xxix
content analysis
merupakan cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya. Dalam teknik ini perlu disadari bahwa peneliti
bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat. Tenik
content analysis
dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen dan arsip yang terdapat di Rekso
Pustoko. Sumber sejarah yang diambil adalah yang mendukung penelitian.
E. Teknik Cuplikan
Cuplikan berkaitan dengan pemilihan dan pembatasan jumlah serta jenis dari sumber data yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik
cuplikan yang digunakan adalah
purposive sampling.
Teknik
purposive sampling
memiliki kecenderungan peneliti untuk memilih informan yaitu mahasiswa prodi sejarah, dosen, serta petugas perpustakaan; karena mereka dianggap mengetahui
informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap Sutopo, 20006: 64. Dalam hal ini, cuplikan yang diambil
lebih bersifat selektif. Peneliti memilih informan berdasar posisi dengan akses tertentu yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahannya.
Sampling ini bersifat
purposive sampling
, karena cenderung mewakili informasinya. Peneliti memilih informan tersebut karena dianggap memiliki informasi yang
berkaitan dengan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Kedalaman dan kelengkapan data tidak
ditentukan oleh jumlah sumber datanya, karena jumlah informan yang kecil bisa saja menjelaskan informasi tertentu secara lebih lengkap Sutopo, 2006: 63.
xxx
F. Validitas Data
Menurut Sutopo 2006: 91, data yang telah berhasil digali dilapangan kemudian dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan
bukan hanya untuk kedalam dan kemantapannya tetapi juga bagi kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu setiap peneliti harus bisa memilih dan menentukan
cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Untuk memperolah kemantapan data, penelitian ini menggunakan teknik
trianggulasi. Teknik trianggulasi merupakan teknik yang didasari pola fikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif, artinya untuk menarik simpulan yang
mantap diperlukan tidak hanya pada satu cara pandang. Patton dalam Sutopo, 2006: 92, menyatakan ada empat macam teknik
trianggulasi, yaitu : trianggulasi data, trianggulasi peneliti, trianggulasi metodologis, dan trianggulasi teoretis. Dari empat macam trianggulasi tersebut, hanya dua yang
akan digunakan dalam penelitian ini yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Hal ini supaya hasil yang diperoleh dari lapangan bisa diperoleh validitas data yang
mendalam. 1. Trianggulasi data
Trianggulasi data disebut juga trianggulasi sumber, adalah teknik dimana dalam pengumpulan data wajib menggunakan beragam sumber data yang berbeda-beda.
Artinya, data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Misalnya mengenai kegiatan pencarian
sumber penulisan skripsi bisa digali dari informan, arsip, dan peristiwa. Sumber
xxxi ini bisa digali dari mahasiswa dan pengurus Rekso Pustoko, sehingga berkaitan
dengan penelitian ini.
2. Trianggulasi metode Trianggulasi metode adalah teknik trianggulasi yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Di sini ditekankan dengan menggunakan
metode pengumpulan data yang berbeda tetapi diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. Misalnya
untuk mendapatkan informasi mengenai alasan mengapa mahasiswa tidak tertarik menggunakan sumber sejarah di Rekso Pustoko bisa dilakukan wawancara
mendalam pada informan, dan hasilnya diuji dengan menggunakan teknik observasi pada saat orang tersebut berada di Rekso Pustoko. Dari teknik
pengumpulan data tersebut, hasilnya kemudian dibandingkan dan ditarik simpulan data yang lebih kuat validitasnya.
G. Teknik Analisis