Pemanfaatan Tanaman Aren Polimer

dengan luas areal 2.500 Hektar yang tersebar di dua kabupaten yaitu Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Sebaran tanaman aren di seluruh Indonesia belum sepenuhnya terdata dengan baik karena selama ini masih dibiarkan tumbuh liar dan baru sedikit daerah yang membudidayakan Anonim, 2008. Gambar 2.1 Gambar Tandan Buah Aren

2.2. Pemanfaatan Tanaman Aren

Walaupun aren bukan tanaman yang dibudidayakan, namun karena masyarakat mulai mengetahui banyak manfaat yang didapat dari pohon aren ini membuat masyarakat mulai melirik tanaman ini untuk dibudidayakan. Hampir semua bagian pohon aren dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomi. Jenis produk yang dapat dimafaatkan dari pohon aren yaitu: 1. Akar digunakan untuk membuat obat secara tradisional 2. Batang pohon aren dapat digunakan sebagai bahan bangunan, jembatan dan peralatan rumah tangga. 3. Buah aren muda digunakan untuk pembuatan kolang kaling sebagai bahan makanan olahan berupa manisan. 4. Daun mudajanur untuk pembungkus kertas rokok yang disebut kawung. 5. Daun yang sudah tua, digunakan sebagai atap rumah 6. Lidi daun aren untuk membuat sapu lidi 7. Nira sebagai bahan baku prmbuatan gula aren, tuak, dan cuka. Universitas Sumatera Utara 9. Ijuk sebagai bahan baku membuat sapu dan tali, atap rumah dan media penyaring air water filter dan juga pembungkus kabel bawah laut. 10. Tepung aren, diolah dari batang pohon aren untuk pembuatan mie, dan campuran membuat bubur Lay dan Heliyanto, 2010 dan Irawan et al, 2009. Pohon aren dapat menghasilkan 15 liter nira setiap hari, ijuk sebanyak 2 kg setiap pohontahun, kolang kaling 100 kg setiap pohontahun dan jika tidak disadap niranya, pohon aren dapat menghasilkan 40 kg tepung setiap pohon. Pohon aren akan berbunga setelah berumur 7 sd 12 tahun. Tandan bunga muncul dari setiap pelepah atau bekas pelepah daun mulai dari ketinggian seperempat tinggi pohon ke arah bawah. Bunga betina akan masak dalam 1 – 3 tahun. Bunga betina yang masih muda, dapat diolah menjadi kolang kaling Sunanto, 1993.

2.3. Polimer

Polimer merupakan salah satu bahan teknik yang penting untuk keperluan konstruksi atau suku cadang, disamping bahan konvensional lainnya seperti logam dan keramik. Sebagai polimer komoditas, yaitu bahan polimer yang digunakan pada pembuatan barang konsumen, misalnya untuk peralatan rumah tangga, mainan, alat kantor, dan sebagainya, volume kebutuhannya semakin meningkat. Selain daripada itu, bahan polimer telah dimodifikasi secara fisiko-kimiawi menjadi bahan khusus dengan karakteristik tertentu seperti untuk pembuatan peralatan kesehatan dan komponen elektronika. Bahan polimer khusus termodifikasi ini, yang walaupun volume produksinya kecil, harganya dapat mencapai puluhan kali harga komoditas Wirjosentono, 1998. Polimer sudah ada sejak tahun 1833 yang ditemukan oleh kimiawan swedia Berzelius. Pada abad ke 19 ilmuwan bekerja dengan menggunakan suatu makromolekul yang tanpa memiliki suatu pengertian yang jelas mengenai strukturnya. Teori yang berlaku saat itu adalah bahan polimer merupakan kumpulan dari molekul-molekul kecil, sangat menyerupai koloid, tetapi terikat bersama melalui suatu gaya sekunder yang misterius. Teori kumpulan atau penggabungan ini memberikan jalan, tanpa sedikitpun hambatan, teori seorang kimiawan Jerman Herman Staudinger, yang mempertalikan Universitas Sumatera Utara sifat-sifat berharga dari polimer dengan gaya-gaya antar molekul biasa antara molekul- molekul yang mempunyai berat molekul sangat tinggi. Staudinger mengusulkan struktur rantai linier dari paraformaldehida dan polistirena. Staudinger juga memperkenalkan istilah makromolekul. Sebenarnya, beberapa polimer alam yang termodifikasi telah dikomersialkan. Sebagai contoh, selulosa nitrat Stevens,2001.

2.4. Selulosa