Tingkat Pendidikan Dinamika Kehidupan Masyarakat Desa Sibulan-Bulan: Dari Karet Rakyat Ke Pertanian (1980-2000)

58 untuk mengangkut alat-alat yang dipakai untuk perawatan padi tersebut seperti mengangkut pupuk, bibit,dll.

4.2 Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan sesuatu pembelajaran dan pengetahuan yang sangat penting, dalam kebiasaan sekolompok orang yang diturunkan dari satu generasi kegenarasi berikutnya, melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa. Pendidikan umumnya dibagi menjadi beberapa tahap seperti Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan kemudian Perguruan tinggi. Adapun tujuan pendidikan tidak lain hanya untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa terkhususnya masyarakat Desa Sibulan- bulan.Pendidikan ini menjadi penting bagi setiap bangsa, khususnya di Desa Sibulan-bulan seiring dibukanya lahan pertanian padi di daerah tersebut maka timbullah kesadaran masyarakat Desa Si bulan-bulan untuk menyekolahkan anak- anak mereka. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mensejahterakan kehidupan. Pendidikan dapat menjadikan masyarakat berpikir lebih maju dan mewujudkan masyarakat yang cerdas, masyarakat yang cerdas mempunyai pola pikir yang lebih maju, sehingga dapat memajukan tempat sekitarnya sendiri.Akan tetapi untuk mewujudkan hal tersebut harus dibarengi dengan adanya sekolah. Pembangunan sarana pendidikan akan meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya suatu pendidikan terhadap anak-anaknya. 59 Jumlah tingkat pendidikan pada penduduk Desa Sibulan-bulam tahun 1990 dapat dilihat berdasarkan tabel berikut: Tabel 4.2 Tingkatpendidikan pada penduduk Desa Sibulan-bulan No Tingkat Pendidikan Jumlah Jiwa 1 Belum Sekolah anak usia dini 55JIwa 2 Tidak sekolah 72 Jiwa 3 Tamat SD 102 Jiwa 4 Tamat SMP 60 Jiwa 5 Tamat SMA 49 Jiwa 6 Tamat Perguruan Tinggi 5 Jiwa Jumlah 343 Jiwa Sumber: Arsip Kepala Desa Sibulan-bulan. Berdasarkan tabel diatas, tingkat pendidikan yang ada di desa Sibulan- bulan paling tinggi ialah tamat SD 102 Jiwa,kemudian yang kedua disusul tidak bersekolah 72 Jiwa, kemudian yang ketiga disusul belum sekolah anak usia dini 55 Jiwa, selanjutnya disusul tamat SMP 60 Jiwa dan tamat SMA 49 Jiwa dan 60 yang terahir tamat Perguruan Tinggi 5 Jiwa. Tingkat pendidikan yang ada di desa ini masihrendah, karena sebagian besar masih tamat SD, bahkan terdapat beberapa penduduk yang tidak tamat SD.Tingkat pendidikan yang belum bersekolah ialah anak-anak yang belum mencukupi umur untuk duduk dibangku sekolah. Walaupun tingkat pendidikan pada penduduk desa Sibulan-bulan masih dominan tamatan SD, akan tetapi penduduk yang tamat SMA sebanyak 49 Jiwa dan tamatan dari Perguruan Tinggi 5 Jiwa. Berarti tingkat pendidikan penduduk di desa Sibulan-bulan dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan penduduk sejak bertani padi sawah. Pada tahun 1980 di Desa Sibulan-bulan sangat sulit untuk memperoleh pendidikan karena hanya ada beberapa sekolah di daerah tersebut seperti Sekolah Dasar hanya terdiri dari satu SekolahDasar Swasta Madrasah, dan untuk Sekolah Menengah Pertama hanya terdiri dari satu sekolah swasta yang disebut sekolah satu atapdanuntuk tingkat SMA belum ada hingga pada saat ini. Pada tahun 2000, sekolah mulai bertambah di Desa Sibulan-bulan dan dibangun sesuai dengan pentingnya suatu pendidikan dalam suatu Desa, diantaranya ialah PAUD Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Dasar Negeri dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 3. Meskipun demikian tidak mengurangi semangat para orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka melanjutkan pendidikan selanjutnya dan banyak juga anak-anak mereka yang disekolahkan diluar daerah seperti tarutung, balige, Medan, dan lainnya. Pada awalnya para orang tua yang ada di Desa Sibulan-bulan berpikiran bahwa setelah selesai sekolah tingkat SMA, para orang tua mengharapkan anak-anak mereka langsung bekerja diperusahaan, ataupun 61 langsung bekerja di instansi swasta, tanpa melanjutkan pendidikan ke tingkat Perguruan tinggi lainnya yang siap menampung anak-anak mereka bekerja. Masyarakat Sibulan-bulan hanya berharap bahwa, bagi mereka yang ada didaerah Sibulan-bulan pendidikan bukanlah hal yang paling utama bagi mereka karena bagi mereka pendidikan tingkat SMA itu merupakan pendidikan yang sangat tinggi, kerena setelah tamat SMA prinsip mereka kalau tidak merantau dan bekerja ada yang langsung menikah. 21 Masyarakat Desa Sibulan-bulan banyak orang tua yang terpaksa tidak menyekolahkan anaknya karena kekurangan biaya, mengingat biaya pendidikan sangat mahal. Pada saat masyarakat Desa Sibulan-bulan melakukan kegiatannya sebagai berkebun, memang belum ada yang menyekolahkan anaknya sampai tingkat SMA. Namun setelah melakukan pertanian padi timbullah kesadaran masyarakat Desa Sibulan-bulan, Adapun masyarakat yang berani menyekolahkan anaknya sampai tingkat perguruan tinggi itu harus rela menjual tanah mereka untuk biaya kuliah. Namun, ada juga beberapa masyarakat yang tidak rela melakukan hal tersebut, dikarenakan pemikiran serta kurangnya pemahaman tentang arti pentingnya pendidikan. Banyak masyarakat yang belum berani untuk menyekolahkan anaknya sampai tingkat SMA. Masyarakat yang tinggal di Desa Sibulan-bulan memiliki kesadaran bahwa pendidikan itu sangat penting mamfaatnya dan ada juga beberapa masyarakat menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting, tetapi pemikiran-pemikiran tersebut dihilangkan secara perlahan-lahan, walaupun banyak masyarakat yang mengganggap bahwa pendidikan itu tidak penting dan hanya bisa menghabiskan 21 Wawancara , Marjuasa Lubis, Desa Sibulan-bulan, 20 September 2015 62 uang untuk membayar biaya sekolah, dan sebagian masyarakat Sibulan-bulan berprinsif setelah tamat tingkat SMA langgung bekerja diperusahaan atau intansi swasta lainnya.Upaya untuk memenuhi kebutuhan biaya pendidikan, masyarakatberuhasa untuk membiayai sekolah anak-anaknya dengan cara bekerja keras dan semangat untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Pada tahun 2000, masyarakat berlomba-lomba untuk menyekolahkan anaknya dengan berbagai harapan agar nasib kehidupan anak mereka tidak lagi seperti nasib kehidupan para orang tua.Masyarakat beranggapan bahwa dengan pendidikan yang tinggi bisa lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, serta kehidupan mereka tidak lagi sebagai petani. Masyarakat juga mengharapkan kelak anak mereka tidak lagi menahan panasnya terik matahari dan dinginnya air hujan. Hal inilah yang membuat masyarakat Desa Sibulan-bulan berusaha keras untuk menyekolahkan anak-anak mereka dan mereka rela menguras tenaga serta pikiran supaya mereka bisa menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke Perguruan tinggi.

4.3 Kesehatan