Bentuk-bentuk Analisis Kebijakan Analisis Kebijakan Publik

menggunakan metode ilmiah. Ketiga, analisis dilakukan dalam rangka mengembangkan teori-teori umum yang dapat diandalkan tentang kebijakan- kebijakan publik dan pembentukannya, sehingga dapat diterapkan terhadap lembaga-lembaga dan bidang- bidang kebijakan yang berbeda. Dengan demikian analisis kebijakan dapat bersifat ilmiah dan relevan bagi masalah-masalah politik dan sosial yang berkembang saat ini.

1.6.2.1 Bentuk-bentuk Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk utama, yakni: analisis kebijakan prospektif, restropektif dan terintegratif: 34 a Analisis Kebijakan Prospektif Analisis Kebijakan prospektif yang berupa produksi dan transformasi informasi sebelum aksi kebijakan di mulai dan di implementasi cendrung mengidentifikasi cara beroperasinya para ekonom, analisis sistem dan analisis operasi dengan kata lain merupakan suatu alat untuk merealisasikan informasi untuk dipakai dalam merumuskan suatu alternative dan prefensi kebijakan yang dinyatakan secara komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif atau kualitatif sebagai landasan atau penuntun dalam pengambil keputusan. b Analisis Kebijakan restropekitif 34 William N, Dunn .2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Gadja Mada University Press Hal.117. Universitas Sumatera Utara Analisis Kebijakan restropektif dalam banyak hal sesuai dengan deskripsi penelitian kebijakan yang dikemukakan sebelumnya. Analisis Kebijakan restropektif dijelaskan sebagai penciptaan dan transformasi informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan, mencakup berbagai tipe kegiatan yang dikembangkan oleh tiga kelompok analisis: 1. Analisis yang beriorientasi pada disiplin, yang sebagian besar terdiri dari para ilmuwan politik dan sosiologi terutama berusaha untuk mengembangkan dan menguji teori yang didasarkan pada teori dan menerangkan sebab-sebab dan konsekuensi- konsekuensi kebijakan. Kelompok ini jarang berusaha untuk mengidetifikasikan tujuan- tujuan dan sasaran spesifik dari para pembuat kebijakan dan tidak melakukan usaha apapun untuk membedakan variabel kebijakan yang merupakan hal dapat diubah melalui manipulasi kebijakan, dan variabel situasional yang tidak dapat dimanipulasi. 2. Analisis yang beriorientasi pada masalah, sebagian besar terdiri dari para ilmuwan politik dan sosiologi yang berusaha menerangkan sebab- sebab dan konsekuensi dari kebijakan. Walaupun demikian, para analis yang beriorientasi pada masalah ini kurang menaruh perhatian pada pengembangan dan pengujian teori- teori yang dianggap penting dalam disiplin ilmu sosial, tetapi lebih menaruh perhatian pada identifikasi variabel- variabel yang Universitas Sumatera Utara dapat dimanipulasi oleh para pembuat kebijakan untuk mengatasi masalah. 3. Analisis yang beriorientasi pada aplikasi, yaitu kelompok analisis yang mencakup ilmuwan politik dan sosiologi, tapi juga orang- orang yang datang dari bidang studi profesional pekerja sosial dan adminitrasi publik dan bidang studi sejenis seperti penelitian evaluasi. Kelompok ini juga berusaha menerangkan sebab dan konsekuensi kebijakan- kebijakan dan program publik, tetapi tidak menaruh perhatian terhadap pengembangan dan pengujian teori- teori dasar. Lebih jauh kelompok ini tidak hanya menaruh perhatian pada variabel-variabel kebijakan, tetapi juga melakukan identifikasi tujuan dan sasaran kebijakan dari pada para pembuat kebijakan dan pelaku kebijakan. c Analisis Kebijakan yang Terintegrasi Analisis Kebijakan yang Terintegrasi merupakan bentuk analisis yang mengkombinasikan gaya operasi para praktisi yang menaruh perhatian pada penciptaan dan transformasi informasi sebelum dan sesudah kebijakan diambil. Analisis Kebijakan yang terintegrasi tidak hanya mengharuskan para analis untuk mengaitkan tahap penyelidikan restropekitif dan perspektif, tetapi juga menuntut para analis untuk terus menerus menghasilkan dan mentransformasikan informasi setiap saat. Analisis yang terintegrasi dengan begitu bersifat terus-menerus, berulang- Universitas Sumatera Utara ulang, tanpa ujung, paling tidak dalam prinsipnya. Analisis dapat memulai penciptaan dan transformasi informasi pada setiap titik dari lingkaran analisis, baik sebelum dan sesudah aksi. Analisis Kebijakan yang terintegrasi mempunyai semua kelebihan yang dimiliki metodologi analisis propektif dan restropektif, tetapi tidak satupun dari kelebihan mereka. Analisis Kebijakan yang terintegrasi melakukan pemantauan dan evaluasi kebijakan secara terus-menerus sepanjang waktu. Tidak demikian halnya analisis propektif dan restropektif yang menyediakan lebih sedikit informasi.

1.6.3. Defenisi Kualitas Hidup