Universitas Sumatera Utara
dengan memberikan informasi, drama, music, dan lain-lain. Film sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari khalayak dalam banyak hal. Film bisa membuat
orang tertahan, setidaknya saat mereka menonton secara lebih intens dibanding dengan medium lain. Orang terpesona oleh film sejak awal penciptaan teknologi
film meski saat itu tak lebih dari gambar putus-putus dan goyang di tembok putih. Dengan masuknya suara pada 1920-an dan kemudian warna serta banyak
kemajuan teknis lainnya film semakin membuat orang semakin terpesona. Menonton film dibioskop masih merupakan pengalaman yang mengasyikkan,
pengalaman yang tidak bisa diperoleh dari media lain Vivian, 2008: 160. Pada awalnya film adalah hiburan bagi kelas bawah di perkotaan, dengan
cepat film mampu menembus batas-batas kelas dan menjangkau kelas yang lebih luas. Kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial kemudian
menyadarkan para ahli bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayak. Karakteristik film sebagai media massa juga mampu membentuk
semacam konsensus publik secara visual, karena selalu bertautan dengan nilai- nilai yang hidup dalam masyarakat dan selera publik Irawanto, 1999: 13.
Unsur- unsur ideologi dan propaganda yang terselubung dan tersirat dalam banyak film hiburan umum, suatu fenomena yang tampaknya tidak tergantung
pada atau tidak adanya kebebasan masyarakat. Fenomena semacam itu mungkin berakar dari keinginan untuk merefleksikan kondisi masyarakat atau mungkin
juga bersumber dari keinginan untuk memanipulasi. Sehingga pemanfaatan film dalam pendidikan perlu untuk ditambahkan. Pentingnya pemanfaatan film dalam
pendidikan didasari oleh pertimbangan bahwa film memiliki kemampuan untuk menarik perhatian orang dan sebagian lagi didasari oleh alasan bahwa film
memiliki kemampuan mengantar pesan secara unik. Ringkasnya terlepas dari dominasi pengunaan film sebagai alat hiburan dalam sejarah film, tampaknya ada
semacam aneka pengaruh yang menyatu dan mendorong kecenderungan sejarah film menuju ke penerapannya yang bersifat manipulatif Mc Quail, 1996: 14.
2.2.2.1 Jenis-jenis Film
Universitas Sumatera Utara
Film sebagai suatu bentuk komunikasi massa yang dikelola menjadi suatu bentuk komoditi. Didalamnya terdapat produser, pemain film dan perangkat
kesenian lainnya yang mendukung. Adapun pengelompokan film menurut Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya yang bejudul “Komunikasi Massa Suatu
Pengantar” 2004: 138, antara lain: a.
Film Cerita Jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan didistribusikan sebagai barang dagangan. Film jenis ini
disebut juga film fiksi. Film fiksi erat hubungannya dengan hukum kausalitas atau sebab-akibat. Ceritanya memiliki karakter
protagonis dan antgonis, masalah dan konflik, penutupan serta pengembangan cerita yang jelas.
b. Film Berita
Film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi, terdapat nilai berita yang penting dan menarik bagi khalayak.
c. Film Dokumenter
Karya cipta mengenai kenyataan, hasil interpretasi pembuatannya mengenai kenyataan dari film tersebut. Film jenis ini berhubungan
dengan orang-orang, tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. d.
Film Kartun Film animasi yang sasaran utamanya adalah anak-anak, namun
semua kalangan menyukainya karena sisi kelucuannya yang biasa hadir disetiap tayangannya.
Jenis film yang digunakan dalam penelitian ini adalah film cerita. Film cerita adalah sebuah film yang sudah dituliskan dalam bentuk naskah, kemudian
diperankan oleh bintang film yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga penontonnya. Film ini menyajikan berbagai unsur yang menyentuh perasaan
manusia. Film ini bersifat auditif visual yang disajikan dalam bentuk gambar yang dapat dilihat serta suara yang dapat didengar dan dinikmati khalayak. Film ini
Universitas Sumatera Utara
lazimnya dipertunjukkan di bioskop dan didistribusikan sebagai barang dagangan yang diperuntukkan untuk publik dimana pun mereka berada.
2.2.2.2 Genre Film
Himawan Pratista dalam bukunya yang berjudul “Memahami Film” Pratista: 2008 mengatakan bahwa selain jenisnya, film juga dapat
dikelompokkan berdasarkan klasifikasi film. Klasifikasi film yang paling banyak dikenal adalah klasifikasi berdasarkan genre film. Istilah genre berasal dari bahasa
Prancis yang bermakna “bentuk” atau “tipe”. Di dalam film, genre diartika sebagai jenis atau klasifikasi dari sekelompok film yang memiliki karakter atau
pola yang sama seperti setting, isi, dan subjek cerita, tema, struktur cerita, aksi atau peristiwa, periode, gaya, situasi, ikon, mood, serta karakter. Fungsi utama
dari genre adalah untuk membantu kita memilah-milah atau mengklasifikasikan film-film yang ada sehingga lebih memudahkan untuk mengenalinya.
Genre-genre pokok dalam film antara lain : 1.
Aksi 2.
Drama 3.
Epik Sejarah 4.
Fantasi 5.
Fiksi Ilmiah 6.
Horor 7.
Komedi 8.
Kriminal dan Gangster 9.
Musikal 10.
Petualangan 11.
Perang 12.
Western Film The Interview yang menceritakan rencana pembunuhan pemimpin
tertinggi dari negara Korea Utara Kim Jong Un, termasuk dalam kategori genre drama komedi. Meskipun tema yang diangkat adalah “pembunuhan”, tapi tingkah
laku dan karakter, situasi, isi serta peristiwa dalam film ini dikemas dengan gaya
Universitas Sumatera Utara
yang lucu dan tidak menegangkan, sebagaimana film-film yang bercerita tentang pembunuhan pada umumnya.
2.2.3 Dramaturgi