Interaksionisme Simbolik Paradigma Kajian

Universitas Sumatera Utara Teori konstruktivisme dibangun berdasarkan teori yang ada sebelumnya yaitu konstruksi pribadi atau konstruksi personal oleh George Kelly. Ia menyatakan bahwa orang memahami pengalamannya dengan cara mengelompokkan berbagai peristiwa menurut kesamaannya dan membedakan berbagai hal melalui perbedaannya. Sistem kognitif terdiri atas sejumlah perbedaan. Perbedaan ini menjadi dasar penilaian ihwal sistem kognitif individual yang bersifat pribadi. Individu yang cerdas secara kognitif dapat membuat banyak perbedaan dalam satu situasi dibandingkan dengan orang yang lemah secara kognitif. Inilah yang disebut dengan diferensiasi kognitif dan diferensiasi ini mempengaruhi bagaimana pesan menjadi kompleks Morissan, 2009: 107. Delia dan koleganya kemudian menegaskan hubungan antara kompleksitas kognitif dengan tujuan dari pesan. Pesan sederhana hanya memiliki satu tujuan sementara pesan kompleks memiliki banyak tujuan. Dalam komunikasi antar persona pesan-pesan sederhana berupaya mencapai keinginan satu pihak saja tanpa mempertimbangkan keinginan dari pihak lain. Sementara pesan kompleks dirancang untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Prinsip dasar konstruktivisme adalah bahwa tindakan ditentukan oleh konstruk diri sekaligus juga konstruk dari luar diri Ardianto Q-annes, 2007: 159. Paradigma konstruktivisme dipengaruhi oleh perspektif interaksionisme simbolik dan perspektif struktural fungsional. Perspektif interaksionalisme simbolik mengatakan bahwa manusia secara aktif dan kreatif mengembangkan respon terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya. Individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas sosial yang relatif bebas di dalam dunia sosialnya. Realitas sosial itu memiliki makna manakala realitas sosial tersebut dikonstruksikan dan dimaknakan secara subjektif oleh individu lain.

2.1.2 Interaksionisme Simbolik

Paham mengenai interaksi simbolik adalah suatu cara berpikir mengenai pikiran mind, diri dan masyarakat yang telah memberikan banyak konstribusi kepada tradisi sosiokultural dalam membangun teori komunikasi. Para pemikir dalam tradisi Interaksionisme Simbolik dibagi menjadi dua aliran, yaitu aliran Universitas Sumatera Utara Iowa dan aliran Chicago. Kalangan pemikir aliran Iowa banyak yang menganut tradisi epistimologi dan post-positivist sedangkan aliran Chicago banyak melakukan pendekatan interpretif berdasarkan rintisan dari George Herbert Mead. George Herbert Mead dipandang sebagai pembangun paham interaksi simbolik ini. Ia mengajarkan bahwa makna muncul sebagai hasil interaksi di antara manusia baik secara verbal maupun non verbal. Melalui aksi dan respons yang terjadi kita memberikan makna ke dalam kata-kata atau tindakan dan karenanya kita dapat memahami satu peristiwa dengan cara-cara tertentu. Menurut paham interaksi simbolik, individu berinteraksi dengan individu lainnya sehingga menghasilkan suatu ide tertentu mengenai diri yang berupaya menjawab siapakah anda sebagai manusia ? Manfort Kuhn menempatkan peran diri sebagai pusat kehidupan sosial. Diri merupakan hal yang sangat penting dalam interaksi. Orang memahami dan berhubungan dengan berbagai hal atau objek melalui interaksi sosial. Menurut Kuhn, komunikator melakukan percakapan dengan dirinya sendiri sebagai bagian dari proses interaksi. Dengan kata lain kita berbicara sendiri di dalam pikiran kita guna membuat perbedaan diantara benda-benda atau orang. Ketika seseorang membuat keputusan bagaimana bertingkah laku terhadap suatu objek sosial maka orang itu menciptakan apa yang disebut oleh Kuhn suatu rencana tindakan a plan of action yang dipandu dengan sikap atau pernyataan verbal yang menunjukkan nilai-nilai terhadap kemana tindakan itu akan diarahkan Morissan Wardhani, 2009: 75. Interaksi simbolik mendasarkan gagasannya atas enam hal yakni: 1. Manusia membuat keputusan dan bertindak pada situasi yang dihadapinya sesuai dengan pengertian subjektifnya. 2. Kehidupan sosial merupakan proses interaksi, kehidupan sosial buakanlah struktur atau bersifat struktural dan karena itu akan terus berubah. 3. Manusia memahami pengalamannya melalui makna dari simbol yang digunakan dilingkungan terdekatnya dan bahasa meruapakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan sosial. Universitas Sumatera Utara 4. Dunia terdiri atas berbagai objek sosial yang memiliki nama dan makna yang ditentukan secara sosial. 5. Manusia berdasarkan tindakannya atas interpretasi mereka dengan mempertimbangkan dan mendefenisikan objek-objek dan tindakan yang relevan pada situasi saat itu. 6. Diri seseorang adalah objek signifikan dan sebagaimana objek sosial lainnya diri didefenisikan melalui interaksi sosial Morissan Wardhani, 2009: 143. Karya Mead yang paling terkenal yang berjudul Mind, Self, and Society, menggarisbawahi tiga konsep kritis yang dibutuhkan dalam menyusun sebuah diskusi tentang teori interaksionisme simbolik. Hal pertama yang harus dicatat adalah bahwa tiga konsep ini saling mempengaruhi satu sama lain dalam term interaksionisme simbolik. Dari itu, pikiran manusia mind dan interaksi sosial diriself dengan yang lain digunakan untuk menginterpretasikan dan memediasi masyarakat society dimana kita hidup. Ketiga konsep tersebut memiliki aspek- aspek yang berbeda namun berasal dari proses umum yang sama yang disebut tindakan sosial social act Ardianto Q-annes, 2007: 136. Kemampuan menggunakan simbol-simbol signifikan untuk menanggapi diri yang memungkinkan diri berpikir, inilah yang disebut Mead sebagai pikiran mind. Pikiran bukanlah suatu benda, tetapi suatu proses yang tidak lebih dari kegiatan interaksi dengan diri anda. Kemampuan berinteraksi yang berkembang bersama-sama dengan diri adalah sangat penting bagi kehidupan manusia karena menjadi bagian dari setiap tindakan. Berpikir minding melibatkan keraguan ketika anda menginterpretasikan situasi. Disini, anda berpikir sepanjang situasi itu dan merencanakan tindakan ke depan. Anda membayangkan berbagai hasil, memilih alternatif dan menguji berbagai alternatif yang mungkin. Manusia memiliki simbol signifikan yang memungkinkan mereka menamakan objek. Kita selalu memberi makna pada sesuatu berdasarkan pada bagaimana anda bertindak terhadap sesuatu. Universitas Sumatera Utara Menurut Mead, ‘diri’ memiliki dua sisi yang masing-masing memiliki tugas penting yaitu diri yang mewakili saya sebagai subjek atau I dan saya sebagai objek atau ME. Saya sebagai subjek adalah bagian dari diri saya yang bersifat menuruti dorongan hati, tidak teratur dan tidak langsung dan tidak dapat diperkirakan. Saya sebagai objek adalah konsep diri yang terbentuk dari pola-pola yang teratur dan konsisten yang anda dan orang lain pahami bersama. Setiap tindakan dimulai dari dorongan hati dari saya subjek dan secara cepat dikontrol oleh saya objek. Saya subjek adalah tenaga pendorong untuk melakukan tindakan sedangkan konsep diri atau saya objek memberikan arah atau panduan. Mead menggunakan konsep saya objek untuk menjelaskan perilaku yang dapat diterima dan sesuai secara sosial dan saya subjek menjelaskan dorongan hati yang kreatif namun sulit diperkirakan. Mead mendefenisikan masyarakat sebagai jejaring hubungan sosial yang diciptakan manusia. Individu-individu terlibat di dalam masyarakat melalui perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela. Jadi, masyarakat menggambarkan keterhubungan beberapa perangkat perilaku yang terus disesuaikan oleh individu-individu. Syarat untuk dapat terjadinya kerjasama diantara anggota masyarakat adalah adanya pengertian terhadap keinginan atau maksud orang lain, tidak hanya pada saat ini tapi juga di masa yang akan datang Morissan Wardhani, 2009: 145. Mead dan pengikutnya menggunakan banyak konsep untuk menyempurnakan cara lahirnya makna melalui interaksi dalam kelompok sosial. Konsep penting lainnya dalam teori interaksionisme simbolik adalah significant others atau orang lain yang signifikan yaitu orang lain yang berpengaruh dalam kehidupan, lalu kemudian ada orang lain yang digeneralisasikan atau generalised others yakni konsep tentang bagaimana orang lain merasakan anda dan tata cara yang dipakai atau role taking yaitu pembentukan perilaku setelah perilaku orang lain. Konsep ini disusun bersama dalam teori interkasionisme simbolik untuk menyediakan sebuah gambaran kompleks dari pengaruh persepsi individu dan Universitas Sumatera Utara kondisi psikologis, komunikasi simbolik serta nilai-nilai sosial dan keyakinan dalam sebuah konstruksi sosial masyarakat Ardianto Q-annes, 2007: 136. Herbert Blumer menyebutkan bahwa pada masyarakat yang sudah maju sebagian besar dari tindakan kelompok terdiri atas pola-pola yang berulang-ulang dan stabil yang memiliki makna bersama dan mapan bagi anggota masyarakat bersangkutan. Pola-pola tindakan kelompok yang sangat sering diulang-ulang tidak ada yang bersifat permanen. Tidak peduli betapapun solid dan kompaknya, tampaknya suatu tindakan satu kelompok tetapi semuanya berasal dari pilihan tindakan orang per orang secara individu. Dalam suatu tindakan sosial melibatkan hubungan tiga pihak yaitu adanya isyarat awal dari gerak atau isyarat tubuh seseorang, adanya tanggapan terhadap isyarat itu oleh orang lain dan ada hasilnya. Hasil adalah makna tindakan bagi komunikator. Makna adalah hasil komunikasi yang penting. Makna yang kita miliki adalah hasil interaksi kita dengan orang lain. Kita menggunakan makna untuk menginterpretasikan peristiwa disekitar kita. Interpretasi merupakan proses internal di dalam diri kita. Kita harus memilih, memeriksa, menyimpan, mengelompokkan dan mengirim makna sesuai dengan situasi dimana kita berada dan arah tindakan kita. Dengan demikian, jelaslah, bahwa kita tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa memiliki makna yang sama terhadap simbol yang kita gunakan Morissan Wardhani, 2009: 145.

2.2 Kajian Pustaka