commit to user
40
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA
A. Sejarah Perkembangan RS. Kasih Ibu Surakarta
Pendirian RS. Kasih Ibu Surakarta berangkat dari idealisme luhur yang berkeinginan untuk mengabdi bagi masyarakat dan memberikan pelayanan
kesehatan tanpa memandang latar belakang penderita. Pendirian RS. Kasih Ibu tersebut bermula dari dukung prakarsa beberapa tokoh masyarakat Surakarta
untuk mewujudkan serta meningkatkan pelayanan kesehatan, maka dihadapan Notaris Soehartinah Ramli sepakat untuk mendirikan Yayasan “Kasih Ibu”
pada hari Sabtu tanggal 16 Juni 1979 di Surakarta. Para pendiri yayasan tersebut adalah:
1. Bapak Hadi Soebroto
2. Bapak Robby Sumampow
3. Bapak Dokter H. Abdullah Hafid Zaini, SpOG.
Maksud dan tujuan dari pendirian Yayasan Kasih Ibu adalah untuk dimanfaatkan bagi kemausiaan dan membantu pemerintah di bidang
pengobatan dan bidang sosial. Berdasarkan pada hal tersebut, maka diambil langkah usaha dengan mendirikan poliklinik dan rumah sakit, khususnya
rumah sakit bersalin. Pada tanggal 2 Februari 1981 diresmikan Rumah Bersalin Kasih Ibu
oleh Walikota Surakarta, yaitu Bapak Soekatmo, SH. dengan kapasitas 60 tempat tidur. Dalam perkembangan selanjutnya, Rumah Sakit Kasih Ibu
mengalami pasang surut dan berbagai perubahan terus terjadi. Pada tahun
commit to user 41
1981 Dr. Lo Siauw Ging bergabung dengan demikian terjadi perombakan struktur dan pada tahun 1982 ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Umum
RSU Kasih Ibu atas pertimbangan kebutuhan akan jasa layanan kesehatan masyarakat dan atas usul IKES Inspektur Kesehatan.
Kasih Ibu sebagai RSU memberikan pelayanan kesehatan tidak hanya seputar masalah kebidanan dan penyakit kandungan tetapi juga untuk berbagai
jenis penyakit yang lain, sehingga pada tahun 1982 semakin berkembang dalam memberikan pelayanan kesehatan. Klinik umum, klinik gigi, dan juga
beragam poliklinik spesialis mulai dirintis. Di bawah pimpinan Dr. Lo Siauw Ging, pada tahun 1983 sampai
dengan 1984 dilakukan perluasan sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 95 tempat tidur. Dengan adanya kemajuan yang pesat, maka direksi mengusulkan
perluasan gedung lima lantai dan usulan ini disetujui oleh Yayasan Kasih Ibu. Program perluasan ini sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam GBHN
dan Sistem Kesehatan Nasional Departemen Kesahatan RI, yaitu bahwa masyarakat termasuk swasta ikut bertanggung jawab dalam memlihara dan
mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan gedung lima lantai dengan atap joglo yang merupakan jati diri daerah
Surakarta dimulai pada tanggal 20 September 1989. Atas kerja keras dan komitmen yang tinggi RSU. Kasih Ibu di bawah
pimpinan Dr. Lo Siauw Ging sebagai direktur, berusaha menjadi yang terbaik di Surakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan RSU. Kasih Ibu
pada tahun 1991 menjadi juara pertama dalam lomba bidang pelayanan kesehatan, kebersihan dan ketertiban Rumah Sakit tingkat Jawa Tengah. Pada
commit to user 42
tahun yang sama RSU. Kasih Ibu juga menjadi juara pertama lomba rumah sakit tingkat nasional dalam kategori Rumah Sakit Umum Swasta Kelas
Utama. Pada tahun 2001 sampai dengan Februari 2002 dilakukan
pembangunan sistem pengelolaan pembuangan limbah medis cair “sistem
dewats
” untuk menggantikan sistem
sewage treatment
. Dengan menggunakan sistem yang baru ini, hasil test pengujian air limbah medis memenuhi
persyaratan dengan peraturan kadar maksimum yang diperbolehkan oleh Standart Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Golongan II, SK GUB DIY No. 65 Tahun 1999. Tidak hanya pembangunan fisik saja yang diperhatikan tetapi
kemajuan dalam pelayanan menjadi tujuan utama. Pembangunan Pelayanan Persalinan yang telah dirintis oleh dr Hafidh Zaini, SpOG terus
dikembangkan, melalui tenaga yang terampil dan terlatih serta didukung berbagai alat canggih, memberikan pelayanan persalinan yang aman, nyaman
dan benar Peran yang besar untuk mendukung perkembangan pada awal pertumbuhan Pelayanan Kamar Bedah telah dilakukan oleh dr. Budi Kadarto,
SpB. beserta tim bedah RSU. Surakarta yang hingga kini terus berkembang, dengan berbagai jenis layanan bedah maupun dengan peralatan yang semakin
cangih. Pada tahun 1995, RSU Kasih Ibu telah mampu melakukan bedah
laparoscopy
, pembedahan dengan luka minimal dan risiko lebih kecil yang dikerjakan oleh dr. Sugandi, SpB, dokter bedah umum tetap RSU. Kasih Ibu.
Pada tahun yang sama, dilakukan pembaharuan alat USG. Pengoperasian
CT
commit to user 43
scan
mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Dalam perkembangan selanjutnya, RSU. Kasih Ibu berupaya untuk terus menambah jumlah dokter tetapnya baik
tenaga dokter spesialis maupun umum. Pada tahun 1998, RSU. Kasih Ibu mendapatkan Sertifikat Akreditasi
Penuh dari Departemen Kesehatan RI sebagai pengakuan bahwa rumah sakit telah memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang meliputi lima pokja,
yaitu: Administrasi dan manajemen, Pelayanan medis, Pelayanan gawat darurat, Pelayanan keperawatan, Rekam medis. Untuk menghadapi era
globalisasi, pada tahun 2004 telah dilakukan regenerasi dengan melibatkan generasi muda yang lebih dinamis dan energik dalam menghadapi masa yang
akan datang.
B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto