BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nutrisi Masa Kehamilan 2.1.1
Defenisi
Nutrisi atau Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang mengadung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin,
mineral, lemak, protein, dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh manusia
Sartika,Mitayani,2008
2.1.2 Perubahan Selama Kehamilan yang Berhubungan dengan
Kebutuhan Nutrisi
Menurut Hakim dan Karyadi 1988 dalam Budianto 2009, Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya daya metabolisme energi. Dua
proses anabolik fundamental yang bebas satu sama lain terjadi selama kehamilan. Proses pertama ialah pertumbuhan serta pematangan janin dan
plasenta yang selanjutnya menjadi bayi, dengan berat waktu lahir kira-kira 3,4 kg. Sebagai tambahan, si ibu akan menjalani penyesuaian fisiologik dan
metabolik selama mengandung, yang sebenarnya serasi dengan proses-proses anabolik yang terjadi dalam janin dan plasenta. Hal-hal tersebut dikatalis oleh
perubahan kelenjar-kelenjar endokrin pada si ibu sehingga membesarkan ukuran uterus, payudara, volume darah ibu, cairan ketuban, dan massa
jaringan adiposa. Sebagai akibat proses-proses anabolik tersebut, kebutuhan zat gizi umumnya meningkat selama kehamilan. Karena itu, penting sekali
menganjurkan wanita hamil agar mengkonsumsi makanan yang cukup kalori serta zat-zat gizi pelindung.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Penambahan Berat Badan Selama Hamil
Sebelum hamil, semua wanita harus berjuang untuk mencapai berat badan yang sesuai. Wanita yang memiliki berat badan prakehamilan yang
kurang atau underweight serta gagal mencapai berat badan yang sesuai saat kehamilan memiliki kemungkinan besar untuk melahirkan bayi dengan berat
badan rendah BBLR. Berat badan bayi pada waktu dilahirkan merupakan indikator masa depan bayi. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah yakni
kurang dari 2.500 gram memiliki 40 kali resiko kematian pada tahun pertama kehidupannya dibanding dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal.
Untuk mencegah terjadinya BBLR, maka setiap wanita harus berusaha untuk mencapai berat badan prakehamilan yang ideal serta harus mencapai berat
badan yang sesuai pada saat hamil Sizer et al, 2007. Wanita dengan proporsi tubuh yang besar cenderung akan
memiliki bayi yang besar pula, dan telah banyak dikemukakan bahwa berat badan ibu berpengaruh terhadap ukuran plasenta bayi. Ukuran plasenta
merupakan indikator kesehatan plasenta yang menentukan jumlah nutrisi yang tersedia untuk janin. Wanita dengan berat badan prakehamilan yang kurang
ideal cenderung akan memiliki berat plasenta yang lebih ringan dan semakin meningkatkan angka kejadian BBLR dan persalinan prematur dibanding
dengan wanita yang memiliki berat badan normal Mahan, Stump, 2004. Idealnya, seorang wanita memulai kehamilannya dalam kondisi
berat badan yang ideal. Akan tetapi yang lebih penting ialah bahwa wanita hamil harus mencapai berat badan yang disarankan berdasarkan indeks massa
tubuh IMT prakehamilannya Sizer et al, 2007.
Tabel 2.1. Rekomendasi Berat Badan Selama Kehamilan Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
Weight Category Total Weight Gain
kg First Trimester
Gain kg
Second and Third Trimesters Weekly
Gain kg
Underweight 12.5-18.0
2.3 0.49
Universitas Sumatera Utara
BMI19.8 Normal weight
BMI=19.8-26 11.5-16.0
1.6 0.44
Overweight BMI26-29
7.0-11.5 0.9
0.3 Obese BMI29
6.0 -
- Body Mass IndexIndeks Massa Tubuh = Berat badan kgTinggi badan m
2
Sumber : Krause’s Food, Nutrition, Diet Therapy 11
th
edition Mahan,Stump,2004
2.1.4 Kebutuhan Energi dalam Kehamilan Normal