Kesimpulan Saran Pemberian ASI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

a. Dari 54 orang responden penelitian, diperoleh responden yang memberikan ASI 6 bulan yang menderita kanker payudara adalah sebanyak 6 orang b. Terdapat hubungan antara lama pemberian ASI dengan terjadinya Kanker payudara p = 0,001 c. Pemberian ASI 6 bulan dapat dipertimbangkan sebagai salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara pada pasien di Poliklinik Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2013 OR = 1,25

6.2. Saran

a. Bagi Rumah Sakit dan Sarana Pelayanan Kesehatan Lain Pada penelitian ini hubungan antara lama pemberian ASI dengan terjadinya kanker payudara dapat dibuktikan. Maka dari itu, bagi sarana pelayanan kesehatan diharapkan agar lebih banyak penyuluhan mengenai pentingnya pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan dan pemberian ASI dengan makanan pendamping hingga 2 tahun. b. Bagi Pasien Pemberian edukasi kepada pasien yang memiliki faktor risiko tersebut untuk mencegah terjadinya kanker payudara di masa yang akan datang. c. Bagi Masyarakat Kanker payudara merupakan pembunuh wanita terbanyak kedua setelah kanker serviks di Indonesia. Maka dari itu dianjurkan kepada wanita yang sudah menikah dan memiliki anak untuk melakukan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan dan dapat dilanjutkan hingga 2 tahun. Masyarakat juga harus diedukasi mengenai pentingnya pemeriksaan payudara sendiri Universitas Sumatera Utara SADARI setiap bulan dan juga melakukan mamografi rutin setiap tahunnya. d. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian berikutnya diharapkan dapat mengatasi kelemahan-kelemahan pada penelitian ini, seperti memperpanjang waktu pengambilan sampel, memperbanyak jumlah sampel untuk menghindari bias sehingga didapati odd ratio yang lebih besar yang dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemberian ASI

2.1.1. Definisi Menyusui adalah cara normal memberi bayi nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Kolostrum yang terdapat dalam air susu ibu ASI diproduksi pada saat akhir kehamilan, direkomendasikan oleh World Health Organization WHO sebagai makanan sempurna untuk bayi yang baru lahir, dan pemberian makanan harus dimulai dalam satu jam pertama setelah lahir. Pemberian ASI eksklusif direkomendasikan sampai usia 6 bulan, dengan tetap menyusui bersama dengan makanan pendamping yang tepat hingga dua tahun atau lebih WHO, 2013. 2.1.2 Epidemiologi Di seluruh dunia, diperkirakan bahwa hanya 34,8 bayi ASI eksklusif untuk 6 bulan pertama kehidupan, mayoritas menerima makanan atau cairan lainnya pada awal bulan. Data dari 64 negara yang meliputi 69 kelahiran di negara berkembang menunjukkan bahwa telah terjadi perbaikan dalam situasi ini. Pada tahun 1996 dan 2006, tingkat pemberian ASI eksklusif untuk 6 bulan pertama meningkat dari 33 menjadi 37. Peningkatan tersebut berada di Afrika sub- Sahara, di mana terjadi peningkatan dari 22 menjadi 30, dan Eropa, dengan peningkatan dari 10 menjadi 19. Di Amerika Latin dan Karibia, termasuk Brasil dan Meksiko, persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif meningkat dari 30 pada sekitar tahun 1996 menjadi 45 di sekitar tahun 2006 WHO, 2009. Di Amerika, tingkat menyusui terus meningkat, dengan kenaikan sekitar 2 poin persentase dalam inisiasi menyusui, dan menyusui pada 6 dan 12 bulan. Inisiasi menyusui meningkat dari 74,6 pada tahun 2008 menjadi 76,9 pada tahun 2009 per kelahiran. Peningkatan dalam inisiasi merupakan kenaikan tahunan terbesar selama dekade sebelumnya. Menyusui pada 6 bulan meningkat dari 44,3 menjadi 47,2, menyusui pada 12 bulan meningkat dari 23,8 Universitas Sumatera Utara menjadi 25,5 CDC, 2012. 2.1.3 Anatomi Payudara Struktur payudara mencakup puting dan areola, jaringan susu, jaringan ikat dan lemak, pembuluh darah dan limfatik, dan saraf WHO, 2009. a. Jaringan Susu Jaringan ini meliputi alveoli, yang merupakan kantung kecil yang terbuat dari sel-sel yang mensekresi susu, dan saluran yang membawa susu ke luar. Alveoli dikelilingi oleh sekeranjang mioepitel, atau sel-sel otot, yang berkontraksi dan membuat aliran susu sepanjang saluran WHO, 2009. b. Puting dan Areola Puting rata-rata memiliki sembilan saluran susu yang menuju ke luar, dan juga serat otot dan saraf. Puting dikelilingi oleh bagian berpigmen melingkar yang disebut areola, di mana terletak kelenjar Montgomery. Kelenjar ini mengeluarkan cairan berminyak yang melindungi kulit puting dan areola selama menyusui, dan menghasilkan aroma individu ibu yang menarik bayi menuju payudara. Saluran bawah areola terisi oleh susu dan menjadi lebih luas selama disusui, ketika refleks oksitosin aktif WHO, 2009. Gambar 2.1. Anatomi Payudara Sumber : Infant and Young Child Feeding WHO, 2009 Universitas Sumatera Utara 2.1.4 Fisiologi Menyusui Ada dua hormon yang secara langsung mempengaruhi ASI yaitu prolaktin dan oksitosin. Ketika bayi menyusui, sensorik impuls pergi dari puting ke otak. Sebagai tanggapan, lobus anterior dari kelenjar hipofisis mengeluarkan prolaktin dan lobus posterior mengeluarkan oksitosin WHO, 2009. a. Hormon Prolaktin Hormon prolaktin diperlukan untuk sekresi susu oleh sel-sel alveoli. Tingkat prolaktin dalam darah meningkat secara nyata selama kehamilan, dan menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan jaringan payudara, dalam persiapan untuk produksi susu. Namun, ASI tidak dikeluarkan karena progesteron dan estrogen yang merupakan hormon kehamilan menghambat aksi prolaktin. Setelah melahirkan, tingkat progesteron dan estrogen menyusut secara cepat dan prolaktin tidak lagi dihambat, dan sekresi susu dimulai. Menyusui mempengaruhi pelepasan hormon hipofisis lainnya, termasuk Gonadotropin Releasing Hormone GnRH, Folikel Stimulating Hormone FSH, dan Luteinising Hormon LH, yang menyebabkan penekanan ovulasi dan menstruasi. Oleh karena itu, menyusui dapat membantu untuk menunda kehamilan baru. b. Hormon Oksitosin Hormon oksitosin membuat sel-sel mioepitel sekitar alveoli untuk berkontraksi. Hal ini membuat susu, yang telah dikumpulkan di alveoli, mengalir dan mengisi saluran susu. Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada prolaktin. Hal ini membuat susu yang sudah berada di payudara dapat mengalir dan membantu bayi untuk mendapatkan ASI dengan mudah. Oksitosin membuat rahim ibu kontraksi setelah melahirkan dan membantu mengurangi perdarahan. c. Hormon Feedback Inhibitor of lactation FIL Produksi susu juga dikendalikan di payudara oleh zat yang disebut hormon FIL polipeptida, yang hadir dalam ASI. Kadang-kadang satu payudara berhenti membuat susu sementara payudara yang lain terus bekerja, misalnya jika bayi menyusui hanya pada satu sisi. Jika ASI tidak dikeluarkan, FIL mengumpulkan dan menghentikan sel-sel untuk mengeluarkan ASI sehingga membantu melindungi payudara dari efek berbahaya akibat terlalu penuh WHO, 2009. Universitas Sumatera Utara 2.1.5 Komposisi Air Susu Ibu ASI ASI mengandung semua nutrisi yang bayi butuhkan dalam 6 bulan pertama kehidupan, termasuk lemak, karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air. ASI juga mengandung faktor bioaktif yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang belum matang pada bayi, menyediakan perlindungan terhadap infeksi, dan faktor lainnya yang membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi WHO, 2009 a. Lemak ASI mengandung sekitar 3,5 g lemak per 100 ml susu, yang menyediakan sekitar satu setengah energi dari isi susu. Sebagai hasilnya, hindmilk dikeluarkan menjelang akhir menyusui kaya akan lemak dan terlihat berwarna putih krem, sedangkan foremilk pada awal menyusui mengandung sedikit lemak dan berwarna agak abu-abu kebiruan. Lemak pada ASI mengandung DHA docosahexaenoic acid , dan ARA arachidonic acid yang tidak tersedia dalam susu lainnya. Hal ini sangat penting untuk perkembangan neurologis seorang anak. b. Karbohidrat Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa. ASI mengandung sekitar 7 g laktosa per 100 ml, yang lebih banyak daripada susu kebanyakan, dan merupakan sumber penting dari energi. Jenis karbohidrat lain yang hadir dalam ASI adalah oligosakarida, yang menyediakan perlindungan terhadap infeksi. c. Protein Protein ASI berbeda dalam kuantitas dan kualitas dari susu hewan, dan mengandung keseimbangan asam amino yang membuatnya jauh lebih cocok untuk bayi. Konsentrasi protein dalam ASI 0,9 g per 100 ml lebih rendah daripada di susu hewan. Protein lebih tinggi dalam susu hewan dapat membebani ginjal bayi yang belum matang dengan limbah nitrogen dari produk. ASI mengandung sedikit protein kasein, dan kasein dalam ASI memiliki struktur molekul yang berbeda. Membuat jauh lebih lembut dan lebih mudah dicerna daripada yang di susu lainnya. d. Vitamin dan mineral ASI biasanya mengandung vitamin yang cukup untuk bayi, kecuali ibu sendiri mengalami kekurangan. Pengecualian adalah vitamin D. Bayi Universitas Sumatera Utara membutuhkan paparan sinar matahari untuk menghasilkan endogen vitamin D atau jika hal ini tidak mungkin, maka diberikan suplemen. Mineral besi dan seng hadir dalam konsentrasi yang relatif rendah, tapi bioavailabilitas dan penyerapan mereka tinggi. Menunda pemutusan tali pusat sampai denyutan telah berhenti sekitar 3 menit telah disarankan untuk meningkatkan status zat besi bayi selama 6 bulan pertama kehidupan. e. Faktor anti infeksi ASI mengandung banyak faktor yang membantu melindungi bayi terhadap infeksi termasuk imunoglobulin, terutama imunoglobulin sekretorik A sIgA, yang melapisi mukosa usus dan mencegah bakteri masuk ke dalam sel. Sel darah putih dapat membunuh mikroorganisme, bakteri, virus dan jamur, oligosacccharides mencegah bakteri melekat pada permukaan mukosa. Perlindungan ini sangat penting untuk bayi. Pertama, mereka melindungi tanpa menyebabkan efek peradangan, seperti demam, yang bisa berbahaya bagi bayi. Kedua, sIgA mengandung antibodi yang terbentuk dalam tubuh ibu untuk melawan bakteri dalam usus dan melawan infeksi. f. Kolostrum Kolostrum adalah susu khusus yang disekresikan dalam 2-3 hari pertama setelah melahirkan. Kolostrum dihasilkan dalam jumlah kecil yaitu sekitar 40-50 ml pada hari pertama. Kolostrum kaya akan sel darah putih dan antibodi, terutama IgA. Kolostrum memberikan perlindungan kekebalan tubuh yang penting pada bayi ketika ia pertama kali terkena mikroorganisme, dan epidermal faktor pertumbuhan membantu mempersiapkan lapisan usus untuk menerima nutrisi dalam susu WHO, 2009. 2.1.6 Klasifikasi Pemberian ASI WHO dan UNICEF membuat rekomendasi dunia untuk pemberian makanan bayi yang optimal sebagaimana tercantum dalam Strategi Global adalah:  ASI eksklusif selama 6 bulan 180 hari.  Makanan komplementer yang aman mulai dari usia 6 bulan dengan terus menyusui hingga usia 2 tahun atau lebih. Universitas Sumatera Utara Pemberian ASI eksklusif berarti bahwa bayi menerima ASI dan tidak ada cairan lain atau makanan padat, bahkan air, dengan pengecualian untuk rehidrasi oral dan pemberian sirup yang mengandung vitamin, mineral suplemen atau obat- obatan. Makanan pendamping ASI didefinisikan sebagai proses awal ketika ASI tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, dan karenanya makanan dan cairan pendamping dibutuhkan, bersama dengan ASI. Target untuk makanan pendamping ASI umumnya diambil menjadi 6-23 bulan, meskipun ASI dapat berlanjut setelah dua tahun WHO, 2009. a. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan telah ditemukan untuk mengurangi risiko diare dan penyakit pernapasan dibandingkan dengan menyusui selama masing-masing 3 bulan dan 4. Jika teknik menyusui memuaskan, menyusui secara ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan energi dan gizi bayi. Tidak ada makanan atau cairan lainnya yang diperlukan. ASI itu sendiri adalah 88 air, dan cukup untuk memenuhi haus bayi. Untuk ibu, ASI eksklusif dapat menunda kembalinya kesuburan, dan mempercepat pemulihan berat badan sebelum hamil. b. Makanan pendamping ASI dari 6 bulan Sejak usia 6 bulan, kebutuhan bayi untuk energi dan nutrisi mulai melebihi apa yang disediakan oleh ASI, dan saling melengkapi sehingga makanan pendamping diperlukan untuk mengisi energi dan kesenjangan gizi. Bahkan setelah makanan pendamping telah diperkenalkan, ASI tetap menjadi sumber nutrisi bagi bayi muda dan anak. ASI terus memasok lebih banyak kualitas nutrisi daripada makanan pendamping, dan juga faktor pelindung. Makanan pendamping harus berupa nutrisi yang adekuat, aman, dan tepat dalam rangka memenuhi energi anak dan kebutuhan gizi WHO, 2009.

2.2. Kanker Payudara