serta indeks massa tubuh responden penelitian sebelum kehamilan dan selama kehamilan, telah diamati bahwa mayoritas responden sebanyak 34
orang telah mencapai peningkatan berat badan yang sesuai dengan rekomendasi 75,6 Tabel 5.9, akan tetapi terdapat 11 responden yang
masih belum mengalami peningkatan berat badan yang sesuai. Hal ini dapat dipicu oleh rendahnya pengetahuan ibu hamil itu sendiri, serta dapat
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
5.2.4 Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Pola Makan Ibu Hamil
Dari penelitian ini terlihat bahwa pengetahuan tentang nutrisi tidak sepenuhnya berhubungan dengan pola makan ibu hamil. Hal ini mungkin
terlihat berbeda dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pola
makannya. Pengetahuan bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi pola makan pada ibu hamil. Meskipun pengetahuan ibu
hamil sudah cukup tidak akan berarti bila ibu hamil tidak mengaplikasikannya.
Penghasilan merupakan salah satu faktor yang juga mempengaruhi kualitas pola makan ibu hamil. Walaupun ibu hamil sudah mengetahui
informasi tentang gizi yang baik selama kehamilan tapi bila tidak diikuti dengan kemampuan dalam membeli atau menyediakan bahan makanan,
maka pola makan yang cukup tidak akan tercapai. Menurut Fikawati Shafig 2012 dalam Anita 2013, semakin besar pendapatan seseorang
maka semakin baik pula persentase dari penghasilan tersebut yang digunakan untuk membeli bahan makanan. Dari tabel 5.1 terlihat bahwa
mayoritas responden tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga 84,4. Hal ini dapat mencetuskan kurangnya pemasukan keluarga
sehingga kualitas pola makan ibu hamil juga tidak sepenuhnya terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
Selain penghasilan, faktor psikososial seorang ibu hamil juga mempengaruhi pola makannya. Salah satu faktor psikososial adalah
kebiasaan makan seseorang. Mengubah kebiasaan makan bukanlah hal yang mudah bagi seseorang, apalagi selama kehamilan seorang ibu hamil
harus mengubah pola makannya baik dengan mencoba beragam makanan yang mungkin belum pernah dicoba sebelumnya, kemudian ibu hamil juga
harus makan dalam jumlah yang lebih banyak dibanding sebelum mengandung Hartini, 2004. Selain itu, selera makan serta pola makan
juga dipengaruhi oleh keadaan jiwa seseorang. Menurut Hurley,dkk 2005, kondisi stres, kelelahan, dan kecemasan dapat meningkatkan selera
seseorang dalam mengkonsumsi jenis makanan tertentu dalam jumlah yang besar. Ibu hamil yang mengalami stres, mual dan muntah mungkin
akan cenderung menolak satu jenis makanan dan hanya mengkonsumsi makanan yang disuka saja.
Selain itu, faktor budaya juga mempengaruhi pola makan seseorang, adanya pantangan makanan dalam kebudayaan tertentu bisa
mempengaruhi kualitas pola makan seorang ibu hamil. Menurut Sediaoetama 1999 dalam Harnany 2006, ada beberapa pantangan
makanan yang memang sesuai dengan teori keilmuan, akan tetapi banyak juga pantangan makanan yang justru merugikan kesehatan seorang ibu
hamil. Pada penelitian pengaruh tabu makanan yang dilakukan di kota Pekalongan pada tahun 2006 juga menunjukkan bahwa sebanyak 60,8
responden penelitian memiliki pantangan makanan selama masa kehamilan Harnany, 2006.
Jumlah kehamilan serta pengalaman kehamilan sebelumnya juga dapat mempengaruhi kualitas pola makan seorang ibu hamil. Seorang
wanita multiparitas akan memiliki lebih banyak pengalaman serta pengetahuan tentang kehamilan dibanding wanita uniparitas. Menurut
Daba,dkk 2013, banyaknya informasi serta pengalaman yang didapat
Universitas Sumatera Utara
oleh seseorang dapat menjadi faktor penting yang mempengaruhi pola makannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Pola Makan pada Ibu Hamil di RB Gratis Cita Sehat Foundation
Medan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1.
Tingkat pengetahuan nutrisi pada ibu hamil di RB Gratis Cita Sehat Foundation sebanyak 25 responden sudah dalam kategori
cukup 55,6, sedangkan 20 responden masih dalam kategori kurang 44,4.
2. Jumlah Asupan energi sebanyak 53,3 responden sudah dalam
kategori cukup, untuk protein pada ibu hamil sebanyak 71,1 responden sudah dalam kategori cukup, sedangkan untuk jumlah
asupan karbohidrat sebanyak 77,8 masih dalam kategori kurang, untuk asupan lemak sebanyak 60 responden masih dalam
kategori kurang, dan untuk asupan besi sebanyak 77,8 responden masih dalam kategori kurang.
3. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang nutrisi masa
kehamilan dengan pola makan pada ibu hamil.
6.2 SARAN
Dari seluruh proses penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang
turut berperan dalam penelitian ini. Adapun beberapa saran tersebut adalah : 1.
Perlunya kesadaran yang lebih dari ibu hamil untuk mengetahui dan memperhatikan pentingnya asupan nutrisi selama masa kehamilan.
Universitas Sumatera Utara