commit to user 75
antar karyawan serta yang utama adalah memberikan kebebasan kepada karyawan untuk berpartisipasi di dalam pekerjannya.
3. Pelaksanaan Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Umum
Perlunya peningkatan kinerja ini diketahui dari hasil wawancara dengan salah seorang karyawan yaitu Dra. Tarini selaku Kepala Seksi HRD
Human Resources Departement
yang menyatakan bahwa : Kinerja kami saya rasa sudah cukup baik, terbukti dengan meningkatnya
kunjungan pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu, baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap, karena Rumah Sakit Kasih Ibu
mengutamakan pelayanan pasien wawancara hari Senin, 14 Juni 2010.
Hal ini diperkuat oleh karyawan bagian HRD yaitu Kustiyati A.md 30 tahun yang menyatakan bahwa :
“Saya kira secara keseluruhan kinerja kami cukup baik karena biasanya kami selalu melakukan riset pada pasien ataupun keluarga pasien dan
hasilnya selama ini bahwa kinerja kami cukup baik” wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010.
Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa pada dasarnya kinerja karyawan di RSU Kasih Ibu sudah cukup baik, hal ini terbukti bahwa rumah
sakit melalui keberadaan Humasnya kontinyu di dalam penyebaran angket untuk mengetahui kepuasan pasien dan hasilnya bahwa pasien cukup puas
dengan pelayanan atuapun kinerja dari rumah sakit. Bagian HRD merupakan bagian yang bertugas di dalam pembagian
tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam rangka optimalisasi kinerja dari rumah sakit. Penjabaran tugas dan estimasi beban kerja RSU Kasih
Ibu Surakarta seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tarini selaku Kasi HRD menyatakan :
”Untuk pembagian tugas tiap-tiap bagian sudah sangat jelas sekali, jadi karyawan tidak bingung dalam pengerjaan pekerjaan sudah sendiri-
commit to user 76
sendiri jadi untuk tumpang tindih pekerjaan tidak terjadi. Diharapkan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat berjalan dengan
lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan pengguna jasa layanan kesehatan dan juga pihak rumah sakit”. Wawancara,
Senin, 21 Juni 2010
Sementara itu karyawan bagian Humas yang lain yaitu Yovita A.md 32 tahun dalam kesempatan wawancaranya menyatakan pendapatnya mengenai
job deskripsi dari masing-masing karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta : ”Menjadi bagian dari manajemen rumah sakit memang tidak mudah
karena kami dituntut jeli di dalam mengkoordinir karyawan di tiap-tiap bagian untuk berkesinambungan menjalankan tugasnya kami harus
menetapkan hari kerja bagit tiap-tiap karyawan medis dan non medis agar semuanya tertata rapi dan saling bekerja sama demi pemberian
pelayanan pada pasien wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010.
Kinerja karyawan di rumah sakit merupakan hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang
telah ditentukan. Kinerja individu ini akan tercapai apabila didukung oleh kemampuan individu, upaya kerja
work effort
dan dukungan organisasi. Dengan kata lain kinerja individu merupakan hasil kerja dari pegawai.
Dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan tidak terlepas dari adanya iklim komunikasi organisasi di dalam RSU Kasih Ibu Surakarta.
Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa
organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka
tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan
dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi sehingga secara aktif dapat
commit to user 77
memberi pemahaman kepada para anggota organisasi bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh
perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Keberadaan iklim organisasi di RSU Kasih Ibu Surakarta
berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi HRD Dra. Tarini menyatakan : “Ya, selama ini kami telah membuat kebijakan dalam rangka
meningkatkan komunikasi antar karyawan, sehingga karyawan dapat saling mengenal dan bekerja sama dalam rangka peningkatan kinerja
dalam pemberian pelayanan pada masyarakat” wawancara, Senin 21 Juni 2010.
Hal ini juga diperkuat oleh Kustiyati, Amd, dalam wawancaranya dengan peneliti menyatakan pendapatnya :
“Iklim komunikasi di rumah sakit ini baik, walaupun diakui ada karyawan yang tidak mengenal karyawan satu dengan yang lain,
misalnya karyawan medis kan masuknya shift sehingga terkadang tidak mengenal karyawan di bagian lain, tetapi hal itu bukan menjadi
penghalang atas upaya komunikasi antar karyawan yang kami bangun” wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010.
Sementara itu Yovita, Amd 25 tahun memberikan penjelasan mengenai iklim komunikasi organisasi yang adai di RSU Kasih Ibu
Surakarta, dalam
kesempatan wawancaranya
beliau menyatakan
pendapatnya : “Selaku bagian HRD tugas kami adalah menjadi jembatan antar
karyawan, kami membuat rencana misalnya outbond…atau juga antar bagian di lingkungan kami juga mempunyai pertemuan sendiri
misalnya ada arisan perawat, arisan bidan yang tempatnya keliling ke rumah-rumah karyawan secara bergantian, kegiatan ini merupakan hal
positif sehingga kami selalu berupaya untuk andil menjaga kerukunan antar karyawan kami, karena secara tidak langsung jika karyawan
saling rukun maka kinerja karyawan dalam pemberian pelayanan juga akan semakin baik” wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010.
Dari sini dapat dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam RSU Kasih Ibu Surakarta perlu diperhatikan agar dapat menciptakan sebuah organisasi
commit to user 78
yang efektif. Iklim komunikasi dapat memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku karyawan. Keputusan-keputusan yang diambil oleh karyawan
untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk
meraih kesempatan dalam pekerjaannya secara bersemangat, untuk mendukung para rekan lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif,
dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi.
Hal tersebut diperkuat oleh Manajer Human Resources Departement RSU Kasih Ibu Surakarta Dr. Ari Dartoko 35 tahun dalam kesempatan
wawancaranya kepada peneliti mengatakan bahwa : “Kinerja yang baik menjadi tujuan utama bagi kami dalam pelayanan
kesehatan, untuk itu kami selaku HRD berusaha membuat kebijakan untuk meningkatkan kinerja melalui pemberdayaan komunikasi yang
baik antar karyawan baik medis maupun non medis, selain itu kami juga membuat kebijakan mempertemukan karyawan agar bisa saling
sharing, atau mengungkapkan pendapat satu sama lain demi kemajuan bersama” wawancara, Selasa, 22 Juni 2010.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa iklim komunikasi
organisasi pentingnya peran iklim komunikasi organisasi bagi RSU Kasih Ibu Surakarta. Dalam kesempatan wawancaranya juga Manajer HRD RSU
Kasih Ibu Surakarta juga menyatakan ada tiga hal yang menjadi kebijakan rumah sakit dalam rangka meningkatkan iklim komunikasi organisasinya
yaitu : “Selama ini kami membuat tiga kebijakan utama dalam rangka
menciptakan iklim komunikasi organisasi di rumah sakit, antara lain yaitu mengadakan kegiatan yang berupa briefing di mana kami
lakukan sebulan sekali untuk menyalurkan aspirasi karyawan, yang kedua adalah Rapat Bimbingan Teknis atau yang biasa kami sebut
RBT yang juga kami lakukan sebulan sekali, selain itu kami juga
commit to user 79
berusaha meningkatkan partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan demi peningkatan kinerja pelayanan kesehatan kami
wawancara, Selasa, 22 Juni 2010.
Segala kegiatan karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta mempunyai tujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kegiatan yang rutin dilakukan
oleh karyawan antara lain adalah briefing dan Rapat Bimbingan Teknis RBT.
Kegiatan briefing dilakukan setiap sebulan sekali untuk menyalurkan aspirasi antara atasan dengan bawahan dan hal ini secara tidak langsung
bawahan memberikan dukungan atas semua keputusan yang diberikan oleh atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan yang lebih
optimal. Rapat Bimbingan Teknis sering disebut RBT dilakukan setiap bulan sekali sesuai dengan tanggal yang ditentukan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Tri Sundari selaku Kasi Rawat Jalan RSU Kasih Ibu Surakarta dalam kesempatan wawancaranya
mengatakan : “Apa mbak.. briefieng oh ya ada... kami lakukan sebulan sekali, tetapi
jika ada sesuatu yang penting kami juga melakukan briefing di mana briefing yang dilakukan tersebut hanya antar bagian, jadi tidak semua
karyawan di briefing tetapi masing-masing bagian melalui kepala seksinya menetapkan briefing, misalnya kai di rawat jalan maka kami
melakukan briefing dengan karyawan rawat jalan dan lain sebagainya. wawancara, 22 Juni 2010.
Selain pelaksanaan briefing juga dilakukan Rapat Bimbingan Teknis yang juga dilakukan setiap bulan sekali dengan tanggal yang telah ditentukan
oleh masing-masing bagian. Hal ini terbukti dari pernyataan Kasi Keamanan dalam kesempatan wawancaranya mengenai Rapat Bimbingan Teknis yang
dilakukan oleh karyawan RSU PKU Kasih Ibu Surakarta :
commit to user 80
“Rapat Bimbingan Teknis kami lakukan sebulan sekali tetapi tidak menutup kemungkinan jika ada yang mendesak kami langsung
melakukan koordinasi, hal ini kami lakukan apabila ada karyawan yang tidak bekerja dengan baik maka kami juga mengarahkanmenegur
Satpam untuk mempelajari SOPProtap, dan diharap intropeksi dan harus bekerja lebih baik wawancara, Selasa 22 Juni 2010.
Kegiatan Rapat Bimbingan Teknis yang dilakukan oleh karyawan memang mempunyai tujuan tertentu salah satunya adalah untuk menanggapi
komplain atau keluhan yang dilakukan oleh pasien ataupun keluarga pasien. Keberadaan Rapat Bimbingan Teknis ini juga Hal ini dibenarkan oleh
karyawan keamanan RSU Kasih Ibu Surakarta. Hal ini diketahui saat wawancara dengan karyawan keamanan Sutrisno 52 tahun dan Joko
Tristiwanto 50 tahun. Dalam kesempatan wawancaranya Sutrisno menyatakan pendapatnya :
“Ya benar mbak… Rapat Bimbingan Teknis dilakukan sebulan sekali… kami selaku anggota keamanan wajib hadir dalam acara tersebut guna
silaturahmi antar anggota dan juga menunggu instruksi dari kepala keamanan” wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010.
Sementara itu dalam wawancaranya dengan Joko Tristiwanto diketahui bahwa :
“Itu rapat rutin biasa kok mbak.. Cuma penting bagi kami untuk melakukan evaluasi tugas dan penyusunan jadwal kerja itu aja…tetapi
kalo ada kejadian penting baru kami juga rapat dadakan” wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010
Di tiap-tiap bagian dalam rangka peningkatan kinerja membuat
kebijakan-kebijakan melalui kepala seksinya, begitu juga di bagian marketing bahwa dalam rangka peningkatan kinerja karyawan maka perlu melakukan
konsolidasi antar karyawan di bagian yang sama. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan David Pangaribuan 26 tahun selaku karyawan bagian
commit to user 81
marketing yang menyatakan pendapatnya mengenai pertemuan antar bagian di RSU Kasih Ibu Surakarta :
“Kami sering kumpul dengan teman-teman selepas pulang kerja ataupun setelah tugas keluar untuk mengurus sesuatu, walaupun tidak secara
resmi pertemuan itu tetapi kami dapat mengambil kesimpulan- kesimpulan yang baik dalam rangka membantu kinerja khususnya di
bagian kami” wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010. Adanya pertemuan yang dilakukan oleh karyawan di tiap bagian tersebut
untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan pada saat karyawan bertugas, karena pasien perlu diberikan pelayanan dengan baik sehingga mereka merasa
puas dengan pelayanan rumah sakit dan bisa segera sembuh. Sebagai sebuah institusi jasa pelayanan maka akan timbul pro dan kontra
bagi penggunanya. Ada yang merasa puas dan ada yang merasa tidak puas. Pernyataan dari Kasi HRD dalam kesempatan wawancaranya mengenai
kinerja karyawan sudah bekerja dengan maksimal dan sesuai dengan prosedur akan tetapi penilaian pasien pelayanan masih kurang memuaskan, di mana :
Jika ada pasien yang merasa pelayananya masih kurang memuaskan maka kami meminta semua bagian untuk melakukan Rapat Bimbingan
Teknis untuk mempelajari masalah kasus pasien yang masih belum memuaskan, kita diskusikan dengan karyawan untuk tetap bekerja
konsisten. wawancara, Senin 21 Juni 2010.
Sementara itu hasil wawancara dengan perawat Mulani, AMK mengenai adanya pasien ataupun keluarga pasien yang merasa tidak puas dengan
pelayanan yang diberikan menyatakan pendapatnya : “Saya kira itu biasa mbak…ada yang puas ada yang merasa tidak
dilayani…yang penting kami udah bertugas dengan baik itu aja… penilaian kan dari mereka…tapi kami yang sudah berusaha”
wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Aryadi AMK salah seorang
perawat, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
commit to user 82
“Kalo masalah puas dan tidak puas pasti selalu ada…yang penting kerja udah maksimal…gitu aja mbak” wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010.
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Humas RSU Kasih Ibu Surakarta, mengenai adanya komplain dari pasien ataupun keluarga pasien dalam
pelayanan rumah sakit. “Ya biasanya kami yang terkena komplain dari pasien mbak... kami kan
di bagian sekretariat yang menjadi humas di rumah sakit ini dan kami berada di depan sehingga jika ada pasien yang tidak puas kami terkadang
yang menjadi sasaran.. oleh karena itu kami perlu meningkatkan kerjasama yang baik dari semua pihak, sehingga peningkatan pelayanan
bisa terus berjalan kearah yang optimal wawancara, Selasa 22 Juni 2010.
Pelayanan kepada pasien dan keluarga pasien tidak hanya diberikan oleh
karyawan medis saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab pada bagian yang lain yaitu di kasir. Dalam hubungannya antara pelayanan dan pertemuan
ataupun kegiatan yang dilakukan oleh segenap karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta, maka hasil wawancara dengan karyawan bagian kasir yaitu Sri
Nuryati S.E 45 tahun menyatakan pendapatnya : “Kami juga berhubungan langsung dengan pasien, saya kira masalah
ketidakpuasan pada pasien di bagian kami hanya pada kekurangpahaman mereka tentang administrasi yang kami tentukan aja misalnya dalam
pembayaran yang memakai PKMS dan yang tidak memakai kadang- kadang masih ada yang bingung dan keliatannya seperti marah”
wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010. Sementara itu wawancara dengan Sri Heruwati 50 tahun yang juga
salah seorang kasir, dalam wawancaranya menyatakan : “saya jarang menerima komplain secara langsung dari pasien dan
keluarganya, tapi banyak yang bertanya apakah bisa nitip pembayaran, bagaimana ngurus PKMS saya kira itu-itu saja” wawancara, Rabu, 18
Agustus 2010. Berdasarkan hal tersebut maka iklim komunikasi organisasi yang
diterapkan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta adalah berusaha untuk meningkatkan
commit to user 83
kinerja karyawannya melalui kebijakan untuk mengadakan briefing maupun Rapat Bimbingan Teknis. Adanya briefing ataupun Rapat Bimbingan Teknis di
tiap-tiap bagian di rumah sakit tersebut untuk meminimalisasi terjadinya komplain dari pasien ataupun keluarganya sekaligus sebagai sebuah institusi
jasa maka kepuasan pasien menjadi prioritas utama bagi rumah sakit sehingga ke depannya pelayanan yang diberikan akan menjadi lebih baik.
Partisipasi karyawan merupakan indikator utama pembentuk iklim komunikasi, oleh karena itu perlu ditingkatkan partisipasi karyawan dalam
upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Dra. Tarini selaku Kasi HRD dalam kesempatan
wawancaranya : “ya kami memang mencoba untuk meningkatkan partisipasi karyawan
agar karyawan merasa diorangkan di rumah sakit ini... adanya partisipasi karyawan akan berimbas pada kinerja mereka karena karyawan merasa
senang dapat berpartisipasi di dalam peningkatan pelayanan yang kami lakukan, untuk itulah partisipasi menjadi kunci utama bagi HRD yang
diamanatkan ke tiap bagian di instansi rumah sakit ini agar setiap Kasi yang ada perlu memberdayakan partisipasi karyawan di tiap
bagiannya”wawancara, Senin, 21 Juni 2010.
Keberadaan partisipasi karyawan akan membuat karyawan tersebut merasa dihargai keberadaannya. Hal ini dibenarkan oleh Kusyati A.md selaku
karyawan bagian HRD, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan pendapatnya mengenai partisipasi karyawan yaitu :
“Keputusan yang diambil di bagian kami merupakan buah kerjasama antara kami di bagian HRD, maksudnya adalah kebijakan dari atasan kami
akan kami upayakan tetapi kami juga dapat memberikan masukan mengenai pelaksanaanya apabila menyimpang dari kebijakan yang telah
ditetapkan”. wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010.
Sementara itu karyawan bagian HRD mengutarakan pendapatnya mengenai partisipasi karyawan khususnya di bagian HRD yaitu :
commit to user 84
“Ya kami diberi kebebasan berpartisipasi asalkan itu demi kemajuan rumah sakit secara keseluruhan” wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010.
Terwujudnya mutu pelayanan rumah sakit yang terus meningkat secara berkelanjutan yang didukung kebijakan pimpinan rumah sakit dan memuaskan
pasien ataupun pengguna jasa rumah sakit. Partisipasi merupakan wawasan organisasi dan dalam pengembangannya agar selalu sesuai dengan kebijakan
dan kebutuhan pengguna jasa karena itu selalu dapat dipertimbangkan inisiatif atau referensi baru yang memperbaiki wawasan tersebut.
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan karyawan bagian kasir yaitu Sri Heruwati, di mana dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
“Partisipasi kami wujudkan dengan bekerja, itu aja….kalo pengambilan keputusan
ada di
pimpinan kami…kami
berupaya untuk
mematuhinya”wawancara, Selasa, 22 Juni 2010. Sementara itu Sri Nuryati S.E yang juga salah seorang karyawan di
bagian kasir menyatakan pendapatnya mengenai partisipasi di dalam pengambilan keputusan bersama di RSU Kasih Ibu Surakarta, di mana dalam
kesempatan wawancaranya : “Partisipasi bagi saya adalah kerjasama tim khususnya di bagian kasir,
karena dengan kerjasama tim maka segala masalah dapat diatasi bersama menyangkut masalah pengurusan keuangan” Wawancara, Rabu 18
Agustus 2010.
Salah satu faktor yang dapat mendukung hubungan kerjasama tersebut adalah komunikasi, adanya komunikasi antara sumberdaya manusia dalam
organisasi akan membentuk iklim komunikasi organisasi. Suasana komunikasi yang kondusif di RSU Kasih Ibu Surakarta akan mampu mendorong
tumbuhnya partisipasi karyawan adanya partisipasi karyawan akan
commit to user 85
meningkatkan kinerja positif yang memuaskan dan timbul kesediaan untuk mengusahakan tingkat kinerja yang tinggi bagi kepentingan rumah sakit.
Kasi Keamanan Shidik Raba Shadikin A.md 40 tahun dalam kesempatan wawancaranya juga menyatakan pendapatnya bahwa :
Kami selaku tim keamanan secara pribadi memang menyatakan bahwa kejasama antar anggota kami terjalin baik hanya saja komunikasi kami
memang kurang karena saya langsung yang mengambil keputusan di bagian kami tanpa koordinasi, akan tetapi setelah adanya masukan dari
bagian HRD mengenai pentingnya partisipasi karyawan dan kami mencobanya di mana sekarang anggota kami bisa memberikan masukan-
masukan yang dapat membantu saya di dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan keamanan rumah sakit. wawancara, Selasa
22 Juni 2010. Kepala Seksi seksi harus mampu mengikut sertakan karyawan, agar
memahami secara jelas apa visi dan misi rumah sakit. Hal ini sangat perlu, agar karyawan dapat memahami apa tujuan dari rumah sakit tersebut maka
karyawan akan merasa diikut sertakan dalam mencapai tujuan perusahaan, dan hasil akhirnya karyawan juga akan ikut menikmati. Dengan menyadari hal
tersebut, karyawan akan lebih mudah memahami serta menyadari bahwa rumah sakit harus tumbuh dan berkembang, agar dapat bersaing dengan
kompetitornya selaku industri pelayanan jasa. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sutrisno selaku keamanan RSU
Kasih Ibu Surakarta dalam kesempatan wawancaranya mengatakan bahwa : “Partisipasi kami adalah menjaga keamanan rumah sakit pada intinya
tetapi kepala keamanan kami juga meminta saya untuk mengutarakan pendapatnya guna meningkatkan standarisasi keamanan kami, saya
senang diajak ngobrol hal tersebut karena berarti saya menjadi bagian rumah sakit ini” Wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010.
Sementara itu Joko Tristiwanto dalam kesempatan wawancaranya
mengenai partisipasi di bidang keamanan menyatakan pendapatnya bahwa :
commit to user 86
“Kepala keamanan kami meminta kami selalu berkoordinasi antara satu dengan yang lain.. kami juga dimintai pendapatnya dalam menangani
masalah yang terjadi” Wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010.
Berdasarkan hal tersebut maka peran kepala seksi atau kepala bagian di RSU Kasih Ibu sangat penting, untuk duduk bersama dengan karyawan, dan
menjelaskan mengapa perlu dilakukan langkah-langkah dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab rumah sakit.
Salah satu keberhasilan sebuah instansi dalam hal ini RSU Kasih Ibu Surakarta ditentukan oleh keberadaan karyawan yang berdedikasi tinggi untuk
kemajuan dan prestasi rumah sakit. Keberadaan karyawan yang demikian bukanlah sekedar merupakan aset produksi, melainkan juga menjadi kunci
strategi membangun daya saing rumah sakit. Suatu rumah sakit dapat mencetak karyawan yang berdedikasi tinggi apabila mampu menciptakan
Rule Of The Game
di dalam membangun kinerja karyawan. Salah satunya adalah kerjasama antar karyawan dalam rangka
meningkatkan kinerja karyawan. Kerjasama antar karyawan mempunyai dua tujuan yaitu menciptakan komunikasi antar karyawan dan meningkatkan
hubungan antar karyawan. Hal ini diungkapkan oleh Manajer HRD RSU Kasih Ibu Surakarta dalam kesempatan wawancaranya :
“Kerjasama antar karyawan yang kami maksud bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antar karyawan sekaligus menciptakan
hubungan kerja yang baik antar karyawan, sehingga karyawan lebih mengenal satu sama lain dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat wawancara, Senin 21 Juni 2010.
Hal senada juga diungkapkan oleh David Pangaribuan selaku Pemasaran atau Marketing Rumah Sakit :
Kerjasama itu penting, kami bekerjasama dengan bagin humas sekaligus bekerja dengan bagian lain untuk memasarkan rumah sakit...sekaligus
commit to user 87
melakukan koordinasi untuk melakukan program-program tertentu agar rumah sakit menjadi lebih terkenal..misalnya ada program pelayanan
kesehatan yang baru..maka kami selaku marketing akan membuat berbagai spanduk leaflet dan lain sebagainya agar pelayanan tersebut
dapat diketahui oleh masyarakat. wawancara, Selasa 22 Juni 2010.
Karyawan bagian kasir juga menyatakan pendapatnya mengenai pentingnya kerjasama antar karyawan dalam menunjang kinerja rumah sakit. Dalam
kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa : Saya dan rekan-rekan bekerja sama mbak...kami membantu rekan yang
lain tetapi dalam satu bagian...karena jelas kami tidak tahu masalah medis wawancara Selasa, 22 Juni 2010
Dalam kerjasama tim, semua tergantung pada bagaimana bersinerginya kemampuan dan keahlian anggotanya dalam mencapai tujuan bersama. Ini
menunjukkan bahwa dalam sebuah tim, harus ada keinginan untuk berbagi kemampuan, ide, dan pekerjaan di antara anggotanya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Aryadi AMK, salah seorang perawat yang menyatakan pendapatnya bahwa :
“kami kan kerja shift mbak ….sama teman-teman jadi tidak langsungpun kami jelas sudah bekerja sama antara satu dengan yang lain…dan saya
kira itu jauh lebih baik daripada harus sendirian wawancara, Rabu 18 Agustus 2010.
Sementara itu Mulani, AMK yang juga salah seorang perawat menyatakan
pendapatnya mengenai kerjasama tim sebagai berikut : “Ya pasti kami bekerja sama…tidak mungkin menangani pasien seorang
diri mbak… walaupun kadang kami juga datang ke kamar pasien sendiri tetapi pada saat tertentu saya datang sama teman satu shift untuk
mengontrol keadaan pasien” wawancara, Rabu 18 Agustus 2010. Demikian juga pernyataan dari Sodik Raba Sadikin, A.Md, selaku Kasi
Keamanan :
commit to user 88
“Wah sangat perlu itu mbak.. kerjasama tim di sini memang saya tekankan.....karena antar anggota jika tidak ada kerjasama maka kami
tidak dapat mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi” wawancara, selasa, 22 Juni 2010.
Kerjasama tim tersebut menyatukan berbagai individu-individu atau
karyawan yang saling bekerja sama dan memiliki saling ketergantungan satu sama lain untuk mencapai tujuan. Kerja sama dan saling ketergantungan
menyiratkan bahwa individu-individu dalam tim boleh memiliki keahlian dan kemampuan secara individu, tetapi pada akhirnya kemampuan dan keahlian itu
memberi sumbangan kepada hasil kelompok. Melalui kerjasama dapat dilakukan saling berbagi pengetahuan serta ketrampilan dan dengan itu sebuah
tim mampu menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang dilakukan oleh seorang individu.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sutrisno mengenai pentingnya kerjasama tim dalam bertugas :
“Wah penting sekali mbak.. dengan bekerja sama kami dapat memantau rumah sakit ini secara keseluruhan kan jelas tidak mungkin kami
memantau keamanan di rumah sakit yang sebesar ini sendirian” wawancara, Rabu 18 Agustus 2010.
Sementara itu Joko Tristiwanto juga mengutarakan hal yang tidak jauh berbeda mengenai pentingnya kerjasama tim, dalam wawancaranya
menyatakan bahwa : “ya jelas ada kerjasama antara saya dan teman-teman mbak…untuk
mengurusi masalah keamanan jelas membutuhkan bantuan dan kerjasama kami” wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010.
Salah satu bentuk kerjasama tim adalah dalam pengambilan keputusan kelompok adalah dengan melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan.
Hal ini juga berlaku di bagian marketing. Dalam kesempatan wawancaranya
commit to user 89
David Pangaribuan salah seorang karyawan marketing menyatakan pendapatnya bahwa :
“di bagian kami khususnya di bagian marketing kami jelas bekerjasama baik dalam rangka mempromosikan keberadaan rumah sakit ataupun juga
bertugas untuk untuk pengadaan bahan bagi rumah sakit” wawancara, Rabu 18 Agustus 2010.
Kerjasama tim pada dasarnya adalah meningkatkan keterlibatan
karyawan di dalam pembuatan keputusan tergantung pada kondisi-kondisi tertentu. Dengan kata lain, jika kerjasama tim berjalan dengan baik maka
kinerja karyawan akan menjadi baik akan tetapi jika kerjasama tim tersebut tidak ada maka kinerja karyawan akan menjadi kurang optimal
Sementara itu Sri Nuryati, SE mengutarakan pendapatnya mengenai adanya partisipasi karyawan di bagiannya yaitu sebagai berikut :
“Untuk di bagian kami di kasir ini, maka partisipasi bagi karyawan kami adalah pelaksanaan tugas yang teliti dan tanggung jawab, kami membuka
partisipasi asal tidak menyalahi aturan yang berlaku di bagian saya, karena bagian kami rumit, salah keuangan kan bisa fatal to
mbak”wawancara, Selasa, 22 Juni 2010.
Berdasarkan hal tersebut maka jenis iklim komunikasi organisasi di bagian
Umum juga bersifat terbuka, karena di bagian tersebut mementingkan kinerja secara tim, memberikan kebebasan adanya partisipasi kerja karyawan serta
menciptakan kerjasama tim yang baik dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
commit to user
90
BAB IV ANALISIS DATA