Capital Adequacy Ratio CAR Loan to Deposit Ratio LDR

32

6. Capital Adequacy Ratio CAR

Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut utnuk menanggung resiko dari setiap kreditaktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi sesuai ketentuan BI 8 berarti bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas Suhardjono, 2002:73. Telah adanya peraturan dari BIS Banking for International Settlement yang mengatur perihal tingkat kesehatan bank dalam rangka prudential banking . Setiap bank yang beroperasi diwajibkan untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan modal minimum bank yang lebih dikenal dengan Capital Adequacy Ratio. Sebelum masa krisis perbankan Indonesia diwajibkan memenuhi CAR 8 dan bertahap menjadi 12. Riyadi, 2006:5 CAR adalah rasio modal dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR. Modal dimaksud terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti sendiri terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal Rizky, 2008:233. Aktiva tertimbang menurut risiko ATMR merupakan nilai total dari masing- masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing bobot risiko dari masing- masing aktiva. Setiap aktiva diberikan bobot 33 risiko berdasarkan kadar risiko yang terkandung pada aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0 sedangkan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100. Berikut adalah rumus CAR: CAR = Moda₃ ban₂ ₄oda₃ ₀nt₀ + ₄oda₃ pe₃eng₂ap ATMR ×

7. Loan to Deposit Ratio LDR

Loan to Deposit Ratio LDR atau juga dikenal sebagai banking ratio bertujuan untuk membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya Kasmir, 2004:269. Rasio ini juga merupakan teknik yang sangat umum digunakan untuk mengukur posisi atau kemampuan likuiditas bank. Rasio ini merupakan indikator kerawanan maupun kemampuan suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80. Namun, batas toleransi berkisar antara 85 dan 100 Dendawijaya, 2003:119. Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.330DPNP tgl 14 Desember 2001 bahwa LDR bank dikatakan sehat jika memiliki LDR 85-110. 34 Berikut adalah rumus LDR: LDR = Kred₀t yang D₀sa₃ur₂an Dana P₀ha₂ Ket₀ga × Menurut Hasibuan Melayu 2009:88 tujuan dari penyaluran kredit sebagai berikut: a. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit. b. Memanfaatkan dana memproduktifkan dana – dana yang ada, c. Melaksanakan kegiatan oerasional bank, d. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat, e. Memperlancar lalu lintas pembayaran, f. Menambah modal kerja perusahaan, g. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu penyebab kegagalan usaha bank antara lain adalah penyediaan dana yang tidak didukung oleh kemampuan bank dalam mengelola konsentrasi penyediaan dana secara efektif. Untuk mengurangi potensi kegagalan usaha bank sebagai akibat dari konsentrasi penyediaan dana tersebut bank wajib menerapkan prinsip kehati-hatian antara lain dengan melakukan penyebaran dan diversifikasi portofolio penyediaan dana terutama melalui pembatasan penyediaan dana baik kepihak terkait maupun ke pihak bukan terkait sebesar presentase tertentu dari modal bank atau dikenal dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit BMPK Arthesa, 2006:18 Beberapa unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut Kasmir, 2004:75 35 a. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bank bahwa kredit yang diberikan benar – benar diterima kembali dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank karena sebelum dana dikucurkan sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan tentang nasabah anlisis kredit. b. Kesepakatan Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing – masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing – masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. c. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. d. Resiko Resiko dapat diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar resiko tidak tertagih. 36 e. Balas jasa Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut dikenal dengan nama bunga bagi prinsip konvensional. Sedangkan bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa ditentukan dengan bagi hasil.

8. Beban Operasionan terhadap Pendapatan Operasional BOPO