Hasil Panen Dinamika Kehidupan Masyarakat Desa Sibulan-Bulan: Dari Karet Rakyat Ke Pertanian (1980-2000)

44 cukup lama. Dalampemodalan di Desa Sibulan-bulan tidak membutuhkan biaya yang banyak karena dalam pembuatan irigasi mereka hanya bergotong-royong danmembutuhkan tenaga dan pikiran saja. Tetapi ini berlangsung sampai tahun 1989 karena melihat unsur hara pada tanah lumayan bagus, akan tetapi perlu juga menggunakan pupuk dalam pendukungperkembangan tanaman padi sawah tersebut sehingga membutuhkan modal yang cukup. Dalam pengambilan bibit yang mereka gunakan dalam penanaman padi ialahyang diambil sendiri dari hasil panen yang diperoleh dari keluarga, selain itu jika ada bibit dari kerabat petani diminta saja atau diganti dengan hasil panennya yanglain atau disebut dengan barter. Pembibitan, penyerakan bibit persemaian hingga penanaman bibit dilahan persawahan hanya menggunakan modal tenaga dan biasanya pekerjaan ini dilakukan oleh kaum wanita.Dalam proses pertanian, mereka sangat berhati-hati dalam pembibitan dan penanaman benih karena masyarakat kawatir ketika hujan turun dengan curah hujan yang sangat tinggi, dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap bibit serta dalam penanaman pada lahan persawahan, kerena jikalau curah hujan tinggi maka padi atau bibit yang hendak ditanam disawah akan tergenang air, dan mengakibatkan pengulangan kembali bibit yang sudah ditanam. Salah satu cara yang digunakan para petani dalam penanaman apabila hujan turun supaya padi tidak mudah rusak, maka bibit padi tersebut di tuakan untuk mencegah curah hujan dan air yangberlebihan dalam lahan persawahan.

3.5 Hasil Panen

Pada tahun 1980 sampai dengan 1990 proses pertanian padi masih sederhana, penanaman padi dilakukan dua kali dalam setahun, antara bulan 45 Januari dan bulan Juli karena pasca panen hanya dua kali dalam setahun, dimana umur tanaman padi hanya 6 bulan dari penanaman hingga mencapai pemanenan. Tenaga kerja yang digunakan ialah tenaga kerja masyarakat atau keluarga yang terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, ibu dan anaknya. Adapun pembagian kerja dalam proses pertanian padi ialah peran ayah dalam pengerjaan pertanian padi pada saat itu yakni mencangkul tanah supaya merata dan lembut kemudian peran istri atau ibuuntuk menanam bibit padi yang diambil dari persamaian dan peran anak yang membantu orangtua dalam pekerjaan yang lebih ringan. Sistem penanaman bibit padi pada masyarakat Desa Sibulan-bulan tidak terlalu memperhatikan jarak antara bibit yang satu dengan bibit yang lainnya, mereka tidak memperhatikan tumbuh kembangnya padi tersebut. Setelah tanaman padi semakin besar, mereka tidak pernah melakukan pemupukan dan penyemprotan untuk membasmi hama penyakit pada tanaman padi dan mereka hanya membiarkan begitu saja. Hal ini sangat mempengaruhi faktor berkurangnya hasil panen padi terhadap masyarakat tersebut, sehingga pada tahun 1980 mereka hanya memperoleh hasil panen mencapai 1 sampai2 TonHektar dan mereka menjualnya kepada toke dengan harga Rp60 kilogram. Hasil panen ini bisa dikatakan hasil yang kurang maksimal jika dilihat dari keberadaan unsur hara tanah yang cukup bagus terhadap persawahan. 14 Pada tahun 1991 sampai dengan tahun 2000 terjadi peningkatan penghasilan masyarakat, dimana merekatelahmempelajari cara penanaman padi sawah yang baik dan benar serta mulai menggunakan alat modern untuk mengolah lahan pertanian seperti Traktor ataupun biasa disebut dengan Jetor. Ketika sudah 14 Wawancara , Sakkot Simanjuntak, Desa Sibulan-bulan, 5 september 2015 46 mulai muncul alat modern seperti Traktor, maka untukpenggemburan dan percampuran tanah lebih merata serta efisien. Penggunaan Traktor ini bisa dilakukan dengan sendiri tanpa gotong-royong, sehingga membantu mempermudah dalam pengerjaan tanah, namun tidak semuabisa memiliki alat Traktor tersebut hanya beberapa orang saja karena tidak semuamasyarakat sanggup untuk membelinya sehingga mereka menggunakan Traktor ini secara bergantian. Sebelum lahan persawahan di traktor, biasanya masyarakat mengumpulkan jerami atau rumput-rumput yang ada dan dikumpulkan dalam satu wadah kemudian dijadikan sebagai pupuk ketika rumput dan jerami tersebut sudah dibakar, biasanya pupuk ini dibuat untuk tanaman sayur-sayuran dan tanaman lainnya. Sebelum dilakukan pembajakan sawah harus digenangi air terlebih dahulu supaya tanah-tanah yang akan dibajak memiliki kandungan didalam tanah bercampur dan menjadi rata serta agar lebih mudah untuk di traktor. Setelah dilakukan pembajakan, dengan tujuan lapisan tanah bagian bawah diangkat untuk membongkar endapan mineral atau hara yang sulit diraih akar, memperlancar sirkulasi udara, oksigen dimasukkan dan gas-gas yang dapat meracuni tanaman melalui perakaran yang dikeluarkan dan rumput-rumput atau benih-benih gulma dan sisa-sisa tumbuhan lainnya dibenamkan memperkaya bahan organik tanah serta meratakan lahan agar tinggi permukaan air seragam di pertanaman. Setelah selesai pembajakan sawah, tanah yang sudah bercampur dan tanah sudah menjadi rata, maka penanaman akan menjadi lebih efektif. Dalam proses pembibitan padi, dipersiapkanair yang telah di isi sejumlah garam danbenih padi dimasukkan kedalam air tersebut, maka akan diperoleh 47 kondisi benih yang tenggelam, melayang dan mengapung.Kemudian benih yang tenggelam dibilas kembali dengan air bersih sesegera mungkin sampai tidak ada garam yang tersisa pada benih. Rendam selama 48 jam kemudian tiriskan dan peram atau bungkus selama 24 jam.Masyarakat membutuhkan benih 10 kilogram hektar,persemaian dilakukan dengan menyebar benih padi secara merata pada petak tempat yang sudah dibuat untuk persemaian dengan kandungan air yang jenuh tetapi tidak menggenang. Dalam tiga atau empat hari benih padi sudah berkecambah, kemudian bibit akan dicabut pada umur 30 sampai 40 hari, cara yang mereka lakukan ialah dengan memegang 8 sampai 9 batang bibit dipegang menjadi satu kemudian dicabut keatassupaya tidak menjadikan batang bibit tersebut terputus.Pada saat itu masyarakat Sibulan-bulan sudahmempelajari dan memahami dengan teliti dalam melakukan proses penanaman padi,mereka melakukan dengan sistem larikan 15 dengan sistem menggunakan tali fungsinya untuk mengatur jarak antara bibit padi dengan bibit lainnya yang berjarak 20 cm, sehingga terlihat rapi dan penyerapan unsur hara dalam tanah dapat merata. Setelah penaman padi selesai, perawatan padi pun dilakukan untuk pertumbuhannya. Setelah padi berumur dua bulan, kemudian diberi pupuk kimia, biasanya para petani menggunakanpupuk urea yang digunakan ± 100KilogramHektar, tetapi pemakaian pupuk ini tidaklah mutlak karena tergantung pada jenis tanah yang memerlukan pupuk. Masyarakat juga melakukan penyemprotan dengan menggunakan alat Hand sprayer 16 yang terbuat dari besi stainless berbentuk tabung yang fungsinya untuk penyemprotanterhadap hama 15 Larikan merupakan sistem menggunakan tali fungsinya untuk mengatur jarak antara bibit padi dengan bibit lainnya 16 Hand sprayer merupakan alat untuk menyemprot hama penyakit tanaman padi 48 penyakit tanaman padi. Apabila padi mulai mengeluarkan buahnya, atau masyarakat sering menyebutnya dengan boltock 17 maka mereka akan melakukan penjagaan dari serangan burung dan tikus.Masyarakat sangat memperhatikan perkembangan padi tersebut karena pengalaman dari hasil panen sebelumnya yang kurang memuaskan. Apabila padi sudah mulai menguning, para petani mulai sibuk mengurus panennya dan mereka bergotong-royong untuk melakukan pemanenan. Adapun masyarakat yang datang untuk memanen di Desa Sibulan-bulan datang dari berbagai desa sekitarnya untuk ikut membantu karena masyarakat yang berada di daerah tersebut tidak mampu menyelesaikan hasil pemanenan dengan cepat, baik melalui gotong - royong.Pada tahun 1991 mereka yang datang memanen padi tersebut ialah semua kaum wanita dan pria. Alat yang digunakan masyarakatdalam memanen sudah menggunakan sabit yang terbuat dari besi fungsinya untuk memotong padi sawah tanpa terkecuali, dalam menyelesaikan 1 hektar padi yang di panen membutuhkan waktu 3 sampai 4 hari, sesuai dengan banyaknya masyarakat yang datang bekerjasama. Karena belum ditemukan alat yang modern dan cepat untuk beroperasi dalam bekerjamemanen seperti di Negara Jepang yang sudah menggunanakan tenaga mesin untuk pemanenan. Setelah padi diambil dari batang yang telah dipotong dengan menggunakan sabit tersebut, para petani akan mengumpulkan gabahnya dan dirontokkan dengan dua cara yaitu dengan membanting dan menginjak-injak. Cara membanting padi dibuat berupa meja dengan permukaan menggunakan bambu yang diberikan alas seperti tikar, bambu tersebut dibuat dengan jarak 17 Boltock merupakan sebutan masyarakat desa Sibulan-bulan 49 sekitar 3 cm, fungsinya supaya bilur-bilur padi akan lepas dari gabah padi.Cara perontokan menginjak-injak, untuk pekerjaan ini harus disediakan terlebih dahulu alas tikar tempat pemotongan tangkai gabah. Selanjutnya di injak-injak sehingga gabah-gabah terlepas dari tangkainya dan kemudian dipisahkan dari gabahnya. Dapat juga dibuat meja perontokan dengan menggunakan meja ukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter, bagian atasnya diberi lubang-lubang dan sisanya agak ditinggikan untuk menahan gabah berjatuhan kebawah sampai dibawah meja disiapkan tikar atau lembar anyaman bambu sebagai penampung gabah-gabah yang berjatuhan melalui lubang-lubang tersebut. Potongan-potongan cabang padi ditempatkan diatas meja lalu di injak-injak sehingga gabah terlepas dan jatuh kebawah melalui lubang-lubang meja, dengan cara demikian sekaligus dapat memisahkan antara gabah-gabah dengan jerami. Kemudian dilakukan pemisahan padi antara padi yang padat atau bagus dengan padi yang kosong atau hampa. Dalam perawatan dan perkembangan pertanian padi, pendapatan masyarakat Sibulan-bulan mengalami peningkatan dalam hasil panen tersebut, pada tahun 2000 masyarakat memperoleh hasil panennya mencapai 3 sampai 4 tonHektar dan menjualnya keberbagai toke dengan harga Rp1600kilogram pada gabah kering dan Rp2500kilogram pada beras. Kemudian masyarakat Sibulan- bulan berlomba-lomba untuk membuka lahan baru untuk area persawahan dan memperoleh perkembangan pertanian padi yang baik di Desa Sibulan-bulan dari tahun ke tahun hingga pada sekarang ini. 18

3.6 Pemasaran