Saran Dinamika Kehidupan Masyarakat Desa Sibulan-Bulan: Dari Karet Rakyat Ke Pertanian (1980-2000)

67 dapat dilihat dari segi pembangunan, renovasi rumah-rumah penduduk desa, akses jalan serta dari aspek kehidupan dan pola pikir yang semakin maju, dan juga anak- anak dari para petani ini sudah bisa bersekolah mengejar cita-citanya masing- masing. pola pikir di Desa ini tidak hanya disitu saja melainkan mereka sudah berpikir kedepan untuk masa depan anak-anaknya dan bersungguh-sungguh untuk memperjuangkan pendidikan anak-anaknya sampai ke jenjang perguruan tinggi.

5.2 Saran

Dalamprogram peningkatan pendapatan pertanian padi sawah, perlu diadakan penyuluhan tentang pengolahan tanaman padi dalam meningkatkan pendapatan petani. Petani harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh tanaman dalam perawatan dan tumbuh kembangnya tanaman padi supaya produksi lebih maksimal. Dari semua hasil penelitian yang telah disimpulkan diatas, maka peneliti berharap memberikan saran antara lain:  Diharapkan agar pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat memberikan sumbangan berupa pembangunan sumber Irigasi agar petani bisa memproleh hasil panen yang maksimal.  Diharapkan agar masyarakat petani padi lebih bisa mengupayakan serta meningkatkan teknik pertanian yang bisa mendorong meningkatnya produksi tanaman padi.  Diharapkan kepada pemerintah agar lebih memberi bantuan seperti bibit padi,subsidipupuk atau pemberian penyuluhan tentang teknik pertanian yang baik untuk masyarakat yang melakukan pertanian padi. 68  Diharapkan kepada petani padi agar lebih respon terhadap inovasi barutentang cara atau teknik pengolahan lahan padi agar produksi tanaman padi dapat meningkat dan mutu padi yang dihasilkan lebih bagus lagi.  Diharapkan agar pemerintah memberikan sumbangan pembangunan jembatan dan jalan aspal agar sarana pengangkutan hasil padi dalam pemasaran semakin mudah dan terorganisir. DAFTAR PUSTAKA C.Scott, James, Moral Ekonomi Petani, Jakarta: LP3ES, 1981. ______________. Senjatanya Orang-Orang Yang Kalah, bentuk-bentuk perlawanan sehari-hari kaum tani , Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000. 21 Desa Sibulan-bulan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Purbatua, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Sebelum pemekaran, desa ini merupakan bagiandari Kecamatan Pahae Jae, jarak Kecamatan Pahae Jae sekitar 5 Kilometer menuju Kecamatan Purbatua, Akan tetapi sekarang desa ini menjadi bagian dari Kecamatan Purbatua. Desa Sibulan- bulan merupakan desa yang paling jauh jaraknya dari Kabupaten Tapanuli Utara. Apabila menuju Desa Sibulan-bulan dari jalan lintas Sumatera Kota Tarutung harus menempuh waktu sekitar 2 jam ke arah perbatasan Kabupaten Tapanuli Selatan dan melewati berbagai kecamatan dan desa. Salah satu desa yang dilalui untuk menuju ke Desa Sibulan-bulan ialah Kecamatan Simangumban Desa Sipetang kemudian berbelok sebelah kanan untuk memasuki area Sungai Sipetang dan menuju ke Desa Sibulan-bulan serta menjadi jalan alternatif satu-satunya menuju ke Desa Sibulan-bulan. Letak Desa Sibulan-bulan antara lain: ~ Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sipetang, ~ Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah, ~ Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sidua Bahal dan, ~ Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan. Jarak Desa Sibulan-bulan dengan Ibu kota Kabupaten Tapanuli Utara Tarutung sekitar 52 kilometer dan ± 12 kilometer dari ibu kota Kecamatan Purbatua. Desa Sibulan-bulan memiliki luas keseluruhan sekitar 825 hektar. Penggunaan tanah di Desa Sibulan-bulan berdasarkan pemanfaatannya ialah 85 hektar tanah sawah, 700 hektar tanah kering, 5 hektar pemukiman dan 35 hektar 22 lainnya. Terletak pada ketinggian 400 sampai 1000 meter diatas permukaan laut 4 . Berdasarkan ketinggian tersebut, Desa Sibulan-bulan memiliki iklim tropis serta memiliki suhu yang hangat dan lembab. Desa Sibulan-bulan memiliki dua musin yaitu musim kemarau yang berada pada bulan Januari sampai dengan Agustus dan musim hujan berada pada bulan September sampai dengan Desember. Sruktur tanah di desa ini mempunyai berbagai jenis bentuk, ada yang berbetuk landai dan sebagiannya datar kemudian ke arah sebelah Barat berbentuk perbukitan yang didalamnya terdapat sungai-sungai kecil atau masyarakat Desa Sibulan- bulan sering menyebutnya dengan istilah “aek bondar” dari sumber mata air pegunungan tersebut. Untuk mencapai Desa Sibulan-bulan, dapat dilakukan dengan menggunakan perahu dari Desa Sipetang sekitar 3 menit untuk melewati sungai Sipetang kemudian berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 30 menit untuk mencapai ke Desa Sibulan-bulan dengan jalan setapak yang berbatuan dan berbelok-belok, sebelah kanan keadaan jalannya sedikit terjal dan sebelah kiri terdapat perbukitan. Dari keseluruhan desa yang berada di Kecamatan Purbatua, Desa Sibulan- bulan merupakan desa yang jaraknya paling jauh dari kantor Kecamatan Purbatua, letak Desa Sibulan-bulan berada pada ujung Kecamatan Purbatua sebelah Selatan. Desa ini merupakan desa terpencil karena tidak memiliki jalur akses yang memadai. Adapun sungai Sipetang sukar untuk dilewati, apalagi untuk masyarakat pendatang yang belum terbiasa dengan alat transportasi air yaitu berupa perahu 4 Kantor Camat Purbatua, 2000 23 yang sederhana. Prasarana di desa ini pada saat itu belum memadai karena posisi Desa yang jauh dari pusat Ibu kota Tapanuli Utara Tarutung, dan desa ini berada di perbatasan antara Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tapanuli Selatan. Akibat letak ini jangkauan serta perhatian dari Pemerintah Daerah sangat berkurang terhadap desa ini. Pola perkampungan Desa Sibulan-bulan umumnya mengelompok, artinya rumah-rumah penduduk berdekatan satu sama lain. Adapun rumah tersebut terbuat dari bahan seperti papan, kayu dan juga batu serta berlantaikan papan karena masih berbentuk rumah panggung. Atap rumah yang masih terbuat dari ijuk dan rumbia. Di desa ini belum ditemukan rumah yang semi permanen dan kebanyakan berada mengikuti alur jalan utama desa tersebut. Disekitar pekarangan rumah penduduk ditanami jenis tanaman seperti sayur-sayuran, cabai, pinang, dan jenis buah-buahan lainnya. Sebelum masyarakat desa Sibulan-bulan bermata pencaharian petani padi, jenis tanaman yang tumbuh dilahan desa itu adalah berupa tanaman karet yang diperkirakan sudah berusia sekitar 100 tahun. Adapun tanaman-tanaman lain yang tumbuh di lahan tersebut berupa tanaman keras seperti rotan, coklat, kopi, kemenyan, durian, pinang dan tanaman liar lainya tetapi yang paling dominan adalah tanaman karet. Tanah yang berada di Desa Sibulan-bulan termasuk jenis tanah yang subur karena berbagai jenis tanaman dapat tumbuh di lahan ini dengan sendirinya. Jenis tanah yang berada di Desa Sibulan-bulan memiliki banyak kandungan unsur hara dan struktur tanahnya baik, artinya susunan butir-butir tanah tidak terlalu padat dan tidak terlalu renggang, cukup mengandung air yang 24 berguna untuk melarutkan unsur hara yang mempunyai garam-garaman dalam jumlah banyak sehingga tanah di desa ini cukup bagus. 2.2Keadaan Penduduk Sebelum tahun 1980, penduduk yang mendiami desa Sibulan-bulan tidak banyak, hanya beberapa orang saja. Perekonomian di desa ini juga sangat berkurang, sehingga tidak menarik masyarakat pendatang untuk bermigrasi ke daerah Sibulan-bulan. Akan tetapi pada masa pemerintahan Kolonial Belanda, penduduk Tapanuli yang tidak ingin dijajah oleh Belanda sehingga mereka mengasingkan diri dan salah satu tempat pengasingan itu adalah Desa Sibulan- bulan. Di desa inilah mereka belajar untuk bertahan hidup dan memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya. Salah seorang tokoh masyarakatyang bernama Agussalim Sitompul Desa Sibulan-bulan mendirikan sekolah 1930-an yang dinamakan Sekolah Dasar Madrasahsebagai tempat belajar mengajar penduduk desa Sibulan- bulan. Jumlah penduduk pada tahun 1979 dapat dilihat berdasarkan tabel berikut: Tabel 2.2 Jumlah penduduk Desa Sibulan-bulan 25 No Jenis Kelamin Jumlah 1 Laki-laki 155 Jiwa 2 Perempuan 161 Jiwa Jumlah 316 Jiwa Sumber: Arsip Kepala Desa Sibulan-bulan. Sebelum dibukanya lahan pertanian padi,jumlah penduduk di Desa Sibulan-bulanmasih tergolong sedikit. Akan tetapiberdasarkan hasil sensus penduduk 1979, penduduk Desa Sibulan-bulan berjumlah 316 Jiwa, yang terdiri atas 155 jiwa laki-laki dan 161 jiwa perempuandengan jumlah35 kepala keluarga, dari jumlah penduduk ini, jumlah perempuan lebih banyak. Penduduk yang tinggal di desa ini adalah sukuBatak Toba. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Sibulan-bulan, suatu interaksi sosial yang dilakukan dalam berkomunikasi antara sesama masyarakat desa tersebut dengan menggunakan logat Angkola Tapanuli Selatan, karena Desa Sibulan-bulan berdekatan dengan wilayah Tapanuli Selatan yang menggunakan logat Angkola Tapanuli Selatan. Hubungan kerjasama sesama masyarakat Desa Sibulan-bulan saling menjaga dan saling menghormati satu sama lain serta mempunyai tujuan yang sama dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Mayoritas penduduk Desa Sibulan-bulan Beragama Islam, sebanyak 80, dan yang beragama Kristen Protestan sebanyak 20. 5 Hal ini disebabkan karena Desa Sibulan-bulan berdekatan dengan wilayah Tapanuli Selatan, wilayah yang mayoritas beragama 5 Kantor Kepala Desakelurahan Sibulan-bulan 26 Islam, sehingga kepercayaan tersebut semakin gampang menyebar luas ke berbagai pedesaan termasuk ke Desa Sibulan-bulan. Dalam suatu tradisi dan adat-istiadat yang dimiliki masyarakat Sibulan- bulan sangat menghormati leluhur atau nenek moyang yang lebih dahulu meninggalkan mereka, mereka selalu mengajarkan ataupun menurunkan budaya tersebut kepada anak dan cucu mereka hingga pada saat ini, sehingga tradisi adat- istiadat di desa ini masih sangat kental. Adapun adat-istiadat di desa ini berupa adat Toba, dimana adat Toba yang selalu ditanamkan dengan “Dalihan Natolu” artinya Tungku yang berkaki tiga, tungku yang berkaki tiga sangat membutuhkan keseimbangan yang mutlak. Jika satu dari kaki ketiga tersebut rusak, maka tungku tidak dapat digunakan, dengan adanya tiga kedudukan fungsional sebagai suatu konstruksi sosial yang terdiri dari tiga hal yang menjadi dasar bersama, diantaranya: ~ Pertama, Somba Marhula-hula hormat kepada keluarga pihak Istri. ~ Kedua, Elek Marboru sikap membujuk atau mengayomi wanita. ~ Ketiga, Manat Mardongan Tubu bersikap hati-hati terhadap teman semarga. Ketiga istilah dalam Dalihan Natolu diatas melekat pada diri setiap orang Batak. Setiap orang Batak pada suatu waktu akan berposisi sebagai salah satu diantara hula-hula, atau berposisi sebagai boru dan berposisi sebagai dongan tubu. Hal itu tergantung sebagai apa posisinya dalam adat pada waktu sebuah pesta adat dilaksanakan ataupun pesta pernikahan. Lokasi pemukiman penduduk Desa Sibulan-bulan, beradaditepi jalan lintas desa yang di ikuti oleh rumah-rumah penduduk sesuai dengan alur jalan desa 27 tersebut dan terdapat perbukitan di sekitar rumah penduduk serta dikelilingi oleh sungai Sipetang yang menjadi batas wilayah dengan desa lainnya. Adapun sebagian rumah penduduk yang dibangun didaerah desa ini tidak jauh dari lahan perkebunan mereka. Mereka bergotong-royong untuk membangun pemukiman rumah mereka dengan cara tanahnya diratakan dan didirikan rumah dalam bentuk yang sederhana. Tujuannya agarlahan yang mereka milikitidak jauh dari lahan perkebunankaret apabila hendak melakukan proses pengolahan tanaman karet. Sebelum masuknya pertanian padi di Desa ini, wilayah tersebut masih terisolasi dikarenakan akses serta transportasi ke Desa Sibulan-bulan belum memadai dan sangat jarang sekali masyarakat desa sekitarnya berkunjung ke daerah ini. Seiring dengan perkembangan tersebut, serta dibukanya lahan pertanian maka perlahan-lahan desa ini semakin maju dan semakin berkembang, akan tetapi jalur transportasi masih menggunakan sarana air berupa perahu. Dalam usaha untuk memahami perkembangan lingkungan, diharapkan masyarakat dapat mengenali unsur-unsur lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupannya, baik unsur fisik atau alam maupun unsur sosial.Unsur lingkungan fisik disebut sebagai kondisi bentuk geografis, sedangkan unsur lingkungan sosial lebih mengarah kepada kondisi penduduk yang dipengaruhi kondisi pada geografisnya. Oleh karena itu keterkaitan antara kondisi geografis dengan kondisi penduduknya sangat erat. Kondisi dari geografis dan penduduk tiap wilayah berbeda-beda, hal ini tergantung kepada kuantitas dan kualitas unsur pendukung lingkungan yang ada pada suatu wilayah terkhususnya pada wilayah Desa Sibulan-bulan.

2.3 Mata Pencaharian Penduduk