19
a. Penggunaan batako sebagai bahan pasangan dinding lebih sedikit untuk
pekerjaan pasangan dinding per m
2
nya dibandingkan dengan penggunaan bata merah.
b. Proses pembuatannya mudah, dan dapat dicetak dengan ukuran yang sama.
c. Ukuran batako yang besar, membuat waktu dan biaya pemasangannya lebih
sedikit. d.
Jika pekerjaan pemasangannya rapi, diding batako tidak perlu dipelaster. e.
Batako yang berlubang dapat dijadikan isolasi udara. f.
Batako lebih mudah untuk dipototong, apabila sambungan tertentu butuh potongan.
g. Batako sebelum dipakai tidak perlu direndam air.
Sedangkan kerugian pemakaian batako adalah sebagai berikut: a.
Karena proses pengerasannya membutuhkan waktu yang cukup lama 3 minggu, maka butuh waktu yang lama untuk membuatnya sebelum
memakainya. b.
Bila diinginkan lebih cepat mengeras perlu ditambah dengan semen, sehingga menambah biaya pembuatan.
c. Mengingat ukurannya cukup besar, dan proses pengarasannya cukup lama
mengakibatkan pada saat pengangkutan banyak terjadi batako pecah.
2.3 Bahan Pembentuk Batako
Bahan dasar pembentuk batako pada penelitian ini terdiri dari semen, pasir, plastik LDPE dan air. Sedangkan untuk batako normal hanya menggunakan
semen, pasir dan air saja.
Universitas Sumatera Utara
20
2.3.1 Semen Portland
Berdasarkan SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland didefinisikan
sebagai semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan
digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain.
Semen ditemukan oleh Joseph Aspidin di tahun 1824, seorang tukang batu kebangsaan Inggris. Dinamakan Semen Portland, karena yang dihasilkan
mempunyai warna serupa dengan tanah liat alam di Portland. Adapun jenis-jenis semen diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Tipe I: Semen biasa digunakan untuk pembuatan beton bagi konstruksi yang
tidak dipengaruhi sifat-sifat lingkungan yang mengandung bahan sulfat, perbedaan temperatur yang ekstrim. Pemakaian tipe ini umumnya bagi
konstruksi beton pada bangunan: 1
Jalan; 2
Bangunan beton bertulang; 3
Jembatan-jembatan; 4
Tangki, waduk, pipa-pipa, batako. b.
Tipe II: Semen ini digunakan untuk pencegahan serangan sulfat dari lingkungan, seperti sistem drainase dengan sifat kadar konsentrasi sulfat
tinggi di dalam air tanah. c.
Tipe III: Jenis semen dengan waktu pengerasan yang cepat, umumnya dalam waktu kurang dari seminggu, digunakan pada struktur-struktur bangunan
yang bekistingnya harus cepat dibuka dan akan segera dipakai. Semen tipe I
Universitas Sumatera Utara
21
dapat juga dipakai untuk maksud ini, dengan campuran gemuk, akan tetapi tipe III lebih memuaskan hasilnya dan ekonomis.
d. Tipe IV: Semen dengan hidrasi panas rendah yang digunakan pada struktur-
struktur dam, bangunan-bangunan masif, hal mana panas yang terjadi sewaktu hidrasi merupakan faktor penentu bagi keutuhan beton.
e. Tipe V: Semen penangkal sulfat. Digunakan untuk beton yang lingkungannya
mengandung sulfat, terutama pada tanahair tanah dengan kadar sulfat tinggi. Semen putih untuk pekerjaan-pekerjaan arsitektur. Di samping yang
disebutkan di atas terdapat semen-semen khusus, seperti: 1
Semen untuk sumur minyak; 2
Semen kedap air; 3
Semen plastik; 4
Semen ekspansif; 5
Regulate-Set Cement. Adapun ringkasan penggunaan dari jenis-jenis portland semen yaitu seperti
tertera pada tabel di bawah.
Tabel 2.1 Jenis-jenis Portland Semen
JENIS PENGGUNAAN
I II
III IV
Konstruksi biasa di mana sifat yang khusus tidak diperlukan Konstruksi biasa di mana diinginkan perlawanan terhadap sulfat
atau panas dari hidrasi yang sedang Jika kekuatan permulaan yang tinggi diinginkan
Jika panas yang rendah dari hidrasi diinginkan
Universitas Sumatera Utara
22
V Jika daya tahan yang tinggi terhadap sulfat diinginkan
Chu-Kia Wang, 1993 Agar semen tetap memenuhi syarat meskipun disimpan dalam waktu lama,
cara penyimpanan semen perlu diperhatikan. Jika semen disimpan kering, akan tetap baik. Penyimpanan di tempat lembab mengakibatkan penurunan kekuatan.
Oleh karenanya, kelembaban ruang penyimpanan harus tetap dijaga. Sebaiknya penimbunan karung semen rapat satu sama lain, di atas ganjalan kayu dan tidak
dirapatkan ke dinding. Penyimpanan yang lama seharusnya mempunyai tutup- tutup kedap air. Semen harus terbebas dari bahan kotoran dari luar. Semen dalam
kantong harus disimpan dalam gudang tertutup, terhindar dari basah dan lembab, dan tidak tercampur dengan bahan lain. Semen dari jenis yang berbeda harus
dikelompokkan sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan tertukarnya jenis semen yang satu dengan yang lainnya. Urutan penyimpanan harus diatur sehingga
semen yang lebih dahulu masuk gudang terpakai lebih dahulu Mulyono, 2003.
2.3.2 Pasir
Pasir adalah bahan butiran batuan halus yang berukuran 0,14-5 mm, didapat dari basil desintegrasi batuan alam natural sand atau dengan memecah artificial
sand . Pasir diperoleh biasanya dari penggalian di dasar sungai, pasir cocok
digunakan untuk pembuatan bata konstruksi. Pasir terbentuk ketika batu-batu dibawa arus sungai dari sumber air ke muara sungai. Pasir dan kerikil dapat juga
digali dari laut asalkan pengotoran serta garam-garamnya khlorida dibersihkan
Universitas Sumatera Utara
23
dan kulit kerang disisihkan. Jenis pasir dapat dibedakan berdasarkan asal dan sifat pasir:
a. Pasir gunungan, pasir ini ditemukan di daerah-daerah yang terletak agak
tinggi, banyak mengandung kerikil. b.
Pasir sungai, jenis pasir ini yang mempunyai butiran yang tak merata. Pasir ini sangat baik untuk membuat mortar adukan karena unsur-unsur
pengikatnya dapat mencekal dengan baik pada permukaan kasar butiran tersebut.
c. Pasir laut, jenis pasir ini banyak mengandung kapur karena sisa-sisa kulit
kerang. d.
Pasir gunungan tepi pantai, pasir ini juga sama dengan pasir laut banyak mengandung kapur. Pasir gunungan tepi pantai adalah pasir yang terbawa
angin. Pembulatan butir-butir disebabkan oleh arus laut dan terpaan ombak. e.
Pasir perak, pasir ini banyak menamakkan kilapan. Ini banyak digunakan sebagai penghias pada dinding dan langit-langit.
f. Pasir lembek, jenis pasir ini merupakan pasir halus dengan butiran bulat, yang
sedikit mengandung tanah liat namun banyak mengandung lumpur, dan mengandung air.
g. Pasir timah, Pasir ini merupakan pasir yang dihanyutkan oleh air hujan dan
sisa-sisa humus berwarna abu-abu timah. Sebagai bahan adukan, baik untuk spesi maupun beton, maka agregat
halus harus diperiksa di lapangan. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan agregat halus di lapangan adalah:
Universitas Sumatera Utara
24
1 Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Butir agregat halus
harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca.
2 Agregat halus tidak mengandung lumpur lebih dari 5 ditentukan terhadap
berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 5, maka agregat halus harus dicuci.
3 Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu
banyak, hal tersebut dapat diamati dari warna agregat halus. 4
Agregat yang berasal dari laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua adukan spesi dan beton.
2.3.3 Air
Air merupakan salah satu bahan penyusun batako, fungsi air adalah mereaksikan kimia pada semen yang menyebabkan pengikatan dan
berlangsungnya pengerasan, membasahi agregat dan sebagai pelumas campuran agar mudah dalam pengerjaannya. Air digunakan untuk membuat adukan menjadi
bubur kental dan juga sebagai bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain untuk dapat mengeras. Oleh karena itu, air sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan
pengerjaan bahan. Tanpa air, konstruksi bahan tidak akan terlaksana dengan baik dan sempurna.
Syarat air yang digunakan untuk campuran batako adalah sebagai berikut: a.
Air tidak mengandung lumpur, minyak, benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual.
b. Air tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gramliter.
Universitas Sumatera Utara
25
c. Air tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
batako asam-asam, zat organik dan sebagainya lebih dari 15 gramliter. d.
Bila air meragukan harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi mutunya menurut pemakaiannya Latief, 2010.
Faktor air semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen dalam campuran adukan. Kekuatan dan kemudahan pengerjaan workability
campuran adukan batako sangat dipengaruhi oleh jumlah air campuran yang dipakai. Untuk suatu perbandingan campuran batako tertentu diperlukan jumlah
air yang tertentu pula. Pada dasarnya semen memerlukan jumlah air sebesar 32 berat semen
untuk bereaksi secara sempurna, akan tetapi apabila kurang dari 40 berat semen maka reaksi kimia tidak selesai dengan sempurna. Apabila kondisi seperti ini
dipaksakan akan mengakibatkan kekuatan batako berkurang. Jadi air yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan semen dan untuk memudahkan pembuatan
batako, maka nilai f.a.s. pada pembuatan dibuat pada batas kondisi adukan lengas tanah, karena dalam kondisi ini adukan dapat dipadatkan secara optimal. Disini
tidak dipakai patokan angka sebab nilai f.a.s. sangat tergantung dengan campuran penyusunnya. Nilai f.a.s. Diasumsikan 0,2 , 0,24 dan 0,28 atau disesuaikan
dengan kondisi adukan agar mudah dikerjakan Utomo, 2010, dalam Muhammad father, 2016
2.3.4 Plastik LDPE
Polietilen berdensitas rendah low density polyethylene, LDPE adalah termoplastik yang terbuat dari minyak bumi. Pertama kali diproduksi oleh
Universitas Sumatera Utara
26
Imperial Chemical Industries ICI pada tahun 1933 menggunakan tekanan tinggi dan polimerasi radikal bebas. LDPE dicirikan dengan densitas antara 0.91
– 0.94 gcm
3
dan tidak reaktif pada temperature suhu kamar, kecuali pada oksidator kuat dan beberapa pelarut dapat menyebabkan kerusakan. LDPE dapat bertahan pada
temperature 90
o
C dalam waktu yang tidak terlalu lama. LDPE memiliki percabangan yang banyak, lebih banyak dari pada HDPE
sehingga gaya antar molekulnya rendah. Ketahanan LDPE terhadap bahan kimia diantaranya:
• Tidak ada kerusakan dari asam, basa, alcohol dan ester.
• Kerusakan kecil dari keton, aldehida dan minyak tumbuh-tumbuhan.
• Kerusakan menengah dari hidrokarbon alifatik dan aromatic dan oksidator.
• Kerusakan tinggi pada hidrokarbon terhalogenisasi.
LDPE memiliki aplikasi yang cukup luas, terutama sebagai wadah pembungkus. Produk lainnya dari L
DPE meliputi: •
Wadah makanan dan wadah di laboratorium. •
Permukaan anti korosi. •
Bagian yang membutuhkan fleksibilitas. •
Kantong plastik. •
Bagian elektronik. Penggunaan polietilene yang sangat luas menjadi masalah lingkungan yang
amat serius. Polietilene dikategorikan sebagai sampah yang sulit didegredasi oleh alam, membutuhkan waktu ratusan tahun bagi alam untuk mendegradasinya
secara efisien.
Universitas Sumatera Utara
27
2.4 Pengujian Benda Uji