penuh terwujudnya pemerintahan yang baik di Simalungun. JR Saragih sebagai kepala daerah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pelaksanaan prinsi-
prinsip good governance di daerah yang sedang dipimpinnya.
IV. 2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan kepala daerah sebagai kepala pemerintahan di daerah untuk semakin memahami dan melaksanakan otonomi
daerah sebagai instrumen politik yang digunakan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada di daerah sehingga dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemajuan masyarakat di daerah. Ketika sumber daya yang ada di daerah dapat dimaksimalkan dengan baik, penulis percaya bahwa kemakmuran masyarakat yang
selama ini diidam-idamkan dapat tercapai. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai prinsip
– prinsip good governance, kepala daerah merupakan figure dan cermin pemerintahan daerah.
Oleh karena itu, kepala daerah harus mempunyai sikap untuk menjadi teladan dalam menyelenggarakan pemerintahan di daerah, sehingga partisipasi masyarakat yang
diharapkan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah semakin ideal karena secara langsung masyarakat memilik sosok yang dijadikan sebagai panutan dalam
mewujudkan pemerintahan yang baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II DESKRIPSI KABUPATEN SIMALUNGUN DAN PROFIL J.R SARAGIH
II. 1. Deskripsi Kabupaten Simalungun
Sampai sekarang, asal-usul orang Simalungun masih diliputi oleh banyak misteri, sama halnya dengan asal-usul raja-raja Simalungun yang dibungkus oleh
legenda dan mitos. Sedikit saja sumber yang menjelaskan asal-usul raja-raja tersebut, itupun tidak mencerminkan asal-usul seluruh marga yang disebut halak Simalungun.
Yang menarik, tidak satupun naskah kuno itu merujuk asal-usul raja-raja Simalungun dari Toba atau Tapanuli, malah Partikkian Bandar Hanopan mengacu pada
Pagarruyung di Sumatera Barat sebagai asal-usul raja Dolog Silou, Panei dan Silimakuta.
26
Simalungun adalah salah satu suku asli yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Terdapat beberapa asal- usul mengenai nenek moyang suku Simalungun, tetapi
sebagian besar menceritakan bahwa nenek moyang mereka berasal dari luar Indonesia. Kedatangan ini terbagi dalam 2 gelombang, yakni; 1 Gelombang
Pertama Proto Simalungun, diperkirakan berasal dari Nagore India dan pegunungan Assam India menyusuri daerah Myanmar, ke Siam dan Malaka untuk
26
J.E. Saragih. Partikkian Bandar Hanopan, Naar his in Batakschrift op Paper Met Watermerk, 1845, Bundel VT. 238, hal. 9
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya menyebrang ke Sumatera Timur dan; 2 Gelombang Kedua Deutro Simalungun, datang dari suku-suku disekitar Simalungun yang bertetangga dengan
suku asli Simalungun.
27
Dalam perbincangan penulis dengan bapak J P Saragih, tokoh adat Simalungun sekaligus Dewan Penasehat Partuha Maujana Simalungun, beliau
mengatakan dari hasil penelitiannya, Suku bangsa Simalungun termasuk rumpun Proto Melayu yang berasal dari Hindia Belakang, diduga dari Nagore India Selatan.
Berdasar gelombang masuknya ke Simalungun, leluhur suku bangsa Simalungun kemungkinan besar berasal dari dua keturunan nenek moyang.
Gelombang pertama dari Hindia Belakang melalui Aceh pesisir timur dan sebagian dari Singkel pesisir barat yang menurunkan marga asli Simalungun,
Sinaga, Saragih, Damanik dan Purba Sisadapur yang kemudian menurunkan cabang-cabang marga, sedang gelombang kedua disebut merupakan peleburan suku-
suku bangsa yang kemudian masuk ke Simalungun dan memakai adat dan budaya Simalungun yang secara populer disebut “namarahap Simalungun” yang berasal dari
Toba, Samosir, Karo, Pakpak dan Jawa.
28
Selama berabad-abad nenek moyang suku bangsa Simalungun ini berdiam di pantai dan setelah masuknya orang-orang Melayu dari Malaka akibat serbuan
27
Pustaha Laklak No 252, Arsip Museum Simalungun, Pematang Siantar.
28
Hasil diskusi dengan Bapak Djapiten Saragih Sumbayak, pda 20 April 2014, di kediamannya Kota Pematang Raya.
Universitas Sumatera Utara
Portugis tahun 1511 berangsur-angsur mereka terdesak hingga mencapai pedalaman Sumatera sampai ke pinggiran Danau Toba.
Secara historis, terdapat tiga fase kerajaan yang pernah berkuasa dan memerintah di Simalungun. Berturut-turut fase itu adalah fase kerajaan yang dua
harajaon na dua yakni kerajaan Nagur marga Damanik dan Batanghio Marga Saragih. Berikutnya adalah kerajaan berempat harajaon na opat yakni Kerajaan
Siantar marga Damanik, Panai marga Purba Dasuha, Silau marga Purba Tambak dan Tanoh Jawa marga Sinaga. Terakhir adalah fase kerajaan yang tujuh harajaon
na pitu yakni: kerajaan Siantar Marga Damanik, Panai marga Purba Dasuha, Silau marga Purba Tambak, Tanoh Jawa marga Sinaga, Raya marga Saragih
Garingging, Purba marga Purba Pakpak dan Silimakuta marga Purba Girsang. Demikian pula halnya dalam mengurai asal muasal masyarakat Simalungun, yang
banyak berpijak dan tergantung pada aspek diaspora masyarakat Batak Toba sehingga, raja dan kerajaan di Simalungun itu dinyatakan berasal dari Batak Toba.
29
Masyarakat Simalungun dalam ikatan sosialnya terhisab ke dalam organisasi sosial yang disebut Tolu Sahundulan Lima Saodoran yang mengikat orang
Simalungun dalam kekerabatan menurut adat istiadat Simalungun. Adapun Tolu Sahundulan itu terdiri dari : Tondong, Sanina, Boru. Sedangkan Lima Saodoran
terdiri dari: Tondong, Tondong ni Tondong, Sanina, Boru dan Boru ni Boru Anak
29
M.D. Purba, 1995. Lintasan Sejarah Simalungun, Medan: Penerbit Mitra, hal 5
Universitas Sumatera Utara
Boru Mintori. Menurut D. Kenan Purba, adanya struktur kerangka susunan lembaga adat ini sekaligus memberi gambaran atau besar kecilnya suatu upacara adat
itu menurut besar kecilnya perhelatan adat yang akan dilaksanakan.
30
II.1.1. Keadaan Umum
Sesuai amanah PP No. 70 Tahun 1999 tentang: Perpindahan Ibukota Daerah Kabupaten Simalungun dari Wilayah Daerah Kota Pematangsiantar ke Kecamatan
Raya Kabupaten Simalungun, maka 23 Juni 2008 Perkantoran Pemkab Simalungun resmi pindah dari Pematangsiantar ke Pamatang Raya Kecamatan Raya.
- Letak
Kabupaten Simalungun terletak antara 98,320 – 99,350 BT dan 2.360 – 3, 180
LU dengan ketinggian antar 20 – 1400 M diatas permukaan laut. batasan dengan; 1
Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai; 2 Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Asahan; 3 Sebelah Selatan, berbatasan dengan
Kabupaten Samosir; 4 Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Karo dan berbatasan langsung dengan7 KabKota se-Kawasan Danau Toba
- Demografi
Jumlah Penduduk Tahun 2011: 1.039.244 jiwa;
30
http:jhonrido.wordpress.com20070518profil-kabupaten-simalungun diakses pada 29 Mei 2014 pukul 19.50 wib
Universitas Sumatera Utara
Luas Wilayah : 438.660 Ha 4,486,60 Km2
Jumlah Kecamatan : 31 Kecamatan,
1. Kecamatan Siantar
2. Kecamatan Dolok Pardamean
3. Kecamatan Panei
4. Kecamatan Tanah Jawa
5. Kecamatan Hutabayu Raja
6. Kecamatan Jorlang Hataran
7. Kecamatan Dolok Panribuan
8. Kecamatan Girsang Sipangan Bolon
9. KecamatanPurba
10. KecamatanRaya
11. KecamatanSilimakuta
12. Kecamatan Dolok Silau
13. Kecamatan Raya Kahean
Universitas Sumatera Utara
14. Kecamatan Silau Kahean
15. Kecamatan Bandar
16. Kecamatan Pematang Bandar
17. Kecamatan Bosar Maligas
18. Kecamatan Ujung Padang
19. Kecamatan Dolok Batu Nanggar
20. Kecamatan Tapian Dolok
21. Kecamatan Sidamanik
22. Kecamatan Gunung Malela
23. Kecamatan Gunung Maligas
24. Kecamatan Bandar Masilam
25. Kecamatan Bandar Huluan
26. Kecamatan Jawa Maraja
27. KecamatanHatonduhon
28. KecamatanPematang Sidamanik
Universitas Sumatera Utara
29. Kecamatan Panombeian Pane
30. Kecamatan Haranggaol Horisan
31. Kecamatan Pematang Silimakuta
- Iklim
Kabupaten Simalungun bertemperatur sedang suhu tertinggi terdapat pada bulan Maret - Mei dengan rata- rata 24,8 ºC. Kelembaban udara rata - rata 84
dengan kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu 87 dengan penguapan rata- rata 0,05 MMhari. Dalam satu tahun rata - rata terdapat 14 hari
hujan, curah hujan terbanyak pada bulan November.
31
- Ekonomi
Lahan pertanian yang subur dan luas menjadi modal utama perekonomian Simalungun dan menjadikan daerah ini lumbung padi terbesar kedua Sumatera Utara
setelah Kabupaten Deli Serdang. Terletak pada ketinggian 369 meter di atas permukaan laut, Simalungun mampu menarik perhatian masyarakat luar daerah sejak
zaman colonial. Swasembada pangan Simalungun teruji puluhan tahun dan masih akan terus
berlangsung. Dalam beberapa kesempatan, niat petani menanam padi tidak begitu
31
Simalungunkab.go.id, diakses pada 29 Mei 2014 pukul 20. 40 wib
Universitas Sumatera Utara
kuat. Tahun 1995, petani bersemangat menanam kelapa sawit sehingga tidak sedikit lahan sawah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Alih fungsi lahan
ini tidak mengganggu Simalungun sebagai penghasil beras. Selain padi, daerah ini juga penghasil utama palawija. Jagung, ubi jalar, ubi kayu, dan kacang tanah
menempati urutan pertama dan kedua produksi terbesar di Sumatera Utara. Dukungan tenaga kerja pertanian tanaman pangan sangat besar. Kecamatan
Dolok Panribuan dan Tanah Jawa yang berbatasan dengan Kabupaten Asahan di timur serta delapan kecamatan lainnya di barat merupakan daerah-daerah dengan
tenaga kerja pertanian tanaman pangan lebih dari 50 persen. Kecamatan Dolok Silau yang berbatasan dengan Kabupaten Karo di barat menjadi penyedia tenaga kerja
pertanian tanaman pangan terbesar 83,4 persen. Sementara Kecamatan Tapian Dolok yang berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang menjadi daerah dengan
sebaran penduduk merata dalam lapangan pekerjaan: pertanian tanaman pangan, perkebunan, pertanian lainnya, industri pengolahan, serta jasa.
Potensi perkebunan semakin memantapkan pertanian sebagai sektor unggulan. Kelapa sawit merupakan produksi perkebunan rakyat terbesar kedua di Sumut setelah
Kabupaten Labuhan Batu. Perkebunan besar dengan lahan hampir 90.000 hektar kelapa sawit memproduksi sekitar dua juta ton tahun 2011
32
. Karet dan cokelat
32
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Simalungun
Universitas Sumatera Utara
menjadi pendukung kontribusi perkebunan. Saat ini ada dua badan usaha besar yang dikelola pemerintah dan swasta.
Dalam menjual hasil panen, petani Simalungun sangat bergantung pada pedagang dan tengkulak, yang sebagian besar dari luar daerah. Kehadiran industri
besar, seperti PT Good Year Sumatra Plantations yang didirikan tahun 1970, cukup membantu petani memasarkan hasil panen mereka. Meskipun memiliki perkebunan
sendiri, perusahaan pengolahan karet ini mampu menampung karet hasil perkebunan rakyat. Setelah diolah menjadi bahan setengah jadi, produknya dijual ke luar daerah
dan ekspor. Perpaduan pengembangan antara pertanian sebagai sumber bahan baku,
industri sebagai wahana pemberi nilai tambah, dan perdagangan akan menjadikan Simalungun sebagai daerah agroindustri, agrobisnis, dan juga agrowisata.
II.1.2. Pemerintahan
Dari catatan pejabat- pejabat kolonial Belanda nama “Simalungun” boleh
disebut relatif baru, pada ekspedisi Controleur Labuhan Deli, JAM van Cats Baron de Raet pada 28 Desember 1866, daerah ini masih disebut Timoerlanden Tanah Timur
Tideman, 1922:211-213. Sedangkan JA Kroesen controleur Labuhan Ruku dalam laporannya tahun 1890 menyebut Simeloengoen. Orang Karo hingga abad XX masih
menyebut Batak Timur.
Universitas Sumatera Utara
Secara tertib administrasi kolonial Belanda, baru sejak 12 Desember 1906 nama Simeloengoen” dikukuhkan dengan dibentuknya Afdeeling Simeloengoen en
Karolanden dalam lingkup Provinsi Oostkust Sumatra yang berkedudukan di Medan, yang pengesahannya dilakukan Gubernur Jenderal Hindia Belanda dengan Lembaran
Negara Staatsblad No. 531 tahun 1906 di Batavia Staatsblad No. 531. Pada tahun 1907 ketujuh raja-raja Simalungun meneken pernyataan takluk pada Belanda dengan
Korte Verklaring. Lantas Simalungun dibagi atas tujuh daerah swapraja atau landschap yang berpemerintahan sendiri otonom
Dasar hukum pembentukan Kabupaten Simalungun adalah Undang – Undang
No 7 Tahun 1956 yang beribukota di Pematang Siantar. Pada tanggal 28 Juni 2008, ibukota Kabupaten Simalungun resmi pindah ke Pematang Raya dan Pematang
Siantar resmi menjadi daerah otonom baru.
33
Bupati Simalungun saat ini adalah Dr. Jopinus Ramli Saragih, S.H , M.M yang sedang bertugas untuk masa bakti
2010 –
2015 dengan Wakil Bupatinya adalah
Hj. Nuriaty Damanik, S.H, dan Drs. Gidion Purba M.Si, sebagai Sekretaris Daerah. Pasangan ini menggantikan Bupati dan Wakil Bupati Simalungun sebelumnya, H
Zulkarnaen Damanik dan Pardamean Siregar.
33
Kemendagri.go.id diakses pada 29 Mei 2014 pukul 20.10 wib
Universitas Sumatera Utara
Gambar II.1
Lambang Kabupaten Simalungun
Sumber : kemendagri.go.id
- Arti Lambang Kabupaten Simalungun
1. Lambang berbentuk perisai terbagi lima petak dengan dasar lambing hijau
lahan 2.
Bagian dari atsa lambing digambarkan hiou Suri-suri dengan warna hitam yang bersuat bersifat putih, pada hiou Suri_suri bagian atas tertulis nama
Daerah Simalungun dengan tulisan warna putih. 3.
Petak kiri atas dan bawah kanan dengan warna merah darah.
4. Petak kiri bawah dan kanan atas dengan warna putih.
5. Petak di tengah-tengah dengan warna kuning emas.
Universitas Sumatera Utara
6. Gambar pada petak kiri bawah setangkai padi dengan 17 butir, warna kuning
emas. 7.
Gambar pada petak kiri atas daun dengan jumlah 8 helai dengan warna hijau.
8. Gambar pada letak kanan atas Bukit Barisan berpuncak dan dua puncak di
tengah lebih tinggi dari yang disampingnya dengan warna biru dan sebelah bawah gelombang danau empat baris warna biru muda.
9. Gambar petak kanan bawah, bunga kapas 5 kuntum dengan warna putih dan
kelopak bunga warna hijau. 10.
Gambar pada petak tengah rumah balai adat dengan susunan galang 10, 7 anak tangga, jerjak 8 sebelah, tiang 4, sudut atap lima dan pada rabung atas
sedang gambar kepala kerbau dengan atap hitam dan galang warna putih. 11.
Garis batas-batas petak dengan warna hitam dan sebelah luar perisai tepi hiou Suri-suri ditambah dengan garis putih.
12. Pita sebelah bawah perisai dengan warna putih tepinya warna hitam tempat
menuliskan semboyan lambing. 13.
Semboyan lambing HABONARON DO BONA dalam bahasa daerah Simalungun yang artinya kebenaran adalah pokok.
- Makna Gambar - Gambar Pada Lambang
Universitas Sumatera Utara
1. Lambang berbentuk perisai adalah menggambarkan kekuatan dan pertahanan
membela kepentingan daerah dan Negara. 2.
Bilangan-bilangan pada bagian-bagian lambing adalah simbolik yang menggambarkan kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Padi dan Kapas kebutuhan pokok untuk mencapai kemakmuran dan keadilan.
4. Daun teh adalah penghasilan yang utama dari daerah Simalungun.
5. Gunung dan Danau adalah menggambarkan keindahan alamnya.
6. Gelombang danau menggambarkan dinamika masyarakat.
7. Rumah Balai adalah spesifik daerah yang menggambarkan adat kebudayaan
dan kesenian daerah.
34
Gambar II.2
Bagan Struktur Pemerintahan di Kabupaten Simalungun
34
http:www.simalungunkab.go.idwebwebpages6arti-dan-lambang diakses pada 29 Mei 2014 pukul 21.30 wib
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Kantor Badan Kepegawaian Daerah BKD, Kab. Simalungun
Dari gambar diatas dapat kita dapat lihat bagaimana hubungan antar lembagadinas di kabupaten Simalungun. Garis vertikal menggambarkan hubungan
antara atasan dan bawahan, sedangkan garis horizontal menggambarkan posisi yang sejajar. Bisa dilihat antara BupatiWakil Bupati memiliki hubungan yg sejajar dengan
DPRD yang artinya antara 2 lembaga ini tidak ada yang boleh mendominasi dan mengintervensi satu sama lain. Kedua lembaga ini seharusnya saling bekerjasama
sesuai dengan fungsinya. Bupati sebagai Eksekutif dan DPRD sebagai Legislatif.
Dibawah Bupati Simalungun ada Sekretaris daerah yang memiliki pertanggung jawaban tugas langsung ke Bupati Simalungun, dan memiliki hubungan
yang sejajar dengan Sekretariat DPRD. Dan dibawah Sekda ada Dinas-dinas yang
Universitas Sumatera Utara
juga memiliki pertanggung jawaban langsung kepada Bupati. Dinas-dinas ini memiliki posisi yang sama. Dimana sesama dinas tidak dibenarkan untuk mengambil
tugas dari dinas lain, kecuali atas perintah atasa, dalam hal ini adalah Bupati Simalungun. Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas Kadis.
Kemudian dibawah Dinas ada Bagian, dimana tugas dari bagaian ini adalah bagian dari spesifikasi tugas dinas. Hal ini agar tidak terjadi tumpang tindih tugas.
Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Kabag. Dan dibawah nya berturut- turut adalah kantoryang dipimpin oleh seorang Kepala kantor Kakan dan
dibawahnya ada Kecamatan dan Kelurahan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Simalungun Tahun 2010-2015 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah tahun 2005-2025 berorientasi pada pembangunan dan peningkatan kompetensi segenap sumber daya yang ada di Kabupaten Simalungun. Dalam rangka
mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan ke depan dengan memperhitungkan peluang yang ada, untuk mencapai masyarakat dan
daerah Kabupaten Simalungun yang makmur perekonomian, adil, nyaman, taqwa, aman dan berbudaya, maka rumusan Misi Kabupaten Simalungun dalam rangka
pencapaian visi Kabupaten Simalungun 2015 ditetapkan dalam ditetapkan dalam 5 lima Misi, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Peningkatan dan percepatan pembangunan infrastruktur. Kabupaten
Simalungun merupakan daerah yang memiliki struktur perekonomian dominan di sektor pertanian, dimana sektor pertanian tersebut berada
di kawasan perdesaan. Guna mendukung sektor pertanian tersebut, pembangunan infrastruktur pedesaan menjadi prioritas dalam
pembangunan. Pembangunan
infrastruktur diarahkan
pada pembangunan jalan usaha tani, pemeliharaan jaringan irigasi sawah
dan pengembangan pada pembangunan irigasi di lahan kering dan peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur lainnya yang
seluruhnya. 2.
Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Percepatan pertumbuhan ekonomi diarahkan pada pembangunan ekonomi yang
berbasis ekonomi kerakyatan, pemanfaatan sumber daya alam yang ditopang oleh sektor pertanian yang maju, sektor UMKM yang
tangguh dan industri berbasis pertanian agroindustri melalui struktur ekonomi yang berdaya saing dan pro kerakyatan dengan konsep
pembangunan berkelanjutan. 3.
Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi secara berkelanjutan. Pengembangan sumber daya manusia sebagai basis dari
kemampuan produksi masyarakat akan diarahkan untuk menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
SDM yang memiliki kompetensi tinggi tanpa diskriminasi dan berperspektif gender.
4. Peningkatan ketertiban dan keamanan. Peningkatan ketertiban dan
keamanan dilakukan melalui peningkatan nilai-nilai demokratisasi, penegakan HAM, pemberantasan KKN, peningkatan wawasan
kebangsaan, pelaksanaan ibadah dan adat istiadat serta terbangunnya sarana dan prasarana keamanan yang tercermin dengan menurunnya
kasus kriminalitas, berkurangnya kasus kekerasan dan diskriminasi. Selain itu, Kabupaten Simalungun yang terdiri dari multi etnis dan
agama merupakan modal dalam pembangunan sehingga tokoh agama dan tokoh adat perlu dilibatkan dalam pembangunan kedepannya. Hal
ini merupakan salah satu bentuk tranformasi pembangunan yakni melibatkan masyarakat secara langsung dalam pembangunan.
5. Menciptakan Pemerintahan yang bersih dan profesional melalui
peningkatan aparatur yang profesional dan responsif terhadap permasalahan
–permasalahan yang timbul di masyarakat melalui penataan sistem pengelolaan keuangan, peningkatan kinerja dan
koordinasi pemerintahan, reformasi birokrasi serta meningkatkan peran serta masyarakat luas dalam pemberantasan korupsi.
35
35
Simalungun.kab.go.id diakses tanggal 29 Mei 2013 pukul 21.56 wib
Universitas Sumatera Utara
II.1.3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD
Menurut Pasal 3 Peraturan DPRD Kabupaten Simalungun No. 13 Tahun 2010 tentang Tata Tertib DPRD Kabupaten Simalungun, DPRD mempunyai tugas dan
wewenang; 1 Membentuk peraturan daerah Kabupaten bersama bupati; 2 Membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai
anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten yang diajukan oleh Bupati; 3 Melaksanakan pengawasan terhadap peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan
belanja daerah kabupatenkota; 4 Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian bupati dan atau wakil bupati kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur untuk
mendapatkan pengesahan pengangkatan dan atau pemberhentian ; 5 Memilih wakil bupati dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil bupati; 6 Memberikan pendapat
dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian international di daerah; 7 Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama
international yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten; 8 Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah
kabupatenkota; 9 Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah; 10
Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 11 Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Universitas Sumatera Utara
DPRD Simalungun resmi berpindah kantor bersamaan dengan berpindahnya ibu kota pemerintahan Kabupaten Simalungun dari semula berada dijalan Asahan
P.Siantar, menjadi ke P.Raya yang sekaligus menjadi ibu kota pemerintahan yang baru dari Kabupaten Simalungun. DPRD Simalungun memiliki alat kelengkapan
DPRD yang terdiri atas : 1 Pimpinan; 2 Badan Musyawarah; 3 Komisi; 4 Badan Legislasi Daerah; 5 Badan Anggaran; 6 Badan Kehormatan; 7 Alat
Kelengkapan Lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna.
Ada 5 fraksi yang ada di DPRD Kabupaten Simalungun periode 2009 – 2014,
yaitu :
1. Fraksi Golkar Nusantara F.GN
2. Fraksi Demokrat Bersatu F.DB
3. Fraksi Partai Indonesia Perjuangan F.PDIP
4. Fraksi Amanat Nasional Pembela Habonaron F.ANPH
5. Fraksi Bersatu F.B
Ada 4 Komisi yang ada pada DPRD Kabupaten Simalungun dan anggota DPRD Kabupaten Simalungun sendiri terdiri atas 45 orang. Berikut ini adalah daftar
anggota-anggota DPRD Kabupaten Simalungun berdasarkan Komisi dan Partainya.
Tabel II.1
Daftar anggota DPRD Komisi I Bidang Pemerintahan
Universitas Sumatera Utara
No NAMA
JABATAN
1 Ir. Julius Silalahi
Kordinator 2
Mangapul Purba, SE. Ketua
3 Sahat Silitonga
Wakil Ketua 4
Suhadi, SH. Sekretaris
5 Sugiarto, SE.
Anggota 6
Agus Salim, SPdi, MM. Anggota
7 Bonar Zeitsel Ambarita, ST. MSi.
Anggota 8
Bernhard Damanik, SE. Anggota
9 Rajisten Sitorus, SH.MM.
Anggota 10
Juliati Sinaga Anggota
Sumber: Profil DPRD Kabupaten Simalungun
Komisi I memiliki tugas yang meliputi : 1 Pemerintahan; 2 Keamanaan dan Ketertiban; 3 Kependudukan; 4 Informasi dan Komunikasi; 5
HukumPerundang – undangan; 6 Sosial Politik; 7 Organisasi Masyarakat; 8
Pertanahan; 9 Kehutanan; 10 Organisasi Ketatalaksanaan.
Tabel II.2
Daftar anggota DPRD Komisi II Bidang Perekonomian dan Pembangunan
Universitas Sumatera Utara
No NAMA
Jabatan
1 Ojak Naibaho, SH
Kordinator 2
Ir. Makmur Damanik Ketua
3 Abu Sofyan Siregar
Wakil Ketua 4
Dody Hendarto Lukman, Bc,IP,SH. Sekretaris
5 Pantas Sitanggang
Anggota 6
Mariono, SH. Anggota
7 Chairul Anwar, S.Ag.
Anggota 8
Mansur Purba, SE. Anggota
9 Ir. Mondanuddin Purba
Anggota 10
Luhut Sitinjak, SH. Anggota
11 Laris Parapat
Anggota 12
Suriawan, SH. Anggota
Sumber: Profil DPRD Kabupaten Simalungun
Komisi II memiliki tugas yaitu : 1 Perindustrian dan Perdagangan; 2 Pertanian; 3 Perikanan dan Peternakan; 4 Perkebunan; 5 Pengadaan
PanganLogistik; 6 Pekerjaan Umum; 7 Tata Kota; 8 Permukiman dan Pengembangan Wilayah, Perhubungan dan Telekomunikasi. 9 Lingkungan Hidup.
Universitas Sumatera Utara
Tabel II.3
Daftar anggota DPRD dari Komisi III DPRD Kabupaten Simalungun.
No NAMA
Jabatan
1 Binton tindaon, SPd
Kordinator 2
Drs. Johalim Purba. Ketua
3 Dra Hj. Hidayah Herlina Gusti
Wakil Ketua 4
Mukkin Nainggolan Sekretaris
5 Edy Irianto Sipayung, SPd
Anggota 6
Dra. Hj. Sri Handriaty Anggota
7 Balker Haloho
Anggota 8
Ir. Rospita Sitorus Anggota
9 Jan Rismen Saragih, SH.
Anggota 10
Barita Dolok Saribu Anggota
11 Manandus Sitanggang, S.Sos.
Anggota
Sumber: Profil DPRD Kabupaten Simalungun
Tugas dari Komisi III yaitu : 1 Keuangan Daerah; 2 Perpajakan; 3 Retribusi; 4 Perbankan 5 Perusahaan Daerah 6 Perusahaan Patungan 7 Dunia
Universitas Sumatera Utara
Usaha 8 Penanaman Modal; 9 Perizinan 10 AssetPerlengkapan 11 Koperasi; 12 Pertambangan dan energy.
Tabel II.4
Daftar anggota DPRD dari Komisi IV Kabupaten Simalungun
No NAMA
Jabatan
1 Burhanuddin Sinaga
Kordinator 2
H. Sulaiman Sinaga Ketua
3 Truly Antho Sinaga
Wakil Ketua 4
H. Suyono Sekretaris
5 Timbul Jaya Sibarani, SH.
Anggota 6
Ir. H. Aspan Effendi Anggota
7 Umar Yani
Anggota 8
Walpiden Tampubolon, ST. Anggota
9 Evra Sassky damanik. S.Sos
Anggota 10
Maren Girsang, SE. Anggota
11 Tumpak Siregar, SH
Anggota 12
Sarudin Gultom, SE. Anggota
Sumber: Profil DPRD Kabupaten Simalungun
Universitas Sumatera Utara
Tugas dari komisi IV meliputi : 1 Ketenaga Kerjaan; 2 Pendidikan; 3Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; 4 Kepegawaian; 5 Kepemudaan dan
Olahraga; 6 Pramuka; 7 Agama; 8 Sosial; 9 Kesehatan dan Keluarga Berencana; 10 Pariwisata Seni dan Budaya; 11 Peranan Wanita; 12
Transmigrasi.
II .2. Profil J.R. Saragih
Nama Lengkap : Dr. Jopinus Ramli Saragih Garingging, SH, MM
Tempat Tanggal Lahir : Simalungun, 10 November 1968
Pekerjaan : Bupati Simalungun
: Presiden Komisaris RS. Efarina Etaham Istri
: dr. Erunita br Tarigan, SPKK Anak
: Efarina br Saragih Alamat
: Jalan Raya Pondok Indah No. 21, Jakarta Selatan Jalan Sutomo, Nagori Hapoltakan, Kecamatan Raya,
Kabupaten Simalungun. Dilahirkan pada 10 November 1968, Dr. J.R. Saragih Garingging, SH, MM
sebagai anak kelima, buah cinta pasangan R Saragih dengan N br Sembiring Meliala. Berbeda dengan anak-anak lainnya, DR JR Saragih, tergolong tidak sempat
merasakan nikmatnya kasih sayang dari seorang ayah. R Saragih ayahnya, yang
Universitas Sumatera Utara
berprofesi oditur militer, menghembuskan nafas terakhirnya, saat JR belum genap berusia setahun.
Sepeninggal ayahnya tahun 1969, ibunya memutuskan untuk pindah dari Huta Hapoltakan Sondiraya, ke Kutambaru, Kecamatan Munthe, Kabupaten Karo.
Tindakan itu terpaksa diambil N br Sembiring Meliala, semata-mata karena desakan perekonomian keluarga yang morat-marit. JR kecil harus hidup terpisah dengan
saudara-saudaranya. Ia tetap tinggal di Huta Hapoltakan bersama neneknya sedangkan saudara-saudaranya, bersama sang ibu di Desa Kutambaru.
Sejak usia satu tahun, secara otomatis, JR diasuh dan dibesarkan neneknya. Di daerah ini pula, JR mengecap pendidikan hingga kelas 4 SD, sembari membantu
pekerjaan sebagai pemetik buah kopi, di lahan pertanian mereka, yang kini telah berubah menjadi komplek SKPD Pematangraya. Selain itu, JR juga bertanggung
jawab memikul air bersih dari sungai untuk keperluan rumah. Kebahagiaan JR semasa kecilnya tidak berlangsung lama. Saat duduk di kelas 4 SD, ompung-nya
meninggal dunia, akibat menderita sesuatu penyakit. JR kemudian dibawa ibunya ke Kutambaru untuk pendidikannya.
Ketika itu ibunya telah menikah kembali dengan Rasen Ginting. Dari pernikahan itu pula, JR mendapat tiga orang adik. Karena putus sekolah, JR nekat
meninggalkan Desa Kutambaru, dan merantau ke Pematangsiantar seorang diri. Di
Universitas Sumatera Utara
kota Siantar Man ini, ia jadi tukang semir di terminal. Selama 6 bulan tukang semir, JR „naik pangkat‟ menjadi pembantu kondektur bus untuk menyapu dan
membersihkan sebelum berangkat mencari penumpang. Setelah kurang lebih dua tahun hidup di terminal, JR Saragih kembali ke
embali ke Kutambaru, dan menamatkan SD-nya dalam program persamaan, dan melanjutkannya ke SMP Anjangsana hingga tamat. Di sana, JR menggembala kuda
dan beternak ayam. Ia juga menerima reparasi televisi dan sepeda motor, keahlian yang didapatnya dari terminal.
Setelah menamatkan SMP, JR kesulitan biaya melanjut ke SMA. Akhirnya, R berangkat ke Jakarta seorang diri. Di ibu kota, ia mendaftar ke SMA Swasta Iklas
Prasasti Kemayoran dan bekerja menggali pasir. Dari menggali pasir, ia membiayai sekolahnya. Beberapa lama menambang pasir, JR mendapat tawaran bekerja paruh
waktu di Pusat Primer Koperasi Mabes TNI AD. Tawaran ini, ternyata menjadi titik balik kehidupan JR. Selama bekerja di situ, banyak petinggi TNI AD, simpatik atas
kegigihan JR Saragih. JR pun diikutsertakan sebagai salah satu peserta test masuk Akmil. Kerja kerasnya berbuah manis, Ia lulus dan menjadi taruna di Akademi
Militer. Usai dari Akmil, JR kemudian menjalani karirnya sebagai prajurit TNI AD, pada korps Polisi Militer POM.
36
36
Hasil wawancara dengan J.R. Saragih pada Rabu, 19 Maret 2014, di kediamannya Jalan Sutomo, Pematang Raya
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Di dalam teori – teori politik yang umum dapat kita pahami bahwa ada dua
unsur dalam kehidupan berpolitik, Negara State sebagai lembaga yang diberikan kewenangan untuk mengatur kehidupan bersama dalam rangka mencapai cita
– cita bersama dan tujuan bersama. Dan masyarakat adalah yang mendelegasikan haknya
kepada negara untuk mengurusi kepentingan bersama. Negara sebagai lembaga yang mengelola urusan
– urusan yang berkenaan dengan pelayanan publik. Dan pelayanan itu dapat dijalankan dengan perumusan dan pelaksanaan pelayanan publik.
Perumusan dilaksanakan oleh lembaga legislatif dan pelaksanaan oleh eksekutif. Sebuah kebijakan publik biasanya diawali dengan pengambilan keputusan yang
esensinya mewakili kepentingan orang banyak. Hal ini dapat kita kita tinjau ketika perumusan tersebut didkukung oleh mayoritas. Dan kebijakan publik adalah output
yang paling nyata dan yang paling utama dari setiap sistem politik dan kebijakan publik.
1
Dalam konsep sebuah negara, selain komponen fisik tentang batasan wilayah dan pengakuan kedaulatan dari negara lain, terdapat dua komponen lain yang menjadi
1
P. Athonius Sitepu, 2012. Teori – Teori Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, hal 6
Universitas Sumatera Utara
prasyarat berdirinya satu negara. Kedua komponen tersebut adalah “rakyat” dan “pemerintah”. Pemerintah dalam arti paling dasar diterjemahkan sebagai sekumpulan
orang yang memiliki mandat yang absah dari rakyat untuk menjalankan wewenangnya dalam urusan pemerintahan. Disini terdapat hubungan “kontrak sosial”
antara rakyat sebagai pemberi mandat dan pemerintah sebagai pelaksana mandat.
2
Pemerintah dalam arti luas meliputi pelaksanaan tugas seluruh badan-badan, lembaga-lembaga dan petugas-petugas yang diserahi wewenang untuk mencapai
tujuan negara. Pencapaian tujuan negara yang berdasar kedaulatan rakyat harus dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah,
dalam hal ini menyangkut batasan-batasan pelaksanaan tugas kenegaraan. Pemerintah terdiri atas kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif yang berfungi sebagai alat
kelengkapan negara dan bertindak atas nama negara. Ketiga kekuasaan tersebut harus berjalan beriringan dimana saling mempengaruhi dalam pelaksanaan fungsi dan tugas
dalam kepemerintahan. Jika salah satu timpang atau tidak berfungsi maka unsur kekuasaan yang lain juga akan menjadi tersendat di dalamnya.
Teori kedaulatan rakyat mengatakan, bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat, dimana salah satu semangat yang terkandung di dalamnya adalah pemerintahan untuk
rakyat, dengan demikian pemerintahan yang mengakui dirinya sebagai pemerintahan demokratis adalah yang menggunakan konsep demokratis dalam proses
2
Bayu Suryaningrat,1992. Mengenal Ilmu Pemerintahan, Jakarta: Rineke Cipta, hal 9
Universitas Sumatera Utara
penyelenggaraan negara. Memperlakukan rakyat dengan baik sesuai dengan harkat martabatnya karena berlangsungnya suatu pemerintahan ditentukan oleh kehendak
rakyat. Pemerintah yang mendapat mandat sebagai penyelenggara dari rakyat sudah seharusnya menjalankannya sebaik mungkin. Tingginya tingkat kepuasan dan
kepercayaan rakyat dapat diukur dengan melihat tanggapan masyarakat terkait penyelenggaran pemerintah. Dapat dipastikan jika penyelenggaran pemerintah
berjalan dengan baik maka dengan sendirinya rakyat memberikan reaksi yang baik juga.
Pemerintah adalah institusi yang menyelenggarakan kewenangan politik, ekonomi dan administratif untuk mengatur urusan negara di setiap tingkatan.
Pemerintahan merupakan mekanisme yang kompleks, yang melibatkan proses dan institusi sebagai wahana warga dan kelompok masyarakat mengartikulasikan
kepentingan, menjalankan hak dan kewajiban, dan memediasi perbedaan-perbedaan. Dalam perspektif ini pemerintah mencakup seluruh metode membagikan kekuasaan
dan mengatur sumber daya dan masalah publik. Pemerintah yang baik akan akan mengalokasikan sumber daya dan masalah publik secara efisien, memperbaiki
kegagalan pasar market failure, menyusun peraturan yang efektif dan menyediakan kebutuhan publik yang tidak disuplai oleh pasar.
3
3
Dede Mariana Caroline Paskarina,2008. Demokrasi dan Politik Desentralisasi, Yogyakarta : Graha Ilmu, hal 157
Universitas Sumatera Utara
Pemerintahan adalah berkenaan dengan sistem, fungsi, cara, perbuatan, kegiatan, urusan, atau tindakan memerintah yang dilakukan atau diselenggarakan atau
dilaksanakan oleh pemerintah. Eksekutif adalah cabang kekuasaan dalam negara yang melaksanakan kebijakan publik kenegaraan dan atau pemerintahan melalui
peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif maupun atas inisiatif sendiri.
Penyelenggaraan pemerintahan dengan menerapkan prinsip – prinsip good
governance merupakan penyelenggaran idaman dan yang pasti sangat diharapkan baik oleh rakyat maupun oleh pemerintah itu sendiri. Tata kepemerintahan yang baik
merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat
madani. Tata kepemerintahan yang baik terkait erat dengan kontribusi, pemberdayaan, dan keseimbangan peran antara tiga pilarnya pemerintah, dunia
usaha swasta, dan masyarakat. Tata kepemerintahan yang baik juga mensyaratkan adanya kompetensi birokrasi sebagai pelaksana kebijakan politikpublik atau sebagai
perangkat otoritas atas peran-peran negara dalam menjalankan amanat yang diembannya.
Tata kepemerintahan yang baik tidak mudah untuk diartikan secara baku dan seragam sebab istilah ini memiliki banyak makna yang bervariasi dan substansi
bahasannya cukup luas. Namun demikian, keberagaman makna tersebut pada
Universitas Sumatera Utara
hakekatnya memiliki kesatuan tujuan yang utuh, yakni penyelenggaran kondisi pemerintahan yang terselenggara dengan seimbang dengan kerjasama individu dan
lembaga, serta antara pemerintah, dunia usaha dan pihak masyarakat. Hal ini berarti masing
– masing pilar harus saling tahu apa yang dilakukan oleh pilar lainnya. Adanya ruang dialog dapat membantu saling memahami perbedaan
– perbedaan diantara mereka. Melalui proses tersebut diharapkanakan tumbuh konsensus dan
sinergi dalam masyarakat.
4
Dewasa ini, tuntutan tata kepemerintahan yang baik good governance dalam seluruh kegiatan pemerintah dan pembagunan tidak dapat dielakkan lagi. Tata
kepemerintahan yang baik meliputi tata kepemrintahan yang baikuntuk sektor publik good public governance dan tata kelolapemerintahan yang baik untuk dunia usaha
swasta good corporate governance. Selain sebagai suatu konsepsi tentang penyelenggaran pemerintah, tata kepemerintahan yang baik jugamerupakan suatu
gagasan dan nilai untuk mengatur pola hubungan antara pemerintah, dunia usaha swasta, dan masyarakat. Di dalam konsep tersebut tidak boleh ada satu aktoryang
dominan, tetapi ketiganya harus dalam keseimbangan. Dalam konsep tata kepemerintahan yang baik, diterimanya segala sesuatuyang terkait dengan proses
pembangunan bukan karena kekuasaan dominan yang dimiliki satu aktorpilar, melainkan karena keterlibatan aktor-aktor tersebut secara aktif dan sinergis.
4
www.bappenas.go.id diakses pada tanggal 24 Oktober 2013 pukul 21.45 WIB
Universitas Sumatera Utara
Penerapan tata kepemerintahan yang baik good governance bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. Beberapa daerah telah menunjukkan hal tersebut.
Berbagai upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik tercermin dari kemauan dan kesadaran bersama beberapa daerah kabupatenkota
untuk melakukan pengelolaan kepemerintahan secara lebih efisien dan efektif. Penerapan tata kepemerintahan yang baik di lingkungan pemerintahan tidak terlepas
dari penerapan sistem manajemen kepemerintahan yang merupakan rangkaian hasil dari pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen planning, organizing, actuating, dan
controling yang dilaksanakan secara konsisten dan efisien. Penerapan sistem tersebut mampu menghasilkan kemitraan positif antara pemerintah, dunia usaha swasta, dan
masyarakat. Dengan demikian, lingkungan instansi pemerintah diharapkan dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.
Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat dilihat dari adanya hubungan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Penyelenggaran pemerintah
di daerah sepenuhnya dijalankan oleh pemerintah daerah local government. Pemerintah daerah local government dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan,
Universitas Sumatera Utara
pembangunan dan pelayanan publik, harus pula diiringi dengan penerapan prinsip good governance kepemerintahan atau tata pemerintahan yang baik. Dalam
kaitannya dengan otonomi daerah, prinsip good governance dalam praktiknya adalah dengan menerapkan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam setiap
pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh birokrasi pemerintah daerah dalam melaksanakan fungsi pelayanan publik.
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur
dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
5
Perubahan paradigma
penyelenggaraan pemerintahan
dalam wujud
pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab telah menjadikan pemerintah daerah sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebagai konsekuensi dari perubahan tersebut maka perlu adanya penataan ulang berbagai
elemen dalam sistem penyelengggaraan pemerintahan dalam rangka manifestasi
5
www.kemendagri.go.id diakses pada 18 Mei 2014, Pukul 21.05 wib
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan otonomi daerah. Karena pada dasarnya tujuan pelaksanaan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaran pemerintahan daerah adalah menggunakan asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan.
6
Tujuan penyelenggaran pemerintah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah.
Dengan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana tertuamg dalam UU No. 32 Tahun 2004 tersebut, penyelenggaraan pemerintah diharapkan dapat
melaksanakan percepatan pembangunan daerah dan meningkatkan pelayanan publik dengan lebih sederhana dan cepat.
Keberhasilan penyelenggaraan pemerintah daerah dapat menjadi fondasi penting di dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah dan
peningkatan pelayanan publik.yang tentu hasilnya kemudian dapat memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan pembangunan nasional. Dengan kata lain,
keberhasilan pembangunan nasional ditentukan oleh agregasi pembagunan di daerah. Kemampuan pemerintah daerah dalam menjalankan tugas dan kewenangannya
memiliki makna yang antara lain ditandai dengan kemampuan mengelola pemerintah daerah secara handal dan profesional. Keberhasilan peyelenggaraan pemerintahan
6
DR J Kaloh,2007. Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Jakarta: Rineke Cipta, hal 72
Universitas Sumatera Utara
daerah ditentukan antara lain oleh kemampuan pemerintah daerah yang dikepalai oleh kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di dalam menjalankan tugas dan
wewenanangnya. Peran pemimpin daerah yang handal dan profesional menjadi sangat
signifikan dan menentukan terhadap pelaksanaan manajemen pemerintahan di daerah yang bersangkutan. Kemampuan mengelola potensi sumber daya alam, keuangan
negara, pengoptimalan peran birokrasi pemerintahan secara profesional dan netral, melakukan kerjasama kemitraan dengan masyarakat sipil dan masyarakat ekonomi
swasta, bahkan di dalam melakukan hubunganluar negeri menjadi faktor yang menjadikan sosok kepala daerah begitu sentral dalam mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik. Didasari wewenangnya dalam mengelola penyelenggaraan sebuah daerah,
seorang kepala daerah diharapkan menjadi tokoh terdepan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik good governance dengan mewujudkan masyarakat
daerah yang madani. Otonomi daerah dan desentralisasi kekuasaan telah memberikan ruang yang cukup luas bagi seorang kepala daerah untuk menyelenggarakan sebuah
pemerintahan di daerahnya tanpa ada tekanan dari pemerintah pusat. Selayaknya hal ini menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi pemerintah daerah untuk berinovasi
dalam rangka mewujudkan kemakmuran masyarakatnya dengan mengandalkan sumber daya yang tersedia di daerahnya.
Universitas Sumatera Utara
Terkait otonomi dan kewenangan seorang kepala daerah, penyelenggaraan pemerintahan di daerah juga harus dilakukan secara bertanggung jawab. Artinya
penyelenggra pemerintahan dituntut melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional. Dalam menjalankan tugasnya penyelenggra pemerintahan harus sadar
untuk tidak hanya berorientasi pada hasil tetapi juga pada kebenaran dan kewajaran dalam proses pencapaiannya. Penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
bertanggung jawab dan transparan akan menumbuhkan rasa percaya masyarakat pada pemerintah daerah.
Dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di suatu daerah, penyelenggara pemerintahan dituntut harus mengelola sumber daya seefektif dan
seefisien mungkin. Efektif berarti setiap upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah harus tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan. Efisien artinya pemerintah
daerah harus bersikap rasional dengan mempertimbangkan dari setiap sumber daya yang dipakai. Dengan praktek yang baik dari konsep efekti dan efisien tersebut,
pemerintah daerah dapat berharap banyak akan sebuah tata kepemerintahan yang baik good governance di daerahnya.
Pencapaian good governancetata kepemerintahan yang baik di beberapa daerah mungkin akan memunculkan dua sisi yang berbeda. Beberapa daerah akan
mencerminkan sisi daerah yang cukup berhasil melaksanakan good governance, namun di lain sisi penyelenggaraan pemerintahan daerah di beberapa daerah akan
Universitas Sumatera Utara
mencerminkan kegagalan pelaksanaan good governance. Salah pilar terpenting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan good governance di daerah
adalah sosok kepala daerah. Sebagai pemegang tampuk kekuasaan dan sosok yang memiliki wewenang yang sangat luas di daerah, kepala daerah memiliki pengaruh
yang sangat besar dalam keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan yang sesuai dengan konsep good governance.
Simalungun merupakan salah satu kabupaten terbesar di Sumatera Utara, baik secara luas wilayah, komposisi penduduk, kondisi ekonomi dan faktor lainnya. Saat
ini kabupaten Simalungun dipimpin oleh J.R. Saragih sebagai bupati dan Hj. Nuriaty Damanik S.H sebagai wakilnya. Tentunya sebagai sebuah wilayah yang sangat luas,
pemerintah di Simalungun memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup besar dalam mengelola sistem pemerintahan di daerah ini.
Kabupaten Simalungun memiliki hampir segala potensi yang dibutuhkan untuk menjadi Kabupaten yang maju dan sejahtera. Oleh karena itu dibutuhkan
pemerintahan yang dapat memaksimalkan potensi tersebut. Hal yang tidak dapat dikesampingkan adalah adanya sosok pemimpin yang cerdas dan memahami
pemerintahan di Simalungun dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik meneliti dan mengangkat judul “Peran Kepala Daerah dalam Mewujudkan Good Governance Studi Kasus :
Masa Pemerintahan Bupati Simalungun JR Saragih”.
I. 2. Perumusan Masalah