempat di semua
lapisan untuk menjalankan program-program yang menjamin pelestarian, konservasi, promosi warisan alam, budaya dan sejarah-
sejarah egara anggota ASEAN, serta mendorong para pengunjung untuk memahami, menghargai, dan membantu pelestarian warisan
alam, budaya dan sejarah Negara-negara anggota ASEAN. Untuk melindungi lingkungan di setiap tempat wisata, dilakukan
penerapan standar-standar pengelolaan lingkungan dan program- program sertifikasi bagi pariwisata yang berkelanjutan dan untuk
menilai serta memantau dampak pariwisata terhadap masyarkat, budaya dan alam setempat, khususnya di wilayah-wilayah lingkungan dan
budayanya sensitif. Kemudian menggunakan teknologi ramah lingkungan untuk melestarikan dan memelihara warisan alam,
ekosistem dan keanekaragaman hayati, dan untuk melindungi flora dan fauna, serta mikro organisme yang terancam punah.
Untuk melengkapi itu semua, negara anggota wajib mengambil langkah-langkah tegas untuk mencegah penyimpangan yang terkait
dengan pariwisata dan eksploitasi manusia, khususnya wanita dan anak- anak.
c Keselamatan dan keamanan pariwisata
63
63
Pasal 6 Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Pengesahan ASEAN Tourism agreement Persetujuan Pariwisata Asean.
Untuk menjamin keselamatan dan keamanan wisatawan selama berkunjung ke tempat-tempat wisata, negara anggota akan
meningkatkan kerjasama antar institusi penegak hukum yang bertanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan wisatawan,
kemudian mengintensifkan pertukaran informasi mengenai hal-hal keimigrasian antar institusi penegak hukum dan mengambil langkah-
langkah yang perlu untuk menjamin sistem komunikasi dan bantuan
yang memenuhi kebutuhan pengunjung.
d Pengembangan sumber daya manusia
64
Negara anggota wajib bekerja sama dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang industri pariwisata dengan merumuskan
pengaturan tanpa hambatan untuk memudahkan negara naggota ASEAN menggunakan tenaga ahli pariwisata professional dan tenaga
kerja yang terampil yang ada di kawasan berdasarkan pengaturan bilateral, mengadakan program pendidikan dan pelatihan pariwisata
yang kurikulum pendidikan dan keterampilan pariwisata sudah merumuskan standar kompetensi dan prosedur sertifikasi, yang
mengarah pada saling pengakuan atas keterampilan dan kualifikasi di kawasan ASEAN. Kemudian melakukan kerjasama dengan negara-
negara lain, kelompok negara dan lembaga-lembaga internasional serta memperkuat kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengembangan
sumber daya manusia di bidang pariwisata.
64
Pasal 8 Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Pengesahan ASEAN Tourism agreement Persetujuan Pariwisata Asean.
C. ASEAN Tourism Agreement 2002 Dalam Perspektif Hukum Perjanjian