2.9. Metode grafting
2.9.1. Mekanisme Radikal Bebas Metode ini adalah tertua dan terluas pengunaanya, karena relatif simpel. Ada 5
lima metode grafting mekanisme radikal bebas yaitu : 1. Metode Kimia
Radikal kimia dilepaskan oleh inisiator seperti benzoil peroksida BPO atau azobisissobutironitril AIBN.
2. Metode Fotografting Kelompok khromoponik di polimer menyerap radiasi elektromagnetik pada daerah
visible dan elektromagnetik.Hasilnya pemutusan ikatan dan kemudian pada dekomposisi radikal dimana menghasilkan inisiasi grafting
3. Metode radiasi grafting Pada metode ini kopolimer graft pada daerah radiakal pada rantai polimer dengan
energi radiasi yang tinggi pada daerah vakum atau medium lainnya. 4. Metode Plasma Grafting
Grafting plastik seperti fiber dengan pemberian sinar. Dengan suhu rendah merupakan sistem yang kompleks untuk elektron, atom, spesies ionisasi dan pelepasan atom dan
molekul. 5. Metode Kimia Mekanik Grafting
Mekanisme yang bersifat reaktif dan ultrasonik menyebabkan polimer mengalami degradasi disebabkan oleh sebuah radikal bebas.
2.9.2. Mekanisme Ionik Merupakan teknik yang baik untuk persiapan kopolimer graft. Metode ini
dibagi 2 dua yaitu : 1. Metode Anionik
Graft kopolimerisasi mengalami inisiasi oleh anion dengan reaksi basa dengan asam proton pada rantai utama polimer.
2. Metode Kationik Reaksi inisiasi di antara alkil halida dan asam Lewis merupakan contoh untuk kationik
grafting.
Universitas Sumatera Utara
2.9.3. Mekanisme Koordinasi Stereospesifik inisiator memberikan stereo blok kopolimer mengandung rangkaian
isotaktik dan heterotaktik. 2.9.4. Mekanisme Coupling
Polimer yang mengandung hidrogen yang aktif digunakan untuk sintesis kopolimer graft. Poli etilen oksida adalah grafting yang mudah kedalam nilon Singh., 1992.
2.10. Fourier transform infrared spectroscopy FTIR
Metode ini disebut juga sebagai metode tidak dispersif dimana radiasi yang berasal dari sumber radiasi inframerah dikolomasikan oleh sebuah cermin cekung ke pembagi
berkas radiasi, setengah berkas dilewatkan cermin statik dan setengah dilewatkan cermin statik dan setengah berkas lainnya ke cermin gerak. Pergerakan cermin memodulasi
semua panjan gelombang frekuensi dalam berkas radiasi. Setelah terjadi refleksi pada kedua cermin, kedua berkas tersebut bergabung kembali pada pembagi berkas
radiasi.Meskipun cahaya masuk inkoheren, Pemecahan menjadi dua berkas dan penggabungannya kembali pada pembagi menjamin bahwa keduanya dapat bergabung
sepertinya koheren. Sebagai hasilnya, kedua berkas panjang gelombangnya dapat berinterferensi dengan kadar yang berbeda. Berkas gabungan itu melalui sel sampel dan
sampai ke detektor. Kedua berkas tersebut telah menempuh alur yang tidak sama panjang dengan perbedaan sebesar Retardasi, kelambatan. Karena tiap panjang
gelombang dimodulasi dan dideteksi pada frekuensi yang berbeda, akan terjadi gangguan noise hanya pada lebar pitanya yang sempit. Sebagai hasilnya betul-betul tidak ada
radiasi baur yang meyertaipengukuran fourier transform. Bebasnya dari radiasi baur merupakan juga salah satu keuntungan fellgett pada spektroskopi inframerah fourier
transform FTIR. Salah satu keuntungan FTIR adalah perekaman spektrum inframerah yang sangat cepat, sehingga memungkinkan merekam komponen senyawa yang
dipisahkan pada kromatografi gas Satiadarma, 2004.
FTIR ini membawa tingkat kesrbagunaan yang lebih besar kepenitian-penelitian struktur polimer. Karena spektrum-spektrum bisa discan,
disimpan, dan
Universitas Sumatera Utara
ditransformasikan dalam hitungan detik, teknik ini memudahkan penilitian reaksi-reaksi polimer seperti degradasi atau ikat silang. Persyaratan-persyaratan ukuran sampel yang
sangat kecil mempermudah kopling instrumen FTIR dengan suatu mikroskp untuk analisis bagian-bagian sampel polimer yang sangat terlokalisasi. FTIR bermanfaat juga
dalam meneliti paduan-paduan ploimer. Sementara paduan yang tidak dapat campur memperlihatkan suatu spektrum IR yang ,merupakan superposisi dari sepktrum
homopolimer, spektrum yang dapat campur adalah super posisi dari tiga komponen – dua spektrum homopolimer dan satu spektrum interaksi ynag timbul dari interaksi kimia atau
fisika antara homopolimer-homopolimer Stevens, 2001.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang