Hubungan Lama Menyusui dengan Terjadinya Kanker payudara

Kadar yang tinggi dalam darah mengindikasikan kerusakan atau metastasis pada liver. Tumor marker untuk kanker payudara adalah carcinoembryonic antigen CEA, cancer antigen CA 15-3, dan CA 27.29 Suyatno dan Pasaribu, 2010. 2.2.9. Penatalaksanaan Menurut American Cancer Society, jenis utama dari pengobatan untuk kanker payudara adalah:  Bedah : Classic Radical Mastectomy CRM Modified Radical Mastectomy MRM, Skin Sparing Mastectomi, Nipple Sparing Mastectomy dan Breast Conserving Treatment BCT Suyatno Pasaribu, 2010  Terapi radiasi  Kemoterapi  Terapi hormon  Terapi Target

2.3. Hubungan Lama Menyusui dengan Terjadinya Kanker payudara

Bagaimana menyusui dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara mungkin berhubungan dengan perubahan diferensiasi kelenjar susu atau efek pada tingkat estrogen di payudara. Kelenjar susu berkembang saat pubertas dan mengalami perubahan perkembangan dengan setiap kehamilan. Selama bagian pertama dari setiap kehamilan, epitel payudara berproliferasi cepat, dan kemudian jaringan payudara mengalami diferensiasi akhir selama bulan-bulan terakhir kehamilan. Akibatnya, payudara mengandung persentase lobulus lebih tinggi. Diferensiasi lobuloalveolar dirangsang oleh estrogen, progesteron, plasenta laktogen, pertumbuhan plasenta, hormon oksitosin, dan prolaktin. Setelah melahirkan, menyusui dimulai sebagai hasil dari peningkatan kadar prolaktin. Laktasi dapat mengurangi risiko kanker payudara dengan mengubah hormonal lingkungan secara langsung. Menyusui juga dapat mengurangi risiko kanker Universitas Sumatera Utara payudara secara tidak langsung dengan menunda pembentukan ovulasi kembali Jernströ et al., 2004. Dari beberapa mekanisme yang diusulkan untuk menjelaskan efek menyusui terhadap risiko kanker payudara, masih belum jelas yang mana yang terbaik dalam menjelaskan pengamatan epidemiologi. Penekanan hormon ovulator yang terjadi dengan menyusui berkepanjangan dapat mengurangi paparan siklik hormon reproduksi. Pengaruh perilaku dan lingkungan pada ekspresi faktor- faktor ini mungkin penting karena mereka terkait dengan onkogen, proto- onkogen, dan penekanan tumor ekspresi. Perubahan fisik langsung dalam payudara yang menyertai produksi susu juga dapat berkontribusi pada efek perlindungan Newcomb et al., 1999. Beberapa hipotesis telah diusulkan untuk menjelaskan hubungan timbal balik antara menyusui dan risiko kanker payudara. Salah satu mekanisme yang berkaitan dengan wanita ialah mengurangi paparan hormon ovarium selama menyusui. Estrogen dan progesteron mungkin memainkan peran dalam risiko kanker payudara dengan meningkatkan aktivitas mitosis sel-sel payudara, mengurangi paparan hormon ovarium selama menyusui mungkin menawarkan efek perlindungan. Laktasi juga dapat mencegah kanker payudara melalui apoptosis, dimana sel-sel disintergrasi menjadi partikel yang akan difagositosis oleh sel lain. Setelah seorang wanita berhenti menyusui, payudaranya mengalami involusi sambil sel-sel diserap kembali ke dalam tubuh. Reabsorpsi sel ini mungkin membuat penurunan risiko kanker payudara. Hipotesis lain menunjukkan bahwa efek perlindungan dari laktasi terjadi melalui perubahan struktural dalam jaringan payudara. Laktasi menyebabkan sel epitel untuk berdiferensiasi, berpotensi mengurangi kerentanan terhadap sel karsinogen Furberg et al., 1999. Mekanisme lain ialah berkaitan dengan keterlambatan onset menstruasi selama menyusui. Ini bisa mengurangi risiko kanker payudara karena risiko dapat berkorelasi secara positif dengan jumlah kumulatif siklus ovulasi, karena aktivitas mitosis ditingkatkan pada fase luteal dari siklus mestrual Tryggvadóttir et al., 2001. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang