Lampiran 4
KUESIONER A. Data Responden
Nama :
Umur :
Jumlah mengandung : kali Jumlah melahirkan : kali
BB Trimester 1 :
BB Trimester 2 :
BB Trimester 3 :
Pendidikan terakhir : Pekerjaan
: Alamat
: No.Handphone
:
B. Petunjuk Umum Pengisian
1. Saudari diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada. 2. Lingkari jawaban yang menurut saudari tepat
3. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas silahkan bertanya pada peneliti.
C. Pertanyaan
1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan gizi? a. Zat yang menimbulkan rasa dalam bahan pangan
b. Zat yang menimbulkan warna dalam bahan pangan c. Zat yang terkandung dalam bahan pangan yang bermanfaat bagi tubuh
d. Zat yang terkandung dalam bahan pangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi, membangun, dan memelihara tubuh
e. Semua zat yang terkandung dalam bahan pangan 2. Asupan nutrisi yang kurang dalam kehamilan dapat menyebabkan?
a. Bayi dengan berat badan lahir rendah, dapat diikuti dengan pembentukan organ yang kurang sempurna
b. Bayi dengan berat badan lahir lebih c. Bayi dengan seluruh organ tubuh membesar
Universitas Sumatera Utara
d. Bayi yang jenius e. Bayi lahir sehat
3. Asupan nutrisi yang berlebihan selama kehamilan dapat menyebabkan? a. Bayi dengan berat badan lahir rendah, bisa diikuti dengan pembentukan organ
yang tidak sempurna b. Bayi dengan berat badan lahir lebih
c. Bayi dengan seluruh organ tubuh yang membesar d. Bayi yang jenius
e. Bayi lahir sehat 4. Yang merupakan sumber utama energi adalah
a. Mineral b. Vitamin
c. Protein d. Lemak
e. Karbohidrat 5. Kebutuhan energi pada ibu hamil :
a. Meningkat, dengan kebutuhan yang sama sepanjang kehamilan b. Meningkat, kebutuhan energi hamil tua lebih banyak daripada hamil muda
c. Meningkat selama hamil muda, sama dengan wanita tidak hamil selama hamil tua
d. Sama dengan wanita tidak hamil selama hamil muda, meningkat selama hamil tua
e. Sama dengan wanita tidak hamil 6. Asam folat merupakan :
a. Mineral b. Protein
c. Vitamin d. Karbohidrat
e. Lemak 7. Kebutuhan asam folat pada ibu hamil :
a. Meningkat, dengan kebutuhan yang sama sepanjang kehamilan
Universitas Sumatera Utara
b. Meningkat, kebutuhan energi hamil tua lebih banyak daripada hamil muda c. Meningkat salama hamil muda, sama dengan wanita tidak hamil selama hamil
tua d. Sama dengan wanita tidak hamil salama hamil muda, meningkat selama hamil
tua e. Sama dengan wanita tidak hamil
8. Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan untuk a. Sebagai antioksidan
b. Pembentukan energi c. Mencegah susah buang air besar pada ibu hamil
d. Pertumbuhan organ janin dan pembentukan darah e. Mencegah bengkak pada ibu hamil
9. Vitamin B kompleks berperan dalam a. Mencegah susah buang air besar pada ibu hamil
b. Membantu pembentukan energi dan pembentukan darah c. Mencegah bengkak pada ibu hamil
d. Mencegah mual dan muntah selama hamil muda e. Kesehatan mata
10. Kebutuhan kalsium ibu hamil meningkat untuk a. Pertumbuhan rambut pada janin
b. Mencegah perubahan warna gigi c. Pertumbuhan tulang dan gigi
d. Mencegah susah buang air besar pada ibu hamil e. Mencegah bengkak pada ibu hamil
11. Vitamin yang meningkat kebutuhannya selama kehamilan adalah a. Vitamin E dan K
b. Vitamin A, B, C, dan D c. Asam folat
d. Zat besi dan kalsium e. Yodium
12. Vitamin yang pembentukannya dibantu sinar matahari adalah
Universitas Sumatera Utara
a. Vitamin A b. Vitamin B
c. Vitamin C d. Vitamin D
e. Vitamin E 13. Vitamin A berperan dalam
a. Kesehatan mata b. Pertumbuhan tulang dan gigi
c. Pertumbuhan rambut d. Membantu aktivitas kelenjar gondok
e. Mencegah bengkak pada ibu hamil 14. Vitamin C dibutuhkan selama kehamilan terutama untuk
a. Mencegah sariawan b. Sebagai antioksidan dan membantu penyerapan zat besi
c. Berperan dalam aktivitas kelenjar gondok d. Kesehatan mata
e. Membunuh bakteri yang masuk ke dalam tubuh 15. Kebutuhan yodium pada ibu hamil berguna dalam:
a. Pembentukan energi b. Sebagai antioksidan dan membantu penyerapan zat besi
c. Berperan dalam aktivitas kelenjar gondok d. Pertumbuhan tulang dan gigi
e. Pembentukan darah 16. Makanan sehari-hari ibu hamil hendaknya terdiri dari
a. Makanan pokok contoh nasi, dan lauk beserta camilan antara jam makan b. Makanan pokok contoh nasi, lauk, dan sayuran beserta camilan antara jam
makan c. Makanan pokok contoh nasi, lauk, sayuran, dan buah-buahan beserta camilan
antara jam makan d. Makanan pokok contoh nasi, lauk, sayuran, buah-buahan dan ditambah
minum susu atau produk olahannya.
Universitas Sumatera Utara
e. Makanan pokok contoh nasi, lauk, sayuran, buah-buahan dan ditambah minum susu atau produk olahannya beserta camilan antara jam makan
17. Contoh camilan diantara waktu makan ibu hamil seperti a. Bubur kacang hijau, atau olahan buah seperti pisang rebus, bisa disertai dengan
minuman seperti air jeruk atau susu b. Makanan siap saji bisa disertai dengan minuman seperti soft drink
c. Makan makanan pokok disertai lauk dan sayuran d. Permen atau keripik pedas
e. Alkohol 18. Di bawah ini makanan yang kaya akan karbohidrat adalah
a. Kacang hijau b. Daging ayam
c. Jagung muda d. Mentega
e. Udang 19. Bahan pangan yang hanya mengandung karbohidrat adalah
a. Jagung b. Nasi
c. Gula d. Daging
e. Telur 20. Di bawah ini makanan yang kaya akan protein adalah
a. Buah-buahan b. Daging sapi
c. Susu sapi asli d. Ketimun
e. Mentega 21. Makanan yang kaya akan lemak adalah
a. Udang segar b. Buah-buahan
c. Kerang
Universitas Sumatera Utara
d. Kuning telur ayam e. Ikan kakap
22. Golongan makanan kaya lemak dikonsumsi ibu hamil dalam: a. 1 porsi sehari, yaitu saat makan siang
b. 2 porsi sehari, yaitu saat makan siang dan makan malam c. 3 porsi sehari, yaitu sarapan, makan siang, dan makan malam
d. 5 porsi sehari, yaitu saat sarapan, makan siang, makan malam dan camilan e. Konsumsi seperlunya, dengan konsumsi makanan sumber gizi lain yang juga
mengandung lemak sudah dapat mencukupi kebutuhan terhadap lemak 23. Saat hamil muda, ibu hamil dapat mengalami kurang nafsu makan karena
mual dan muntah. Agar kebutuhan gizi ibu hamil tetap tercukupi maka: a. Makan dalam jumlah banyak dan sering
b. Makan dalam jumlah banyak namun jarang c. Makan dalam jumlah sedikit namun sering
d. Makan dalam jumlah sedikit dan jarang e. Makanan dibuat dalam bentuk minuman di-jus
24. Bahan pangan kaya asam folat adalah a. Buah dan sayuran hijau
b. Dapat dibentuk sendiri oleh tubuh c. Es krim
d. Kerupuk ikan e. Keju
25. Zat besi dapat diperoleh dari a. Susu sapi asli
b. Tomat c. Cabe merah
d. Sayuran hijau e. Keju
26. Sumber utama kalsium adalah a. Daging
b. Susu
Universitas Sumatera Utara
c. Nasi d. Mentega
e. Kopi 27. Sumber vitamin A adalah
a. Hati b. Alkohol
c. Kopi d. Nasi
e. Kue 28. Vitamin B kompleks dapat diperoleh dari
a. Penyedap rasa b. Dapat dibentuk sendiri oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari
c. Permen dan kue d. Teh dan kopi
e. Kacang-kacangan, dan biji-bijian 29. Vitamin C didapatkan tubuh dari
a. Ubi jalar b. Labu kuning
c. Nenas d. Daging
e. Kacang hijau 30. Yodium dapat diperoleh dari
a. Daging atau hati sapi b. Garam ber-yodium dan udang
c. Buah-buahan d. Sayuran berwarna jingga
e. Susu dan produk olahannya, seperti keju
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5
FORMULIR METODE FOOD RECALL 24 JAM
Nama Pewawancara : Nomor Responden
: Nama Responden
:
Waktu Makan Menu Makanan
Bahan Makanan Jenis
Banyaknya URT
gr
PagiJam
SiangJam
MalamJam
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6
FORMULIR FOOD FREQUENCY
Nama Pewawancara : Nomor Responden
: Nama Responden
:
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi
1-3 xhr 4-5xhr
1-3xmg 1-3xbln
Tidak pernah
Ket Makanan Pokok :
a. Beras b. Mie
c. Roti d. Biskuit
e. Ubi
f. ………………. Lauk Pauk :
a. Ayam b. Daging
c. Telur d. Ikan
e. Udang f. Cumi-cumi
g. TempeTahu
h. ………………. Sayuran :
a. Bayam b. Wortel
c. Buncis d. Kentang
e. Daun ubi f. Kangkung
g. ……………… Buah :
a. Jeruk b. Pisang
c. Pepaya d. Semangka
e. ………………
Universitas Sumatera Utara
No Umur Pendidikan
Pekerjaan Gravidarum
Energi Karbohidrat
Protein Lemak
Besi Tingkat
Pengetahuan Peningkatan
BB
Keterangan
1 1
2 1
1 1
1 1
1 1
2 1
Umur 1 : 20 Tahun
2 : 20-35 Tahun 3 : 35 Tahun
Pendidikan 1 : SD
2 : SMP 3 : SMA
4 : S1 Pekerjaan
1 : Ibu Rumah Tangga 2 : Pegawai
3 : Wiraswasta 4 : lain-lain
Jumlah kehamilan 1 : 1x
2 : 2x 3 : 3x
4 : 3x Zat gizi
1 : Cukup 2 : Kurang
Tingkat Pengetahuan 1 : Cukup
2 : Kurang Peningkatan Berat Badan
2 2
2 1
2 2
2 1
2 2
3 1
3 2
3 4
3 2
2 1
2 2
2 1
4 2
2 1
2 2
2 2
2 2
3 2
5 2
3 1
1 1
2 1
1 1
3 1
6 2
3 1
1 1
1 1
1 2
2 1
7 2
3 1
1 1
2 1
1 1
3 1
8 2
3 1
2 2
2 1
2 2
3 1
9 3
2 1
6 1
2 1
2 2
2 1
10 2 3
1 2
1 2
1 1
2 3
2 11 2
3 1
2 1
2 1
1 1
2 1
12 2 3
1 2
1 2
1 1
1 2
1 13 2
3 1
4 1
2 1
1 2
2 1
14 2 3
1 3
2 2
2 2
2 3
1 15 3
2 1
4 1
1 2
2 2
2 1
16 2 4
2 1
1 1
1 1
1 2
2 17 2
2 3
1 1
2 1
1 2
2 1
Universitas Sumatera Utara
18 2 3
4 1
2 2
1 2
2 3
1
1 : Meningkat dan sesuai 2 : Tidak Meningkat
19 2 2
1 4
2 2
1 2
2 2
1 20 2
3 3
2 2
2 2
2 2
3 1
21 2 3
1 3
2 2
2 2
2 2
1 22 2
3 1
1 2
2 2
2 2
3 2
23 2 3
1 2
2 2
2 2
2 3
2 24 2
3 1
3 2
2 1
2 2
2 1
25 2 2
1 3
2 2
2 2
2 3
2 26 2
3 1
1 1
1 1
1 1
2 1
27 2 2
1 4
1 2
1 1
2 3
1 28 2
4 1
4 1
1 1
1 1
2 2
29 2 2
1 3
1 2
1 2
2 2
1 30 2
4 1
1 1
2 1
1 1
2 1
31 3 1
1 3
1 2
1 1
2 3
1 32 2
3 1
3 2
2 2
2 2
2 1
33 2 3
1 1
2 2
1 1
2 2
1 34 3
4 4
4 2
2 2
2 2
2 1
35 2 2
1 2
2 2
1 2
2 3
2
Universitas Sumatera Utara
36 2 3
1 1
2 2
2 2
2 2
1 37 2
3 1
1 1
1 1
1 2
3 1
38 2 4
1 1
1 1
1 2
2 2
2 39 2
3 1
1 1
1 1
1 2
3 2
40 3 2
3 6
2 2
2 2
2 3
2 41 2
3 1
1 1
2 1
2 2
2 1
42 3 1
1 3
1 1
1 2
1 3
1 43 2
3 1
1 1
2 1
2 2
3 1
44 2 3
1 1
2 2
1 2
2 2
1 45 2
2 1
3 2
2 2
2 2
2 1
Universitas Sumatera Utara
No.Re spond
en Beras
Mie Roti
Bis kuit
Ubi Aya
m Dag
ing Tel
ur Ika
n Uda
ng Cu
mi Tem
peTa hu
Bay am
Wo rtel
Bun cis
Ken tan
g Dau
n ubi
Kan gku
ng Jer
uk Pisa
ng Pep
aya Sem
ang ka
1 1
2 1
2 2
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 2
1 2
1 2
2 1
2 1
1 2
2 1
1 2
1 2
1 1
1 1
2 2
3 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 2
1 1
1 2
1 1
1 1
1 1
1 4
1 1
1 1
2 1
2 1
1 2
2 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
5 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 6
1 1
2 1
1 1
1 1
1 1
2 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
7 1
2 1
1 1
1 1
2 1
2 1
1 1
1 1
1 1
1 2
1 2
1 8
1 2
1 1
2 1
2 2
1 2
2 1
1 2
2 1
1 1
1 1
1 1
9 1
1 1
1 2
1 2
1 1
2 2
1 1
1 2
1 1
1 1
1 1
1 10
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
2 1
1 1
1 1
1 1
11 1
1 2
2 2
1 1
1 1
2 2
1 1
2 2
2 1
1 1
1 1
2 12
1 1
1 1
1 2
2 1
1 2
2 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
13 1
1 1
1 1
1 1
1 1
2 2
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 14
1 1
1 1
2 1
2 1
1 1
1 1
1 1
1 2
1 2
1 1
1 2
15 1
1 1
1 2
2 2
1 1
2 2
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
2 16
1 2
1 1
2 1
1 1
1 1
1 1
2 2
2 1
1 1
1 1
2 1
Universitas Sumatera Utara
17 1
1 2
1 2
1 2
1 1
2 2
1 1
2 2
1 1
2 1
1 1
1 18
1 2
1 2
2 1
2 2
1 2
2 1
1 2
2 1
1 1
1 2
2 2
19 1
1 1
1 1
1 2
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
2 20
1 1
1 1
2 1
1 1
1 2
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
2 1
21 1
2 1
1 1
1 2
1 1
2 2
1 1
1 1
1 1
1 1
1 2
1 22
1 1
1 1
2 1
2 1
1 2
2 1
1 2
2 2
2 2
1 2
2 1
23 1
1 1
1 2
1 1
2 2
2 2
1 2
1 1
1 1
1 1
2 1
2 24
1 1
2 1
2 1
2 1
1 1
2 2
1 1
2 1
2 1
1 1
1 2
25 1
2 1
1 2
2 2
1 1
2 2
1 1
1 1
1 2
2 1
1 1
2 26
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
27 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 2
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
2 28
1 1
1 1
1 1
1 1
1 2
2 1
1 1
1 1
1 1
1 2
1 2
29 1
1 1
1 1
1 2
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
2 30
1 2
1 1
2 1
2 1
1 1
2 1
1 1
1 1
1 1
2 1
2 1
31 1
1 1
1 2
1 2
1 1
1 1
1 1
2 2
1 1
1 1
2 2
2 32
1 1
1 2
2 1
2 1
1 2
2 2
2 1
2 1
2 1
1 1
1 2
33 1
1 2
2 1
1 2
1 1
2 2
1 1
2 2
1 1
1 1
2 2
1 34
1 1
1 1
1 1
2 1
1 1
1 2
2 1
1 1
1 1
2 2
2 2
Universitas Sumatera Utara
35 1
1 1
2 2
1 2
1 1
2 2
1 1
2 2
2 1
1 2
2 2
2 36
1 1
1 1
2 2
2 1
1 2
2 1
1 1
2 1
2 1
1 2
1 2
37 1
1 1
1 2
1 2
1 1
2 2
1 1
2 2
2 1
1 1
2 1
2 38
1 1
1 1
2 1
2 1
1 1
2 1
1 1
1 1
1 1
1 2
2 1
39 1
2 1
2 2
2 2
1 1
2 2
1 1
1 1
1 2
1 1
1 1
1 40
1 1
1 2
2 2
2 1
1 2
1 1
1 1
2 2
1 1
1 1
2 2
41 1
1 1
1 2
1 1
1 1
2 2
1 1
2 1
2 2
2 1
1 1
2 42
1 2
1 1
2 1
2 1
1 2
2 1
1 1
1 1
2 2
1 2
1 1
43 1
1 1
1 1
2 2
1 1
2 2
1 1
1 1
1 1
1 1
1 2
2 44
1 1
1 2
2 2
2 2
1 2
2 1
1 1
1 1
1 1
2 2
1 2
45 1
1 1
1 2
1 2
1 1
2 2
1 1
1 2
1 1
1 2
1 2
1
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9
DATA OUTPUT
Umur
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
20 tahun 1
2.2 2.2
2.2 20-35
38 84.4
84.4 86.7
35 tahun 6
13.3 13.3
100.0 Total
45 100.0
100.0
Pendidikan
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
SD 2
4.4 4.4
4.4 SMP
13 28.9
28.9 33.3
SMA 25
55.6 55.6
88.9 S1
5 11.1
11.1 100.0
Total 45
100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Ibu Rumah Tangga 38
84.4 84.4
84.4 Pegawai Swasta
1 2.2
2.2 86.7
Wiraswasta 3
6.7 6.7
93.3 lain-lain
3 6.7
6.7 100.0
Total 45
100.0 100.0
Gravidarum
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
1 18
40.0 40.0
40.0 2
9 20.0
20.0 60.0
3 10
22.2 22.2
82.2 4
6 13.3
13.3 95.6
6 2
4.4 4.4
100.0 Total
45 100.0
100.0
tingkatpengetahuan
Universitas Sumatera Utara
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Cukup 25
55.6 55.6
55.6 Kurang
20 44.4
44.4 100.0
Total 45
100.0 100.0
Beratbadan
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Meningkat dan sesuai 33
73.3 73.3
73.3 Tidak Meningkat
12 26.7
26.7 100.0
Total 45
100.0 100.0
Jumlah Asupan Zat Gizi
energikel
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Cukup 24
53.3 53.3
53.3 Kurang
21 46.7
46.7 100.0
Total 45
100.0 100.0
karbohhidratkel
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Cukup 10
22.2 22.2
22.2 Kurang
35 77.8
77.8 100.0
Total 45
100.0 100.0
proteinkel
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Cukup 32
71.1 71.1
71.1 Kurang
13 28.9
28.9 100.0
Total 45
100.0 100.0
lemakkel
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Cukup 18
40.0 40.0
40.0 Kurang
27 60.0
60.0 100.0
Total 45
100.0 100.0
besikel
Universitas Sumatera Utara
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
Cukup 10
22.2 22.2
22.2 Kurang
35 77.8
77.8 100.0
Total 45
100.0 100.0
Total 45
100.0 100.0
Crosstabs Hubungan Pengetahuan dengan Zat Gizi
tingkatpengetahuan energikel
Crosstab
energikel Cukup Kurang
Total tingkatpengetahuan
Cukup Count
15 10
25 within tingkatpengetahuan 60.0
40.0 100.0 Kurang
Count 9
11 20
within tingkatpengetahuan 45.0 55.0 100.0
Total Count
24 21
45 within tingkatpengetahuan 53.3
46.7 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2- sided
Exact Sig. 1-sided
Pearson Chi-Square 1.004
a
1 .316
Continuity Correction
b
.492 1
.483 Likelihood Ratio
1.007 1
.316 Fishers Exact Test
.377 .242
Linear-by-Linear Association .982
1 .322
N of Valid Cases 45
a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.33.
tingkatpengetahuan karbohhidratkel
Crosstab
karbohhidratkel Cukup
Kurang Total
tingkatpengetahuan Cukup
Count 7
18 25
within tingkatpengetahuan
28.0 72.0
100.0 Kurang
Count 3
17 20
Universitas Sumatera Utara
within tingkatpengetahuan
15.0 85.0
100.0 Total
Count 10
35 45
within tingkatpengetahuan
22.2 77.8
100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2- sided
Exact Sig. 1- sided
Pearson Chi-Square 1.086
a
1 .297
Continuity Correction
b
.464 1
.496 Likelihood Ratio
1.118 1
.290 Fishers Exact Test
.473 .250
Linear-by-Linear Association 1.062
1 .303
N of Valid Cases 45
a. 1 cells 25.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.44.
tingkatpengetahuan proteinkel
Crosstab
proteinkel Cukup
Kurang Total
tingkatpengetahuan Cukup
Count 19
6 25
within tingkatpengetahuan
76.0 24.0
100.0 Kurang
Count 13
7 20
within tingkatpengetahuan
65.0 35.0
100.0 Total
Count 32
13 45
within tingkatpengetahuan
71.1 28.9
100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2-sided
Exact Sig. 1-sided
Pearson Chi-Square .654
a
1 .419
Continuity Correction
b
.229 1
.633 Likelihood Ratio
.652 1
.419 Fishers Exact Test
.515 .315
Linear-by-Linear Association .640
1 .424
N of Valid Cases 45
a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.78.
tingkatpengetahuan lemakkel
Universitas Sumatera Utara
Crosstab
lemakkel Cukup
Kurang Total
tingkatpengetahuan Cukup
Count 11
14 25
within tingkatpengetahuan
44.0 56.0
100.0 Kurang
Count 7
13 20
within tingkatpengetahuan
35.0 65.0
100.0 Total
Count 18
27 45
within tingkatpengetahuan
40.0 60.0
100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2- sided
Exact Sig. 1- sided
Pearson Chi-Square .375
a
1 .540
Continuity Correction
b
.094 1
.759 Likelihood Ratio
.377 1
.539 Fishers Exact Test
.760 .381
Linear-by-Linear Association .367
1 .545
N of Valid Cases 45
a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.00.
tingkatpengetahuan besikel
Crosstab
besikel Cukup
Kurang Total
tingkatpengetahuan Cukup
Count 7
18 25
within tingkatpengetahuan
28.0 72.0
100.0 Kurang
Count 3
17 20
within tingkatpengetahuan
15.0 85.0
100.0 Total
Count 10
35 45
within tingkatpengetahuan
22.2 77.8
100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. 2-sided
Exact Sig. 2- sided
Exact Sig. 1- sided
Pearson Chi-Square 1.086
a
1 .297
Continuity Correction
b
.464 1
.496 Likelihood Ratio
1.118 1
.290
Universitas Sumatera Utara
Fishers Exact Test .473
.250 Linear-by-Linear Association
1.062 1
.303 N of Valid Cases
45 a. 1 cells 25.0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.44.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anita, S., 2013. Pengaruh Status Sosial Ekonomi, Budaya dan Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012 . Medan : Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Available from
: http:repository.usu.ac.idhandle12345678937295
[Accessed 10
November 2014] Arikunto, S., 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arisman, 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC Baliwati, Y.F., Khomsan,A., Dwiriani,C.M., 2004. Pengantar Pangan dan Gizi.
Jakarta: Penebar Swadaya. Budianto, A.K., 2009. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang : UMM Press
Cunningham et al, 2005. Williams Obstetrics. New York : McGraw-Hill Daba, G., Beyene, F., Fekadu, H., Garoma, W., 2013. Assessment of Knowledge
of Pregnant Mothers on Maternal Nutrition and Associated Factors in Guto Gida Woreda, East Wollega Zone, Ethiopia.
Etiopia : Department of Food Beverages, Wollega University. Available from :
http:www.omicsonline.orgassessment-of-knowledge-of-pregnant- mothers-
on-maternal-nutrition-and-associated-factors-in-guto-gida- woreda-east- wollega-zone-ethiopia-2155-9600.1000235.pdf
[accessed 22 Maret 2014]
Darnton-Hill, et al., 2005. Micronutrient deficiencies and gender : social and economic costs
. USA : American Society for Clinical Nutrition. Available from : http:acjn.nutrition.org [accessed 3 November 2014]
Dasuki, et al., 2005. Pola Konsumsi Makan Ibu Hamil Di Wilayah Kabupaten Purworejo
. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Available from http:etd.ugm.ac.id [accessed 28 Maret 2014]
Universitas Sumatera Utara
Depkes RI, 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terbaru. Jakarta : Direktur Jenderal
Bina Kesehatan
Masyarakat. Available
from :
http:www.kesehatanibu.depkes.go.idwpcontentuploadsdownloads2013 12Pedoman-ANC-Terpadu.pdf [accessed 24 Maret 2014]
Depkes RI, 2011. Brosur Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta : Direktorat Bina Gizi Subdit
Bina Gizi
Klinik. Available
from :
http:gizi.depkes.go.idwp- contentuploads201308Brosur-Makanan- Sehat-Ibu-Hamil.pdf [accessed 24 Maret 2014]
Depkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Litbangkes Depkes RI Available
from : http:www.litbang.depkes.go.idsitesdownloadmateri_pertemuanlaunch
riskesdasRiskesdas20Launching.pdf [accessed 29 Maret 2014] Dinkes Prov SU, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun
2012. Medan :
Depkes RI.
Available from:
http:www.depkes.go.iddownloadsPROFIL_KES_PROVINSI_201202_ Profil_Kes_Prov.SumateraUtara_2012.pdf [accessed 15 Mei 2014]
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat
. Jakarta : Raja Grafindo Persada Harnany, A,. 2006. Pengaruh Tabu Makanan, Tingkat Kecukupan Gizi, Konsumsi
Tablet Besi, dan Teh Terhadap Kadar Hb pada Ibu Hamil di Kota Pekalongan
. Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Available
from :
http:eprints.undip.ac.id152161Afiyah_Sri_Harnany.pdf [ Accessed 9 November 2014]
Hartini, N,. 2004. Food Habits, Dietary Intake And Nutritional Status During Economic Crisis Among Pregnant Women In Centra Java, Indonesia
. Umea : Department of Public Health and Clinical Medicine. Available
from :
http:www.diva-
Universitas Sumatera Utara
portal.orgsmashrecord.jsf?pid=diva23A142668dswid=-1894 [Accessed 4 November 2014]
Hurley et al, 2005. Psychosocial Influences in Dietary Patterns During Pregnancy
. USA : American Dietetic Association. Available from http:www.ncbi.nlm.nih.govpubmed15942549 [accessed 4 November
2014] Ladipo, O., 2000. Nutrition in Pregnancy : Mineral and Vitamin Supplements.
Cardiff : Department of Obstetrics and Gynaecology, University of
Wales College of
Medicine. Available
from http:ajcn.nutrition.orgcontent721280s.full.pdf [accessed 23 April
2014] Mahan, L.K., Escott-Stump, 2004.
Krause’s Food, Nutrition, Diet Therapy. Philadelphia : Elsevier
Mirsanjari,M., Muda,W.A., Ahmad,A., Othman,M.S., Mosavat, M., 2012. Does Nutritional Knowledge Have Relationship With Healthy Dietary
Attitude and Practices during Pregnancy?. Singapura : IACSIT Press.
Available from : http:www.ipcbee.comvol39031- ICNFS2012- N1012.pdf [accessed 22 Maret 2014]
Mitayani-Sartika, Wiwi, 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : Trans Info Media Notoatmodjo,S, 2010. Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Retnaningsih,B., 2010. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Colomadu
II Karanganyar
. Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Available
from :
http:eprints.uns.ac.id67711149071608201001341.pdf [accessed
29 Maret 2014]
Universitas Sumatera Utara
Sastroasmoro,S., 2013. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
Sharifirad et al, 2013. The Effectiveness of Nutrition Education Program Based on Health Belief Model Compared with Traditional Training
. Iran : Gonabad University
of Medical
Sciences. Available
from :
http:www.ncbi.nlm.nih.govpmcarticlesPMC3778581 [accessed 23 Maret 2014]
Shils et al, 2006. Modern Nutrition in Health and Disease. New York : Lippincott Williams Wilkins
Siahaan, M., 2012. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan di RSUP H. Adam Malik Medan.
Medan :
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Diakses dari :
http:www.repository.usu.ac.id Simarmata, M., 2008. Hubungan Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan,
Pengetahuan Gizi, dan Status Kesehatan dengan Kejadian KEK Pada Ibu Hamil di Kabupaten Simalungun
. Medan : Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
Available from
: http:repository.usu.ac.idhandle1234567896724 [accessed 24 Mei 2014]
Siswosuharjo, Chakrawati, 2010. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Jakarta : Penebar Plus.
Sizer, Frances,S., Whitney, Ellie, 2007. Nutrition Concepts and Controversies
. : Thomson Wadsworth.
Syahril, M., 2013. Tinjauan Pola Makan Keluarga pada Suku Batak Toba dan Suku Jawa di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2002
. Medan : Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Available from :
http:repository.usu.ac.idhandle12345678935005 [Accessed
3 Desember 2014]
Universitas Sumatera Utara
Takwin, dkk., 2013. Studi Validasi Asupan Vitamin Menggunakan Metode Semi- Quantitative Food Frequency Questionnaire Dengan Food Recall 24 Jam
Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar . Makassar :
Fakultas Kesehatan
Masyarakat UNHAS.
Available from
: http:repository.unhas.ac.idhandle1234567895456
[accessed 24
November 2014] Queensland Dietitians, 2013. Healthy Eating During Pregnancy. Queensland :
Queensland Government.
Available from
: http:www.health.qld.gov.aunutritionresourcesantenatal_ngpl.pdf
[accessed 23 April 2014]
Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta : Bamboedoea Communication.
Wardlw, Gordon, M., Hampl, Jeffrey, S., 2004. Perspectives in Nutrition. New York : McGraw-Hill
Wu et al, 2004. Maternal Nutrition and Fetal Development. Texas : Texas AM University.
Available from
: http:jn.nutrition.orgcontent13492169.full.pdf+html [accessed 23 April
2014]
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pengetahuan tentang Nutrisi Masa
Kehamilan Pola Makan pada
Ibu Hamil :
- Jumlah Asupan Zat Gizi
- Frekuensi Konsumsi Zat Gizi
- Peningkatan Berat Badan Ibu hamil
Confounding Factors Variabel Perancu
- Penghasilan
- Tingkat pendidikan
- Suku
- Jumlah Kehamilan
- Jarak antara kehamilan
Variabel Independen Variabel Dependen
Universitas Sumatera Utara
3.2 Definisi Operasional
No Variabel
Penelitian Defenisi
Operasional Alat
Ukur Cara
Ukur Hasil
Ukur Skala
Ukur Variabel Independen
1 Pengetahuan
tentang nutrisi masa kehamilan
Pengertian dan pemahaman
seseorang tentang nutrisi
yang diperlukan
selama masa kehamilan.
Kuesioner penilaian
terhadap kuesioner.
Pengetahuan Cukup: skor
60- 100 Kurang:skor
60 Ordinal
Variabel Dependen
2 Pola Makan
Jumlah asupan zat gizi
Jenis dan Frekuensi Zat
Gizi Berat Badan
jumlah asupan gizi
energi, karbohidrat,lem
ak,protein,besi Gambaran jenis
dan frekuensi zat gizi yang
dikonsumsi Berat badan ibu
hamil pada trimester 2 atau
3 Kuesioner
Food Recall
1 x 24 Jam
Kuesioner food
frequency Data berat
badan responden
Wawancara Wawancara
Pengamatan data
kunjungan pasien
Cukup : ≥ 80-99
AKGhari Kurang :
80 AKGhari
Sering :
≥1xhari atau 2-
6xminggu Jarang :
≤1xminggu hingga tidak
pernah Meningkat :
bila terdapat penambahan
berat badan dan sesuai
rekomendasi Tidak
Meningkat : bila tidak
terdapat penambahan
berat badan yang sesuai
Ordinal Ordinal
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Kuesioner pengetahuan tentang nutrisi masa kehamilan yang
dipakai sebagai alat ukur dalam penelitian ini, telah dipakai dan diuji validitas dan reliabilitasnya pada penelitian yang dilakukan oleh Melvitha
Yossie Christina Siahaan, yang ber judul “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Pentingnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan di RSUP H Adam Malik Medan”. Prinsip Food Recall 24 Jam dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan
individu ditanyakan secara teliti menggunakan alat URT sendok, gelas, piring, dan lain-lain.
Peneliti akan menanyakan cara pengolahan makanan apakah digoreng, dikukus, dan direbus sehingga menu makanan yang akan diolah
aplikasi Nutrisurvey disesuaikan dengan cara pengolahan makanan. Jumlah makanan dinyatakan dalam satuan URT Ukuran Rumah Tangga
selanjutnya akan dihitung konsumsi zat gizinya dengan menggunakan NutriSurvey
. Jumlah asupan energi yang dikonsumsi akan dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi AKG. Metode Frekuensi makanan
adalah untuk memperoleh data tentang jenis dan frekuensi konsumsi jumlah bahan makanan pada ibu hamil. Kuesioner frekuensi makanan
memuat tentang daftar bahan makanan atau makanan serta frekuensi konsumsi makanan tersebut.
3.3 Hipotesis
Ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi masa kehamilan dengan pola
makan pada ibu hamil.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross-sectional potong lintang. Dalam studi cross-sectional, variabel independen dan variabel
dependen dinilai secara simultan menurut keadaan atau statusnya pada satu kali observasi, jadi pada desain cross-sectional tidak ada prosedur tindak lanjut atau
follow-up . Sastroasmoro, 2013
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation, Jalan Setia Budi No.46 Medan.
4.2.2 Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama 1 bulan yang dimulai dari September
– Oktober 2014.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung ke Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation
pada periode September - Oktober 2014.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Ibu hamil trimester II-III yang berkunjung ke rumah bersalin Rumah Zakat Cita Sehat Foundation Medan
2. Dalam keadaan sehat dan bersedia menjadi responden penelitian Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive
sampling dimana semua sampel yang didapat dan memenuhi kriteria
penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi. Adapun besar sampel yang diperlukan dihitung
berdasarkan rumus estimasi proporsi populasi terbatas Wahyuni, 2007.
N.Z
2 1-
α2
.p.1-p N-1d
2
+Z
2 1-
α2
.p.1-p 50 x 1,96
2
x 0,5 x 1-0,5 49 x 0,05
2
+ 1,96
2
x 0,5 x 0,5 45 orang
Keterangan : n
: Besar sampel minimum N
: Jumlah di populasi, rata-rata populasi dalam 1 bulan adalah 50 Z1-
α2: Nilai distribusi normal baku tabel Z, untuk estimasi 95 maka nilainya adalah 1,96
P : Proporsi di populasi dari penelitian sebelumnya, jika belum ada
maka digunakan 0,5 d
: Kesalahan absolut yang dapat ditolerir 0,05
n =
n = n =
Universitas Sumatera Utara
4.4 Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh menggunakan data primer yaitu dengan kuesioner pengetahuan nutrisi yang dijawab oleh responden. Peneliti membagikan kuesioner
kepada responden dan bertanya pada responden apakah kuesioner mau dibacakan atau responden yang mengisi sendiri. Jika terdapat hal yang tidak diketahui
responden maka responden dapat bertanya pada peneliti. Untuk pola makan, peneliti akan melakukan wawancara terhadap responden untuk mengetahui jenis,
jumlah, dan frekuensi konsumsi zat gizi Selain data primer, peneliti juga membutuhkan data sekunder yakni data
berat badan ibu hamil yang terdapat pada data kunjungan pasien di rumah bersalin. Dari data tersebut, peneliti akan mengamati apakah ibu hamil mengalami
peningkatan berat badan dari trimester sebelumnya.
4.5 Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data kuesioner pengetahuan, food recall, dan food frequency terkumpul, maka peneliti memeriksa jawaban kuesioner pengetahuannya,
kemudian untuk pola makan digunakan aplikasi Nutrisurvey untuk menghitung jumlah asupan zat gizi responden.
Pengelohan data akan dilakukan dengan aplikasi pengolahan dan analisa data, yaitu dengan cara memastikan kelengkapan data editing, membuat kode
coding, memasukkan data entry, serta tabulasi data. Semua data yang telah
dikumpulkan, dicatat, diteliti, kemudian diolah dengan menggunakan program Statistic Package for Social Scienc
e SPSS. Teknik analisa statistik yang digunakan adalah uji statistiik univariat dan bivariat.
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan suatu hasil penelitian berupa distribusi frekuensi dan persentase dari identitas siswa, jumlah asupan
energi, jenis makanan, frekuensi makan, dan aktivitas fisik Notoatmodjo, 2010. Analisis bivariat merupakan analisis statistik yang digunakan untuk
mencari hubungan antara 2 variabel. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji chi-square X
2
. Apabila p value 0,05 maka Ho ditolak yang
Universitas Sumatera Utara
berarti ada hubungan antara variabel dependen dan independen. Apabila p value 0,05 maka Ho gagal ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara variabel
dependen dan independen Notoatmodjo, 2010.
4.6 Alur Penelitian
Sampel Penelitian
Mengisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Nutrisi Masa Kehamilan
Wawancara Pola Makan dengan food recall food frequency
Kuesioner Pengetahuan diperiksa dan dihitung
Hasil food recall diolah dengan aplikasi Nutrisurvey
Analisa Data Statistik
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Rumah Zakat Cita Sehat Foundation yang berlokasi di Jalan Setia Budi No. 46,
Medan Selayang. RBG Cita Sehat Foundation adalah organisasi pemberdayaan dengan fokus pada bidang kesehatan Indonesia.
Aktivitas utama lembaga adalah memberikan layanan konsultasi, implementasi layanan kesehatan baik medis maupun penunjang
medis kepada masyarakat serta mendukung pencapaian target pembangunan kesehatan yang tertuang dalam Millenium
Development Goals MDGs. Adapun RBG Cita Sehat Foundation Medan merupakan
salah satu dari beberapa cabang organisasi Cita Sehat Foundation Indonesia. Berbagai program yang diinisiasi CSF bersama Rumah
Zakat antara lain menghadirkan Mobil Klinik MONIK, Siaga Sehat, Program Khitanan, Siaga Gizi Balita, Siaga Posyandu,
Klinik Pratama Rawat inap RBG, Layanan Bersalin Sehat Keluarga LBSK, serta Ambulance Gratis.
5.1.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini terdiri dari beragam usia yakni sebanyak 2,2 responden berusia dibawah 20 tahun, 84.4
berusia 20 hingga 35 tahun, dan sebanyak 13.3 responden berusia diatas 35 tahun. Adapun pendidikan terakhir terbanyak
responden adalah SMA 55.6, sedangkan 28.9 berpendidikan
Universitas Sumatera Utara
SMP, 11,1 berpendidikan S1, dan 4.4 berpendidikan SD. Pekerjaan terbanyak responden yaitu sebagai ibu rumah tangga
84.4, sedangkan yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 1 responden 2,2, wiraswasta sebanyak 3 responden
6.7, dan pekerjaan lain sebanyak 3 responden 6.7. Responden pada penelitian ini mayoritas baru pertama kali
mengandung, yakni sebanyak 18 responden 40, sedangkan responden yang sudah 2 kali mengandung sebanyak 9 responden
20, yang sudah 3 kali mengandung sebanyak 10 responden 22,2, dan lebih dari 3 kali mengandung sebanyak 8 responden
17,7.
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Penelitian Karakteristik Responden
f Umur
20 tahun 1
2.2 20-35 tahun
38 84.4
35 tahun 6
13.3 Mean = ; SD =
Pendidikan Terakhir
SD 2
4.4 SMP
13 28.9
SMA 25
55.6 S1
5 11.1
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 38
84.4 Pegawai Swasta
1 2.2
Wiraswasta 3
6.7 lain-lain
3 6.7
Jumlah Kehamilan
1 18
40
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Pengetahuan Responden
Responden pada penelitian ini sebanyak 55.6 memiliki pengetahuan nutrisi yang cukup, sedangkan 44.4 memiliki
pengetahuan nutrisi yang masih kurang Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Responden tentang Nutrisi
Pengetahuan f
Cukup 25
55.6 Kurang
20 44.4
Total 45
100.0
Setelah dikelompokkan berdasarkan umur, maka responden mayoritas 20-35 tahun sebanyak 55.3 berpengetahuan cukup
dan 44.7 berpengetahuan kurang. Responden dengan umur dibawah 20 tahun seluruhnya berpengetahuan cukup 100,
sedangkan responden dengan umur diatas 35 tahun sebanyak 50 berpengetahuan cukup dan 50 berpengetahuan kurang Tabel
5.3.
Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Umur
Umur Tingkat Pengetahuan
Total Cukup
Kurang f
f f
2 9
20 3
10 22.2
3 8
17.7
Universitas Sumatera Utara
20 tahun 1
100 1
100 20-35 tahun
21 55.3
17 44.7
38 100
35 tahun 3
50 3
50 6
100
Berdasarkan pengelompokan menurut tingkat pendidikan, didapati bahwa mayoritas responden SMA sebanyak 52
berpengetahuan cukup, dan 48 berpengetahuan kurang. Responden dengan pendidikan SD seluruhnya berpengetahuan
kurang 100, responden dengan pendidikan SMP sebanyak 53.8 berpengetahuan cukup dan 46.2 berpengetahuan kurang,
serta responden dengan pendidikan S1 seluruhnya berpengetahuan cukup 100 Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Pendidikan Terakhir
Pendidikan Tingkat Pengetahuan
Total Cukup
Kurang f
f f
SD 2
100 2
100 SMP
7 53.8
6 46.2
13 100
SMA 13
52 12
48 25
100 S1
5 100
5 100
Bila dikelompokkan berdasarkan jumlah kehamilan, terlihat bahwa mayoritas responden jumlah kehamilan 1 kali sebanyak
61.1 memiliki pengetahuan yang cukup dan 38.9 memiliki pengetahuan yang kurang. Responden dengan jumlah kehamilan 2
kali sebanyak 22,2 memiliki pengetahuan cukup dan 77,8 memiliki pengetahuan kurang. Responden dengan jumlah
kehamilan 3 kali sebanyak 60 memiliki pengetahuan yang cukup
Universitas Sumatera Utara
dan 40 memiliki pengetahuan yang kurang, sedangkan responden dengan jumlah kehamilan lebih dari 3 kali, sebanyak 75
berpengetahuan cukup dan 25 berpengetahuan kurang Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Jumlah Kehamilan
Jumlah Kehamilan
Tingkat Pengetahuan Total
Cukup Kurang
f f
f
1 11
61.1 7
38.9 18
100 2
2 22.2
7 77.8
9 100
3 6
60 4
40 10
100 3
6 75
2 25
8 100
5.1.4 Jumlah Asupan Energi
Pada penelitian ini terdapat 53,3 responden yang memiliki jumlah asupan energi yang cukup, sedangkan 46,7
masih memiliki jumlah asupan energi yang kurang.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jumlah Asupan Energi
5.1.5 Jumlah Asupan Zat Gizi Asupan Energi
f
Cukup 24
53.3 Kurang
21 46.7
Total 45
100.0
Universitas Sumatera Utara
Untuk jumlah asupan karbohidrat, responden dengan proporsi konsumsi cukup sebanyak 22,2 , sedangkan proporsi
konsumsi kurang sebanyak 77,8. Untuk jumlah asupan protein, responden dengan proporsi konsumsi cukup sebanyak 71,1,
sedangkan proporsi konsumsi kurang sebanyak 28,9. Jumlah asupan lemak dengan proporsi konsumsi cukup sebanyak 40,
sedangkan proporsi konsumsi kurang sebanyak 60. Sedangkan untuk mineral mikro seperti besi, jumlah asupan dengan proporsi
cukup sebesar 22,2, sedangkan proporsi kurang sebesar 77,8.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jumlah Asupan Zat Gizi Jenis Zat Gizi
f Karbohidrat
Cukup 10
22.2 Kurang
35 77.8
Protein
Cukup 32
71.1 Kurang
13 28.9
Lemak
Cukup 18
40 Kurang
27 60
Besi
Cukup 10
22.2 Kurang
35 77.8
5.1.6 Jenis dan Frekuensi Makanan
Pola makan responden berdasarkan frekuensi makan dan jenis bahan makanan pokok dari responden dapat dilihat pada
Tabel 5.8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi dan Jenis Makanan Nama Bahan Makanan
f Makanan Pokok
Beras
Sering 45
100.0 Jarang
0.0
Mie
Sering 34
75.6 Jarang
11 24.4
Roti
Sering 40
88.9 Jarang
5 11.1
Biskuit
Sering 35
77.8 Jarang
10 22.2
Ubi
Sering 16
35.6 Jarang
29 64.4
Lauk-Pauk Ayam
Sering 37
82.2 Jarang
8 17.8
Daging
Sering 15
33.3 Jarang
30 66.7
Telur
Sering 40
88.9 Jarang
5 11.1
Ikan
Sering 44
97.8
Universitas Sumatera Utara
Jarang 1
2.2
Udang
Sering 16
35.6 Jarang
29 64.4
Cumi-Cumi
Sering 13
28.9 Jarang
32 71.1
TempeTahu
Sering 42
93.3 Jarang
3 6.7
Sayuran Bayam
Sering 41
91.1 Jarang
4 8.9
Wortel
Sering 33
73.3 Jarang
12 26.7
Buncis
Sering 27
60 Jarang
18 40
Kentang
Sering 37
82.2 Jarang
8 17.8
Daun Ubi
Sering 37
82.2 Jarang
8 17.8
Kangkung
Sering 39
86.7 Jarang
6 13.3
Buah-Buahan Jeruk
Universitas Sumatera Utara
Sering 39
86.7 Jarang
6 13.3
Pisang
Sering 32
71.1 Jarang
13 28.9
Pepaya
Sering 29
64.4 Jarang
16 35.6
Semangka
Sering 23
51.1 Jarang
22 48.9
Berdasarkan tabel 5.8. dapat dilihat bahwa seluruh responden mengonsumsi beras sebagai makanan pokok dalam
kategori sering 100. Roti, biskuit, dan mie juga cukup sering dikonsumsi oleh responden, sedangkan untuk ubi masih cukup
jarang dikonsumsi oleh responden. Untuk frekuensi dan jenis bahan makanan lauk pauk,
responden penelitian cukup sering mengonsumsi ikan 97,8, tempe 93.3, telur 88,9, dan ayam 82,2. Sedangkan
untuk daging, udang, serta cumi-cumi masih cukup jarang dikonsumsi.
Seluruh responden penelitian sering mengonsumsi sayuran. Bayam merupakan sayuran yang paling sering dikonsumsi
91,1. Untuk
buah-buahan, responden
cukup sering
mengonsumsi jeruk 86,7
5.1.7 Berat Badan
Peningkatan berat badan responden cukup bervariasi. Terdapat 75,6 responden dengan berat badan yang meningkat
Universitas Sumatera Utara
dan sesuai dengan rekomendasi peningkatan berat badan ibu hamil berdasarkan IMT sebelum hamil, sedangkan 24,4 responden
tidak mengalami peningkatan berat badan yang sesuai.
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Berat Badan Responden Berat Badan
F
Meningkat dan sesuai 34
75.6 Tidak Meningkat
11 24.4
5.1.8 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Pola Makan 1.
Energi
Pada penelitian ini, jumlah responden yang memiliki pengetahuan nutrisi yang cukup serta memiliki jumlah energi
dalam proporsi cukup sebanyak 15 responden 60 dan yang memiliki jumlah energi dalam proporsi kurang sebanyak 10
responden 40. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan nutrisi yang kurang serta memiliki jumlah energi dalam proporsi
cukup sebanyak 9 responden 45 sedangkan yang memiliki jumlah energi dalam proporsi kurang sebanyak 11 orang 55
Dari hasil uji statistik chi square untuk hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah energi didapatkan nilai
p = 0,316. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah energi Tabel 5.10
Tabel 5.10 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Jumlah Energi
Tingkat Pengetahuan
tentang Nutrisi Jumlah Energi
Total p
Value Cukup
Kurang n
n n
Cukup 15
60 10
40 25
100 0,316
Kurang 9
45 11
55 20
100
2. Karbohidrat
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini, jumlah responden yang memiliki pengetahuan nutrisi yang cukup serta memiliki tingkat asupan
karbohidrat yang cukup sebanyak 7 responden 28 dan yang memiliki tingkat asupan karbohidrat yang masih kurang sebanyak
18 responden 72. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan nutrisi yang kurang serta memiliki tingkat asupan
karbohidrat yang cukup sebanyak 3 responden 15 sedangkan yang memiliki tingkat asupan karbohidrat dalam proporsi kurang
sebanyak 17 orang 85. Dari hasil uji statistik chi square untuk hubungan
pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan karbohidrat didapatkan nilai p = 0,297. Hasil ini menunjukkan tidak ada
hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan karbohidrat Tabel 5.11
Tabel 5.11 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Jumlah Asupan Karbohidrat
3. Protein
Pada penelitian ini, jumlah responden yang memiliki pengetahuan nutrisi yang cukup serta memiliki tingkat asupan
protein yang cukup sebanyak 19 responden 76 dan yang memiliki tingkat asupan protein yang masih kurang sebanyak 6
responden 24. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan nutrisi yang kurang serta memiliki tingkat asupan protein yang
Tingkat Pengetahuan
tentang Nutrisi Jumlah Asupan
Karbohidrat Total
p Value
Cukup Kurang
n n
n
Cukup 7
28 18
71 25
100 0,297 Kurang
3 15
17 85
20 100
Universitas Sumatera Utara
cukup sebanyak 13 responden 65 sedangkan yang memiliki tingkat asupan protein yang kurang sebanyak 7 orang 35.
Dari hasil uji statistik chi square untuk hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan protein
didapatkan nilai p = 0,419. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan
protein Tabel 5.12
Tabel 5.12 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Jumlah Asupan Protein
Tingkat Pengetahuan
tentang Nutrisi Jumlah Asupan
Protein Total
p Value
Cukup Kurang
n n
n
Cukup 19
76 6
24 25
100 0,419
Kurang 13
65 7
35 20
100
4. Lemak
Pada penelitian ini, jumlah responden yang memiliki pengetahuan nutrisi yang cukup serta memiliki tingkat asupan
lemak yang cukup sebanyak 11 responden 44 dan yang memiliki tingkat asupan lemak yang masih kurang sebanyak 14
responden 56. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan nutrisi yang kurang serta memiliki tingkat asupan lemak yang
cukup sebanyak 7 responden 35 sedangkan yang memiliki tingkat asupan lemak yang kurang sebanyak 13 orang 65.
Dari hasil uji statistik chi square untuk hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan lemak
didapatkan nilai p = 0,540. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan
lemak Tabel 5.13
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Jumlah Asupan Lemak
Tingkat Pengetahuan
tentang Nutrisi
Jumlah Asupan Lemak Total
p Value
Cukup Kurang
n n
n
Cukup 11
44 14
56 25
100 0,540
Kurang 7
35 13
65 20
100
5. Besi
Pada penelitian ini, jumlah responden yang memiliki pengetahuan nutrisi yang cukup serta memiliki tingkat asupan besi
yang cukup sebanyak 7 responden 28 dan yang memiliki tingkat asupan besi yang masih kurang sebanyak 18 responden
72. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan nutrisi yang kurang serta memiliki tingkat asupan besi yang cukup sebanyak 3
responden 15 sedangkan yang memiliki tingkat asupan besi yang kurang sebanyak 17 orang 85.
Dari hasil uji statistik chi square untuk hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan besi didapatkan
nilai p = 0,297. Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan tentang nutrisi dengan jumlah asupan besi Tabel
5.21.
Tabel 5.21 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Jumlah Asupan Besi
Tingkat Pengetahuan
tentang Nutrisi Jumlah Asupan Besi
Total p
Value Cukup
Kurang n
n n
Cukup 7
28 18
72 25
100 0,297
Kurang 3
15 17
85 20
100
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengetahuan Tentang Nutrisi pada Ibu Hamil
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi selama masa kehamilan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan didapatkan setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Notoatmodjo,
2010. Dari penelitian ini didapati bahwa pengetahuan ibu hamil tentang
nutrisi sudah dalam kategori cukup. Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa terdapat 22 orang ibu hamil berpengetahuan cukup 55,6, sedangkan
yang berpengetahuan kurang sebanyak 18 orang 44,4. Menurut Notoatmodjo 2010, terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu umur dan tingkat pendidikan. Umur mempengaruhi daya tangkap serta kemampuan berpikir seseorang,
daya tangkap dan pola pikir akan semakin berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Hal inilah yang secara tidak langsung menyebabkan
pengetahuan seseorang menjadi lebih baik. Akan tetapi pada penelitian ini didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan teori, dimana dari tabel 5.3
terlihat bahwa responden dengan usia 20-35 tahun sebanyak 21 orang berpengetahuan cukup 55,3, sedangkan responden yang lebih tua yakni
dengan usia di atas 35 tahun justru hanya sebanyak 3 orang yang berpengetahuan cukup.
Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka semakin baik pula pengetahuannya. Pada penelitian ini, tingkat pendidikan responden dibagi menjadi 4 kategori yaitu SD, SMP, SMA,
dan S1. Hasil penelitian ini terlihat sejalan dengan teori yang ada, bahwa
Universitas Sumatera Utara
responden yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi yakni SMA dan S1 memiliki pengetahuan nutrisi yang lebih baik dibanding responden dengan
pendidikan SMP dan SD Tabel 5.4.
5.2.2 Jenis dan Frekuensi Makanan
Jenis dan frekuensi makanan pada responden didapatkan dari formulir food frequency. Formulir ini berguna untuk untuk memperoleh
data tentang jenis dan frekuensi konsumsi bahan makanan. Menurut Depkes 1995 dalam Simarmata 2008, kurangnya variasi jenis bahan
makanan sehari-hari dapat menimbulkan gangguan keseimbangan antara jumlah asupan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk tubuh.
Sebagai makanan pokok, seluruh responden penelitian ini mengkonsumsi beras setiap harinya dengan frekuensi 1-3xhari. Hal ini
juga didapati pada penelitian pola konsumsi makan ibu hamil di purworejo, dimana 100 responden mengkonsumsi beras setiap harinya
Dasuki, Sugihartomo, 2005. Untuk makanan pokok lain seperti mie, roti, dan biskuit juga cukup sering dikonsumsi responden dengan frekuensi
1xhari hingga 1-3xminggu. Bahan makanan sumber protein yang paling banyak dikonsumsi
adalah ikan dengan frekuensi 1-3xhari. Selain itu, tempe, tahu, ayam dan telur juga sangat sering dikonsumsi oleh responden dengan frekuensi 1-
3xhari. Untuk bahan makanan daging, udang, dan cumi-cumi masih jarang dikonsumsi oleh ibu hamil. Hal ini mungkin disebabkan faktor
ekonomi responden yang masih relatif rendah sehingga mempengaruhi pola konsumsi makanan dalam keluarganya.
Jenis sayuran yang cukup sering dikonsumsi adalah bayam dengan frekuensi 1-3xhari. Buah-buahan yang paling sering dikonsumsi adalah
jeruk dengan frekuensi 1-3xhari, variasi konsumsi buah-buahan lainnya juga masih kurang.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Khumaidi 1994 dalam Syahril 2013, tidak ada satu pun makanan yang mengandung keseluruhan zat gizi yang diperlukan
untuk tubuh manusia. Untuk itu diperlukan keberagaman jenis dan frekuensi konsumsi bahan makanan sehari-hari agar seluruh kebutuhan zat
gizi dapat terpenuhi.
5.2.3 Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Pola Makan
Pada penelitian ini cakupan pola makan yang dinilai adalah jumlah energi, karbohidrat, protein, lemak dan zat besi. Dari hasil penelitian ini
terlihat bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pola makan responden.
Daba dkk 2013 mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pola makannya. Seorang ibu hamil dengan
pengetahuan tentang nutrisi yang baik akan cenderung mengubah pola makannya menjadi lebih baik. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa
semakin baik pengetahuan seseorang juga menyebabkan perubahan pada pola makan Mirsanjari et al, 2012.
Hasil penelitian-penelitian sebelumnya berbeda dengan apa yang didapatkan oleh peneliti. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena
kurang lengkapnya pengisian formulir food recall. Salah satu kelemahan dari food recall adalah responden tidak dapat mengingat dan menyebutkan
dengan lengkap seluruh makanan yang dikonsumsinya pada hari yang sudah lalu. Individu cenderung tidak melaporkan konsumsi makanan
mereka dengan teliti sepanjang 24 jam, dengan berbagai pertimbangan berhubungan dengan memori, situasi saat wawancara, dan kebingungan
Takwin et al, 2013. Dari hasil analisis data didapatkan bahwa jumlah responden
dengan jumlah energi yang cukup sebanyak 24 responden 53,3 dari total responden. Sedangkan jumlah responden dengan pengetahuan nutrisi
Universitas Sumatera Utara
yang baik dan memiliki jumlah energi yang cukup hanya 15 responden 60. Menurut Simarmata 2008, walaupun jumlah energi sudah cukup
tetapi bila tidak diikuti dengan pengetahuan nutrisi yang baik tetap dapat mengakibatkan masalah gizi.
Dasuki,dkk 2005 pada penelitian pola konsumsi makan wanita hamil di Purworejo mendapati bahwa mayoritas pola konsumsi ibu hamil
adalah tinggi karbohidrat, sementara untuk tingkat konsumsi karbohidrat dan lemak pada penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas responden
memiliki tingkat asupan yang masih kurang. Hal ini mungkin disebabkan makanan yang dikonsumsi kurang bervariasi. Jenis dan frekuensi makanan
yang dikonsumsi responden dapat dilihat dari tabel hasil distribusi frekuensi dan jenis makanan Tabel 5.8.
Tingkat konsumsi protein pada responden penelitian ini mayoritas sudah cukup. Hal ini mungkin disebabkan oleh jenis dan frekuensi
makanan yang dikonsumsi responden cukup beragam. Ini terlihat dari tabel 5.8 dimana protein didapatkan dari beragam jenis makanan seperti
ikan yang hampir setiap hari dikonsumsi, diikuti dengan tempe, tahu, telur, dan ayam.
Untuk tingkat asupan zat besi pada responden masih dalam kategori kurang. Darnton-Hill dkk 2005 mengemukakan bahwa salah
satu penyebab defisiensi vitamin dan mineral selama masa kehamilan adalah akibat faktor ekonomi dan sosial seorang ibu hamil.
Salah satu indikator keberhasilan pola makan adalah peningkatan berat badan pada ibu hamil. Menurut Prawirohardjo 2011, pada trimester
ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan mencapai kenaikan berat badan sebesar 0,4 kg per minggu, sementara pada
perempuan dengan gizi kurang dianjurkan mencapai kenaikan sebesar 0,5 kg per minggu, dan pada perempuan dengan gizi lebih dianjurkan
mencapai kenaikan sebesar 0,3 kg. Dari data berat badan, tinggi badan,
Universitas Sumatera Utara
serta indeks massa tubuh responden penelitian sebelum kehamilan dan selama kehamilan, telah diamati bahwa mayoritas responden sebanyak 34
orang telah mencapai peningkatan berat badan yang sesuai dengan rekomendasi 75,6 Tabel 5.9, akan tetapi terdapat 11 responden yang
masih belum mengalami peningkatan berat badan yang sesuai. Hal ini dapat dipicu oleh rendahnya pengetahuan ibu hamil itu sendiri, serta dapat
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
5.2.4 Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Pola Makan Ibu Hamil
Dari penelitian ini terlihat bahwa pengetahuan tentang nutrisi tidak sepenuhnya berhubungan dengan pola makan ibu hamil. Hal ini mungkin
terlihat berbeda dengan hasil beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pola
makannya. Pengetahuan bukan satu-satunya faktor yang dapat mempengaruhi pola makan pada ibu hamil. Meskipun pengetahuan ibu
hamil sudah cukup tidak akan berarti bila ibu hamil tidak mengaplikasikannya.
Penghasilan merupakan salah satu faktor yang juga mempengaruhi kualitas pola makan ibu hamil. Walaupun ibu hamil sudah mengetahui
informasi tentang gizi yang baik selama kehamilan tapi bila tidak diikuti dengan kemampuan dalam membeli atau menyediakan bahan makanan,
maka pola makan yang cukup tidak akan tercapai. Menurut Fikawati Shafig 2012 dalam Anita 2013, semakin besar pendapatan seseorang
maka semakin baik pula persentase dari penghasilan tersebut yang digunakan untuk membeli bahan makanan. Dari tabel 5.1 terlihat bahwa
mayoritas responden tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga 84,4. Hal ini dapat mencetuskan kurangnya pemasukan keluarga
sehingga kualitas pola makan ibu hamil juga tidak sepenuhnya terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
Selain penghasilan, faktor psikososial seorang ibu hamil juga mempengaruhi pola makannya. Salah satu faktor psikososial adalah
kebiasaan makan seseorang. Mengubah kebiasaan makan bukanlah hal yang mudah bagi seseorang, apalagi selama kehamilan seorang ibu hamil
harus mengubah pola makannya baik dengan mencoba beragam makanan yang mungkin belum pernah dicoba sebelumnya, kemudian ibu hamil juga
harus makan dalam jumlah yang lebih banyak dibanding sebelum mengandung Hartini, 2004. Selain itu, selera makan serta pola makan
juga dipengaruhi oleh keadaan jiwa seseorang. Menurut Hurley,dkk 2005, kondisi stres, kelelahan, dan kecemasan dapat meningkatkan selera
seseorang dalam mengkonsumsi jenis makanan tertentu dalam jumlah yang besar. Ibu hamil yang mengalami stres, mual dan muntah mungkin
akan cenderung menolak satu jenis makanan dan hanya mengkonsumsi makanan yang disuka saja.
Selain itu, faktor budaya juga mempengaruhi pola makan seseorang, adanya pantangan makanan dalam kebudayaan tertentu bisa
mempengaruhi kualitas pola makan seorang ibu hamil. Menurut Sediaoetama 1999 dalam Harnany 2006, ada beberapa pantangan
makanan yang memang sesuai dengan teori keilmuan, akan tetapi banyak juga pantangan makanan yang justru merugikan kesehatan seorang ibu
hamil. Pada penelitian pengaruh tabu makanan yang dilakukan di kota Pekalongan pada tahun 2006 juga menunjukkan bahwa sebanyak 60,8
responden penelitian memiliki pantangan makanan selama masa kehamilan Harnany, 2006.
Jumlah kehamilan serta pengalaman kehamilan sebelumnya juga dapat mempengaruhi kualitas pola makan seorang ibu hamil. Seorang
wanita multiparitas akan memiliki lebih banyak pengalaman serta pengetahuan tentang kehamilan dibanding wanita uniparitas. Menurut
Daba,dkk 2013, banyaknya informasi serta pengalaman yang didapat
Universitas Sumatera Utara
oleh seseorang dapat menjadi faktor penting yang mempengaruhi pola makannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan tentang Nutrisi dengan Pola Makan pada Ibu Hamil di RB Gratis Cita Sehat Foundation
Medan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1.
Tingkat pengetahuan nutrisi pada ibu hamil di RB Gratis Cita Sehat Foundation sebanyak 25 responden sudah dalam kategori
cukup 55,6, sedangkan 20 responden masih dalam kategori kurang 44,4.
2. Jumlah Asupan energi sebanyak 53,3 responden sudah dalam
kategori cukup, untuk protein pada ibu hamil sebanyak 71,1 responden sudah dalam kategori cukup, sedangkan untuk jumlah
asupan karbohidrat sebanyak 77,8 masih dalam kategori kurang, untuk asupan lemak sebanyak 60 responden masih dalam
kategori kurang, dan untuk asupan besi sebanyak 77,8 responden masih dalam kategori kurang.
3. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang nutrisi masa
kehamilan dengan pola makan pada ibu hamil.
6.2 SARAN
Dari seluruh proses penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang
turut berperan dalam penelitian ini. Adapun beberapa saran tersebut adalah : 1.
Perlunya kesadaran yang lebih dari ibu hamil untuk mengetahui dan memperhatikan pentingnya asupan nutrisi selama masa kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation,
diharapkan dapat lebih memperhatikan pelayanan kesehatan ibu hamil Ante Natal Care dengan cara meningkatkan kegiatan penyuluhan atau
kelas edukasi gizi kehamilan yang dapat diikuti oleh seluruh ibu hamil sejak awal
kehamilan. 3.
Perlunya penelitian lanjutan mengenai pengetahuan nutrisi kehamilan serta pola makan ibu hamil di daerah lain dengan jumlah
sampel yang lebih banyak dan jangka waktu penelitian yang
lebih panjang.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nutrisi Masa Kehamilan 2.1.1
Defenisi
Nutrisi atau Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang mengadung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin,
mineral, lemak, protein, dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh manusia
Sartika,Mitayani,2008
2.1.2 Perubahan Selama Kehamilan yang Berhubungan dengan
Kebutuhan Nutrisi
Menurut Hakim dan Karyadi 1988 dalam Budianto 2009, Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya daya metabolisme energi. Dua
proses anabolik fundamental yang bebas satu sama lain terjadi selama kehamilan. Proses pertama ialah pertumbuhan serta pematangan janin dan
plasenta yang selanjutnya menjadi bayi, dengan berat waktu lahir kira-kira 3,4 kg. Sebagai tambahan, si ibu akan menjalani penyesuaian fisiologik dan
metabolik selama mengandung, yang sebenarnya serasi dengan proses-proses anabolik yang terjadi dalam janin dan plasenta. Hal-hal tersebut dikatalis oleh
perubahan kelenjar-kelenjar endokrin pada si ibu sehingga membesarkan ukuran uterus, payudara, volume darah ibu, cairan ketuban, dan massa
jaringan adiposa. Sebagai akibat proses-proses anabolik tersebut, kebutuhan zat gizi umumnya meningkat selama kehamilan. Karena itu, penting sekali
menganjurkan wanita hamil agar mengkonsumsi makanan yang cukup kalori serta zat-zat gizi pelindung.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Penambahan Berat Badan Selama Hamil
Sebelum hamil, semua wanita harus berjuang untuk mencapai berat badan yang sesuai. Wanita yang memiliki berat badan prakehamilan yang
kurang atau underweight serta gagal mencapai berat badan yang sesuai saat kehamilan memiliki kemungkinan besar untuk melahirkan bayi dengan berat
badan rendah BBLR. Berat badan bayi pada waktu dilahirkan merupakan indikator masa depan bayi. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah yakni
kurang dari 2.500 gram memiliki 40 kali resiko kematian pada tahun pertama kehidupannya dibanding dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal.
Untuk mencegah terjadinya BBLR, maka setiap wanita harus berusaha untuk mencapai berat badan prakehamilan yang ideal serta harus mencapai berat
badan yang sesuai pada saat hamil Sizer et al, 2007. Wanita dengan proporsi tubuh yang besar cenderung akan
memiliki bayi yang besar pula, dan telah banyak dikemukakan bahwa berat badan ibu berpengaruh terhadap ukuran plasenta bayi. Ukuran plasenta
merupakan indikator kesehatan plasenta yang menentukan jumlah nutrisi yang tersedia untuk janin. Wanita dengan berat badan prakehamilan yang kurang
ideal cenderung akan memiliki berat plasenta yang lebih ringan dan semakin meningkatkan angka kejadian BBLR dan persalinan prematur dibanding
dengan wanita yang memiliki berat badan normal Mahan, Stump, 2004. Idealnya, seorang wanita memulai kehamilannya dalam kondisi
berat badan yang ideal. Akan tetapi yang lebih penting ialah bahwa wanita hamil harus mencapai berat badan yang disarankan berdasarkan indeks massa
tubuh IMT prakehamilannya Sizer et al, 2007.
Tabel 2.1. Rekomendasi Berat Badan Selama Kehamilan Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
Weight Category Total Weight Gain
kg First Trimester
Gain kg
Second and Third Trimesters Weekly
Gain kg
Underweight 12.5-18.0
2.3 0.49
Universitas Sumatera Utara
BMI19.8 Normal weight
BMI=19.8-26 11.5-16.0
1.6 0.44
Overweight BMI26-29
7.0-11.5 0.9
0.3 Obese BMI29
6.0 -
- Body Mass IndexIndeks Massa Tubuh = Berat badan kgTinggi badan m
2
Sumber : Krause’s Food, Nutrition, Diet Therapy 11
th
edition Mahan,Stump,2004
2.1.4 Kebutuhan Energi dalam Kehamilan Normal
Energi tambahan dibutuhkan selama kehamilan untuk mendukung kehamilan dan pertumbuhan janin. Metabolisme meningkat 15 selama
kehamilan. Mahan,Stump,2004. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal kira-kira 80.000 kkal di atas konsumsi biasanya selama seluruh masa
kehamilan yaitu 280 hari. Kebutuhan energi ini memperhitungkan kebutuhan energi untuk pertumbuhan janin dan plasenta serta memenuhi kebutuhan-
kebutuhan lain karena perubahan tubuh ibu selama kehamilan. Hal ini berarti penambahan sebanyak 300 kkal setiap hari selama masa hamil. Budianto,
2009 World Health Organization
WHO menganjurkan penambahan sebanyak 150 kkal per hari di atas konsumsi harian selama trimester pertama
dan 350 kkal per hari di atas konsumsi harian sesudah masa itu. Angka-angka ini dihitung hanya berdasarkan kehamilan, dan tidak memperhitungkan faktor
lain seperti variasi aktivitas fisik, perubahan temperatur sekeliling atau kebutuhan untuk pertumbuhan kedewasaan yang tak ada kaitannya dengan
kehamilan. Pengeluaran energi menurun selama trimester ketiga karena berkurangnya kegiatan. Budianto, 2009
2.1.5 Kebutuhan Zat Gizi dalam Kehamilan
A. Karbohidrat
Universitas Sumatera Utara
Peran utama karbohidrat adalah menyediakan energi untuk sel-sel di dalam tubuh, terutama otak dan sistem saraf pusat. Dalam kehamilan,
janin menggunakan glukosa sebagai sumber utama energinya.Perpindahan glukosa dari ibu ke janin diperkirakan sekitar 17-26 gramhari, dan di
akhir kehamilan kebanyakan glukosa dipakai untuk perkembangan otak janin. Shils et al, 2006.
Rekomendasi asupan harian atau Dietary Recommended Intake DRI menyarankan kebutuhan rata-rata karbohidrat pada ibu hamil adalah
135-175 gramhari. Jumlah ini cukup dan mampu menyediakan kalori yang cukup, mencegah terjadinya ketosis, dan menjaga kadar glukosa
dalam darah
yang sesuai
dan normal
selama kehamilan.
Mahan,Stump,2004.
B. Protein
Protein merupakan komponen struktural utama di dalam tubuh manusia. Protein juga dapat berfungsi sebagai enzim dan hormon. Selama
kehamilan terjadi peningkatan perombakan protein di dalam tubuh dan sejumlah protein dapat terakumulasi sejalan dengan pertumbuhan janin,
uterus, volume darah, plasenta, cairan amnion Shils et al, 2006. Ibu hamil membutuhkan tambahan protein untuk mendukung
sintesis jaringan tubuhnya dan jaringan tubuh janin. Kebutuhan protein meningkat selama kehamilan dan mencapai puncak pada trimester ketiga.
Adapun rekomendasi asupan harian untuk protein sebesar 71 gramhari Mahan, Stump, 2004.
C. Lemak
Lemak merupakan sumber energi terbesar untuk tubuh manusia dan menjadi komponen penting dalam penyerapan vitamin-vitamin larut
lemak dan karotenoid Shils et al, 2006. Jumlah asupan lemak seharusnya bergantung kepada kebutuhan energi untuk penambahan berat badan yang
Universitas Sumatera Utara
sesuai selama kehamilan. Jumlah anjuran lemak n-6 polyunsaturated atau lemak tak jenuh sebesar 13 gramhari, sementara untuk lemak n-3
polyunsaturated
sebesar 1,4 gramhari.Mahan, Stump, 2004 D.
Vitamin Larut Lemak
Vitamin A berperan penting dalam pengaturan eskpresi gen serta mendukung proliferasi dan diferensiasi sel secara khusus untuk
perkembangan tulang belakang, medula spinalis, anggota gerak, jantung, mata dan telinga Shils et al, 2006. Jumlah asupan vitamin A yang
disarankan untuk ibu hamil dengan usia kurang dari 18 tahun adalah sebesar 750 µg retinol atau 2800 IU, sedangkan untuk ibu hamil dengan
usia lebih dari 18 tahun sebesar 770 µg atau 3000 IU. Kelebihan asupan retinol dapat menyebabkan efek teratogenik yakni kelainan neural crest
Mahan, Stump, 2004 Vitamin D berfungsi untuk menjaga kadar serum kalsium dan
konsentrasi fosfor dengan cara meningkatkan penyerapan sistem gastrointestinal. Selain itu, Vitamin D juga merupakan antiproliferasi yang
poten. Dalam kehamilan, peningkatan asupan vitamin D meningkatkan konsentrasi 25OHD
3
di sirkulasi. Jumlah asupan vitamin D yang disarankan sebesar 5 µg 200 IUhari Shils et al,2006. Defisiensi
vitamin D dalam kehamilan dapat berhubungan dengan terjadinya hipokalsemia pada neonates, hipoplasia enamel gigi, serta mempengaruhi
mineralisasi tulang janin. Mahan, Stump, 2004 Vitamin E berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh.
Vitamin E atau Tokoferol juga berfungsi menghambat aktivitas protein kinase. Jumlah asupan vitamin E yang disarankan tidak berbeda untuk
wanita yang sedang hamil dan t idak hamil yakni sebesar 15 mg α-
tokoferol. Shils et al, 2006
Universitas Sumatera Utara
Vitamin K berperan sebagai koenzim dalam sintesa protein tertentu yang berperan dalam koagulasi dan metabolism tulang
Shils et al, 2006. Jumlah asupan vitamin K yang disarankan selama kehamilan
tidak berbeda baik untuk wanita hamil dan tidak hamil, yakni sebesar 90mghari untuk wanita usia lebih dari 18 tahun dan 75mghari untuk
wanita kurang dari 18 tahun Mahan,Stump,2004.
E. Vitamin Tidak Larut Lemak