Franchisor adalah orang atau badan usaha yang memberikan lisensi, baikberupa paten, penggunaan merek perdagangan merek jasa, ciri khasmaupun hal-hal
pendukung lainnya kepada franchise. 2.
Franchisee Franchisee adalah orang atau badan usaha yang menerima lisensi dari franchisor
untuk dapat menggunakan merek perdagangan merek jasamaupun ciri khas dari franchisor, namun harus tetap tunduk kepadaperaturan dan tata cara dari
franchisor. Selain 3 tiga subyek hukum franchise yang telah dikemukakan tadi,ternyata masih terdapat dua pihak lainnya yang dapat dikaitkan sebagai
subyek hukum franchise dalam perjanjian franchise yang juga terkena dampak dari perjanjian ini, yakni :
a. Franchise lain dalam sebuah sistem franchise franchising system yang sama.
b. Konsumen atau klien dari franchise maupun masyarakat sebagai pengguna
produk dan jasa pada umumnya. c.
staf karyawan sebagai penerima langsung dari segala peranan yang dilakukan oleh frenchisor.
2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Franchise
Menurut Anoraga 2002:241, keunggulan dan kelemahan bisnis dengan menggunakan system franchise adalah sebagai berikut :
a. Bimbingan
Kelemahan usaha waralaba yang menyolok adalah kurangnya kemampuan manajerial. Seseorang dengan ketrampilan manajerial yang terbatas mungkin dapat diterima oleh
perusahaan besar, karena ia hanya salah satu dari sekian banyak manajer. Tetapi tidak seorang pun dapat menutupi kelemahan tersebut bila menjadi seorang manajer
Universitas Sumatera Utara
franchise. Banyak franchisor mencoba mengatasi kekurangan atau kurang pengalaman dengan memberikan beberapa bentuk pelatihan.
b. Brand name
Investor yang menandatangani perjanjian franchise mendapat hak untuk menggunakan promosi nama merk secara nasional maupun regional. Hal ini
mengidentifikasikan unit lokal dengan suatu produk atau jasa yang terkenal. c.
Produk yang terjamin. Franchisor dapat menawarkan kepada franchisee suatu produk dan metode
pengorperasian bisnis yang terjamin. Produk atau jasa yang terkenal dan diterima oleh masyarakat luas.
d. Bantuan finansial.
Melalui kerjasama dengan perusahaan franchise, investor individual mungkin dapat terjamin bantuan finansialnya. Biaya permulaan bisnis yang sangat tinggi, dan
investor prospektif biasanya memiliki dana yang terbatas. Dalam beberapa kasus, asosiasi dengan franchisor yang telah mapan melalui reputasinya dan pengendalian
keuangannya dapat mempertinggi tingkat kredit investor dengan bank lokal. e.
Biaya Franchisee harus membayar biaya franchise. Sebagai imbalannya franchisor dapat
memberikan pelatihan, bimbingan atau memberi dukungan lainnya yangmemerlukan biaya.
f. Pengendalian eksternal
Seseorang yang menandatangani perjanjian franchise kehilangan beberapa kebebasan. Franchisor, dalam hal mengoperasikan seluruh tempat penjualan franchise sebagai
suatu bisnis harus melakukan pengendalian atas aktivitaspromosional, catatan
Universitas Sumatera Utara
finansial, penyewaan, prosedur pelayanan, dan pengembangan manajerial. Walaupun bermanfaat, pengendalian ini tidak menyenangkan bagi seseorang yang mencari
kebebasan. g.
Program pelatihan yang lemah Beberapa franchisor telah mengembangkan program pelatihan yang baik. Tetapi
beberapa promotor menjanjikan pelatihan tetapi tidak pernah terealisasi. Dalam kasus lain, program pelatihan lemah, terlalu singkat ,dan diberikan oleh pelatih yang tidak
memiliki keterampilan instruksional. Fasilitas kadangkala tidak sesuai bagi pelatihan dan pengembangan yang sebenarnya.
Meskipun pengaruh franchisor pada operasi bisnis dapat membantu didalam memastikan kesuksesan perusahaan, tingkat pengendalian yang diusahakan mungkin tidak
menyenangkan bagi seorang wirausaha yang mencintai kebebasan. Para wirausaha harus mengakui bahwa mereka dapat kehilangan hak pada franchisenya jika
mereka tidak mematuhi standar kinerja atau gagal membayar royalti. Ditambah lagi tidak terdapat jaminan bahwa sebuah franchise akan diperbaharui setelah masa kontraknya yang
biasanya berumur 15-20 tahun.
2.1.6 Peran Franchisor dalam Keberhasilan usaha bisnis Franchise