58
C. Metodologi Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis menggunakan data dari beberapa sumber, yaitu:
1. Metode dokumentasi, untuk memperoleh data mengenai laporan keuangan pada perusahaan yang tergabung dalam industri makanan dan
minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 hingga 2009 dengan mengakses data dari
www.idx.com 2. Pengumpulan Kepustakaan, yaitu dengan meneliti buku-buku yang
berhubungan dengan manajemen keuangan dan buku ekonomi lainnya.
D. Metode Analisis
1. Model Analisis Regresi Berganda Jika pengaruh variabel-variabel independent terhadap variabel
dependent signifikan maka dibuat model persamaan regresi linier berganda agar dapat menjelaskan tigkat pengarh signifikan tersebut antar variable-
variabel independent dengan variabel dependentnya Rodoni,2005:65. Untuk dapat menganalisis pengaruh variabel independent X
1
,X
2
,X
3
, terhadap variabel dependent Y, maka teknik analisis yang digunakan
adalah model analisis linier berganda, dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+b
3
X
3
+ e Keterangan variabel pada rumus diatas, sebagai berikut:
Y = variabel dependen, yaitu struktur modal X
1
= variabel independen berupa ukuran perusahaan
59
X
2
= variabel independen berupa struktur aktiva X
3
= variabel independen berupa profitabilitas a = konstanta
b = koefisien korelasi e = standar error
2. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda a. Uji Normalitas Data
Uji ini bertujuan menguji apakah sebuah model regresi masing- masing variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik terungkap dengan data berdistribusi normal atau yang mendekati normal. Untuk mengetahui apakah model regresi tersebut
mengalami masalah normalitas atau tidak dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas data adalah: 1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi diasumsikan normal. 2 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhu asumsi klasik.
60
b. Multicolinearity Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya
hubungan linier antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Jika variabel bebas berkorelasi sempurna maka dapat disebut dengan
multikolinieritas sempurna. Cara mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model
regresi adalah sebagai berikut: 1 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar
variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 90 maka hal ini dapat diindikasikan adanya multikolinieritas.
2 Dilihat dari nilai tolerance dan varian inflation factor VIF. Model regresi bebas dari masalah multikolinieritas jika nilai VIF 10 dan
nilai tolerance 0.10. c. Heterokedatisitas
Heterokedasitas menunjukkan bahwa variasi varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedasitas, kesalahan yang
terjadi tidak random, tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel.
Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dan satu pengamatan
lain, jika varians residual dan satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homokedatisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas.
61
Model regresi yang baik adalah yang homokedatisitas atau tidak terjadi heterokedatisitas, untuk mengetahui ada atau tidak terjadi
heterokedatisitas ada beberapa cara: 1 Melihat grafik plot antara prediksi variabel terikat ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedatisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi- Y
sesungguhnya. 2 Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang
membentuk pola yang teratur bergelombang, melebar atau menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroketisitas. Jika
tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas.
Ahmad Rodoni, 2005:88 d. Autokorelasi
Satu diantara penyimpangan pada regresi berganda adalah autokorelasi. Autokorelasi adalah kolerasi atau hubungan yang terjadi
diantara anggotanyadari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam kurun waktu. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui autokorelasi
adalah dengan uji Durbin-Weston dikembangkan oleh Durbin dan G. Weston tahun 1951 dengan ketentuan sebagai berikut:
62
Dw Kesimpulan
Kurang dari 1,08 Ada autokorelasi
1,08 s.d 1,66 Tanpa kesimpulan
1,66 s.d 2,34 Tidak ada autokorelasi
2,34 s.d 2,92 Tanpa kesimpulan
Lebih dari 2,92 Ada korelasi
Sumber : Algifari 2000: 89 3. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikan Simultan F Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari model regresi. Hasil
dari uji F dapat dilihat dari hasil output SPSS release 15.00. Bila F hitung lebih besar dari F tabel F hitung F tabel serta tingkat
signifikannya p-value lebih kecil dari 5 α: 5 = 0,05, maka hal
ini menunjukkan H
o
ditolak dan H
1
diterima. Berarti bahwa variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Kriteria pengujian: p-value
α tidak signifikan p-value
α signifikan F
hitung
F
tabel
H
o
ditolak,H
1
diterima F
hitung
F
tabel
H
o
diterima
,
H
1
ditolak
63
b. Uji Signifikan Parsial t Uji t dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial atau individual. Hasil dari uji t dapat dilihat dari hasil output SPSS release 15.00. Bila T
hitung
lebih besar dari T
tabel
t-hitung t- tabel serta tingkat signifikannya p- value
lebih kecil dari 5 α: 5 = 0,05, maka hal ini menunjukkan H
o
ditolak dan H
1.
Hal ini berarti ada pengaruh signifikan antara variabel independen secara parsial. Rumus uji T Husein Umar,
2004:134 adalah: r.√n-2
T
hitung
= √1-r
2
Dimana: T = koefisien T
hitung
r = koefisien resgresi n = jumlah variabel
Kriteria pengujian: p-value
α tidak signifikan p-value
α signifikan T
hitung
T
tabel
Ho ditolak, H1 diterima T
hitung
T
tabel
Ho diterima, H1 ditolak
64
c. Uji Koefisien Determinasi R
2
Uji koefisien determinasi R
2
ditujukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen struktur aktiva dan
profitabilitas menjelaskan variabel dependen struktur modal yang dilihat melalui adjusted R
2
, karena variabel independennya lebih dari 1. 4. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban suatu teori sementara yang sebenarnya masih
memerlukan pengujian. Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian.
Penyusunan hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan, variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal terdiri dari:
a. Ukuran Perusahaan b. Struktur Aktiva
c. Profitabilitas Variabel-variabel tersebut merupakan variabel-variabel independen
yang secara simultan dapat mempengaruhi struktur modal sebagai variabel dependen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta signifikan.
Sehingga hipotesis yang diajukan: a. Hipotesis secara Simultan atau bersama-sama
Ho : b1, b2, b3 = 0 secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh
yang signifikan dari semua variabel yaitu ukuran perusahaan, struktur aktiva dan
profitabilitas terhadap struktur modal.
65
H1 : b1, b2, b3 ≠ 0 secara bersama-sama terdapat pengaruh yang
signifikan dari semua variabel yaitu ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas
terhadap struktur modal.
b. Hipotesis secara Parsial atau individual Ho : b1, b2, b3 = 0
secara individual tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel yaitu
ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal.
H1 : b1, b2, b3 ≠ 0 secara individual terdapat pengaruh yang
signifikan dari masing-masing variabel yaitu ukuran perusahaan, struktur aktiva dan
profitabilitas terhadap struktur modal.
E. Operasi Variabel Penelitian