40
pertanian padi tersebut. Hari demi hari mereka mengerjakannya dengan semangat dan penuh kesabaran, baik itu keluarga, para orang tua dan anak-anaknya untuk
saling bekerjasama dalam pengolahan lahan pertanian tersebut. Kemudian masyarakat mengolah lahan dengan membabat dan mencangkul tanah hingga pada
tahap penyelesaian. Masyarakat Sibulan-bulan membuat irigasi pengairan yang sederhana pada lahan persawahan yang telah ditentukan, fungsinya untuk
menggemburkan tanah lahan padi sawah tersebut dan pada saat itu belum ada bantuan dari Pemerintah Daerah untuk pembangunan irigasi persawahan.
9
Tenaga kerja dalam usahatani keluarga biasanya terdiri atas petani beserta keluarga dan semuanya berperan dalam usahatani, petani berperan sebagai
manajer, juru tani dan manusia biasa yang hidup dalam masyarakat. Dalam kenyataannya, untuk memilih usaha yang akan dilakukan, terdapat kompromi
antara bapak dan ibu tani. Hal tersebut penting dalam penyuluhan, jika ingin yang disuluhkan dapat segera mengena maka pendekatannya kepada keduanya, yaitu
bapak dan ibu taninya. Petani sebagai anggota masyarakat yang hidup dalam suatu ikatan keluarga akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya.
Disamping itu, petani juga harus berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat atasdiri dan keluarganya. Sebaliknya, petani juga membutuhkan bantuan
masyarakat sekelilingnya.
10
3.3 Perolehan bibit
Dalam perolehan bibit, terlebih dahulu yang dilakukan ialah pemilihan benih atau bibit padi yang bagus. Masyarakat Desa Sibulan-bulan memperolehan
bibit padi sawah dari keluarga maupun kerabat mereka dari berbagai penjuru,
9
Wawancara , Burhan Tambunan, Desa Sibulan-bulan, 01 September 2015
10
Ken Suratiyah, Ilmu usahatani, Bogor: Penebar Swadaya, 2006, hlm. 21
41
mereka memilih bibit atau benih padi dengan cara pengambilan benih di sawah pada waktu padi sudah menguning. Para petani dahulu mengenal cara pembuatan
bibit padi berdasarkan pemilihan, padi ini dapat diambil pada waktu panen dan menurut mereka padi yang tua dan berisi dengan warna yang kuning bersih
biasanya bagus dijadikan bibit untuk penanaman. Hal ini dapat dilihat dengan tanda padi itu merunduk lebih rendah dibandingkan dengan pohon padi
disekitarnya. Adapun jenis bibit atau benih yang mereka peroleh antara lain:
~ Saherang ~ Siramos
~ Sipalembang ~ Padi merah
~ Sipuloraja ~ Padi pulut
Berdasarkan hasil penelitian, cara yang dilakukanmasyarakat Desa Sibulan-bulandalam pertanian padi sawah sangat sederhana dan menggunakan
alat-alat tradisional seperti cangkul, babat dan parang, dimana mereka belum mengerti cara-cara melakukan perawatan ataupun pemupukan padi, begitu juga
pada saat itu belum ada toko-toko yang menjual pupuk untuk pendukung pertumbuhan tanaman padi disekitar desa tersebut, sehingga mereka hanya
melakukan pencabutan rumput pada sekitar batang-batang pohon padi tersebut dan mengairi sesuai dengan kebutuhan tanaman padi.
11
11
Wawancara , Paido Sihombing, Desa Sibulan-bulan, 05 September 2015
42
Dalam melakukan tahap permulaan pertanian padi, masyarakat terlebih dahulu mencangkul tanah kemudian digemburkan dengan cara digenangi air
danmembuat petak persawahan supaya air dapat bertahan lama di lahan tersebut. Lamanya penggenangan petak sawah sesuai kondisi tanah, pekerjaan mengolah
lahan ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan tergantung pada luas lahan yang di kerjakan petani. Pada saat itu masyarakat Sibulan-bulan belum
menghasilkan produksipanen yang maksimal karena dalam melakukan pertanian padi, masyarakat Desa Sibulan-bulan belum memahami dalam proses pengolahan
pertanian padi, sehingga perubahan masyarakat Desa Sibulan-bulan belum terlihat dari suatu peningkatan perekonomian dalam rumah tangga.
Pada tahun 1990, masyarakat Desa Sibulan-bulan mulai memahami cara penanaman atau proses pertanian padi sawah yang baik karena mereka
memperoleh masukan-masukan atau pendapat dari keluarga ataupun orang lain sesuai dengan berkembangnya zaman. Hal ini dapat dilihat dari segi cara mereka
memilih bibit atau benih yang sudah tua dan berisi, tidak hanya itu saja, mereka juga sudah memilih bibit yang diambil dari pohon padi yang letaknya di tengah,
paling kurang 1 meter dari pematang. Pemilihan tersebut dimaksudkan agar bibit yang dipilih dapat benar-benar murni, artinya tidak dipilih padi yang tangkainya
panjang dan masih berpelepah, sehingga bibit murni dapat di sebut bibit unggulan. Bibit yang baik adalah harus bebas dari penyakit, masaknya bulir padi
bersamaan dalam satu waktu dan mempunyai tenaga tumbuh yang baik.Dalam menyeleksi bibit atau benih yang bagus untuk ditanam biasanya yang mereka
lakukan dengan cara merendamnya dengan air. Bibit unggulan yang di buat tidak semuanya dikatakan bagus, tentu saja ada beberapa bibit yang mengapung ketika
43
direndam di dalam air dan dikatakan ini bibit yang tidak bagus, namun bibit yang tenggelam di dalam air disebut bibit yang sudah bagus. Dengan demikian para
petani merasa puas dan berharap bahwa bibit yang ditanam akan mendatangkan hasil yang memuaskan.
12
3.4 Modal