Selulosa sangat stabil dalam berbagai pelarut dan hanya dapat dihancurkan dengan adanya asam kuat atau sistem pelarut dengan ikatan hidrogen yang kuat, biasanya basa
amina. Sifat termal selulosa yaitu temperatur transisi gelas selulosa dengan kisaran 200- 230
o
C Goring, 1963, yang dekat dengan suhu dekomposisi termal yaitu 260
o
C. Selulosa membentuk mikrofibril melalui ikatan inter dan intra molekuler sehingga
memberikan struktur yang dipecah. Mikrofibril selulosa terdiri dari dua 2 dua tipe, yaitu kristalin dan amorf.
2.5.Nanoselulosa
Nanoselulosa merupakan suatu serat selulosa yang memilki dimensi pada skala nanometer 0,2-100 nm. Serat nanoselulosa sebagai material penguat komposit menjadi
semakin menarik bagi peneliti dalam ilmu komposit karena bersifat ringan dan memiliki kekuatan yang tinggi. Nanoselulosa dapat dibuat dengan menggunakan proses fisika,
misalnya dengan penghomogenan atau penghapusan pada tekanan yang tinggi; atau secara kimia, misalnya hidrolisis asam Wang, 2006.
Nanoselulosa terdiri dari 4 empat tipe, yaitu:
a. Nanoselulosa bakteri, merupakan material berukuran nanometer yang diperoleh
dari strain spesies Acetobacter, Meskipun strain pseudomonas, Achrobacter, Alcaligene, Aerobacter, dan Azotobacter juga dapat digunakan untuk
memproduksi selulosa. Selulosa bakteri dalam bentuk jaringan yang mengandung lapisan tipis pellicles dari pita serat selulosa yang memilki lebar kurang dari
100nm dan terbuat dari mikrofibril berdiameter 2-4nm. Melalui proses homogenisasi, bundel selulosa terbelah dan rusak meninggalkan selulosa
mikrofibril. Nanoselulosa bakteri biasa digunakan untuk aplikasi medis, penguat pada kertasberkualitas tinggi, diafragma untuk transduser elektro-akustik,aditif
cat, bahan pelapis, obat-obatan,dan kosmetik.
b. Selulosa Electrospun, Selulosa harus dalam bentuk larutan agar eletrospinning
dapat dilakukan, beberapa pelarut yang digunakan adalah N-metilmorfolin-N- oksida NMMO, N,N-dimetilasetamida DMAc dan litium klorida LiclN,N-
dimetilasetamida DMAc. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dari sifat
Universitas Sumatera Utara
intrinsik larutan untuk proses electrospinning selulosa adalah berat molekul selulosa, viskositas larutan, densitas, tegangan permukaan larutan selulosa dan
konduktivitas larutan. Serat elektrospun telah berhasil digunakan sebagai penguat polimer termoplastik. Fink dan Ganster mengembangkan teknik pultrusi ganda
untuk pembentukan polimer termoplastik dan serat electrospun untuk aplikasi injeksi molding. Mereka meningkatkan sifat mekanik akhir komposit sampai tiga
kali dibandingkan matriks awal.
c. Selulosa Mikrofibril, merupakan material yang diperoleh dengan disintegrasi
selulosa melalui proses homogenisasi, menghasilkan mikrofibril. Morfologi baru ini dikembangkan oleh Turbak et al 1980. Proses ini biasanya dimulai dari
bubur kayu. Namun Dufresne et al. menjelaskan bagaimana selulosa mikrofibril dapat diekstrak dari gula gula bit. Terlepas dari material awal, proses ini selalu
melibatkan proses homogenisasi. Melalui proses homogenisasi, bundel selulosa terbelah dan rusak meninggalkan helai selulosa mikrofibril dengan dimensi 10-
100 nm. Dengan proses homogenisasi, rasio luas permukaan terhadap volume serat meningkat secara dramatis.
d. Selulosa nanotube Whiskers Cellulose, merupakan struktur menyerupai jarum