30 hari.Amati pula tingkah laku hewan uji dalam wadah yang diberi perlakuan
Rumampuk, dkk., 2010. Setelah diberikan bahan uji kemudian diamati gejala toksisitas dan dilihat
jumlah kematian hewan yang terjadi. Kemudian ditentukan konsentrasi yang akan digunakan sebagai acuan untuk melakukan penentuan LC
50
.
3.7.2 Penentuan Nilai LC
50
Setelah dilakukan uji pendahuluan, maka dipilihkonsentrasi yang berbeda, konsentrasi tersebut selanjutnya digunakan dalam penentuan LC
50
Dinnel, 1994.Metode dan cara perhitungan LC
50
berdasarkan Farmakope Edisi ketiga. Hewan uji sebanyak 10 ekor dimasukkan ke dalam setiap akuarium
percobaan yang berisi 10 L air dan bahan uji dengan konsentrasi yang telah ditentukan, setiap perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan.
Pengamatan dilakukan pada hari ke-1 sampai hari ke-7 dan yang mati dicatat. Hewan uji diamati pada tiap konsentrasi.
3.8Pengamatan
Pengamatan terhadap hewan uji dilakukan selama 7 hari dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Pengamatan yang dilakukan adalah gejala toksisitas
dan kematian mortalitas hewan uji.
3.8.1 Gejala Toksisitas
Gejala keracunan pada ikan meliputi ikan mulai gelisah ditandai dengan gerakan tubuh yang tidak teratur dan bernafas dengan cepat, hilangnya
kesensitifan dimana ikan diam di dasar dan pergerakan sirip berkurang, penurunan keaktifan dimana ikan tidak respon terhadap cahaya dan sentuhan serta kondisinya
lemah, hilangnya keseimbangan ditandai sirip lumpuh, kemampuan bergerak dan
Universitas Sumatera Utara
31 melihat hilang serta hilangnya kesadaran, kehilangan keseimbangan secara total
ditandai dengan gerakan ikan yang tiba-tiba berposisi diagonal dengan kepala langsung mengarah ke permukaan, fase kematian dimana ikan mati karena
kelumpuhan organ pernafasan dan tahap terakhir adalah rigor mortis yang ditandai dengan pengerasan seluruh tubuh dan sirip Metelev, dkk., 1983.
3.8.2 Kematian Hewan
Jumlah ikan nila yang diamati dari hari pertama sampai hari ketujuh.
3.9Analisis data
Data dianalisis dengan uji One Sample T-Test untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Analisis statistik ini menggunakan program SPSS
Statistical Product and Service Solution versi 17 dengan taraf kepercayaan 95.
Universitas Sumatera Utara
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Ekstrak Akar Tuba
Tumbuhan yang digunakan adalah akar tuba yang telah diidentifikasi Herbarium Medanense Universitas Sumatera Utara, dengan nama lain [Derris
ellipticaRoxb.]suku Papilionaceae . Hasil pemeriksaan makroskopik dari akar tuba ,tumbuhan ini berakar
tunggang, jika di tumbuk, akarnya mengeluarkan cairan berwarna putih. Hasil mikoskopik terdapat jaringan gabus dan pembuluh kayu.
Hasil perkolat dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator diperoleh ekstrak kental 70,55 gram.
Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia menunjukkan adanya kandungan alkaloida, flavanoid, tanin dan saponin. Hasil karakteristik simplisia akar tuba
yaitu penetapan kadar air 4,67, kadar sari yang larut dalam air 11,67, kadar sari yang larut dalam etanol 13,33, kadar abu total 9,16, kadar abu tidak larut
asam 0,32 Hasil karakterisasi simplisia akar tuba dan skrining fitokimia dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Hasil karakterisasi simplisia akar tuba
No Parameter
Hasil 1.
Penetapan kadar air 4,67
2. Penetapan kadar sari larut dalam air
11,67 3.
Penetapan kadar sari larut dalam etanol 13,33
4. Penetapan kadar abu total
9,16 5.
Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam 0,32
Universitas Sumatera Utara