35 masuknya senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam akar tuba
berupa flavonoid yaitu rotenon. Menurut Lu 1995, yang menyatakan bahwa jalur masuknya senyawa toksik dalam tubuh hewan adalah melalui pori-pori kulit,
saluran pencernaan, dan siphon sistem respirasi. Senyawa-senyawa toksik tersebut menyebabkan rusaknya sel-sel kulit, pencernaan dan penyerapan
makanan tidak terjadi, sulit untuk bernapas, dan akhirnya mati Dinata, 2008. Efek toksik merupakan efek yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan
kematian Priyanto, 2009.
4.4 Penentuan Nilai LC
50
Terhadap Jumlah Kematian Ikan Nila
Penentuan nilai LC
50
ditentukan dengan menggunakan cara perhitungan dalam Farmakope Indonesia Edisi III 1979, berikut hasil data nilai LC
50
terhadap kematian ikan nila dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4Hasil Nilai LC
50
Akar TubaTerhadap Kematian Ikan Nila Kelompok
Nilai LC
50
Percobaan ke-1 2,34 ppm
Percobaan ke-2 2,34 ppm
Percobaan ke-3 1,99 ppm
Rata-rata ± SD 2,22 ppm ± 0,202
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai LC
50
rata-rata adalah 2,22 ppm dengan standar deviasi yang di dapat 0,202. Pada waktu percobaan pemberian
akar tuba selama 7 hari telah menyebabkan kematian 50 ikan nila. Nilai LC
50
percobaan pertama dan kedua adalah 2,34 ppm yang artinya menyebabkan kematian 50 pada ikan nila. Pada percobaan ketiga nilai LC
50
yang diperoleh 1,99 ppm yang artinya menyebabkan kematian 50 pada ikan nila.
Universitas Sumatera Utara
36
4.5 Pengamatan
Pengamatan secara visual terhadap hewan uji selama penelitian terlihatbahwa hewan uji mengalami perubahan tinglah laku. Ikan dapat
menunjukkanreaksi terhadap perubahan fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar
yang terlarut dalam batas konsentrasi tertentu Utami, 2008.
4.6 Pengamatan Gejala Toksisitas
Hasil pengamatan gejala toksisitas dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5Hasil Pengamatan Gejala ToksisitasPada Ikan Nila
Kelompok Konsentrasi
Gelisah Gerakan
Tidak Teratur
Hilang Keseimbangan
Tidak Selera
Makan Cenderung
Berada didasar
Mati 0 ppm
Kontrol -
- -
- -
- 0,4 ppm
- -
- -
- -
2 ppm -
√ -
√ -
√ 10 ppm
√ √
- √
√ √
50 ppm √
√ √
√ √
√ 250 ppm
√ √
√ √
√ √
1250 ppm √
√ √
√ √
√ Keterangan :
√ : Adanya gejala -
: Tidak ada gejala
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat pemberian akar tuba pada kelompok kontrol 0 ppm, dan 0,4 ppm ikan nila tidak menunjukkan gejala toksisitas artinya ikan
berenang secara normal.Sedangkan 2 ppm, 10 ppm, 50 ppm, 250 ppm, dan 1250 ppm ditemukan
gejala toksisitas yang berbeda antar kelompok
percobaan.Konsentrasi 2ppm hanya terlihat menunjukkan gejala dengan tingkah laku gerakan tidak teratur, tidak selera makan, dan mati.Konsentrasi 10 ppm
menunjukkan kegelisahan, gerakan tidak teratur, tidak selera makan, cenderung
Universitas Sumatera Utara
37 berada didasar, dan mati. Konsentrasi 50 ppm, 250 ppm dan 1250 ppm juga
ditemukan kegelisahan, gerakan tidak teratur, hilang keseimbangan, tidak selera makan, cenderung berada didasar, dan mati.
Gejala toksisitas akan sangat membantu mendiagnosa adanya kelainan pada ikan. Terlihat dengan tingkah laku gerakan tidak teratur, gelisah, hilang
keseimbangan, cenderung berada di dasar, tidak memiliki selera makan, dan mati Metelev,dkk., 1983. Ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik air
maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas konsentrasi tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sifat dan intensitas gejala keracunan
akan sangat bergantung pada jenis racun, jumlah racun yang masuk kedalam tubuh, lamanya tubuh mengalami keracunan dan keadaan tubuh organisme yang
keracunan Koeman, 1983.
4.7Analisa Data
Data analisa statistik menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solutionversi 17 dengan taraf kepercayaan 95 dengan uji One Sample
T-Testdapat dilihat pada Lampiran10. Hasil uji One Sample T-test di peroleh p value = 0,003 p 0,05 artinya
nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 memiliki perbedaan pengaruh yang bermakna pada antara kelompok perlakuan konsentrasi. Dengan rata – rata nilai LC
50
pada standar deviasi adalah 2,22333ppm ± 0,20207diperoleh dari berbagai kelompok
perlakuan. Penyebaran nilai LC
50
yang sebenarnya dari interval konfidensi yaitu 1,7214 ppm LC
50
2,7253 ppm. KelompokTingkat Toksisitas padaLingkungan Perairanadalah sebagai
berikut Metelev, dkk., 1983.
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 4.6 Kelompok Tingkat Toksisitas pada Lingkungan Perairan Tingkat Racun
Nilai LC
50
mgL
Sangat Toksik 1 – 1
Toksik 1 – 10
Cukup Toksik 10 – 100
AgakSedikit Toksik 10 – 1000
Kurang Toksik 1000
Berdasarkan hasil yang tertulis diatas maka ekstrak akar tuba terhadap ikan nila memberikan efek toksik pada range 1 ppm – 10 ppm.
Universitas Sumatera Utara
39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN