commit to user 4
yang menyenangkan terjadinya komunikasi kesamping terjadi diantara karyawan pada tingkatan yang relatif sama dalam struktur organisasi yang
mempunyai tugas sama dengan karyawan yang lain untuk meningkatkan pelaksanaan tugas yang maksimal serta mendorong antara satu bagian dengan
bagian yang lain.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu : ”Bagaimana pelaksanaan iklim komunikasi organisasi di
dalam meningkatan kinerja karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Surakarta ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan iklim komunikasi organisasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
Surakarta di dalam meningkatkan kinerja staff dan karyawan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dalam penelitian ini adalah
1. Bagi Peneliti
Menambah ilmu dan wawasan mengenai pentingnya iklim komunikasi organisasi di dalam meningkatkan kinerja karyawan.
commit to user 5
2. Bagi Rumah Sakit Umum Ibu Surakarta
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuahan untuk meningkatkan kinerja yang positif dan bertanggung jawab sesuai dengan prosedur yang
sudah ditetapakan oleh management
E. Landasan Teori
1. Komunikasi
Setiap ahli mendefinisikan komunikasi dari sudut yang berbeda- beda akan tetapi pada intinya adalah sama. Berelson dan Steiner
mendefinisikan komunikasi adalah :”penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui penggunaan simbol-kata, gambar,
angka, grafik dan yang lain-lain” Aubrey Fisher, 1986 : 10. Dance mendefinisikan komunikasi dalam kerangka psikologi
perilaku manusia yang luas melalui pendefinisian komunikasi manusia sebagai : “pengungkapan respon melalui simbol-simbol verbal, dimana
simbol-simbol verbal itu bertindak sebagai perangsang stimuli bagi respon yang terungkapkan tadi” Aubrey Fisher, 1986 : 10.
Menurut Wilbur Schramm istilah
communication
berasal dari bahasa latin communis yang artinya sama dengan
common
. Sehingga menurutnya jika kita mengadakan komunikasi dengan sesuatu pihak, maka
kita menyatakan gagasan kita untuk memperoleh
communis
dengan pihak lain itu mengenai suatu obyek, Karena menurut Schramm, apabila kita
berkomunikasi sebenarnya kita berusaha untuk membangun kebersamaan dengan seseorang, kita berupaya berbagi informasi, ide ataupun sikap.
commit to user 6
Proses komunikasi itu sendiri menurut Schramm terdiri dari sembilan elemen yaitu:
a. Pengirim, pihak yang mengirim pesan kepada pihak yang lain juga
disebut sumber atau komunikator. b.
Penulisan dalam
bentuk sandi
encoding
adalah proses
mengungkapkan pendapat ke dalam bentuk simbolik. c.
Pesan, serangkaian simbol yang dikirim oleh pengirim. d.
Media, saluran-saluran komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan-pesan dari pengirim kepada penerima.
e. Pembacaan sandi
decoding,
proses ketika penerima mengartikan simbol-simbol yang dikirim oleh pengirim.
f. Penerima, pihak yang menerima pesan yang disampaikan oleh pihak
lain disebut juga pendengar atau tujuan. g.
Tanggapan, serangkaian reaksi dari penerima setelah melihat atau mendengar pesan-pesan yang dikirimkan oleh pihak pengirim.
h. Umpan balik, bagian dari tanggapan penerima bahwa penerima itu
mengkomunikasikan kembali kepada pengirim. i.
Gangguan, atau distorsi yang tak terduga selama proses komunikasi, mengakibatkan penerima memperoleh pesan berbeda dari yang
dikirimkan pengirim. Philip Kotler, 1998 : 244 Model-model di atas menekankan faktor-faktor penting dalam
komunikasi yang efektif. Pengirim harus tahu yang akan mereka jangkau dan bagaimana tanggapan yang mereka inginkan. Mereka juga harus tahu
bagaimana cara menyandikan pesan mereka dengan baik agar dapat
commit to user 7
dimengerti oleh khalayak sasaran mereka, dan mereka juga harus menyediakan saluran-saluran umpan balik sehingga mereka dapat
mengerti bagaimana tanggapan khalayak terhadap pesan yang mereka sampaikan. Menurut Schramm, supaya suatu pesan efektif, maka proses
penyandian pesan dari pengirim harus bertautan dengan proses pembacaan sandi dari penerimanya. Pesan harus merupakan simbol-simbol penting
yang dikenal dengan baik oleh penerimanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah upaya
penyampaian pesan atau informasi pesan, ide, gagasan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu dan menghasilkan dampak-
dampak tertentu pula. Jadi proses penyampaian pesan pada akhirnya akan memberikan dampak pada kedua belah pihak antara komunikator dengan
komunikan. Dari definisi komunikasi di atas, maka di bawah ini akan dijelaskan
komponen-komponen yang mencakup untuk terjadinya suatu proses komunikasi menurut pendapat A.W. Widjaya 1986 : 39-41 yaitu sebagai
berikut : a.
Communicator
Komunikator Komunikator dapat berupa individu, kelompok, organisasi dan media
massa seperti surat kabar, radio, televisi dan sebagainya. b.
Message
Pesan Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan tema sebagai
commit to user 8
pengarah di dalam usaha mencoba mengubah tingkah laku komunikan. Bentuk pesan dapat berupa :
1 Informatif
Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan
informatif lebih berhasil dari pesan persuasif, misalnya pada kalangan cendekiawan.
2 Persuasif
Yaitu pesan yang bersifat rujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran bahwa apa yang disampaikan akan
memberikan rupa atau pendapat atau sikap sehingga ada perubahan sikap seperti yang diinginkan oleh komunikator.
3 CoersifInstruktif
Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dari penyampaian pesan ini adalah agitasi dengan
penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan diantara sesamanya dan pada kalangan publik.
Sedangkan pesan yang bersifat instruktif, juga memiliki daya untuk memerintah agar orang yang diberi perintah dapatmau
melaksanakan apa yang diperintahkan. c.
Channel
Saluran Saluran atau media komunikasi merupakan sarana atau alat-alat yang
dipergunakan untuk menyebarluaskan pesan yang akan disampaikan kepada komunikan.
commit to user 9
d.
Communican
Komunikan Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan ke dalam tiga
bentuk yaitu personal, kelompok dan massa. Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan sesuai dengan kerangka pengetahuan
dan lingkup pengalaman komunikan. e.
Effect
Efek Yang dimaksudkan dengan efek komunikasi adalah berbagai
perubahan yang timbul pada diri komunikan disebabkan terjadinya kegiatan komunikasi. Efek itu bisa berarti penambahan pengetahuan,
perubahan sikap, perubahan tingkah laku dan sebagainya. Menurut Onong Uchana Effendy 1992 : 8, di dalam kegiatan komunikasi
dapat di bagi ke dalam tiga bentuk efek, yaitu : 1
Efek kognitif, adalah yang timbul pada diri komunikan yang menyebabkan
komunikan menjadi
tahu, atau
bertambah pengetahuannya intelektualitasnya dikarenakan informasi yang
diberikan. 2
Efek afektif, yaitu mempunyai kadar lebih tinggi dari efek kognitif dikarenakan disini komunikan telah mempunyai rasa atau pesan
tersebut telah menimbulkan perasaan tertentu, seperti terharu, sedih dan lain sebagainya.
3 Eek behavioral, yakni efek yang timbul dari dalam diri komunikan
dengan adanya perilaku tertentu dikarenakan esan yang disampaikan oleh komunikator.
commit to user 10
Sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi
perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang
tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi 2001 : 50,
komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori: a.
Komunikasi antar pribadi Komunikasi ini penerapannya antara pribadiindividu dalam usaha
menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai
keinginan bersama. b.
Komunikasi kelompok Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan
adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok
tidak seperti komunikasi antar pribadi. c.
Komunikasi massa Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa
yang meliputi cetak dan elektronik. 2.
Komunikasi Organisasi Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin
organizare
, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya
commit to user 11
saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
Sondang P. Siagian 2000 : 3, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang
beberapa orang yang disebut atasan dan seorang sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
Malayu S.P. Hasibuan 2003 : 2 mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari
sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik
apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-
jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu
organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat
komunikasi dilancarkan.
commit to user 12
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal
dari suatu organisasi Wiryanto, 2005 : 17. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produkdivitas, dan berbagai perkerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pres, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi
yang disetujui secara sosial. Oreientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih pada anggotanya secara individual.
Sendjaja 1994 : 55-56 menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
a.
Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan
setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan
karyawan bawahan membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan,
jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
commit to user 13
b.
Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh
terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya,
bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c.
Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.
Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan
sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d.
Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan
pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut buletin, newsletter dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan
commit to user 14
olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam
diri karyawan terhadap organisasi. Persepsi tentang komunikasi Organsasi menurut
Redding
dan
Sanborn
yaitu bahwa komunikasi orgabisasi adalah pengiriman dan peneriman informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk
dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia . hubungan persatuan pengelola, komunikasi
downward
atau komunikasi dari atasan kebawahan, komunikasi
upward
atau komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi harizontal atau komunikasi dari orang-orang yang
sama level atau tingakatannya dalam organisasi, ketrampilan dan berbicara, mendengarkan menulis dan komunikasi evaluasi progam. Arni
Muhammad, 2005;65 Iklim komunikasi penting karena mengikatkan konteks organisasi
dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan dan harapan-harapan anggota organisasi dan membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi.
Menurut
Reeding
”Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi dalam menunjukan kepada
anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasa dalam mengambil resiko, mendorong mereka
dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyertakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi
mendengarkan dengan perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi
commit to user 15
penyuluhan kepada anggota organisasi sehingga meraka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting dalam mengambil suatu keputusan
dalam organisasi, memberi dan menaruh perhatian pada perkerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan ”
Disisi lain menurut
Werther
dan
Devis
tentang antara hubungan komunikasi dan organisasi yaitu ” Organisasi tidak dapat berdiri tanpa
komunikasi. Apabila dalam suatu organisasi tidak ada komunikasi, maka anggota organisasi tidak dapat mengetahi apa yang sedang dikerjakan oleh
rekan-rekan mereka, manajemen tidak dapat menerima informasi dan manajemen tidak dapat melakukan intruksi”. Moekijat, 1993:1.
Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi.
Diasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang
sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relative langgeng pada organisasi. Iklim komuikasi
organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsure-unsur organisasi dan pengaruh unsure-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini
didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambugan melalui dengan anggota organisasi lainya. Pengaruh ini
mengahsilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi.
commit to user 16
Di Rumah Sakit Kasih Ibu dalam kesehariannya menggunakan komunikasi kebawah yaitu dimana setiap informasi dalam komunikasi ke
bawah mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke manajemen menengah, manajemen yang lebih rendah dan sampai akhirnya sampai
pada karyawan yang lebih rendah. Komunikasi kebawah mempunyai fungsi pengarahan dimana manajemen atas memberikan pengarahan,
perintah, dan evaluasi. Perintah dan instruksi biasanya menjadi lebih terperinci dan spesifik karena di intrepetasikan oleh tingkatan manajemen
yang lebih rendah. Unsur-unsur dalam organisasi tidak secara langsung menciptakan
iklim komunikasi organisasi, tetapi pengaruhnya terhadap iklim komunikasi organisasi tergantung pada persepsi anggota organisasi
mengenai nilai dan hukum dan peraturan tersebut, yaitu apakah hukum dan peraturan harus diabaikan. Jadi dengan kata lain, unsur-unsur yang
terdapat di dalam organisasi tidak secara otomatis menciptakan iklim komunikasi organisasi tetapi tergantung kepada persepsi anggota-anggota
organisasi mengenai unsur-unsur organisasi tersebut. Adapun dimensi-dimensi iklim komunikasi organisasi menurut
Pace
dan
Faules
dalam bukunya Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. 2002 : 159-160 :
a. Kepercayaan
Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan
yang di dalamnya terdapat kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas yang didukung oleh pernyataan
commit to user 17
dan tindakan. Para pemimpin hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan. Kepercayaan ini
akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempermudah adanya persetujuan yang diperlukan antara bawahan dan
atasan. b.
Pembuatan keputusan bersama Para karyawan di semua tingkatan dalam organisasi harus diajak
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan
mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka
agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan. Tetapi umumnya pimpinan mau memberikan informasi ke
bawah bila merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas, pesan itu tetap
dipegangnya. c.
Kejujuran Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus
mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran mereka“ tanpa
mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, atau atasan.
commit to user 18
d. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Komunikasi ke bawah
adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena
salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan. Kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi
yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang
mempengaruhi kemampuan
mereka untuk
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan
yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para pemimpin dan rencana-rencana.
e. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepeda
tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan
balikan, memberikan
saran dan
mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan
moral dan sikap karyawan. f.
Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu
komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi,
commit to user 19
kualitas tinggi, biaya rendah-demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya. Jadi secara singkat, yang
termasuk dalam dimensi iklim komunikasi organisasi itu adalah kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan,
mendengarkan dalam komunikasi ke atas dan perhatian pada tujuan- tujuan kinerja tinggi.
2. Kinerja Karyawan
Kinerja mempunyai arti penting bagi karyawan, oleh karena adanya penilaian kinerja berarti karyawan mendapat perhatian dari atasannya, di
samping itu menambah gairah kerja karyawan, karena dengan penilaian kinerja ini mungkin karyawan
yang berprestasi dipromosikan, dikembangkan dan diberi penghargaan atas prestasi tersebut, sebaliknya
karyawan yang tidak berprestasi mungkin akan didemosikan. Penilaian kerja yang efektif dan adil berkelanjutan perlu diperhatikan karena akan
meningkatkan kinerja karyawan Pengertian kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang
dapat dicapai atau dilanjutkan seseorang atau kelompok orang didalam pelaksanaan tugas, perkerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau
standar kerja yang telah ditetapkan sebelum atau bahkan dapat melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan pada periode tertentu Hani
Handoko, 2000: 135. Mahsun 2006: 25 mendefinisikan kinerja adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau progam atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi
commit to user 20
yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Menurut Moch. As’ad 2001: 48 kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut
ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja merupakan
suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri.
Menurut
Miner
1977 dalam Reza Surya dan Santoso Tri Hananto, 2004 : 35 dinyatakan bahwa dimensi kinerja adalah ukuran dan penilaian
dari perilaku yang aktual di tempat kerja, dimensi kinerja tersebut mencakup :
a. Quality of Output,
kinerja seseorang individu dinyatakan baik apabila kualitas output yang dihasilkan lebih baik atau paling tidak sama
dengan target yang telah ditentukan.
b. Quantity of Output,
kinerja seseorang juga diukur dari jumlah output yang dihasilkan. Seseorang individu dinyatakan mempunyai kinerja
yang baik apabila jumlahkuantitas output yang di capai dapat melebihi atau paling tidak sama dengan target yang telah ditentukan dengan tidak
mengabaikan kualitas output tersebut.
c. Time at Work,
dimensi waktu juga menjadi pertimbangan di dalam mengukur kinerja seseorang. Dengan tidak mengabaikan kualitas dan
kuantitas output yang harus dicapai, seorang individu dinilai mempunyai kinerja yang baik apabila individu tersebut dapat
menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu atau bahkan melakukan penghematan waktu.
commit to user 21
d. Cooperation With Others’ Work,
kinerja juga dinilai dari kemampuan seseorang individu untuk tetap bersifat kooperatif dengan pekerja lain
yang juga harus menyelesaikan tugasnya masing-masing. Manfaat yang dapat dipetik terhadap penilaian kinerja karyawan
menurut Hani Handoko 2000: 135 adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan prestasi kerja, yang berarti umpan balik terhadap
pelaksanaan kerja akan memperbaiki kegiatan dan kinerja karyawan b.
Penyesuaian-penyesuaian kompensasi, yang maksudnya membantu para pengambil keputusan untuk menentukan perbaikan penggajian,
pemberian bonus dan sebagainya. c.
Keputusan-keputusan penempatan promosi, menentukan pemberian penghargaan berupa promosi atau transfer karyawan.
d. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan, yang diukur dari prestasi
kerja para karyawan. e.
Perencanaan dan pengembangan karier. f.
Penyimpanan proses
staffing
, akan diketahui dari prestasi kerja para karyawan yang baik dan jelek.
g. Ketidakakuratan informasi yang dilihat dari kerja yang jelek mungkin
disebabkan oleh kesalahan informasi, analisis jabatan, rencana sumber daya manusia atau komponen sistem manajemen lainnya.
h. Kesalahan desain perkerjaan, akan diketahui apabila terjadi prestasi
yang jelek. i.
Memberikan kesempatan kerja yang adil.
commit to user 22
j. Tantangan eksternal, akan dapat diketahui dari penilaian prestasi kerja
sehingga manajemen dapat mengambil tindakan untuk mengatasinya. Mengacu pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa kinerja karyawan merupakan perwujudan atau penampilan seorang karyawan dalam pelaksanan perkerjaan. Seseorang dapat dikatakan
berprestasi kerja baik, manakala mereka dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah
ditetapkan sebelum atau bahkan melebihi standar yang telah ditentukan. Komponen penting dalam melakukan penaksiran kinerja adalah
kuantitas dan kualitas kinerja seorang individu. Individu dinilai berdasarkan pencapaian kuantitas dan kualitas
output
yang dihasilkan dari serangkaian tugas yang dilakukannya. Mempererat kaitan antara sistem
penilaian kinerja dan rencana-rencana strategik jangka panjang organisasi dapat meningkatkan efektivitas organisasional. Dengan merancang sistem
penilaian kinerja yang sesuai dengan strategi organisasi, karyawan- karyawan pada akhirnya akan bekerja dalam cara yang mendukung misi
organisasi. Kaitannya yang jelas di antara keduanya dapat pula menciptakan suatu kultur yang akan lebih memperkukuh strategi
organisasi. Selain itu, jika sistem dirancang untuk membantu karyawan mengelola daripada mencela kinerja-kinerja mereka, maka lebih besar
kemungkinan bahwa tujuan-tujuan individu dan organisasi akan bertemu. Terdapat empat strategi organisasi berkenaan dengan sistem penilaian
kinerja. Seorang karyawan yang dinilai menunjukkan kemungkinan tidak
berkinerja, akan tetapi sebenarnya dia mempunyai potensi, bisa jadi
commit to user 23
lingkungan kerjanya yang tidak mendukung. Apakah karyawan tersebut mempunyai kondisi kerja yang menguntungkan untuk bekerja, cukup
informasi untuk mengambil keputusan yang dikaitkan dengan
pekerjaannya, waktu yang memadai untuk melakukan pekerjaan yang baik dan lain-lainnya. Jika karyawan tersebut tidak mendapatkan maka jelas
kinerja akan terganggu. Penilaian kinerja
perfomance approach
memainkan peranan yang sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Karyawan
menginginkan dan memerlukan kompensasi yang berkenaan dengan prestasi mereka dan penilaian menyediakan kesempatan untuk
memberikan kompensasi kepada mereka. Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau
kemajuan karyawan dan untuk menyusun rencana peningkatan kinerja karyawannya.
Malayu Hasibuan
2003: 95 mengemukakan bahwa indikator-
indikator yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja karyawan adalah:
a. Kesetiaan
Unsur kesetiaan dalam hal ini menyangkut loyalitas karyawan terhadap pekerjaan, jabatannya dalam organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan
oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar instansi.
b. Kedisiplinan
Penilai menilai disiplin dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan
kepadanya.
commit to user 24
c. Kejujuran
Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian, baik bagi dirinya maupun terhadap orang lain,
seperti kepada para bawahan. d.
Kreativitas Penilai mempunyai kemampuan karyawan dalam mengembangkan
kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.
e. Kerjasama
Penilai menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain secara vertikal atau horisontal di dalam maupun
di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik. f.
Kecakapan Penilai menilai kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan
bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat didalam penyusunan kebijaksanaan dan didalam situasi manajemen.
g. Kepribadian
Penilai menilai karyawan dan sikap perilaku kesopanan, periang, disukai, memberi kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang
baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar. h.
Tanggung jawab Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan
kebijaksanannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang digunakannya serta perilaku kerjanya.
commit to user 25
3. Hubungan Iklim Komunikasi dengan Kinerja Karyawan
Setiap manusia yang ada di dunia ini, tidak mungkin dapat terlepas dari kehidupan berkelompok atau berorganisasi Hal ini dikarenakan,
manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup seorang diri. Dalam menjalani kehidupan
berorganisasi tersebut, manusia yang satu dengan yang lainnya saling berinteraksi. Interaksi yang dilakukannya melalui komunikasi, baik secara
verbal maupun non-verbal, baik lisan maupun tulisan. Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk membentuk saling
pengertian
mutual understanding
sehingga terjadi kesetaraan kerangka referensi
frame of references
dan kesamaan pengalaman
field of experience
diantara anggota organisasi. Dari pengalaman-pengalaman komunikasi organisasi yang terjadi, perlahan-lahan akan membentuk suatu
iklim komunikasi organisasi. Iklim komunikasi organisasi merupakan persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan
pesan yang terjadi dalam organisasi Pace, Wayne and Faules Don, 2002 :155.
Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang terdiri dari unsur pemilik perusahaan, pimpinan perusahaan, dan juga karyawan.
Sebagai karyawan dalam suatu perusahaan, manusia akan berhadapan dengan karyawan lain, dengan pimpinan perusahaan dan dengan aturan-
aturan kebijakan-kebijakan yang berlaku. Sekaligus menunjukkan adanya keterikatan dalam pembagian dan pelaksanaan suatu tugas atau
pekerjaan. Karyawan merupakan salah satu aset terpenting bagi
commit to user 26
perusahaan untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Pada saat seseorang akan memasuki lingkungan kerja, maka secara otomatis
karyawan akan terikat dan mengikatkan diri pada perjanjian yang ada, perjanjian tersebut berupa lisan dan juga tulisan, sehingga karyawan
diwajibkan untuk mematuhi perjanjian yang telah disepakati bersama. Sehubungan dengan hal ini, maka pembinaan, karyawan harus terus
menerus diupayakan, agar timbul suatu motivasi kerja yang tinggi yang berpengaruh pada peningkatan kinerja kerja karyawan. Adanya motivasi
yang tinggi akan membuat karyawan dapat lebih giat bekerja dalam menjalankan suatu pekerjaannya.
Redding
mengatakan iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada
anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka
dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang
organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi;
secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-
keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Pace dan Faules, 2002: 148
Pace and Faules
mengatakan iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-
commit to user 27
unsur tersebut terhadap komunikasi. Pace dan Faules, 2002: 149.
Dennis
mendefinisikan iklim komunikasi organisasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang
mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi. Soemirat dan Ardianto,
2005 : 69. Tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat bersumber dari
berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap penting sebagai faktor utama. Tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh
karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan
hal ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi.Davis and Newstrom, 2004 : 44.
Salah satu faktor yang mendukung peningkatan kinerja kerja karyawan adalah dengan cara komunikasi. Komunikasi merupakan
aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain. Tidak ada manusia yang tidak terlibat
komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dihindari, begitu halnya di dalam perusahaan.
Untuk memenuhi kebutuhan para karyawan, perusahaan yang mempunyai fungsi manajemen harus mampu menciptakan suasana kerja
yang harmonis diantara perusahaan dan karyawan. Hubungan harmonis sebaiknya dibina secara khusus dalam suatu fungsi atau divisi bagian
yang memang bertugas mengatur
internal relations.
Fungsi tersebut
commit to user 28
dilakukan oleh Hubungan Masyarakat Humas sebagai pengatur laku
employee relations.
Peran karyawan pada suatu perusahaan sangat penting, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. Apabila kinerja
para karyawan pada suatu perusahaan tidak maksimal, maka hasil yang akan dicapai oleh perusahaan tersebut pun tidak akan maksimal pula. Di
tempat lain, iklim di dalam sebuah organisasi juga sangatlah penting karena secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat
mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi. Oleh sebab itu, keberhasilan suatu organisasi dalam membangun iklim
komunikasi organisasi yang kondusif, sangatlah vital dalam meningkatkan kinerja para karyawan.
Untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai karyawan dan memberi mereka kebebasan dalam
mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi
yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus
terang dari anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan
mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan.
Iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu penting karena secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara
commit to user 29
hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi: kepada siapa orang-orang berbicara, siapa saja yang disukai, bagaimana perasaan masing-masing
orang, bagaimana
kegiatan kerja
berlangsung dan
bagaimana perkembangan orang-orang di dalam organisasi Pace dan Faules, 2002:
148. Menurut
Redding
, yang dikutip oleh
Pace
dan
Faules
menyatakan bahwa ”iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada
keterampilan atau teknik-teknik
komunikasi semata-mata
dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif“. Pace dan Faules, 2002:149
Dari sini dapat dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu perlu untuk diperhatikan agar dapat menciptakan sebuah organisasi
yang efektif. Di dalam buku komunikasi organisasi yang ditulis oleh
Pace
dan
Faules
menegaskan hal ini dengan mengemukakan bahwa iklim komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku
individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan
diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih kesempatan dalam organisasi secara bersemangat, untuk
mendukung para rekan dan anggota organisasi lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-
gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Iklim yang negatif dapat benar-
benar merusak yang dibuat anggota organisasi mengenai bagaimana
commit to user 30
mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi. Pace dan Faules, 2002: 155
Iklim komunikasi yang penuh rasa persaudaraan mendorong para anggota organisasi untuk berkomunikasi sercara terbuka, rileks, ramah
dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh
rasa persaudaraan. Arni, 2004: 84 Jadi, iklim komunikasi memainkan peranan sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan
usaha kepada pekerjaan mereka dalam organisasi. Pace dan Faules, 2002: 155
Dari sini dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi memiliki pengaruh yang cukup penting bagi motivasi kerja dan masa kerja pegawai
dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi dan iklim komunikasi yang
kuat seringkali menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung Pace dan Faules, 2002: 156. Hal ini
didukung pula Soemirat, Ardianto dan Suminar bahwa iklim komunikasi organisasi yang positif tidak hanya menguntungkan organisasi namun juga
penting bagi kehidupan manusia-manusia di dalam organisasi tersebut. Ardianto dan Soemirat, 2005: 68
Dari uraian di atas mengenai iklim komunikasi organisasi, maka dapat diketahui pentingnya peran iklim komunikasi organisasi bagi kehidupan
sebuah organisasi. Oleh karena itu iklim komunikasi organisasi merupakan
commit to user 31
hal penting yang tidak boleh diabaikan, tetapi harus diperhatikan oleh organisasi khususnya dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.
F. Definisi Konsep
1 Komunikasi Organisasi
Adalah kualitas pengalaman objektif individu mengenai lingkungan internal organisasi, mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan
dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi dalam organisasi. Arni muhammad, 1995:85
2 Kinerja Karyawan
Semangata kerja karyawan adalah kemampuan sekelompok orang untuk bekerjasama dengan giat dan konsekuensi dalam mengejar tujuan bersama.
G. Implementasi Konsep
Iklim Komunikasi Organisasi memiliki indikasi-indikasi sebagai berikut:
1. Kegiatan, yaitu:
a. Briefing dimana dilakukan setiap sebulan sekali untuk menyalurkan
aspirasi antara atasan dengan bawahan. Secara tidak langsung bawahan memberikan dukungan atas semua keputusan yang diberikan oleh
atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan yang lebih optimal.
b. Rapat Bimbingan Teknis sering disebut RBT yaitu dilakukan setiap
bulan sekali sesuai dengan tanggal yang ditentukan. Kegiatan ini semua
commit to user 32
dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan supaya terciptanya kinerja karyawan yang lebih optimal.
2. Partisipasi dalam pembuatan keputusan bersama, meliputi:
Karyawan berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dan sesuai dengan kedudukan mereka. Dimana
setipa di beri perkerjaan harus segera diselesaiakan tanpa penundaan 3.
Bekerja sama untuk mencapai tujuan kinerja yang tinggi: a.
Karyawan bersedia bekerjasama dengan rekan-rekan kerja maupun dengan pimpinan yang didasarkan pada tujuan bersama.
b. Karyawan bersedian membantu rekan-rekan kerja seperti pentingnya
tujuan bekinerja yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
H. Metodologi Penelitian