cxxv
c. Topik-Topik Skripsi Yang Memanfaatkan Sumber Sejarah Di Rekso
Pustoko
Sesuai dengan koleksi yang dimiliki Rekso Pustoko, maka topik-topik skripsi yang mengambil sumber di Rekso Pustoko bisa mengenai :
1 Pemerintahan
proses terbentuknya Kerajaan Mataram, perpecahan di Keraton Mataram, Kerajaan Demak yang dianggap sebagai leluhur Mataram, sejarah berdirinya
Kartosuro, Panembahan Senopati dalam mendirikan Mataram, daerah – daerah lungguh apanage, perpecahan Keraton Surakarta Mataram pecah menjadi 4,
perpindahan Keraton Kartosuro ke Surakarta, perjanjian Paku Buwono II dengan Belanda pasca pemberontakan Sunan Kuning, pembagian wilayah Mataram
Negara, Negara Agung, dan Mancanegara, tata letak keraton berdasarkan sistem macapat alun – alun, penjara, masjid, dan pasar, Mangkunegara IV
sebagai pengusaha, sastrawan, dan seorang raja.
2 Perdagangan dan Perekonomian
perdagangan nasional zaman Kerajaan Mataram, kehidupan ekonomi rakyat Surakarta, Mangkunegaran mencapai kemajuan perekonomian ketika dipimpin
Mangkunegara IV,
Mangkunegara V
yang pemboros,
perkebunan Mangkunegaran baik perkebunan kopi maupun perkebunan tebu, persaingan
perdagangan batik di Surakarta dengan pedagang Cina, penjualan saham perusahaan Mangkunegaran karena defisit, pemasukan kas Mangkunegaran dari
Pabrik Gula.
cxxvi 3
Politik Hubungan orang Jawa dengan Belanda ketika zaman Kerajaan Mataram,
hubungan Mataram dengan pedagang Cina di Surakarta, politik adu domba Belanda dalam memecah belah Kerajaan Mataram, adu domba Belanda dalam
merenggangkan orang pribumi dengan Cina, politik pemerintahan Sultan Agung, perlawanan Sultan Agung terhadap VOC, perbentengan Belanda di Keraton
Mataram, Raja – raja Mataram yang pro dan kontra terhadap VOC, UU Agraria dampaknya bagi rakyat Indonesia,
pesowanan
dari raja vasal 2 kali dalam setahun
sebagai tanda
patuh terhadap
kerajaan di
atasnya, jasa
Ronggopanambangan terhadap perjuangan Pangeran Samber Nyowo, perkawinan Mangkunegara VII dan Gusti Kanjeng Ratu Timur sehingga membuat hubungan
Surakarta dan Yogyakarta semakin baik, perluasan daerah Mangkunegaran sebagai hadiah dari Raffles karena Mangkunegaran membantu memerangi
Yogyakarta, pengaruh para Kyai dalam politik Kerajaan Mataram, prajurit wanita Mangkunegaran.
4 Pendidikan dan
piwulang
ajaran kesusilaan dari serat piwulang Jawa, watak dan sifat raja – raja Mataram yang bisa kita teladani, ajaran – ajaran Mangkunegara IV bagi generasi
penerusnya bagi prajurit, dan pegawainya, pembangunan Rekso Pustoko oleh Mangkunegara IV untuk tempat bacaaan para pegawai, jasa Mangkunegara VII
dalam bidang pendidikan mendirikan sekolah ”siswo” dan ”siswo rini” untuk para gadis, usaha Mangkunegara VII dalam memberantas buta huruf, munculnya
cxxvii elit modern karena perluasan pendidikan, ajaran kebaikan menurut
Mangkunegara IV yang dituangkan dalam
Wedhatama
mendekatkan diri pada Tuhan YME, tenggang rasa dalam pergaulan, berjiwa satria, dan menghormati
pendirian orang lain, tugas dan kewajiban anak serta tugas dan kewajiban orang tua menurut Serat Wulang Reh karya Mangkunegara IV.
5 Perlawanan dan Pemberontakan
pemberontakan Trunojoyo, pembuangan para bangsawan Mataram ke Sri Lanka, perlawanan Pangeran Samber Nyawa dan terbentuknya Mangkunegaran,
pemberontakan Sunan Kuning, pendudukan Keraton Kartosuro oleh Pangeran Cakradiningrat dari Madura, dampak Perang diponegoro terhadap daerah jajahan
Surakarta yaitu Banyumas dan Kediri.
6 Sosial
kehidupan masyarakat Belanda di Surakarta, makam Raja – raja Mataram di Imogiri, kehidupan Wali Sanga, sejarah masjid Demak, proses islamisasi di Jawa,
tari bedaya anglir mendung sebagai tarian sakral Mangkunegara dari pakaian, penari, dan persiapan, modernisasi di Mangkunegaran masa pemerintahan
Mangkunegara IV, bencana banjir di Surakarta masa pemerintahan Mangkunegara V, jasa Mangkunegara VI dalam pembuatan terusan di ”kali
anyar” untuk menanggulangi banjir, sistem peradilan di Kerajaan Mataram, munculnya sistem feodal di Jawa, sistem sewa tanah kepada Orang Eropa, elit
modern vs elit tradisional, kepercayaan masyarakat akan datangnya Ratu Adil,
cxxviii peranan priyayi dalam menjaga dan melestarikan budaya ”Kejawen”, kedudukan
wanita dalam filosofi masyarakar Jawa harus pasrah, halus, sabar, setia, dan bakti, kritik sosial Ronggowarsito karena kekuasaan politik dan ekonomi
Belanda semakin kuat di Jawa, sistem sewa tanah di Mangkunegaran yang menyebabkan munculnya sistem kerja upahan
glidigstelsel
, istri – istri garwa ampil, garwa padmi, kehidupan Ronggowarsito sebagai filsuf Mataram.
d. Kemampuan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UNS