commit to user 71
dan diganti dengan shift II yang bekerja siang sampai malam maka kami tidak pulang terlebih dahulu sebelum rekan kami datang.. setelah itu
kami memberikan informasi mengenai kondisi pasien yang perlu diperhatikan dan begitu seterusnya”
Hal senada juga diungkapkan oleh Kasi Rawat Jalan yaitu Ibu Tri Sundari AMK 43 tahun, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan
bahwa : “Perlu adanya kerjasama antar karyawan mbak...ataupun antar karyawan
dengan pimpinan...hal ini untuk menghindari tumpang tindih kebijakan, jika ada komunikasi maka karyawan dapat menerima informasi
pekerjaan dengan baik dan hal itu tentu berimbas pada kinerja karyawan itu sendiri”. sumber, wawancara, selasa 22 Juni 2010.
2. Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Penunjang Medis
Bagian Penunjang Medis terdiri dari bagian diagnostik dan terapi, instalasi farmasi dan bagian gizi, dimana masing-masing bagian tersebut
dikepalai oleh seorang kepala seksi. Iklim komunikasi dalam rangka peningkatan kinerja di bagian
Penunjang Medis ini juga terdiri dari adanya kegiatan di lingkungan bagian Penunjang Medis, partisipasi dan kerjasama yang terdapat di bagian ini.
Hasil wawancara dengan Manager Diagnostik dan Terapi Dr.Irveta Kania C, M.Kes 38 tahun mengenai peningkatan kinerja melalui kegiatan di
lingkungan Penunjang Medis diketahui bahwa : “Ya ada kegiatan di bagian kami khususnya di bagian diagnostik dan
terapi, dalam rangka meningkatkan kinerja kami maka kami selalu melakukan kegiatan pertemuan satu bulan sekali, ataupun saat-saat
khusus tertentu” wawancara, 15 Juni 2010.
Sementara itu Manager Instalasi Farmasi yaitu Dra. Dwi Astuti., Apt 44 tahun dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa :
commit to user 72
“Mengenai kegiatan di tempat kami khususnya bagian Instalasi Farmasi maka kami mengembangkan komunikasi terbuka tetapi khusus di
lingkup karyawan Instalasi Farmasi, hal ini kami tekankan bahwa komunikasi di bagian kami memang untuk orang-orang kami
saja”wawancara, 15 Juni 2010.
Kekuatan seorang pemimpin adalah kuatnya kepatuhan bawahannya kepadanya. Hal ini merupakan buah dari proses membangun kedekatan
manajer dengan karyawannya. Salah satu kemanfaatan dari suatu kedekatan adalah manajer memiliki pemahaman yang mendalam tentang identitas berikut
kebutuhan dan kepentingannya. Sementara karyawan sendiri merasa diperhatikan oleh manajernya. Dengan demikian ketika manajer menghadapi
permasalahan yang terjadi di tiap unit kerja maka pendekatannya adalah pemberdayaan sumberdaya manusia. Pendekatan itu tidak mungkin berhasil
efektif kalau manajer itu sendiri tidak dekat dengan para karyawannya. Hal ini diakui oleh Kasi Gizi, yaitu Ari Mawarni A.Md 38 tahun ,
yang dalam wawancaranya menyatakan : “Saya berusaha untuk dekat dengan karyawan, karena pada dasarnya
kami juga karyawan dan mereka juga karyawan, oleh karena itu pendekatan melalui pertemuan dalam rangka meningkatkan kinerja
secara kontinyu kami lakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu satu bulan sekali kami rapat” wawancara, 15 Juni
2010.
Pertemuan dengan karyawan memang menjadi tolok ukur dalam mengukur kinerja karyawan secara keseluruhan di satu bagian, hal ini terbutkti
dari hasil wawancara dengan karyawan bagian Gizi, yaitu Gema Akbar Ramadhan 27 tahun dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa :
“Pertemuan rutin diadakan sebulan sekali mbak.. di dalam pertemuan itu kami juga melakukan evaluasi untuk kinerja bulan lalu….masalah
apa yang dihadapi saat bertugas dan rencana kegiatan bulan berikutnya” wawancara, 15 Juni 2010.
commit to user 73
Sementara itu Karyawan bagian Instalasi Farmasi Monica, Apt 25 tahun dalam kesempatan wawancara mengenai pertemuan yang diadakan di tiap
bagian menyatakan bahwa : “ya ada pertemuan tiap bulan sebagai bahan pertemuan antara kami dan
rekan-rekan lain untuk saling kenal, saling evaluasi dalam pelaksanaan pekerjaan” wawancara, 15 Juni 2010.
Karyawan merupakan faktor penting dalam organisasi, karena hal ini terkait dengan kinerja sebuah organisasi. Sebagai lembaga pelayanan
kesehatan, tidak terlepas dari profesionalisme pegawai dalam menjalankan tugasnya dan apabila karyawan mempunyai tingkat profesionalisme masih
rendah maka akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang akan diberikan. Hal ini terkait juga dengan komitmen dari para karyawan, karena dengan
karyawan yang memiliki komitmen maka profesionalisme akan dapat terwujud. Untuk itulah diperlukan adanya partisipasi karyawan di dalam
pengambilan keputusan, di mana dengan adanya partisipasi tersebut maka akan terjalin komunikasi antara karyawan sehingga karyawan merasa mempunyai
peran di dalam peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Adanya partisipasi dari karyawan dalam berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai
kebijakan rumah sakit yang relevan dan sesuai dengan kedudukan mereka sehingga karyawan akan lebih besemangat di dalam menyelesaikan
pekerjannya. Hasil wawancara Kasi Gizi mengenai partisipasi karyawan bahwa :
“wah perlu itu mbak… karyawan perlu berpartisipasi itu semua demi kebaikan bersama khususnya di bagian kami ini, karena kami sebagai
penyelenggara kebutuhan gizi di rumah sakit sehingga masukan dari karyawan sangat membantu kami di dalam menyusun menu masakan
tiap harinya wawancara, 15 Juli 2010.
commit to user 74
Sementara itu Kasi Instalasi Farmasi Sri Banyuni, Apt 32 tahun dalam kesempatan wawancaranya juga menyatakan pentingnya partisipasi dari
karyawan, hal ini diketahui bahwa : “partisipasi itu merupakan tugas utama dari karyawan kalo menurut saya,
karyawan yang baik pasti akan berpartisipasi karena adanya partisipasi dari karyawan berarti karyawan sendiri juga care terhadap
pekerjannya”wawancara, 15 Juli 2010. Suatu bagian harus mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat
membentuk kerangka usaha pencapai misi. Suatu kelompok atau grup dapat menjadi tim manakala ada kesepakatan terhadap misi dan ketaatan terhadap
peraturan yang berlaku, untuk itulah kerjasama tim perlu dilakukan agar karyawan dapat bekerja untuk mencapai tujuannya yaitu pelayanan
masyarakat. Hasil wawancara dengan Gema Akber Ramadhan salah satu karyawan
bagian gizi mengenai kerjasama tim adalah : “dalam menentukan menu biasanya kami berembug dulu mbak antar
karyawan, baik untuk menu pagi, siang ataupun malam, sehingga antar karyawan tercipta kerjasama yang baik”
Keberadaan kerjasama tim ini juga menjadi perintah dari Kasi Bagian Gizi, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
“ya ada kerjasama donk… kami perintahkan untuk karyawan gizi membuat menu gizi lalu diberikan ke saya saya periksa dan
ditindaklanjuti oleh karyawan tersebut, tetapi kami membebaskan kepada karyawan untuk bekerjasama menentukan jenis menunya”
wawancara, 15 Juli 2010
Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dalam rangka peningkatan kinerja karyawan khususnya di bagian Penunjang Medis maka
sistem komunikasi yang terjadi adalah sistem terbuka karena antar karyawan dan karyawan dengan pimpinan terjalin dengan baik dan saling bekerja sama
commit to user 75
antar karyawan serta yang utama adalah memberikan kebebasan kepada karyawan untuk berpartisipasi di dalam pekerjannya.
3. Pelaksanaan Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Umum