23
memahami dan menghargai nilai-nilai yang dianut serta latar belakang budaya pasangannya Matlin, 2008. Sedangkan menurut Lestari 2012,
pernikahan harmonis merupakan evaluasi afektif yang berupa perasaan positif yang dimiliki oleh suami istri, yang maknanya lebih luas daripada
kenikmatan, kesenangan, dan kesukaan. Pernikahan harmonis menurut Olson 1993, melakukan interaksi
pernikahan yang sangat baik, melakukan tugas sebagai orang tua dengan baik, memiliki hubungan yang baik dengan keluarga besar dan teman,
suami dan istri saling berusaha untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hubungan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keharmonisan pernikahan adalah keadaan yang menggambarkan adanya ketenangan lahir
batin pada suami dan istri karena puas dengan yang telah mereka capai dan miliki, tidak cenderung pada konflik, peka terhadap kebutuhan rumah
tangga, terpenuhinya kebutuhan seksual, dan pergaulan yang baik antara anggota keluarga dan masyarakat.
C. 2. Aspek-aspek Keharmonisan Pernikahan
Menurut David D. Olson dan Amy K. Olson dalam Lestari, 2012, terdapat sepuluh aspek keluarga harmonis:
a. Resolusi konflik
Aspek ini berkaitan dengan persepsi individu tentang keberadaan dan upaya untuk menyelesaikan konflik dalam hubungan mereka.
Mencakup keterbukaan
pasangan untuk
mengenali dan
Universitas Sumatera Utara
24
menyelesaikan masalah, strategi dan proses yang dilakukan untuk mengakhiri konflik.
b. Komunikasi
Berfokus pada perasaan dan sikap berkaitan dengan komunikasi dengan pasangan. Aspek ini memperhatikan tingkat kenyamanan
yang dirasakan oleh pasangan saat membagikan dan menerima informasi emosional dan kognitif.
c. Pembagian peran yang seimbang
Aspek ini berfokus pada perasaan dan sikap individu mengenai peran dalam pernikahan dan keluarga. Berkaitan dengan hal-hal
pekerjaan, tugas rumah tangga, seksualitas, dan peran sebagai orang tua. Akan semakin baik jika pembagian peran sama-sama
disetujui oleh pasangan. d.
Kecocokan kepribadian Aspek ini berfokus pada persepsi individu mengenai perilaku
pasangan dan tingkat kepuasannya tentang perilaku dan kebiasaan pasangan. Sikap dan perilaku pasangan tidak berdampak atau
dipersepsi secara negatif oleh pasangan. Perbedaan yang ada tidak akan menimbulkan masalah selama ada penerimaan dan
pengertian. e.
Pemanfaatan waktu luang Aspek ini berfokus pada ketertarikan individu untuk menggunakan
waktu luangnya. Merefleksikan aktivitas sosial dan individu,
Universitas Sumatera Utara
25
bercerita tentang ketertarikan individu dan bersama, serta harapan untuk menghabiskan waktu luang bersama sebagai pasangan.
f. Pengelolaan keuangan
Aspek ini berkaitan dengan sikap dan perhatian pasangan mengenai pengaturan hal-hal financial, berupa pembelanjaan dan
pengambilan keputusan tentang keuangan. g.
Relasi seksual Aspek ini berkaitan dengan perasaan pasangan mengenai kasih
sayang dan hubungan seksual, perilaku seksual, kontrol kelahiran, dan sikap mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas.
h. Pengasuhan anak
Aspek ini berkaitan dengan sikap dan perasaan saat memiliki anak dan mengasuh anak. Berfokus pada pengambilan keputusan
mengenai disiplin, harapan-harapan untuk anak dan pengaruh keberadaan anak terhadap hubungan suami-istri.
i. Hubungan dengan keluarga dan teman
Menujukkan sikap dan perasaan mengenai hubungan dengan keluarga, mertua dan saudara ipar, serta teman. Berkaitan dengan
harapan pada mereka dan kenyamanan saat menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman.
j. Nilai-nilai dan kepercayaan keagaman
Aspek ini meliputi pemahaman individu mengenai nilai-nilai keagamaan dan pelaksanaannya dalam pernikahan. Keharmonisan
Universitas Sumatera Utara
26
pernikahan semakin baik jika nilai-nilai agama mamiliki bagian penting dalam pernikahan.
D. Karyawan Badan Usaha Milik Negara BUMN D. 1 Definisi Karyawan Badan Usaha Milik Negara BUMN