6 . Kerangka Teori 6. 1 . Teori Desentralisasi

I. 6 . Kerangka Teori

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan kerangka teori sebagai landasan atau pedoman berpikir. Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi defenisi dan proposis untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. Ringkasnya, teori adalah hubungan suatu konsep dengan konsep lainnya untuk menjelaskan fenomena tertentu. 7 Konsep merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Atau konsep adalah suatu kata atau lambangyang menggambarkan kesamaan-kesamaan dalam berbagai gejala walaupun berbeda. 8

I. 6. 1 . Teori Desentralisasi

Secara etimologi istilah desentralisasi berasal dari bahasa latin, yaitu “de” berarti lepas dan “centrum” berarti pusat. Jadi menurut perkataan berasal desntralisasi adalah melepas dari pusat. 9 Menurut Henry Maddick dalam Juanda, desentralisasi merupakan pengalihan kekuasaan secara hokum untuk melaksanakan fungsi yang spesifik maupun residual yang menjadi kewenangan pemerintah daerah. 10 7 Masri Singarimbun Sofian Effendi,1989. Metode Penelitian Survey, Jakarta : LP3ES, hal 37 8 Rianto Adi,2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta : Granit, hal 27 9 Juanda, 2004. Hukum Pemerintahan Daerah, PT Alumni Bandung, hal 117 10 Ibid 118 Universitas Sumatera Utara Desentralisasi menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, menyebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara otonomi daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ada dua jenis desentralisasi, yakni desentralisasi territorial dan desentralisasi fungsional. Desentralisasi territorial adalah penyerahan kekuasan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri otonomi dan batas pengaturan tersebut adalah daerah. Sedangkan desentralisasi fungsional adalah penyerahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus fungsi tertentu dan batas pengaturan termaksud adalah jenis fungsi itu sendiri, misalnya soal pertanahan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Istilah otonomi daerah dan desentralisasi memiliki perbedaan kecenderungan. Istilah otonomi daerah cenderung bermain dalam aspek politik kekuasaan negara sedangkan istilah desentralisasi cenderung berada dalam wilayah administrasi negara. Namun kedua konsep tersebut tidak dapat dipisahkan. Oleh karena otonomi daerah di Indonesia dapat terselenggara karena adanya kebijakan desentralisaasi dan konsep otonomi daerah itu sendiri merupakan aktualisasi dari adanya kebijakan desentralissi tersebut. Universitas Sumatera Utara Otonomi daerah pada hakikatnya adalah hak setiap daerah untuk mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan desentralisai pada hakikatnya adalah pendelegasian kewenangan. Dengan demikian, otonomi daerah tidak mungkin terselenggara tanpa adanya desentraliisasi dan desentralisaasi di Indonesia hanya dapat diaktualkan melalui penyelenggaraan otonomi daerah. 11 Posisi kebijakan otonomi daerah sebagai sebuah proyek pengembalian harga diri pemerintah dan masyarakat daerah. Di masa lalu, banyak masalah di daerah yang tidak tertangani dengan baik karena keterbatasan kewenangan pemerintah daerah di bidang itu. Ini berkenaan antara lain dengan konflik pertanahan, kebakaran hutan, pengelolaan pertambangan, perizinan investasi, perusakan lingkungan, alokasi anggaran dan dana subsidi pemerintah pusat, penetapan prioritas pembangunan, penyusunan organisasi pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan daerah, pengangkatan dalam jabatan struktural, perubahan batas wilayah administrasi, pembentukan kecamatan, kelurahan dan desa serta pemilihan kepala daerah. Keterbatasan wewenang daerah berdampak pada tumpulnya kreativitas untuk mengembangkan sumber daya alam maupun sumber daya manusia, termasuk upaya pemerintah untuk memperkecil rentang kendali beban-beban rutin dan teknis. tujuan utama dari kebijakan desentralisasi di satu pihak membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak perlu dalam menangani urusan domestik, sehingga ia 11 www.otonomidaerah.com diakses pada 29 Mei 2014, Pukul 19.30 wib Universitas Sumatera Utara berkesempatan untuk mempelajari, memahami dan merespon berbagai kecenderungan global dan mengambil manfaat dari padanya. Pada saat yang sama pemerintah pusat diharapkan lebih mampu berkonsentrasi para perumusan kebijakan makro nasional yang bersifat strategis. Di lain pihak, dengan desentralisasi kewenangan pemerintah ke daerah, maka daerah akan mengalami proses pemberdayaan yang signifikan. Kemampuan prakarsa dan kreativitas mereka akan terpacu, sehingga kapabilitas dalam mengatasi berbagai masalah domestik akan semakin kuat. Desentralisasi merupakan symbol trust dari pemerintah pusat. Sistem daerah otonom berdasarkan asas desentralisasi, pemerintah melakukan urusan penyelenggaraan rumah tangga sendiri telah didelegasikan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, dinyatakan memiliki kewenangan untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri, sehingga dikenal tiga ajaran dalam pembagian penyelenggaran pemerintah negara, yakni : 1. Ajaran rumah tangga materiil, yaitu untuk mengetahui yang manakah urusan rumah tangga daerah atau pusat 2. Ajaran rumah tangga formil, yaitu urusan rumah tangga daerah dengan penyerahannya didasarkan atas peraturan perundang-undangan Universitas Sumatera Utara 3. Ajaran rumah tangga riil; yaitu urusan rumah tangga yang didasarkan kepada kebutuhan riil atau keadaan nyata 12 Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerahotonom bermakna peralihan kewenangan secara delegasi, lazim disebut delegation of authority. Dengan demikian, pemberi delegasi kehilangan kewenangan itu, semuaberalih kepada penerima delegasi. Pada hakekatnya pemerintahan daerah melaksanakan asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan urusan penyelenggaraan pemerintahan wajib dan pilihan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

I. 6. 2 . Konsep Good Governance