Partisipasi Perempuan di Ruang Publik

hamil ada 11 Kematian ibu hamil, 24 Kematian ibu bersalin dan 31 Kematian ibu nifas. 67 Hal ini juga diperkuat oleh pandangan Waldron 1986 Dalam penelitiannya, Perempuan cendrung hidup lebih lama dibandingkan dengan laki- laki sebagian akibat perbedaan biologis. Penelitian medis menunjukkan bahwa semua masyarakat lebih banyak janin laki-laki yang mengalami keguguran spontan atau mati saat lahir dan hampir di semua masyarakat tingkat kematian di usia 6 bulan pada bayi laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan. Pola ini akibat dari struktur kromosom anak laki-laki dan perkembangan paru-paru yang lebih lambat akibat pengaruh testosterone. Dalam tahapan kehidupan selanjutnya, Perempuan, perempuan tetap diuntungkan oleh aspek biologis lainnya: paling tidak sampai menoupause, hormon perempuan akan terus melindungi mereka dari penyakit jantung ischemic. Dengan keterbatasan biologis ini, angka harapan hidup perempuan umumnya akan melampaui angka hidup laki-laki Jika kita Jumlahkan maka, 0,024 tingkat kematian ibu pra dan Pasca melahirkan Tahun 2006-2010. Artiinya kematian ibu pra dan Pasca melahirkan di Kota Medan Tahun Tahun 2011-2015 menurun 0,12. 68 Partisipasi Perempuan dan Anak yang tinggi didalam mengenyam Pendidikan dan mendapatkan fasilitas Kesehatan yang baik berbanding terbalik dengan Keberadaan Perempuan di ruang Publik. Walaupun jumlah pegawai negeri .

3.1.6 Partisipasi Perempuan di Ruang Publik

67 Op.Cit.Hal 116. 68 Laporan penelitian kebijakan Bank Dunia .2005. Pebangunan Berspektif Gender, Jakarta: Dian Rakyat. Hal.45 Universitas Sumatera Utara sipil PNS di Pemerintah Kota Pemko Medan ternyata lebih banyak kaum perempuan dibandingkan laki-laki. Dari jumlah PNS di Medan sebanyak 18.505 orang, 12.059 di antaranya merupakan perempuan, dan 6.444 orang adalah laki- laki. 69 Berdasarkan wawancara dengan Ir. Hj. Asrah FM. Harahap, MM : Sekretaris Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan. di Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan mengatakan: Akan tetapi pada jabatan eselon II, Dari 43 Pejabat Kota Medan hanya 9 orang Perempuan yang berada pada eselon II. Seperti yang terlihat pada tabel diatas. 70 Kalau untuk Kualitas Hidup Perempuan dan Anak kita lihat dari bidang kesehatannya juga sudah baik. Hal ini juga ibu katakan karena didalam materi PUG Kami juga menerangkan apa-apa saja yang harus diperhatikan oleh ibu-ibu pada saat hamil. Dan memberikan arahan ketika ibu-ibu sudah melahirkan. Akan tetapi dibidang Partisipasi Perempuan pada ruang publik apalagi pada tataran jabatan yang tinggi masih minim. Misalnya saja di Badan ini, masih sedikit Perempuan yang menduduki jabatan “Kalau berbicara tentang Kualitas Hidup Perempuan dan Anak Kota Medan. Kalau untuk pendidikan sebenarnya sudah baik. Hal ini dapat ibu katakan karena kalau kita lihat saat ini. Perempuan lebih aktif dan giat untuk bersekolah dan sudah banyak juga perempuan yang mementingkan karier nya kedepan. Salah satu tugas kami juga dari bidang Pemberdayaan Perempuan untuk meningkatkan Kualitas Hidup Perempuan dan Anak Kota Medan melalui program-program ataupun kegiatan yang kami lakukan. Harapannya hal itu juga mendorong partisipasi perempuan dan anak untuk mengenyam pendidikan. Untuk saat ini sebenarnya bagian Utara Kota Medan belum tersentuh. Hal ini juga kurangnya anggaran yang diturunkan untuk setiap kegiatan yang kami laksanakan. 69 http:daerah.sindonews.comread957373151pns-pemko-didominasi-perempuan-1422509608diaskes tanggal 01 februari 2017, Pukul 12.30 WIB 70 Wawancara dengan Sekretaris Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan, Ibu Ir. Hj. Asrah FM. Harahap, MM, 16 Januari 2017, bertempat di Kantor dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan. Universitas Sumatera Utara starategis. Ini artinya dalam pengambilan keputusan yang akan kami lakukan pun masih sedikit partisipasi Perempuan”. Berangkat dari data dan hasil wawancara diatas, maka keterlibatan perempuan pada tingkat eselon II masih dikategorikan rendah. Hal ini membuktikan bahwa didalam mengambil keputusan masih tetap didominasi oleh laki-laki. Padahal didalam Tujuan Penetapan Pengarusutamaan Gender pada poin d. Sangat jelas dikatakan untuk meningkatkan kesetaraan dan keadilan dalam kedudukan, peranan dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai insan dan sumberdaya pembangunan kota. Persentase ini membuktikan bahwa poin d. Tidak berhasil dicapai dengan baik, Karena bertolak belakang dengan semangat dari Tujuan Penetapan Pengarusutamaan Gender pada poin d. Perempuan merupakan sumber daya manusia itu artinya perempuan juga memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki didalam mengambil keputusan atau menentukan suatu kebijakan. Dimana Kebijakan tersebut akan diterapkan dalam kehidupan masyarakat Kota Medan. Artinya tidak semua bidang yang menjadi tujuan dan sasaran PUG tercapai dengan baik. Kesamaan kesempatan pada hakekatnya merupakan sesuatu pengakuan atas persamaan ataupun peluang antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat disemua bidang. Hal ini juga telah diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 yang menyatakan bahwa setiap warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib Universitas Sumatera Utara menjunjung hukum dan pemerintah tanpa terkecuali serta mengatur bahwa warga negara berhak atas pengidupan yang layak bagi kemanusiaan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam berbagai bidang, dimana perempuan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan bermasyarakat dan juga bernegara. Peran yang dimaksud disini tidak saja untuk dipimpin tetapi juga untuk memimpin dan hal ini harus diakui dan diperjuangkan untuk mendapatkan pengakuan yang positif, baik dari kaum perempuan itu sendiri dan kaum laki-laki. Indikator yang merujuk pada kesempatan yang sama bagi kaum perempuan untuk berfungsi dilembaga legislatif sesuai dengan asas perwakilan atau representatif dari unsur perempuan. Indikator ini menunjukkan pada mekanisme politik, dimana suara perempuan juga terakomodir dalam suatu organisasi tertentu yang menjadi bagian atau sayap politik dari organisasi atau partai politik yang ada. Namun dalam kenyataannya, Keadaan yang sama juga kita temukan dalam Angka Keterwakilan Perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat Kota Medan Tahun 2015. Padahal salah satu asas demokrasi yang dapat menjadi pedoman dalam melihat sejauh mana suatu sitem berjalan dengan baik adalah proporsi reperessentatif dari masing-masing golongan. Dari data Jumlah Pemilih Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013. Jumlah pemilih Kota Medan dalam satuan Daftar Universitas Sumatera Utara Pemilih Tetap DPT yang menggunakan hak pilihnya sebesar 774.593 orang. 415.189 diantaranya adalah Perempuan dan 359.404 Laki-laki 71 Fenomena ini menunjukkan Perempuan masih belum secara luas diberikan kesempatan untuk terlibat secara langsung dalam proses perpolitikan yang ada, bahkan pula dikarenakan belum adanya pemahaman secara menyeluruh tentang Pengarusutamaan Gender yang saat ini diperkenalkan di Kota Medan. Padahal tanpa perjuangan langsung dibidang politik, maka peran dan kontribusi perempuan tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Hanya melalui perjuangan politik, maka hak-hak perempuan dapat diakomodir dan diperjuangkan secara baik sesuai dengan prosedur politik yang berlaku. Walaupun tidak ada jaminan ketika Partisipasi Perempuan tinggi di sektor Publik, Khususnya pada jabatan Eselon II dan Dewan Perwakilan Daerah Kota Medan maka akan mampu menjawab semua permasalahan yang menimpa Perempuan. Akan . Pemilih terbanyak adalah kaum Perempuan, Namun dalam kenyataannnya dari 50 Orang anggota DPRD Kota Medan hanya ada 5 Orang Perempuan. Apabila kita jumlahkan hanya ada 10 keterwakilan Perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan dan 90 nya lagi di miliki oleh laki-laki. maka dapat kita tarik kesimpulan rendahnya partisipasi Perempuan Kota Medan dalam perwakilan parlemen membuat setiap keputusan ataupun kebijakan juga kembali di dominsi oleh kaum laki-laki. 71Data KPU Sumatera Utara Tahun 2013 Universitas Sumatera Utara tetapi dapat kita bayangkan kembali, apabila Partisipasi Perempuan sudah tinggi juga tidak mampu menjawab permasalahan Perempuan apalagi kalau partisipasi perempuan itu rendah, maka permasalahan perempuan di Kota Medan sudah pasti akan terabaikan. Dan yang terpenting yang harus digaris bawahi adalah, Salah satu ruang dimana Perempuan dapat meningkatkan kualitas hidupnya ialah dengan aktif di ruang-ruang publik. Universitas Sumatera Utara BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN