27
2.4 Pengujian Benda Uji
Pada penelitian ini dilakukan beberapa pengujian benda uji yaitu sebagai berikut:
2.4.1 Pemeriksaan Ukuran dan Tampak Luar
Pemeriksaan ukuran dilakukan untuk melihat dan mengamati bentuk batako sudah sesuai dengan standar yang ditentukan, karena apabila belum sesuai
dapat menpengaruhi nilai kekuatan pada bangunan. Sedangkan pemeriksaan tampak luar dilakukan agar tidak mengurangi nilai jual. Apabila batako tampak
dari segi fisik sudah bagus, maka nilai jualnya akan baik. Sebaliknya, apabila secara fisik sudah tampak tidak kuat maka batako tersebut tidak akan laku
dipasaran. Pengukuran benda uji batako digunakan alat ukur mistar sorong atau
penggaris. Pencatatan hasil pengukuran serta besar penyimpangan ukuran batako berdasarkan syarat mutu yang telah ditetapkan pada SNI 03 0349 1989.
2.4.2 Pengujian Berat Isi
Pengujian berat isi dilakukan untuk mengetahui berat isi atau berat volume adalah pengukuran berat setiap satuan volume benda. Semakin tinggi berat suatu
benda maka semakin berat pula berat setiap volumenya. Semakin besar berat volume suatu benda, maka semakin rendah porositasnya Maria, 2009 dalam Elia
Hunggurami, 2014. Untuk menghitung besarnya volume dipergunakan persamaan berikut:
Universitas Sumatera Utara
28
Berat Isi BI = 2.2
Dimana: BI
= Berat Isi Kgm
3
W = Berat Benda Uji gr
V = Volume Benda Uji m
3
2.4.3 Pengujian Absorbsi
Absorbsi atau daya serap air ialah persentase berat air yang mampu diserap agregat di dalam air, sedangkan banyaknya air yang terkandung dalam agregat
disebut kadar air. Penyerapan air sangat dipengaruhi oleh pori atau rongga yang terdapat pada benda uji. Semakin banyak pori yang terkandung dalam beton maka
akan semakin besar pula penyerapan sehingga ketahanannya akan berkurang. Rongga pori yang terdapat pada beton terjadi karena kurang tepatnya kualitas
dan komposisi material penyusunannya. Pengaruh rasio yang terlalu besar dapat menyebabkan rongga, karena terdapat air yang tidak bereaksi dan kemudian
menguap dan meninggalkan rongga. Berdasarkan SNI 03-0349-1989 tentang bata beton batako, persyaratan nilai penyerapan air maksimum adalah 35
Untuk pengukuran penyerapan air batako, mengacu pada standar SNI 03- 0349-1989 dan dihitung dengan persamaan berikut:
�� =
� −� �
� 2.3
Dimana: Wa
= Water Absorption
Universitas Sumatera Utara
29
Mk = Massa benda kering gr
Mj = Massa benda dalam kondisi jenuh gr
2.4.4 Pengujian Kuat Tekan Sampel
Pengujian kuat tekan batako dan kubus kecil adalah pengujian pemberian beban terhadap batako dan kubus kecil untuk mengetahui gaya tekan yang dapat
ditahan oleh sampel. Pengujian kuat tekan ini untuk memastikan sampel mampu untuk menahan beban, misalnya beban dari rangka atap, ditambah dengan beban
hidup. Kuat tekan sampel adalah perbadingan besar beban maksimum yang dapat ditahan oleh benda uji dibagi dengan luas penampang yang menerima beban
tersebut. Teori teknologi beton menjelaskan bahwa faktor-faktor yang sangat
mempengaruhi kekuatan beton adalah faktor air semen FAS, kepadatan, umur beton, jenis semen, jumlah semen dan sifat agregat Tjokrodimulyo, 1996.
Untuk pengukuran kuat tekan batako mengacu pada standar SNI 03-0349- 1989 dan dihitung dengan persamaan berikut:
� =
��� � �
2.4 Dimana:
P = Kuat Tekan kgcm
2
F
maks
= Gaya Maksimum kg A = Luas permukaan benda uji cm
2
Universitas Sumatera Utara
30
Tabel 2.2 Syarat-Syarat Fisis Bata Beton Menurut SNI 03-0349-1989
Catatan:
1
Kuat tekan bruto adalah beban tekan keseluruhan pada waktu benda uji pecah dibagi dengan luas ukurannya dari permukaan bata yang tertekan,
termasuk luas lobang serta cekungan tepi
2
Tingkat Mutu: Tingkat I
: Untuk dinding struktural tidak terlindungi Tingkat II
: Untuk dinding struktural terlindungi boleh ada beban Tingkat III
: Untuk dinding non struktural tak terlindungi boleh terkena hujan dan panas
Tingkat IV : Untuk dinding non struktural terlindungi dari cuaca
2.4.5 Pengujian Kuat Tarik Sampel
Mortar merupakan campuran dari semen, pasir dan air dengan perbandingan yang telah ditentukan. Mortar tahan terhadap tekan yang mana hal
ini mencerminkan sifat beton yang tahan terhadap tekan. Pada dasarnya mortar juga dapat menahan tarik meskipun kekuatan mortar terhadap tarik terlalu kecil
No Syarat Fisik
Satuan Tingkat Mutu Bata
2
Bata Pejal Bata Berlubang
I II III IV
I II III IV
1 Kuat tekan rata-rata minimum
Kgcm
2
100 70 40 25 70 50 35 20 2
Kuat tekan bruto
1
benda uji min. Kgcm
2
90 65 35 21 65 45 30 17
3 Penyerapan air rata-rata maks.
25 35 -
- 25 35 -
-
Universitas Sumatera Utara
31
dibandingkan kekuatan tekan. Untuk mengetahui batas kekuatan tarik terhadap suatu mortar maka perlu diadakan suatu pengujian yang disebut test tarik mortar.
Untuk menghitung kuat tarik dari pengujian briquette dihitung menggunakan persamaan:
� =
� �
2.5 Dimana:
� = tegangan Kgcm
2
P = Gaya Tarik Kg A = Luas Penampang cm
2
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang