22
3.4.3 Pembuatan Larutan Sampel
Sampel hasil destruksi dilarutkan dalam 5 mL HNO
3
1:1, lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, dibilas krus porselen hingga tiga kali, dan larutan
dicukupkan dengan aqua demineralisata hingga garis tanda. Kemudian disaring dengan kertas Whatman no. 42 dan 5 mL filtrat pertama dibuang untuk
menjenuhkan kertas saring kemudian filtrat selanjutnya ditampung dalam botol. Filtrat ini digunakan sebagai larutan sampel untuk analisis. Perlakuan yang sama
diulang sebanyak enam kali untuk masing-masing sampel. Bagan alir pembuatan larutan sampel dapat dilihat pada Lampiran 5.
3.4.4 Pemeriksaan Kuantitatif 3.4.4.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kalsium
Larutan baku kalsium konsentrasi 1000 µgmL dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan aqua demineralisata konsentrasi 10 µgmL.
Larutan untuk kurva kalibrasi kalsium dibuat dengan memipet 5; 10; 15;
20 dan 25 ml larutan baku 20 µgmL, masing-masing dimasukkan ke dalam labu
tentukur 25 ml dan dicukupkan hingga garis tanda dengan aqua demineralisata larutan ini mengandung 2; 4; 6; 8 dan 10 µ gmL dan diukur absorbansi pada
panjang gelombang 422,7 nm dengan nyala udara-asetilen.
3.4.4.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Besi
Larutan baku besi konsentrasi 1000 µgmL dipipet sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan aqua demineralisata konsentrasi 10 µgmL.
Universitas Sumatera Utara
23 Larutan untuk kurva kalibrasi besi dibuat dengan memipet 5; 10; 15; 20
dan 25 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditepatkan hingga garis tanda dengan aqua demineralisata larutan ini mengandung 0,5; 1; 1,5; 2;
dan 2,5 µ gmL dan diukur pada panjang gelombang 248,30 nm dengan nyala
udara-asetilen. 3.4.4.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Seng
Larutan baku seng 1000 µgmL sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml lalu diencerkan dengan aqua demineralisata hingga garis tanda.
Dari larutan tersebut 100 µgmL dipipet 10 ml dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml lalu diencerkan dengan aqua demineralisata hingga garis tanda 10
µgmL. Larutan untuk kurva kalibrasi seng dibuat dengan memipet masing-masing
2,0 ml; 3,0 ml; 4,0 ml; 5,0 ml dan 6,0 ml; larutan baku 10 µgmL lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan aqua demineralisata hingga
garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 0,2 µgmL; 0,3 µgmL; 0,4 µgmL; 0,5 µgmL dan 0,6 µgmL, lalu dilakukan pengukuran pada panjang
gelombang 213,9 nm.
3.4.4.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi Tembaga
Larutan baku Tembaga konsentrasi 1000 µgmL dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan dicukupkan hingga garis tanda
dengan aqua demineralisata konsentrasi 100 µgmL. Dari larutan ini dipipet sebanyak 10 ml, dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, ditepatkan sampai garis
tanda dengan aqua demineralisata konsentrasi 10 µgmL.
Universitas Sumatera Utara
24 Larutan kerja tembaga dibuat dengan memipet 2; 3; 4; 6; 8 dan 10 ml
larutan baku 10 µgmL, masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditepatkan hingga garis tanda dengan aqua demineralisata larutan ini
mengandung 0,2 µgmL; 0,3 µgmL; 0,4 µgmL; 0,6 µgmL; 0,8 µgmL dan 1 µgmL dan diukur pada panjang gelombang 324,70 nm dengan nyala udara-
asetilen.
3.4.4.5 Pembuatan Kurva Kalibrasi Mangan