Petunjuk Umum Pengisian Karbohidrat Protein Lemak

Lampiran 4 KUESIONER A. Data Responden Nama : Umur : Jumlah mengandung : kali Jumlah melahirkan : kali BB Trimester 1 : BB Trimester 2 : BB Trimester 3 : Pendidikan terakhir : Pekerjaan : Alamat : No.Handphone :

B. Petunjuk Umum Pengisian

1. Saudari diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada. 2. Lingkari jawaban yang menurut saudari tepat 3. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas silahkan bertanya pada peneliti.

C. Pertanyaan

1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan gizi? a. Zat yang menimbulkan rasa dalam bahan pangan b. Zat yang menimbulkan warna dalam bahan pangan c. Zat yang terkandung dalam bahan pangan yang bermanfaat bagi tubuh d. Zat yang terkandung dalam bahan pangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi, membangun, dan memelihara tubuh e. Semua zat yang terkandung dalam bahan pangan 2. Asupan nutrisi yang kurang dalam kehamilan dapat menyebabkan? a. Bayi dengan berat badan lahir rendah, dapat diikuti dengan pembentukan organ yang kurang sempurna b. Bayi dengan berat badan lahir lebih c. Bayi dengan seluruh organ tubuh membesar Universitas Sumatera Utara d. Bayi yang jenius e. Bayi lahir sehat 3. Asupan nutrisi yang berlebihan selama kehamilan dapat menyebabkan? a. Bayi dengan berat badan lahir rendah, bisa diikuti dengan pembentukan organ yang tidak sempurna b. Bayi dengan berat badan lahir lebih c. Bayi dengan seluruh organ tubuh yang membesar d. Bayi yang jenius e. Bayi lahir sehat 4. Yang merupakan sumber utama energi adalah a. Mineral b. Vitamin c. Protein d. Lemak e. Karbohidrat 5. Kebutuhan energi pada ibu hamil : a. Meningkat, dengan kebutuhan yang sama sepanjang kehamilan b. Meningkat, kebutuhan energi hamil tua lebih banyak daripada hamil muda c. Meningkat selama hamil muda, sama dengan wanita tidak hamil selama hamil tua d. Sama dengan wanita tidak hamil selama hamil muda, meningkat selama hamil tua e. Sama dengan wanita tidak hamil 6. Asam folat merupakan : a. Mineral b. Protein c. Vitamin d. Karbohidrat e. Lemak 7. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil : a. Meningkat, dengan kebutuhan yang sama sepanjang kehamilan Universitas Sumatera Utara b. Meningkat, kebutuhan energi hamil tua lebih banyak daripada hamil muda c. Meningkat salama hamil muda, sama dengan wanita tidak hamil selama hamil tua d. Sama dengan wanita tidak hamil salama hamil muda, meningkat selama hamil tua e. Sama dengan wanita tidak hamil 8. Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan untuk a. Sebagai antioksidan b. Pembentukan energi c. Mencegah susah buang air besar pada ibu hamil d. Pertumbuhan organ janin dan pembentukan darah e. Mencegah bengkak pada ibu hamil 9. Vitamin B kompleks berperan dalam a. Mencegah susah buang air besar pada ibu hamil b. Membantu pembentukan energi dan pembentukan darah c. Mencegah bengkak pada ibu hamil d. Mencegah mual dan muntah selama hamil muda e. Kesehatan mata 10. Kebutuhan kalsium ibu hamil meningkat untuk a. Pertumbuhan rambut pada janin b. Mencegah perubahan warna gigi c. Pertumbuhan tulang dan gigi d. Mencegah susah buang air besar pada ibu hamil e. Mencegah bengkak pada ibu hamil 11. Vitamin yang meningkat kebutuhannya selama kehamilan adalah a. Vitamin E dan K b. Vitamin A, B, C, dan D c. Asam folat d. Zat besi dan kalsium e. Yodium 12. Vitamin yang pembentukannya dibantu sinar matahari adalah Universitas Sumatera Utara a. Vitamin A b. Vitamin B c. Vitamin C d. Vitamin D e. Vitamin E 13. Vitamin A berperan dalam a. Kesehatan mata b. Pertumbuhan tulang dan gigi c. Pertumbuhan rambut d. Membantu aktivitas kelenjar gondok e. Mencegah bengkak pada ibu hamil 14. Vitamin C dibutuhkan selama kehamilan terutama untuk a. Mencegah sariawan b. Sebagai antioksidan dan membantu penyerapan zat besi c. Berperan dalam aktivitas kelenjar gondok d. Kesehatan mata e. Membunuh bakteri yang masuk ke dalam tubuh 15. Kebutuhan yodium pada ibu hamil berguna dalam: a. Pembentukan energi b. Sebagai antioksidan dan membantu penyerapan zat besi c. Berperan dalam aktivitas kelenjar gondok d. Pertumbuhan tulang dan gigi e. Pembentukan darah 16. Makanan sehari-hari ibu hamil hendaknya terdiri dari a. Makanan pokok contoh nasi, dan lauk beserta camilan antara jam makan b. Makanan pokok contoh nasi, lauk, dan sayuran beserta camilan antara jam makan c. Makanan pokok contoh nasi, lauk, sayuran, dan buah-buahan beserta camilan antara jam makan d. Makanan pokok contoh nasi, lauk, sayuran, buah-buahan dan ditambah minum susu atau produk olahannya. Universitas Sumatera Utara e. Makanan pokok contoh nasi, lauk, sayuran, buah-buahan dan ditambah minum susu atau produk olahannya beserta camilan antara jam makan 17. Contoh camilan diantara waktu makan ibu hamil seperti a. Bubur kacang hijau, atau olahan buah seperti pisang rebus, bisa disertai dengan minuman seperti air jeruk atau susu b. Makanan siap saji bisa disertai dengan minuman seperti soft drink c. Makan makanan pokok disertai lauk dan sayuran d. Permen atau keripik pedas e. Alkohol 18. Di bawah ini makanan yang kaya akan karbohidrat adalah a. Kacang hijau b. Daging ayam c. Jagung muda d. Mentega e. Udang 19. Bahan pangan yang hanya mengandung karbohidrat adalah a. Jagung b. Nasi c. Gula d. Daging e. Telur 20. Di bawah ini makanan yang kaya akan protein adalah a. Buah-buahan b. Daging sapi c. Susu sapi asli d. Ketimun e. Mentega 21. Makanan yang kaya akan lemak adalah a. Udang segar b. Buah-buahan c. Kerang Universitas Sumatera Utara d. Kuning telur ayam e. Ikan kakap 22. Golongan makanan kaya lemak dikonsumsi ibu hamil dalam: a. 1 porsi sehari, yaitu saat makan siang b. 2 porsi sehari, yaitu saat makan siang dan makan malam c. 3 porsi sehari, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam d. 5 porsi sehari, yaitu saat sarapan, makan siang, makan malam dan camilan e. Konsumsi seperlunya, dengan konsumsi makanan sumber gizi lain yang juga mengandung lemak sudah dapat mencukupi kebutuhan terhadap lemak 23. Saat hamil muda, ibu hamil dapat mengalami kurang nafsu makan karena mual dan muntah. Agar kebutuhan gizi ibu hamil tetap tercukupi maka: a. Makan dalam jumlah banyak dan sering b. Makan dalam jumlah banyak namun jarang c. Makan dalam jumlah sedikit namun sering d. Makan dalam jumlah sedikit dan jarang e. Makanan dibuat dalam bentuk minuman di-jus 24. Bahan pangan kaya asam folat adalah a. Buah dan sayuran hijau b. Dapat dibentuk sendiri oleh tubuh c. Es krim d. Kerupuk ikan e. Keju 25. Zat besi dapat diperoleh dari a. Susu sapi asli b. Tomat c. Cabe merah d. Sayuran hijau e. Keju 26. Sumber utama kalsium adalah a. Daging b. Susu Universitas Sumatera Utara c. Nasi d. Mentega e. Kopi 27. Sumber vitamin A adalah a. Hati b. Alkohol c. Kopi d. Nasi e. Kue 28. Vitamin B kompleks dapat diperoleh dari a. Penyedap rasa b. Dapat dibentuk sendiri oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari c. Permen dan kue d. Teh dan kopi e. Kacang-kacangan, dan biji-bijian 29. Vitamin C didapatkan tubuh dari a. Ubi jalar b. Labu kuning c. Nenas d. Daging e. Kacang hijau 30. Yodium dapat diperoleh dari a. Daging atau hati sapi b. Garam ber-yodium dan udang c. Buah-buahan d. Sayuran berwarna jingga e. Susu dan produk olahannya, seperti keju Universitas Sumatera Utara Lampiran 5 FORMULIR METODE FOOD RECALL 24 JAM Nama Pewawancara : Nomor Responden : Nama Responden : Waktu Makan Menu Makanan Bahan Makanan Jenis Banyaknya URT gr PagiJam SiangJam MalamJam Universitas Sumatera Utara Lampiran 6 FORMULIR FOOD FREQUENCY Nama Pewawancara : Nomor Responden : Nama Responden : Nama Bahan Makanan Frekuensi Konsumsi 1-3 xhr 4-5xhr 1-3xmg 1-3xbln Tidak pernah Ket Makanan Pokok : a. Beras b. Mie c. Roti d. Biskuit e. Ubi f. ………………. Lauk Pauk : a. Ayam b. Daging c. Telur d. Ikan e. Udang f. Cumi-cumi g. TempeTahu h. ………………. Sayuran : a. Bayam b. Wortel c. Buncis d. Kentang e. Daun ubi f. Kangkung g. ……………… Buah : a. Jeruk b. Pisang c. Pepaya d. Semangka e. ……………… Universitas Sumatera Utara No Umur Pendidikan Pekerjaan Gravidarum Energi Karbohidrat Protein Lemak Besi Tingkat Pengetahuan Peningkatan BB Keterangan 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 Umur 1 : 20 Tahun 2 : 20-35 Tahun 3 : 35 Tahun Pendidikan 1 : SD 2 : SMP 3 : SMA 4 : S1 Pekerjaan 1 : Ibu Rumah Tangga 2 : Pegawai 3 : Wiraswasta 4 : lain-lain Jumlah kehamilan 1 : 1x 2 : 2x 3 : 3x 4 : 3x Zat gizi 1 : Cukup 2 : Kurang Tingkat Pengetahuan 1 : Cukup 2 : Kurang Peningkatan Berat Badan 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 1 3 2 3 4 3 2 2 1 2 2 2 1 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 5 2 3 1 1 1 2 1 1 1 3 1 6 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 7 2 3 1 1 1 2 1 1 1 3 1 8 2 3 1 2 2 2 1 2 2 3 1 9 3 2 1 6 1 2 1 2 2 2 1 10 2 3 1 2 1 2 1 1 2 3 2 11 2 3 1 2 1 2 1 1 1 2 1 12 2 3 1 2 1 2 1 1 1 2 1 13 2 3 1 4 1 2 1 1 2 2 1 14 2 3 1 3 2 2 2 2 2 3 1 15 3 2 1 4 1 1 2 2 2 2 1 16 2 4 2 1 1 1 1 1 1 2 2 17 2 2 3 1 1 2 1 1 2 2 1 Universitas Sumatera Utara 18 2 3 4 1 2 2 1 2 2 3 1 1 : Meningkat dan sesuai 2 : Tidak Meningkat 19 2 2 1 4 2 2 1 2 2 2 1 20 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 1 21 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 1 22 2 3 1 1 2 2 2 2 2 3 2 23 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 24 2 3 1 3 2 2 1 2 2 2 1 25 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 26 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 27 2 2 1 4 1 2 1 1 2 3 1 28 2 4 1 4 1 1 1 1 1 2 2 29 2 2 1 3 1 2 1 2 2 2 1 30 2 4 1 1 1 2 1 1 1 2 1 31 3 1 1 3 1 2 1 1 2 3 1 32 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 1 33 2 3 1 1 2 2 1 1 2 2 1 34 3 4 4 4 2 2 2 2 2 2 1 35 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 Universitas Sumatera Utara 36 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 1 37 2 3 1 1 1 1 1 1 2 3 1 38 2 4 1 1 1 1 1 2 2 2 2 39 2 3 1 1 1 1 1 1 2 3 2 40 3 2 3 6 2 2 2 2 2 3 2 41 2 3 1 1 1 2 1 2 2 2 1 42 3 1 1 3 1 1 1 2 1 3 1 43 2 3 1 1 1 2 1 2 2 3 1 44 2 3 1 1 2 2 1 2 2 2 1 45 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 Universitas Sumatera Utara No.Re spond en Beras Mie Roti Bis kuit Ubi Aya m Dag ing Tel ur Ika n Uda ng Cu mi Tem peTa hu Bay am Wo rtel Bun cis Ken tan g Dau n ubi Kan gku ng Jer uk Pisa ng Pep aya Sem ang ka 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 8 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 12 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 15 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 16 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 Universitas Sumatera Utara 17 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 18 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 19 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 20 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 21 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 22 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 23 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 24 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 25 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 29 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 30 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 31 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 32 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 33 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 34 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 Universitas Sumatera Utara 35 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 36 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 37 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 38 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 39 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 40 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 41 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 42 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 43 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 44 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 45 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 Universitas Sumatera Utara Lampiran 9 DATA OUTPUT Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 20 tahun 1 2.2 2.2 2.2 20-35 38 84.4 84.4 86.7 35 tahun 6 13.3 13.3 100.0 Total 45 100.0 100.0 Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SD 2 4.4 4.4 4.4 SMP 13 28.9 28.9 33.3 SMA 25 55.6 55.6 88.9 S1 5 11.1 11.1 100.0 Total 45 100.0 100.0 Pekerjaan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Ibu Rumah Tangga 38 84.4 84.4 84.4 Pegawai Swasta 1 2.2 2.2 86.7 Wiraswasta 3 6.7 6.7 93.3 lain-lain 3 6.7 6.7 100.0 Total 45 100.0 100.0 Gravidarum Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 18 40.0 40.0 40.0 2 9 20.0 20.0 60.0 3 10 22.2 22.2 82.2 4 6 13.3 13.3 95.6 6 2 4.4 4.4 100.0 Total 45 100.0 100.0 tingkatpengetahuan Universitas Sumatera Utara Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Cukup 25 55.6 55.6 55.6 Kurang 20 44.4 44.4 100.0 Total 45 100.0 100.0 Beratbadan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Meningkat dan sesuai 33 73.3 73.3 73.3 Tidak Meningkat 12 26.7 26.7 100.0 Total 45 100.0 100.0 Jumlah Asupan Zat Gizi energikel Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Cukup 24 53.3 53.3 53.3 Kurang 21 46.7 46.7 100.0 Total 45 100.0 100.0 karbohhidratkel Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Cukup 10 22.2 22.2 22.2 Kurang 35 77.8 77.8 100.0 Total 45 100.0 100.0 proteinkel Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Cukup 32 71.1 71.1 71.1 Kurang 13 28.9 28.9 100.0 Total 45 100.0 100.0 lemakkel Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Cukup 18 40.0 40.0 40.0 Kurang 27 60.0 60.0 100.0 Total 45 100.0 100.0 besikel Universitas Sumatera Utara Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Cukup 10 22.2 22.2 22.2 Kurang 35 77.8 77.8 100.0 Total 45 100.0 100.0 Total 45 100.0 100.0 Crosstabs Hubungan Pengetahuan dengan Zat Gizi tingkatpengetahuan energikel Crosstab energikel Cukup Kurang Total tingkatpengetahuan Cukup Count 15 10 25 within tingkatpengetahuan 60.0 40.0 100.0 Kurang Count 9 11 20 within tingkatpengetahuan 45.0 55.0 100.0 Total Count 24 21 45 within tingkatpengetahuan 53.3 46.7 100.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2-sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1-sided Pearson Chi-Square 1.004 a 1 .316 Continuity Correction b .492 1 .483 Likelihood Ratio 1.007 1 .316 Fishers Exact Test .377 .242 Linear-by-Linear Association .982 1 .322 N of Valid Cases 45 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.33. tingkatpengetahuan karbohhidratkel Crosstab karbohhidratkel Cukup Kurang Total tingkatpengetahuan Cukup Count 7 18 25 within tingkatpengetahuan 28.0 72.0 100.0 Kurang Count 3 17 20 Universitas Sumatera Utara within tingkatpengetahuan 15.0 85.0 100.0 Total Count 10 35 45 within tingkatpengetahuan 22.2 77.8 100.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2-sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1- sided Pearson Chi-Square 1.086 a 1 .297 Continuity Correction b .464 1 .496 Likelihood Ratio 1.118 1 .290 Fishers Exact Test .473 .250 Linear-by-Linear Association 1.062 1 .303 N of Valid Cases 45 a. 1 cells 25.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.44. tingkatpengetahuan proteinkel Crosstab proteinkel Cukup Kurang Total tingkatpengetahuan Cukup Count 19 6 25 within tingkatpengetahuan 76.0 24.0 100.0 Kurang Count 13 7 20 within tingkatpengetahuan 65.0 35.0 100.0 Total Count 32 13 45 within tingkatpengetahuan 71.1 28.9 100.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2-sided Exact Sig. 2-sided Exact Sig. 1-sided Pearson Chi-Square .654 a 1 .419 Continuity Correction b .229 1 .633 Likelihood Ratio .652 1 .419 Fishers Exact Test .515 .315 Linear-by-Linear Association .640 1 .424 N of Valid Cases 45 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.78. tingkatpengetahuan lemakkel Universitas Sumatera Utara Crosstab lemakkel Cukup Kurang Total tingkatpengetahuan Cukup Count 11 14 25 within tingkatpengetahuan 44.0 56.0 100.0 Kurang Count 7 13 20 within tingkatpengetahuan 35.0 65.0 100.0 Total Count 18 27 45 within tingkatpengetahuan 40.0 60.0 100.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2-sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1- sided Pearson Chi-Square .375 a 1 .540 Continuity Correction b .094 1 .759 Likelihood Ratio .377 1 .539 Fishers Exact Test .760 .381 Linear-by-Linear Association .367 1 .545 N of Valid Cases 45 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.00. tingkatpengetahuan besikel Crosstab besikel Cukup Kurang Total tingkatpengetahuan Cukup Count 7 18 25 within tingkatpengetahuan 28.0 72.0 100.0 Kurang Count 3 17 20 within tingkatpengetahuan 15.0 85.0 100.0 Total Count 10 35 45 within tingkatpengetahuan 22.2 77.8 100.0 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. 2-sided Exact Sig. 2- sided Exact Sig. 1- sided Pearson Chi-Square 1.086 a 1 .297 Continuity Correction b .464 1 .496 Likelihood Ratio 1.118 1 .290 Universitas Sumatera Utara Fishers Exact Test .473 .250 Linear-by-Linear Association 1.062 1 .303 N of Valid Cases 45 a. 1 cells 25.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.44. Universitas Sumatera Utara Lampiran 10 Universitas Sumatera Utara Lampiran 11 Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Anita, S., 2013. Pengaruh Status Sosial Ekonomi, Budaya dan Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 . Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Available from : http:repository.usu.ac.idhandle12345678937295 [Accessed 10 November 2014] Arikunto, S., 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arisman, 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC Baliwati, Y.F., Khomsan,A., Dwiriani,C.M., 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya. Budianto, A.K., 2009. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang : UMM Press Cunningham et al, 2005. Williams Obstetrics. New York : McGraw-Hill Daba, G., Beyene, F., Fekadu, H., Garoma, W., 2013. Assessment of Knowledge of Pregnant Mothers on Maternal Nutrition and Associated Factors in Guto Gida Woreda, East Wollega Zone, Ethiopia. Etiopia : Department of Food Beverages, Wollega University. Available from : http:www.omicsonline.orgassessment-of-knowledge-of-pregnant- mothers- on-maternal-nutrition-and-associated-factors-in-guto-gida- woreda-east- wollega-zone-ethiopia-2155-9600.1000235.pdf [accessed 22 Maret 2014] Darnton-Hill, et al., 2005. Micronutrient deficiencies and gender : social and economic costs . USA : American Society for Clinical Nutrition. Available from : http:acjn.nutrition.org [accessed 3 November 2014] Dasuki, et al., 2005. Pola Konsumsi Makan Ibu Hamil Di Wilayah Kabupaten Purworejo . Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Available from http:etd.ugm.ac.id [accessed 28 Maret 2014] Universitas Sumatera Utara Depkes RI, 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terbaru. Jakarta : Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Available from : http:www.kesehatanibu.depkes.go.idwpcontentuploadsdownloads2013 12Pedoman-ANC-Terpadu.pdf [accessed 24 Maret 2014] Depkes RI, 2011. Brosur Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta : Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Gizi Klinik. Available from : http:gizi.depkes.go.idwp- contentuploads201308Brosur-Makanan- Sehat-Ibu-Hamil.pdf [accessed 24 Maret 2014] Depkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Litbangkes Depkes RI Available from : http:www.litbang.depkes.go.idsitesdownloadmateri_pertemuanlaunch riskesdasRiskesdas20Launching.pdf [accessed 29 Maret 2014] Dinkes Prov SU, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012. Medan : Depkes RI. Available from: http:www.depkes.go.iddownloadsPROFIL_KES_PROVINSI_201202_ Profil_Kes_Prov.SumateraUtara_2012.pdf [accessed 15 Mei 2014] Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat . Jakarta : Raja Grafindo Persada Harnany, A,. 2006. Pengaruh Tabu Makanan, Tingkat Kecukupan Gizi, Konsumsi Tablet Besi, dan Teh Terhadap Kadar Hb pada Ibu Hamil di Kota Pekalongan . Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Available from : http:eprints.undip.ac.id152161Afiyah_Sri_Harnany.pdf [ Accessed 9 November 2014] Hartini, N,. 2004. Food Habits, Dietary Intake And Nutritional Status During Economic Crisis Among Pregnant Women In Centra Java, Indonesia . Umea : Department of Public Health and Clinical Medicine. Available from : http:www.diva- Universitas Sumatera Utara portal.orgsmashrecord.jsf?pid=diva23A142668dswid=-1894 [Accessed 4 November 2014] Hurley et al, 2005. Psychosocial Influences in Dietary Patterns During Pregnancy . USA : American Dietetic Association. Available from http:www.ncbi.nlm.nih.govpubmed15942549 [accessed 4 November 2014] Ladipo, O., 2000. Nutrition in Pregnancy : Mineral and Vitamin Supplements. Cardiff : Department of Obstetrics and Gynaecology, University of Wales College of Medicine. Available from http:ajcn.nutrition.orgcontent721280s.full.pdf [accessed 23 April 2014] Mahan, L.K., Escott-Stump, 2004. Krause’s Food, Nutrition, Diet Therapy. Philadelphia : Elsevier Mirsanjari,M., Muda,W.A., Ahmad,A., Othman,M.S., Mosavat, M., 2012. Does Nutritional Knowledge Have Relationship With Healthy Dietary Attitude and Practices during Pregnancy?. Singapura : IACSIT Press. Available from : http:www.ipcbee.comvol39031- ICNFS2012- N1012.pdf [accessed 22 Maret 2014] Mitayani-Sartika, Wiwi, 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : Trans Info Media Notoatmodjo,S, 2010. Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Retnaningsih,B., 2010. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Colomadu II Karanganyar . Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Available from : http:eprints.uns.ac.id67711149071608201001341.pdf [accessed 29 Maret 2014] Universitas Sumatera Utara Sastroasmoro,S., 2013. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto Sharifirad et al, 2013. The Effectiveness of Nutrition Education Program Based on Health Belief Model Compared with Traditional Training . Iran : Gonabad University of Medical Sciences. Available from : http:www.ncbi.nlm.nih.govpmcarticlesPMC3778581 [accessed 23 Maret 2014] Shils et al, 2006. Modern Nutrition in Health and Disease. New York : Lippincott Williams Wilkins Siahaan, M., 2012. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan. Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Diakses dari : http:www.repository.usu.ac.id Simarmata, M., 2008. Hubungan Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan, Pengetahuan Gizi, dan Status Kesehatan dengan Kejadian KEK Pada Ibu Hamil di Kabupaten Simalungun . Medan : Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Available from : http:repository.usu.ac.idhandle1234567896724 [accessed 24 Mei 2014] Siswosuharjo, Chakrawati, 2010. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Jakarta : Penebar Plus. Sizer, Frances,S., Whitney, Ellie, 2007. Nutrition Concepts and Controversies . : Thomson Wadsworth. Syahril, M., 2013. Tinjauan Pola Makan Keluarga pada Suku Batak Toba dan Suku Jawa di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2002 . Medan : Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Available from : http:repository.usu.ac.idhandle12345678935005 [Accessed 3 Desember 2014] Universitas Sumatera Utara Takwin, dkk., 2013. Studi Validasi Asupan Vitamin Menggunakan Metode Semi- Quantitative Food Frequency Questionnaire Dengan Food Recall 24 Jam Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar . Makassar : Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS. Available from : http:repository.unhas.ac.idhandle1234567895456 [accessed 24 November 2014] Queensland Dietitians, 2013. Healthy Eating During Pregnancy. Queensland : Queensland Government. Available from : http:www.health.qld.gov.aunutritionresourcesantenatal_ngpl.pdf [accessed 23 April 2014] Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoea Communication. Wardlw, Gordon, M., Hampl, Jeffrey, S., 2004. Perspectives in Nutrition. New York : McGraw-Hill Wu et al, 2004. Maternal Nutrition and Fetal Development. Texas : Texas AM University. Available from : http:jn.nutrition.orgcontent13492169.full.pdf+html [accessed 23 April 2014] Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Pengetahuan tentang Nutrisi Masa Kehamilan Pola Makan pada Ibu Hamil : - Jumlah Asupan Zat Gizi - Frekuensi Konsumsi Zat Gizi - Peningkatan Berat Badan Ibu hamil Confounding Factors Variabel Perancu - Penghasilan - Tingkat pendidikan - Suku - Jumlah Kehamilan - Jarak antara kehamilan Variabel Independen Variabel Dependen Universitas Sumatera Utara

3.2 Definisi Operasional

No Variabel Penelitian Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Variabel Independen 1 Pengetahuan tentang nutrisi masa kehamilan Pengertian dan pemahaman seseorang tentang nutrisi yang diperlukan selama masa kehamilan. Kuesioner penilaian terhadap kuesioner. Pengetahuan Cukup: skor 60- 100 Kurang:skor 60 Ordinal Variabel Dependen 2 Pola Makan Jumlah asupan zat gizi Jenis dan Frekuensi Zat Gizi Berat Badan jumlah asupan gizi energi, karbohidrat,lem ak,protein,besi Gambaran jenis dan frekuensi zat gizi yang dikonsumsi Berat badan ibu hamil pada trimester 2 atau 3 Kuesioner Food Recall 1 x 24 Jam Kuesioner food frequency Data berat badan responden Wawancara Wawancara Pengamatan data kunjungan pasien Cukup : ≥ 80-99 AKGhari Kurang : 80 AKGhari Sering : ≥1xhari atau 2- 6xminggu Jarang : ≤1xminggu hingga tidak pernah Meningkat : bila terdapat penambahan berat badan dan sesuai rekomendasi Tidak Meningkat : bila tidak terdapat penambahan berat badan yang sesuai Ordinal Ordinal Ordinal Universitas Sumatera Utara Keterangan : Kuesioner pengetahuan tentang nutrisi masa kehamilan yang dipakai sebagai alat ukur dalam penelitian ini, telah dipakai dan diuji validitas dan reliabilitasnya pada penelitian yang dilakukan oleh Melvitha Yossie Christina Siahaan, yang ber judul “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan di RSUP H Adam Malik Medan”. Prinsip Food Recall 24 Jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti menggunakan alat URT sendok, gelas, piring, dan lain-lain. Peneliti akan menanyakan cara pengolahan makanan apakah digoreng, dikukus, dan direbus sehingga menu makanan yang akan diolah aplikasi Nutrisurvey disesuaikan dengan cara pengolahan makanan. Jumlah makanan dinyatakan dalam satuan URT Ukuran Rumah Tangga selanjutnya akan dihitung konsumsi zat gizinya dengan menggunakan NutriSurvey . Jumlah asupan energi yang dikonsumsi akan dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi AKG. Metode Frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang jenis dan frekuensi konsumsi jumlah bahan makanan pada ibu hamil. Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan atau makanan serta frekuensi konsumsi makanan tersebut.

3.3 Hipotesis

Ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi masa kehamilan dengan pola makan pada ibu hamil. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross-sectional potong lintang. Dalam studi cross-sectional, variabel independen dan variabel dependen dinilai secara simultan menurut keadaan atau statusnya pada satu kali observasi, jadi pada desain cross-sectional tidak ada prosedur tindak lanjut atau follow-up . Sastroasmoro, 2013

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation, Jalan Setia Budi No.46 Medan.

4.2.2 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 1 bulan yang dimulai dari September – Oktober 2014.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung ke Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation pada periode September - Oktober 2014. Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Sampel

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Ibu hamil trimester II-III yang berkunjung ke rumah bersalin Rumah Zakat Cita Sehat Foundation Medan 2. Dalam keadaan sehat dan bersedia menjadi responden penelitian Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dimana semua sampel yang didapat dan memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi. Adapun besar sampel yang diperlukan dihitung berdasarkan rumus estimasi proporsi populasi terbatas Wahyuni, 2007. N.Z 2 1- α2 .p.1-p N-1d 2 +Z 2 1- α2 .p.1-p 50 x 1,96 2 x 0,5 x 1-0,5 49 x 0,05 2 + 1,96 2 x 0,5 x 0,5 45 orang Keterangan : n : Besar sampel minimum N : Jumlah di populasi, rata-rata populasi dalam 1 bulan adalah 50 Z1- α2: Nilai distribusi normal baku tabel Z, untuk estimasi 95 maka nilainya adalah 1,96 P : Proporsi di populasi dari penelitian sebelumnya, jika belum ada maka digunakan 0,5 d : Kesalahan absolut yang dapat ditolerir 0,05 n = n = n = Universitas Sumatera Utara

4.4 Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh menggunakan data primer yaitu dengan kuesioner pengetahuan nutrisi yang dijawab oleh responden. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden dan bertanya pada responden apakah kuesioner mau dibacakan atau responden yang mengisi sendiri. Jika terdapat hal yang tidak diketahui responden maka responden dapat bertanya pada peneliti. Untuk pola makan, peneliti akan melakukan wawancara terhadap responden untuk mengetahui jenis, jumlah, dan frekuensi konsumsi zat gizi Selain data primer, peneliti juga membutuhkan data sekunder yakni data berat badan ibu hamil yang terdapat pada data kunjungan pasien di rumah bersalin. Dari data tersebut, peneliti akan mengamati apakah ibu hamil mengalami peningkatan berat badan dari trimester sebelumnya.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data kuesioner pengetahuan, food recall, dan food frequency terkumpul, maka peneliti memeriksa jawaban kuesioner pengetahuannya, kemudian untuk pola makan digunakan aplikasi Nutrisurvey untuk menghitung jumlah asupan zat gizi responden. Pengelohan data akan dilakukan dengan aplikasi pengolahan dan analisa data, yaitu dengan cara memastikan kelengkapan data editing, membuat kode coding, memasukkan data entry, serta tabulasi data. Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat, diteliti, kemudian diolah dengan menggunakan program Statistic Package for Social Scienc e SPSS. Teknik analisa statistik yang digunakan adalah uji statistiik univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian berupa distribusi frekuensi dan persentase dari identitas siswa, jumlah asupan energi, jenis makanan, frekuensi makan, dan aktivitas fisik Notoatmodjo, 2010. Analisis bivariat merupakan analisis statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara 2 variabel. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji chi-square X 2 . Apabila p value 0,05 maka Ho ditolak yang Universitas Sumatera Utara berarti ada hubungan antara variabel dependen dan independen. Apabila p value 0,05 maka Ho gagal ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara variabel dependen dan independen Notoatmodjo, 2010.

4.6 Alur Penelitian

Sampel Penelitian Mengisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Nutrisi Masa Kehamilan Wawancara Pola Makan dengan food recall food frequency Kuesioner Pengetahuan diperiksa dan dihitung Hasil food recall diolah dengan aplikasi Nutrisurvey Analisa Data Statistik Universitas Sumatera Utara

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Rumah Zakat Cita Sehat Foundation yang berlokasi di Jalan Setia Budi No. 46, Medan Selayang. RBG Cita Sehat Foundation adalah organisasi pemberdayaan dengan fokus pada bidang kesehatan Indonesia. Aktivitas utama lembaga adalah memberikan layanan konsultasi, implementasi layanan kesehatan baik medis maupun penunjang medis kepada masyarakat serta mendukung pencapaian target pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Millenium Development Goals MDGs. Adapun RBG Cita Sehat Foundation Medan merupakan salah satu dari beberapa cabang organisasi Cita Sehat Foundation Indonesia. Berbagai program yang diinisiasi CSF bersama Rumah Zakat antara lain menghadirkan Mobil Klinik MONIK, Siaga Sehat, Program Khitanan, Siaga Gizi Balita, Siaga Posyandu, Klinik Pratama Rawat inap RBG, Layanan Bersalin Sehat Keluarga LBSK, serta Ambulance Gratis.

5.1.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari beragam usia yakni sebanyak 2,2 responden berusia dibawah 20 tahun, 84.4 berusia 20 hingga 35 tahun, dan sebanyak 13.3 responden berusia diatas 35 tahun. Adapun pendidikan terakhir terbanyak responden adalah SMA 55.6, sedangkan 28.9 berpendidikan Universitas Sumatera Utara SMP, 11,1 berpendidikan S1, dan 4.4 berpendidikan SD. Pekerjaan terbanyak responden yaitu sebagai ibu rumah tangga 84.4, sedangkan yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 1 responden 2,2, wiraswasta sebanyak 3 responden 6.7, dan pekerjaan lain sebanyak 3 responden 6.7. Responden pada penelitian ini mayoritas baru pertama kali mengandung, yakni sebanyak 18 responden 40, sedangkan responden yang sudah 2 kali mengandung sebanyak 9 responden 20, yang sudah 3 kali mengandung sebanyak 10 responden 22,2, dan lebih dari 3 kali mengandung sebanyak 8 responden 17,7. Tabel 5.1 Karakteristik Responden Penelitian Karakteristik Responden f Umur 20 tahun 1 2.2 20-35 tahun 38 84.4 35 tahun 6 13.3 Mean = ; SD = Pendidikan Terakhir SD 2 4.4 SMP 13 28.9 SMA 25 55.6 S1 5 11.1 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 38 84.4 Pegawai Swasta 1 2.2 Wiraswasta 3 6.7 lain-lain 3 6.7 Jumlah Kehamilan 1 18 40 Universitas Sumatera Utara

5.1.3 Pengetahuan Responden

Responden pada penelitian ini sebanyak 55.6 memiliki pengetahuan nutrisi yang cukup, sedangkan 44.4 memiliki pengetahuan nutrisi yang masih kurang Tabel 5.2. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Responden tentang Nutrisi Pengetahuan f Cukup 25 55.6 Kurang 20 44.4 Total 45 100.0 Setelah dikelompokkan berdasarkan umur, maka responden mayoritas 20-35 tahun sebanyak 55.3 berpengetahuan cukup dan 44.7 berpengetahuan kurang. Responden dengan umur dibawah 20 tahun seluruhnya berpengetahuan cukup 100, sedangkan responden dengan umur diatas 35 tahun sebanyak 50 berpengetahuan cukup dan 50 berpengetahuan kurang Tabel 5.3. Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Umur Umur Tingkat Pengetahuan Total Cukup Kurang f f f 2 9 20 3 10 22.2 3 8 17.7 Universitas Sumatera Utara 20 tahun 1 100 1 100 20-35 tahun 21 55.3 17 44.7 38 100 35 tahun 3 50 3 50 6 100 Berdasarkan pengelompokan menurut tingkat pendidikan, didapati bahwa mayoritas responden SMA sebanyak 52 berpengetahuan cukup, dan 48 berpengetahuan kurang. Responden dengan pendidikan SD seluruhnya berpengetahuan kurang 100, responden dengan pendidikan SMP sebanyak 53.8 berpengetahuan cukup dan 46.2 berpengetahuan kurang, serta responden dengan pendidikan S1 seluruhnya berpengetahuan cukup 100 Tabel 5.4. Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Pendidikan Terakhir Pendidikan Tingkat Pengetahuan Total Cukup Kurang f f f SD 2 100 2 100 SMP 7 53.8 6 46.2 13 100 SMA 13 52 12 48 25 100 S1 5 100 5 100 Bila dikelompokkan berdasarkan jumlah kehamilan, terlihat bahwa mayoritas responden jumlah kehamilan 1 kali sebanyak 61.1 memiliki pengetahuan yang cukup dan 38.9 memiliki pengetahuan yang kurang. Responden dengan jumlah kehamilan 2 kali sebanyak 22,2 memiliki pengetahuan cukup dan 77,8 memiliki pengetahuan kurang. Responden dengan jumlah kehamilan 3 kali sebanyak 60 memiliki pengetahuan yang cukup Universitas Sumatera Utara dan 40 memiliki pengetahuan yang kurang, sedangkan responden dengan jumlah kehamilan lebih dari 3 kali, sebanyak 75 berpengetahuan cukup dan 25 berpengetahuan kurang Tabel 5.5. Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Jumlah Kehamilan Jumlah Kehamilan Tingkat Pengetahuan Total Cukup Kurang f f f 1 11 61.1 7 38.9 18 100 2 2 22.2 7 77.8 9 100 3 6 60 4 40 10 100 3 6 75 2 25 8 100

5.1.4 Jumlah Asupan Energi

Pada penelitian ini terdapat 53,3 responden yang memiliki jumlah asupan energi yang cukup, sedangkan 46,7 masih memiliki jumlah asupan energi yang kurang. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jumlah Asupan Energi

5.1.5 Jumlah Asupan Zat Gizi Asupan Energi

f Cukup 24 53.3 Kurang 21 46.7 Total 45 100.0 Universitas Sumatera Utara Untuk jumlah asupan karbohidrat, responden dengan proporsi konsumsi cukup sebanyak 22,2 , sedangkan proporsi konsumsi kurang sebanyak 77,8. Untuk jumlah asupan protein, responden dengan proporsi konsumsi cukup sebanyak 71,1, sedangkan proporsi konsumsi kurang sebanyak 28,9. Jumlah asupan lemak dengan proporsi konsumsi cukup sebanyak 40, sedangkan proporsi konsumsi kurang sebanyak 60. Sedangkan untuk mineral mikro seperti besi, jumlah asupan dengan proporsi cukup sebesar 22,2, sedangkan proporsi kurang sebesar 77,8. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jumlah Asupan Zat Gizi Jenis Zat Gizi f Karbohidrat Cukup 10 22.2 Kurang 35 77.8 Protein Cukup 32 71.1 Kurang 13 28.9 Lemak Cukup 18 40 Kurang 27 60 Besi Cukup 10 22.2 Kurang 35 77.8

5.1.6 Jenis dan Frekuensi Makanan

Pola makan responden berdasarkan frekuensi makan dan jenis bahan makanan pokok dari responden dapat dilihat pada Tabel 5.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Jenis Makanan Nama Bahan Makanan f Makanan Pokok Beras Sering 45 100.0 Jarang 0.0 Mie Sering 34 75.6 Jarang 11 24.4 Roti Sering 40 88.9 Jarang 5 11.1 Biskuit Sering 35 77.8 Jarang 10 22.2 Ubi Sering 16 35.6 Jarang 29 64.4 Lauk-Pauk Ayam Sering 37 82.2 Jarang 8 17.8 Daging Sering 15 33.3 Jarang 30 66.7 Telur Sering 40 88.9 Jarang 5 11.1 Ikan Sering 44 97.8 Universitas Sumatera Utara Jarang 1 2.2 Udang Sering 16 35.6 Jarang 29 64.4 Cumi-Cumi Sering 13 28.9 Jarang 32 71.1 TempeTahu Sering 42 93.3 Jarang 3 6.7 Sayuran Bayam Sering 41 91.1 Jarang 4 8.9 Wortel Sering 33 73.3 Jarang 12 26.7 Buncis Sering 27 60 Jarang 18 40 Kentang Sering 37 82.2 Jarang 8 17.8 Daun Ubi Sering 37 82.2 Jarang 8 17.8 Kangkung Sering 39 86.7 Jarang 6 13.3 Buah-Buahan Jeruk Universitas Sumatera Utara Sering 39 86.7 Jarang 6 13.3 Pisang Sering 32 71.1 Jarang 13 28.9 Pepaya Sering 29 64.4 Jarang 16 35.6 Semangka Sering 23 51.1 Jarang 22 48.9 Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa seluruh responden mengonsumsi beras sebagai makanan pokok dalam kategori sering 100. Roti, biskuit, dan mie juga cukup sering dikonsumsi oleh responden, sedangkan untuk ubi masih cukup jarang dikonsumsi oleh responden. Untuk frekuensi dan jenis bahan makanan lauk pauk, responden penelitian cukup sering mengonsumsi ikan 97,8, tempe 93.3, telur 88,9, dan ayam 82,2. Sedangkan untuk daging, udang, serta cumi-cumi masih cukup jarang dikonsumsi. Seluruh responden penelitian sering mengonsumsi sayuran. Bayam merupakan sayuran yang paling sering dikonsumsi 91,1. Untuk buah-buahan, responden cukup sering mengonsumsi jeruk 86,7

5.1.7 Berat Badan

Peningkatan berat badan responden cukup bervariasi. Terdapat 75,6 responden dengan berat badan yang meningkat Universitas Sumatera Utara dan sesuai dengan rekomendasi peningkatan berat badan ibu hamil berdasarkan IMT sebelum hamil, sedangkan 24,4 responden tidak mengalami peningkatan berat badan yang sesuai. Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Berat Badan Responden Berat Badan F Meningkat dan sesuai 34 75.6 Tidak Meningkat 11 24.4

5.1.8 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Pola Makan 1.

Energi Pada penelitian ini, jumlah responden yang memiliki pengetahuan nutrisi yang cukup serta memiliki jumlah energi dalam proporsi cukup sebanyak 15 responden 60 dan yang memiliki jumlah energi dalam proporsi kurang sebanyak 10 responden 40. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan nutrisi yang kurang serta memiliki jumlah energi dalam proporsi cukup sebanyak 9 responden 45 sedangkan yang memiliki jumlah energi dalam proporsi kurang sebanyak 11 orang 55 Dari hasil uji statistik chi square untuk hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah energi didapatkan nilai p = 0,316. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah energi Tabel 5.10 Tabel 5.10 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Jumlah Energi Tingkat Pengetahuan tentang Nutrisi Jumlah Energi Total p Value Cukup Kurang n n n Cukup 15 60 10 40 25 100 0,316 Kurang 9 45 11 55 20 100

2. Karbohidrat

Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini, jumlah responden yang memiliki pengetahuan nutrisi yang cukup serta memiliki tingkat asupan karbohidrat yang cukup sebanyak 7 responden 28 dan yang memiliki tingkat asupan karbohidrat yang masih kurang sebanyak 18 responden 72. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan nutrisi yang kurang serta memiliki tingkat asupan karbohidrat yang cukup sebanyak 3 responden 15 sedangkan yang memiliki tingkat asupan karbohidrat dalam proporsi kurang sebanyak 17 orang 85. Dari hasil uji statistik chi square untuk hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan karbohidrat didapatkan nilai p = 0,297. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan karbohidrat Tabel 5.11 Tabel 5.11 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Jumlah Asupan Karbohidrat

3. Protein

Pada penelitian ini, jumlah responden yang memiliki pengetahuan nutrisi yang cukup serta memiliki tingkat asupan protein yang cukup sebanyak 19 responden 76 dan yang memiliki tingkat asupan protein yang masih kurang sebanyak 6 responden 24. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan nutrisi yang kurang serta memiliki tingkat asupan protein yang Tingkat Pengetahuan tentang Nutrisi Jumlah Asupan Karbohidrat Total p Value Cukup Kurang n n n Cukup 7 28 18 71 25 100 0,297 Kurang 3 15 17 85 20 100 Universitas Sumatera Utara cukup sebanyak 13 responden 65 sedangkan yang memiliki tingkat asupan protein yang kurang sebanyak 7 orang 35. Dari hasil uji statistik chi square untuk hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan protein didapatkan nilai p = 0,419. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan protein Tabel 5.12 Tabel 5.12 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Jumlah Asupan Protein Tingkat Pengetahuan tentang Nutrisi Jumlah Asupan Protein Total p Value Cukup Kurang n n n Cukup 19 76 6 24 25 100 0,419 Kurang 13 65 7 35 20 100

4. Lemak

Pada penelitian ini, jumlah responden yang memiliki pengetahuan nutrisi yang cukup serta memiliki tingkat asupan lemak yang cukup sebanyak 11 responden 44 dan yang memiliki tingkat asupan lemak yang masih kurang sebanyak 14 responden 56. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan nutrisi yang kurang serta memiliki tingkat asupan lemak yang cukup sebanyak 7 responden 35 sedangkan yang memiliki tingkat asupan lemak yang kurang sebanyak 13 orang 65. Dari hasil uji statistik chi square untuk hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan lemak didapatkan nilai p = 0,540. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan lemak Tabel 5.13 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Jumlah Asupan Lemak Tingkat Pengetahuan tentang Nutrisi Jumlah Asupan Lemak Total p Value Cukup Kurang n n n Cukup 11 44 14 56 25 100 0,540 Kurang 7 35 13 65 20 100

5. Besi

Pada penelitian ini, jumlah responden yang memiliki pengetahuan nutrisi yang cukup serta memiliki tingkat asupan besi yang cukup sebanyak 7 responden 28 dan yang memiliki tingkat asupan besi yang masih kurang sebanyak 18 responden 72. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan nutrisi yang kurang serta memiliki tingkat asupan besi yang cukup sebanyak 3 responden 15 sedangkan yang memiliki tingkat asupan besi yang kurang sebanyak 17 orang 85. Dari hasil uji statistik chi square untuk hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan besi didapatkan nilai p = 0,297. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan besi Tabel 5.21. Tabel 5.21 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Jumlah Asupan Besi Tingkat Pengetahuan tentang Nutrisi Jumlah Asupan Besi Total p Value Cukup Kurang n n n Cukup 7 28 18 72 25 100 0,297 Kurang 3 15 17 85 20 100 Universitas Sumatera Utara

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Tentang Nutrisi pada Ibu Hamil

Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi selama masa kehamilan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan didapatkan setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Notoatmodjo, 2010. Dari penelitian ini didapati bahwa pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi sudah dalam kategori cukup. Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa terdapat 22 orang ibu hamil berpengetahuan cukup 55,6, sedangkan yang berpengetahuan kurang sebanyak 18 orang 44,4. Menurut Notoatmodjo 2010, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu umur dan tingkat pendidikan. Umur mempengaruhi daya tangkap serta kemampuan berpikir seseorang, daya tangkap dan pola pikir akan semakin berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Hal inilah yang secara tidak langsung menyebabkan pengetahuan seseorang menjadi lebih baik. Akan tetapi pada penelitian ini didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan teori, dimana dari tabel 5.3 terlihat bahwa responden dengan usia 20-35 tahun sebanyak 21 orang berpengetahuan cukup 55,3, sedangkan responden yang lebih tua yakni dengan usia di atas 35 tahun justru hanya sebanyak 3 orang yang berpengetahuan cukup. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya. Pada penelitian ini, tingkat pendidikan responden dibagi menjadi 4 kategori yaitu SD, SMP, SMA, dan S1. Hasil penelitian ini terlihat sejalan dengan teori yang ada, bahwa Universitas Sumatera Utara responden yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi yakni SMA dan S1 memiliki pengetahuan nutrisi yang lebih baik dibanding responden dengan pendidikan SMP dan SD Tabel 5.4.

5.2.2 Jenis dan Frekuensi Makanan

Jenis dan frekuensi makanan pada responden didapatkan dari formulir food frequency. Formulir ini berguna untuk untuk memperoleh data tentang jenis dan frekuensi konsumsi bahan makanan. Menurut Depkes 1995 dalam Simarmata 2008, kurangnya variasi jenis bahan makanan sehari-hari dapat menimbulkan gangguan keseimbangan antara jumlah asupan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk tubuh. Sebagai makanan pokok, seluruh responden penelitian ini mengkonsumsi beras setiap harinya dengan frekuensi 1-3xhari. Hal ini juga didapati pada penelitian pola konsumsi makan ibu hamil di purworejo, dimana 100 responden mengkonsumsi beras setiap harinya Dasuki, Sugihartomo, 2005. Untuk makanan pokok lain seperti mie, roti, dan biskuit juga cukup sering dikonsumsi responden dengan frekuensi 1xhari hingga 1-3xminggu. Bahan makanan sumber protein yang paling banyak dikonsumsi adalah ikan dengan frekuensi 1-3xhari. Selain itu, tempe, tahu, ayam dan telur juga sangat sering dikonsumsi oleh responden dengan frekuensi 1- 3xhari. Untuk bahan makanan daging, udang, dan cumi-cumi masih jarang dikonsumsi oleh ibu hamil. Hal ini mungkin disebabkan faktor ekonomi responden yang masih relatif rendah sehingga mempengaruhi pola konsumsi makanan dalam keluarganya. Jenis sayuran yang cukup sering dikonsumsi adalah bayam dengan frekuensi 1-3xhari. Buah-buahan yang paling sering dikonsumsi adalah jeruk dengan frekuensi 1-3xhari, variasi konsumsi buah-buahan lainnya juga masih kurang. Universitas Sumatera Utara Menurut Khumaidi 1994 dalam Syahril 2013, tidak ada satu pun makanan yang mengandung keseluruhan zat gizi yang diperlukan untuk tubuh manusia. Untuk itu diperlukan keberagaman jenis dan frekuensi konsumsi bahan makanan sehari-hari agar seluruh kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi.

5.2.3 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Pola Makan

Pada penelitian ini cakupan pola makan yang dinilai adalah jumlah energi, karbohidrat, protein, lemak dan zat besi. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pola makan responden. Daba dkk 2013 mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pola makannya. Seorang ibu hamil dengan pengetahuan tentang nutrisi yang baik akan cenderung mengubah pola makannya menjadi lebih baik. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang juga menyebabkan perubahan pada pola makan Mirsanjari et al, 2012. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya berbeda dengan apa yang didapatkan oleh peneliti. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena kurang lengkapnya pengisian formulir food recall. Salah satu kelemahan dari food recall adalah responden tidak dapat mengingat dan menyebutkan dengan lengkap seluruh makanan yang dikonsumsinya pada hari yang sudah lalu. Individu cenderung tidak melaporkan konsumsi makanan mereka dengan teliti sepanjang 24 jam, dengan berbagai pertimbangan berhubungan dengan memori, situasi saat wawancara, dan kebingungan Takwin et al, 2013. Dari hasil analisis data didapatkan bahwa jumlah responden dengan jumlah energi yang cukup sebanyak 24 responden 53,3 dari total responden. Sedangkan jumlah responden dengan pengetahuan nutrisi Universitas Sumatera Utara yang baik dan memiliki jumlah energi yang cukup hanya 15 responden 60. Menurut Simarmata 2008, walaupun jumlah energi sudah cukup tetapi bila tidak diikuti dengan pengetahuan nutrisi yang baik tetap dapat mengakibatkan masalah gizi. Dasuki,dkk 2005 pada penelitian pola konsumsi makan wanita hamil di Purworejo mendapati bahwa mayoritas pola konsumsi ibu hamil adalah tinggi karbohidrat, sementara untuk tingkat konsumsi karbohidrat dan lemak pada penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat asupan yang masih kurang. Hal ini mungkin disebabkan makanan yang dikonsumsi kurang bervariasi. Jenis dan frekuensi makanan yang dikonsumsi responden dapat dilihat dari tabel hasil distribusi frekuensi dan jenis makanan Tabel 5.8. Tingkat konsumsi protein pada responden penelitian ini mayoritas sudah cukup. Hal ini mungkin disebabkan oleh jenis dan frekuensi makanan yang dikonsumsi responden cukup beragam. Ini terlihat dari tabel 5.8 dimana protein didapatkan dari beragam jenis makanan seperti ikan yang hampir setiap hari dikonsumsi, diikuti dengan tempe, tahu, telur, dan ayam. Untuk tingkat asupan zat besi pada responden masih dalam kategori kurang. Darnton-Hill dkk 2005 mengemukakan bahwa salah satu penyebab defisiensi vitamin dan mineral selama masa kehamilan adalah akibat faktor ekonomi dan sosial seorang ibu hamil. Salah satu indikator keberhasilan pola makan adalah peningkatan berat badan pada ibu hamil. Menurut Prawirohardjo 2011, pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan mencapai kenaikan berat badan sebesar 0,4 kg per minggu, sementara pada perempuan dengan gizi kurang dianjurkan mencapai kenaikan sebesar 0,5 kg per minggu, dan pada perempuan dengan gizi lebih dianjurkan mencapai kenaikan sebesar 0,3 kg. Dari data berat badan, tinggi badan, Universitas Sumatera Utara serta indeks massa tubuh responden penelitian sebelum kehamilan dan selama kehamilan, telah diamati bahwa mayoritas responden sebanyak 34 orang telah mencapai peningkatan berat badan yang sesuai dengan rekomendasi 75,6 Tabel 5.9, akan tetapi terdapat 11 responden yang masih belum mengalami peningkatan berat badan yang sesuai. Hal ini dapat dipicu oleh rendahnya pengetahuan ibu hamil itu sendiri, serta dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

5.2.4 Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Pola Makan Ibu Hamil

Dari penelitian ini terlihat bahwa pengetahuan tentang nutrisi tidak sepenuhnya berhubungan dengan pola makan ibu hamil. Hal ini mungkin terlihat berbeda dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pola makannya. Pengetahuan bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi pola makan pada ibu hamil. Meskipun pengetahuan ibu hamil sudah cukup tidak akan berarti bila ibu hamil tidak mengaplikasikannya. Penghasilan merupakan salah satu faktor yang juga mempengaruhi kualitas pola makan ibu hamil. Walaupun ibu hamil sudah mengetahui informasi tentang gizi yang baik selama kehamilan tapi bila tidak diikuti dengan kemampuan dalam membeli atau menyediakan bahan makanan, maka pola makan yang cukup tidak akan tercapai. Menurut Fikawati Shafig 2012 dalam Anita 2013, semakin besar pendapatan seseorang maka semakin baik pula persentase dari penghasilan tersebut yang digunakan untuk membeli bahan makanan. Dari tabel 5.1 terlihat bahwa mayoritas responden tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga 84,4. Hal ini dapat mencetuskan kurangnya pemasukan keluarga sehingga kualitas pola makan ibu hamil juga tidak sepenuhnya terpenuhi. Universitas Sumatera Utara Selain penghasilan, faktor psikososial seorang ibu hamil juga mempengaruhi pola makannya. Salah satu faktor psikososial adalah kebiasaan makan seseorang. Mengubah kebiasaan makan bukanlah hal yang mudah bagi seseorang, apalagi selama kehamilan seorang ibu hamil harus mengubah pola makannya baik dengan mencoba beragam makanan yang mungkin belum pernah dicoba sebelumnya, kemudian ibu hamil juga harus makan dalam jumlah yang lebih banyak dibanding sebelum mengandung Hartini, 2004. Selain itu, selera makan serta pola makan juga dipengaruhi oleh keadaan jiwa seseorang. Menurut Hurley,dkk 2005, kondisi stres, kelelahan, dan kecemasan dapat meningkatkan selera seseorang dalam mengkonsumsi jenis makanan tertentu dalam jumlah yang besar. Ibu hamil yang mengalami stres, mual dan muntah mungkin akan cenderung menolak satu jenis makanan dan hanya mengkonsumsi makanan yang disuka saja. Selain itu, faktor budaya juga mempengaruhi pola makan seseorang, adanya pantangan makanan dalam kebudayaan tertentu bisa mempengaruhi kualitas pola makan seorang ibu hamil. Menurut Sediaoetama 1999 dalam Harnany 2006, ada beberapa pantangan makanan yang memang sesuai dengan teori keilmuan, akan tetapi banyak juga pantangan makanan yang justru merugikan kesehatan seorang ibu hamil. Pada penelitian pengaruh tabu makanan yang dilakukan di kota Pekalongan pada tahun 2006 juga menunjukkan bahwa sebanyak 60,8 responden penelitian memiliki pantangan makanan selama masa kehamilan Harnany, 2006. Jumlah kehamilan serta pengalaman kehamilan sebelumnya juga dapat mempengaruhi kualitas pola makan seorang ibu hamil. Seorang wanita multiparitas akan memiliki lebih banyak pengalaman serta pengetahuan tentang kehamilan dibanding wanita uniparitas. Menurut Daba,dkk 2013, banyaknya informasi serta pengalaman yang didapat Universitas Sumatera Utara oleh seseorang dapat menjadi faktor penting yang mempengaruhi pola makannya. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Pola Makan pada Ibu Hamil di RB Gratis Cita Sehat Foundation Medan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan nutrisi pada ibu hamil di RB Gratis Cita Sehat Foundation sebanyak 25 responden sudah dalam kategori cukup 55,6, sedangkan 20 responden masih dalam kategori kurang 44,4. 2. Jumlah Asupan energi sebanyak 53,3 responden sudah dalam kategori cukup, untuk protein pada ibu hamil sebanyak 71,1 responden sudah dalam kategori cukup, sedangkan untuk jumlah asupan karbohidrat sebanyak 77,8 masih dalam kategori kurang, untuk asupan lemak sebanyak 60 responden masih dalam kategori kurang, dan untuk asupan besi sebanyak 77,8 responden masih dalam kategori kurang. 3. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang nutrisi masa kehamilan dengan pola makan pada ibu hamil.

6.2 SARAN

Dari seluruh proses penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang turut berperan dalam penelitian ini. Adapun beberapa saran tersebut adalah : 1. Perlunya kesadaran yang lebih dari ibu hamil untuk mengetahui dan memperhatikan pentingnya asupan nutrisi selama masa kehamilan. Universitas Sumatera Utara 2. Bagi Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation, diharapkan dapat lebih memperhatikan pelayanan kesehatan ibu hamil Ante Natal Care dengan cara meningkatkan kegiatan penyuluhan atau kelas edukasi gizi kehamilan yang dapat diikuti oleh seluruh ibu hamil sejak awal kehamilan. 3. Perlunya penelitian lanjutan mengenai pengetahuan nutrisi kehamilan serta pola makan ibu hamil di daerah lain dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nutrisi Masa Kehamilan 2.1.1 Defenisi Nutrisi atau Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang mengadung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, protein, dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh manusia Sartika,Mitayani,2008

2.1.2 Perubahan Selama Kehamilan yang Berhubungan dengan

Kebutuhan Nutrisi Menurut Hakim dan Karyadi 1988 dalam Budianto 2009, Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya daya metabolisme energi. Dua proses anabolik fundamental yang bebas satu sama lain terjadi selama kehamilan. Proses pertama ialah pertumbuhan serta pematangan janin dan plasenta yang selanjutnya menjadi bayi, dengan berat waktu lahir kira-kira 3,4 kg. Sebagai tambahan, si ibu akan menjalani penyesuaian fisiologik dan metabolik selama mengandung, yang sebenarnya serasi dengan proses-proses anabolik yang terjadi dalam janin dan plasenta. Hal-hal tersebut dikatalis oleh perubahan kelenjar-kelenjar endokrin pada si ibu sehingga membesarkan ukuran uterus, payudara, volume darah ibu, cairan ketuban, dan massa jaringan adiposa. Sebagai akibat proses-proses anabolik tersebut, kebutuhan zat gizi umumnya meningkat selama kehamilan. Karena itu, penting sekali menganjurkan wanita hamil agar mengkonsumsi makanan yang cukup kalori serta zat-zat gizi pelindung. Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Penambahan Berat Badan Selama Hamil

Sebelum hamil, semua wanita harus berjuang untuk mencapai berat badan yang sesuai. Wanita yang memiliki berat badan prakehamilan yang kurang atau underweight serta gagal mencapai berat badan yang sesuai saat kehamilan memiliki kemungkinan besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah BBLR. Berat badan bayi pada waktu dilahirkan merupakan indikator masa depan bayi. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah yakni kurang dari 2.500 gram memiliki 40 kali resiko kematian pada tahun pertama kehidupannya dibanding dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Untuk mencegah terjadinya BBLR, maka setiap wanita harus berusaha untuk mencapai berat badan prakehamilan yang ideal serta harus mencapai berat badan yang sesuai pada saat hamil Sizer et al, 2007. Wanita dengan proporsi tubuh yang besar cenderung akan memiliki bayi yang besar pula, dan telah banyak dikemukakan bahwa berat badan ibu berpengaruh terhadap ukuran plasenta bayi. Ukuran plasenta merupakan indikator kesehatan plasenta yang menentukan jumlah nutrisi yang tersedia untuk janin. Wanita dengan berat badan prakehamilan yang kurang ideal cenderung akan memiliki berat plasenta yang lebih ringan dan semakin meningkatkan angka kejadian BBLR dan persalinan prematur dibanding dengan wanita yang memiliki berat badan normal Mahan, Stump, 2004. Idealnya, seorang wanita memulai kehamilannya dalam kondisi berat badan yang ideal. Akan tetapi yang lebih penting ialah bahwa wanita hamil harus mencapai berat badan yang disarankan berdasarkan indeks massa tubuh IMT prakehamilannya Sizer et al, 2007. Tabel 2.1. Rekomendasi Berat Badan Selama Kehamilan Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Weight Category Total Weight Gain kg First Trimester Gain kg Second and Third Trimesters Weekly Gain kg Underweight 12.5-18.0 2.3 0.49 Universitas Sumatera Utara BMI19.8 Normal weight BMI=19.8-26 11.5-16.0 1.6 0.44 Overweight BMI26-29 7.0-11.5 0.9 0.3 Obese BMI29 6.0 - - Body Mass IndexIndeks Massa Tubuh = Berat badan kgTinggi badan m 2 Sumber : Krause’s Food, Nutrition, Diet Therapy 11 th edition Mahan,Stump,2004

2.1.4 Kebutuhan Energi dalam Kehamilan Normal

Energi tambahan dibutuhkan selama kehamilan untuk mendukung kehamilan dan pertumbuhan janin. Metabolisme meningkat 15 selama kehamilan. Mahan,Stump,2004. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal kira-kira 80.000 kkal di atas konsumsi biasanya selama seluruh masa kehamilan yaitu 280 hari. Kebutuhan energi ini memperhitungkan kebutuhan energi untuk pertumbuhan janin dan plasenta serta memenuhi kebutuhan- kebutuhan lain karena perubahan tubuh ibu selama kehamilan. Hal ini berarti penambahan sebanyak 300 kkal setiap hari selama masa hamil. Budianto, 2009 World Health Organization WHO menganjurkan penambahan sebanyak 150 kkal per hari di atas konsumsi harian selama trimester pertama dan 350 kkal per hari di atas konsumsi harian sesudah masa itu. Angka-angka ini dihitung hanya berdasarkan kehamilan, dan tidak memperhitungkan faktor lain seperti variasi aktivitas fisik, perubahan temperatur sekeliling atau kebutuhan untuk pertumbuhan kedewasaan yang tak ada kaitannya dengan kehamilan. Pengeluaran energi menurun selama trimester ketiga karena berkurangnya kegiatan. Budianto, 2009

2.1.5 Kebutuhan Zat Gizi dalam Kehamilan

A. Karbohidrat

Universitas Sumatera Utara Peran utama karbohidrat adalah menyediakan energi untuk sel-sel di dalam tubuh, terutama otak dan sistem saraf pusat. Dalam kehamilan, janin menggunakan glukosa sebagai sumber utama energinya.Perpindahan glukosa dari ibu ke janin diperkirakan sekitar 17-26 gramhari, dan di akhir kehamilan kebanyakan glukosa dipakai untuk perkembangan otak janin. Shils et al, 2006. Rekomendasi asupan harian atau Dietary Recommended Intake DRI menyarankan kebutuhan rata-rata karbohidrat pada ibu hamil adalah 135-175 gramhari. Jumlah ini cukup dan mampu menyediakan kalori yang cukup, mencegah terjadinya ketosis, dan menjaga kadar glukosa dalam darah yang sesuai dan normal selama kehamilan. Mahan,Stump,2004.

B. Protein

Protein merupakan komponen struktural utama di dalam tubuh manusia. Protein juga dapat berfungsi sebagai enzim dan hormon. Selama kehamilan terjadi peningkatan perombakan protein di dalam tubuh dan sejumlah protein dapat terakumulasi sejalan dengan pertumbuhan janin, uterus, volume darah, plasenta, cairan amnion Shils et al, 2006. Ibu hamil membutuhkan tambahan protein untuk mendukung sintesis jaringan tubuhnya dan jaringan tubuh janin. Kebutuhan protein meningkat selama kehamilan dan mencapai puncak pada trimester ketiga. Adapun rekomendasi asupan harian untuk protein sebesar 71 gramhari Mahan, Stump, 2004.

C. Lemak

Lemak merupakan sumber energi terbesar untuk tubuh manusia dan menjadi komponen penting dalam penyerapan vitamin-vitamin larut lemak dan karotenoid Shils et al, 2006. Jumlah asupan lemak seharusnya bergantung kepada kebutuhan energi untuk penambahan berat badan yang Universitas Sumatera Utara sesuai selama kehamilan. Jumlah anjuran lemak n-6 polyunsaturated atau lemak tak jenuh sebesar 13 gramhari, sementara untuk lemak n-3 polyunsaturated sebesar 1,4 gramhari.Mahan, Stump, 2004 D. Vitamin Larut Lemak Vitamin A berperan penting dalam pengaturan eskpresi gen serta mendukung proliferasi dan diferensiasi sel secara khusus untuk perkembangan tulang belakang, medula spinalis, anggota gerak, jantung, mata dan telinga Shils et al, 2006. Jumlah asupan vitamin A yang disarankan untuk ibu hamil dengan usia kurang dari 18 tahun adalah sebesar 750 µg retinol atau 2800 IU, sedangkan untuk ibu hamil dengan usia lebih dari 18 tahun sebesar 770 µg atau 3000 IU. Kelebihan asupan retinol dapat menyebabkan efek teratogenik yakni kelainan neural crest Mahan, Stump, 2004 Vitamin D berfungsi untuk menjaga kadar serum kalsium dan konsentrasi fosfor dengan cara meningkatkan penyerapan sistem gastrointestinal. Selain itu, Vitamin D juga merupakan antiproliferasi yang poten. Dalam kehamilan, peningkatan asupan vitamin D meningkatkan konsentrasi 25OHD 3 di sirkulasi. Jumlah asupan vitamin D yang disarankan sebesar 5 µg 200 IUhari Shils et al,2006. Defisiensi vitamin D dalam kehamilan dapat berhubungan dengan terjadinya hipokalsemia pada neonates, hipoplasia enamel gigi, serta mempengaruhi mineralisasi tulang janin. Mahan, Stump, 2004 Vitamin E berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh. Vitamin E atau Tokoferol juga berfungsi menghambat aktivitas protein kinase. Jumlah asupan vitamin E yang disarankan tidak berbeda untuk wanita yang sedang hamil dan t idak hamil yakni sebesar 15 mg α- tokoferol. Shils et al, 2006 Universitas Sumatera Utara Vitamin K berperan sebagai koenzim dalam sintesa protein tertentu yang berperan dalam koagulasi dan metabolism tulang Shils et al, 2006. Jumlah asupan vitamin K yang disarankan selama kehamilan tidak berbeda baik untuk wanita hamil dan tidak hamil, yakni sebesar 90mghari untuk wanita usia lebih dari 18 tahun dan 75mghari untuk wanita kurang dari 18 tahun Mahan,Stump,2004.

E. Vitamin Tidak Larut Lemak

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Makan Ibu Selama Hamil Dengan Berat Badan Lahir Dan Panjang Badan Lahir Bayi Pada Golongan Keluarga Miskin Di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2005

0 42 80

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, Dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Juwana Kabupaten Pati.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA IBU HAMIL DI Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, Dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Juwana Kabupaten Pati.

0 1 17

Hubungan Pengetahuan Tentang Nutrisi dengan Pola Makan Ibu Hamil di RB Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation

0 0 13

Hubungan Pengetahuan Tentang Nutrisi dengan Pola Makan Ibu Hamil di RB Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation

0 0 2

Hubungan Pengetahuan Tentang Nutrisi dengan Pola Makan Ibu Hamil di RB Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation

0 0 6

Hubungan Pengetahuan Tentang Nutrisi dengan Pola Makan Ibu Hamil di RB Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation

0 0 20

Hubungan Pengetahuan Tentang Nutrisi dengan Pola Makan Ibu Hamil di RB Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation

0 0 5

Hubungan Pengetahuan Tentang Nutrisi dengan Pola Makan Ibu Hamil di RB Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation

0 0 27

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MAKROSOMIA DENGAN POLA NUTRISI SELAMA HAMIL DI PUSKESMAS UMBULHARJO I KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

0 0 12