6. 2 . Konsep Good Governance Peran Kepala Daerah Dalam Wewujudkan Good Governance

3. Ajaran rumah tangga riil; yaitu urusan rumah tangga yang didasarkan kepada kebutuhan riil atau keadaan nyata 12 Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerahotonom bermakna peralihan kewenangan secara delegasi, lazim disebut delegation of authority. Dengan demikian, pemberi delegasi kehilangan kewenangan itu, semuaberalih kepada penerima delegasi. Pada hakekatnya pemerintahan daerah melaksanakan asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan urusan penyelenggaraan pemerintahan wajib dan pilihan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

I. 6. 2 . Konsep Good Governance

Kata Good Governance terdiri dari dua kata “good” dan “governance”. Arti good dalam good governance mengandung dua pengertian,yaitu pertama : nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat yang dalam pencapaian tujuan nasional kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial; serta kedua, aspek- aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sedangkan Governance atau 12 Jimly, Asshiddiqie,2007 Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Pasca Reformasi. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer, Hal 423. Universitas Sumatera Utara kepemerintahan dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai “the act, fact, manner of governing” atau “tindakan, fakta, cara-cara penyelenggaraan pemerintahan”. 13 Untuk kata “pemerintah” dan “pemerintahan” dalam bahasa inggris digunakan kata “government” yang berasal dari kata “to govern” yang artinya perintah atau memerintahkan. Istilah “to govern” berbeda dengan istilah “to command” ataupun “to order” meskipun memiliki arti dasar perintah. “Memerintah” diartikan diartikan menguasai atau mengurus negara atau daerah sebagai bagian dari negara. Dengan demikia n, kata “pemerintah” berarti kekuasaan untuk memerintah suatu negara. “Pemerintah” menunjuk kepada kesatuan aparatur atau badan lembaga dan ditafsirkan pula sebagai “pengelola atau pengurus”. Sedangkan “pemerintahan menunjuk kepada perbuatan atau cara atau urusan memerintah, misalnya pemerintahan yang adil, pemerintahan yang bersih, pemerintahan yang demokratis dan sebagainya. United Nations Development Programme UNDP mengartikan istilah governance sebagai suatu exercise dari kewenangan politik, ekonomi, dan administrasi untuk menata, mengatur dan mengelola masalah-masalah sosialnya. Istilah “governance” menunjukkan suatu proses di mana rakyat bisa mengatur ekonominya, institusi dan sumber-sumber sosial dan politiknya, tidak hanya dipergunakan untuk pembangunan, tetapi juga untuk menciptakan kohesi, integrasi 13 Leo Agustino, 2007. Perihal Politik, Yogyakarta : Graha Ilmu, hal 182 Universitas Sumatera Utara dan untuk kesejahteraan rakyatnya. Dengan demikian jelas sekali, bahwa kemampuan suatu negara mencapai tujuan-tujuan pembangunan itu sangat tergantung pada kualitas tata kepemerintahannya di mana pemerintah melakukan interaksi dengan organisasi-organisasi komersial dan civil society. 14 Sementara itu Bank Dunia World Bank mengartikan good governance sebagai penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha. 15 Tata kepemerintahan yang baik good governance dapat disimpulkan sebagai suatu proses pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan yang sejalan dengan demokrasi pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Dengan kata lain good governance menunjuk pada suatu penyelenggaraan negara yang bertanggung jawab serta efektif dan efisien dengan menjaga kesinergisan interaksi konstruktif diantara institusi negarapemerintah state, sektor swastadunia usaha private sector dan masyarakat civil society. Dengan demikian, paradigma good governance 14 Mifthah Thoha,2003. Birokrasi dan Politik Indonesia, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, hal 63 15 Koirudin, 2005. Sketsa Kebijakan Desentralisasi di Indonesia Format Masa Depan Otonomi Menuju Kemandirian Daerah, Malang : Averroes Press, hal 159 Universitas Sumatera Utara menekankan arti penting kesejajaran hubungan antara domain negara, sektor swastadunia usaha dan masyarakat. Ada tiga teori yang menjadi kunci dalam pembahasan mengenai konsep good governance yaitu : 16 1. Teori Political Society masyarakat politik : partai politik, birokrasi, negara adalah kumpulan organisasi-organisasi dalam masyarakat yang tujuan pendirian dan aktivitas utamanya adalah untuk memperoleh dan menjalankan kekuasaan politik. 2. Teori Economic Society masyarakat ekonomi adalah kumpulan organisasi-organisasi-organisasi di dalam masyarakat yang tujuan pendirian dan aktivitas utamanya adalah untuk memperoleh keuntungan finansial. 3. Teori Civil Society masyarakat sipil masyarakat madani adalah kumpulan organisasi-organisasi di dalam masyarakat yang tujuan pendirian dan aktivitas utamanya memiliki empat ciri : a. Non politis dan non ekonomi; b. inisiatif pendiriannya datang dari bawah grassroots; c. menjunjung pluralitas; dan d. Mengembangkan demokrasi egaliter. 16 Adi Sujatno, 2007 Moral Dan Etika Kepemimpinan : Merupakan landasan ke arah kepemerintahan yang baik Good Governance, Jakarta : Team4s, hal. 42-43 Universitas Sumatera Utara Dalam wacana good governance terdapat sekumpulan nilai yang perlu diterapkan. Sebagian dari nilai tersebut sebenarnya telah ada dan berkembang sejak lama dalam kehidupan bernegara maupun dalam budaya masyarakat Indonesia. Setidaknya terdapat empat belas nilai yang menjadi prinsip good governance, yaitu : 1. Wawasan ke depan Visionary 2. Keterbukaan dan Transparansi Opennes and Transparancy 3. Paritisipasi masyarakat Participation 4. Akuntabilitas Accontability 5. Supermasi hukum Rule of law 6. Demokrasi Democracy 7. Profesionalisme dan Kompetensi Profesionalism and Competency 8. ResponsibilitasDaya Tanggap Responsibility 9. Efesiensi dan Efektifitas Efficiency and Effectivity 10. Desentralisasi Decentralization 11. Kemitraan atau kerjasama dengan dunia usaha dan masyarakat Private sector and civil society partnership 12. Komitmen terhadap pengurangan kesenjangan Commitment to reduce inequality 13. Komitmen terhadap perlindungan lingkungan hidup Commitment to environmental protection Universitas Sumatera Utara 14. Komitmen pada pasar yang adil Commitment to fair market. Good governance sebagai upaya untuk mencapai pemerintahan yang baik maka harus memiliki beberapa bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai, yang meliputi : 1 Politik Merupakan bidang yang sangat riskan dengan lahirnya masalah, karena seringkali menjadi penghambat bagi terwujudnya good governance. Konsep politik yang kurang bahkan tidak demokratis yang berdampak pada berbagai persoalan di lapangan. Krisis politik yang saat ini terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan sistem politik yang kurang demokratis. Maka perlu dilakukan pembaharuan politik yang menyangkut berbagai masalah penting seperti: a. UUD NKRI 1945, yang merupakan sumber hukum dan acuan pokok penyelenggaraan pemerintahan. Maka dalam penyelenggaraannya harus dilakukan untuk mendukung terwujudnya good governance. Konsep good governance itu dilakukan dalam pemilihan presiden langsung, memperjelas susunan dan kedudukan MPR dan DPR, kemandirian lembaga peradilan, kemandirian kejaksaan agung danpenambahanpasal-pasal tentang hak asasi manusia. Universitas Sumatera Utara b. Perubahan UU Politik dan UU Keormasan yang lebih menjamin partisipasi dan mencerminkan keterwakilan rakyat. c. Reformasi agraria dan perburuhan d. Mempercepat penghapusan peran sosial politik TNI e. Penegakansupremasihokum. 2 Ekonomi Ekonomi Indonesi amemang sempat terlepas dari krisis global yang bahkan bisa menimpa Amerika Serikat. Namun keadaan Indonesia saat ini masih terbilang krisis karena masih banyaknya pihak yang belum sejahtera dengan ekonomi rakyat. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja pemerintahan secara menyeluruh. 3 Sosial Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap kepentingan masyarakat yang terpenuhi haknya dalam kepentingan umum adalah perwujudan nyata good governance. Masyarakat selain menuntut perealisasikan haknya tetapi juga harus memikirkan kewajibannya dengan berpartisipasi aktif dalam menentukan berbagai kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah nyata menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. Namun keadaan Indonesia saat Universitas Sumatera Utara ini masih belum mampu memberikan kedudukan masyarakat yang berdaya di hadapan negara. Karena diberbagai bidang yang didasari kepentingan sosial masih banyak timbul masalah sosial. Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28 bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang- undang”. Masyarakat diberikan kesempatan untuk membentuk golongan dengan tujuan tertentu selama tidak bertentangan dengan tujuan negara. Namun konflik antar golongan yang masih sering terjadi sangat kecil kemungkinan good governance bisa ditegakkan. Maka good governance harus ditegakkan dengan keadaan masyarakat dengan konflik antar golongan tersebut. 4 Hukum Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai hukum sebagai isnstrumen untuk mewujudkan tujuan negara. Hukum adalah bagian penting dalam penegakan good governance. Setiap kelemahan sistem hukum akan memberikan influence terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan, karena good governanance tidak akan dapat berjalan dengan baik dengan hukum yang lemah. Penguatan sistem hukum atau reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance. 17 17 http:www.banyumaskab.go.id diakses pada 27 Oktober 2008, pukul 20.35 WIB Universitas Sumatera Utara Upaya untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik hanya dapat dilakukan apabila terjadi keseimbangan peran ketiga pilar yaitu pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat. Ketiganya mempunyai peran masing-masing. Pemerintahan legislatif, eksekutif, dan yudikatif memainkan peran menjalankan dan menciptakan lingkungan politik dan hukum yang kondusif bagi unsur-unsur lain dalam governance. Dunia usaha swasta berperan dalam penciptaan lapangan kerja dan pendapatan. Masyarakat berperan dalam penciptaan interaksi sosial, ekonomi dan politik. Ketiga unsur tersebut dalam memainkan perannya masing-masing harus sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam tata kepemerintahan yang baik. Jika ketiga pilar ini dapat bersinergi dengan baik, maka penyelenggaraan pemerintahan yang selama ini diharapkan bukanlah sekedar impian belaka.

I. 6. 3. Teori Peran