12
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun A. 1. Definisi kecemasan
Kecemasan adalah hal yang sering dihadapi individu berupa perasaan tidak menentu, perasaan panik, takut, dan ketidakmampuan
untuk memahami sumber ketakutan Darajat, 1990. Kecemasan anxietymerupakan reaksi ketika seseorang menerima ancaman,
semakin berpengaruh dan semakin dekat ancaman tersebut maka akan semakin tinggi kecemasannya Salkovis dan Walwick dalan Furer,
2007. Wright 2000 berpendapat bahwa kecemasan merupakan
ketidaknyamanan pikiran, perasaan yang menakutkan dan menyerang sebagian peristiwa yang akan datang. Menurut Passer dan Smith
2007, kecemasan adalah keadaan tegang dan takut sebagai reaksi normal terhadap munculnya suatu ancaman, yanglebih banyak dipicu
oleh peristiwa eksternal spesifik daripada konflik internal. Kecemasan mempengaruhi respon tubuh seperti berkeringat, otot menegang, detak
jantung serta nafas yang menjadi lebih cepat. Kecemasan juga merupakan gangguan psikologis dengan ciri-ciri seperti ketegangan
motorik, pusing, jantung berdebar, adanya pikiran serta harapan yang mencemaskan Santrock, 2009.
Universitas Sumatera Utara
13
Darajat 1990 mengemukakan ada dua gejala kecemasan, yaitu; a Gejala fisik berupa ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur, detak
jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan hilang, dan gemetar; dan b Gejala mental berupa perasaan sangat takut akan tertimpa bahaya,
tidak dapat memusatkan perhatian, rendah diri, tidak tentram dan ingin lari dari kenyataan hidup, gelisah, dan perasaan tegang serta bingung. Menurut Aaron T.
Beck 2004, kecemasan berada pada garis kontinum yang sama dengan pengalaman emosional lainnya, dan setiap semua pengalaman emosional
berkaitan dengan kognisi. Setiap emosi berhubungan dengan tema kognitif tertentu, dan kecemasan dikaitkan dengan tema „ancaman‟, „bahaya‟ dan „mudah
diserang‟. Kecemasan merupakan hasil dari penafsiran yang berlebihan tentang suatu bahaya atau kepercayaan yang terlalu rendah pada coping atau
kemampuannya. Kemudian menurut Sue 2010, kecemasan merupakan emosi dasar
manusia yang menghasilkan reaksi tubuh mempersiapiap kan diri untuk “lawan”
atau “lari” terhadap situasi atau kejadian yang belum terjadi. Sue 2014 juga menambahkan bahwa kecemasan merupakan kondisi psikologis dan fisiologis
yang dicirikan dengan adanya komponen somatik, emosi, kognitif, dan perilaku sebagai reaksi normal dari stres. Kecemasan bisa menghasilkan perasaan takut,
khawatir, gelisah. Kecemasan menurut Max Hamilton McDowell, 2006 meliputi aspek
physic anxiety agitasi mental, tekanan psikologis dan somatic anxiety gangguan fisik berkaitan dengan kecemasan. Secara lebih luas, kecemasan menurut
Universitas Sumatera Utara
14
Hamilton meliputi 14 komponen yaitu: perasaan gelisah, ketegangan, takut, sulit tidur, gangguan intelektual daya ingat menurun, perasaan depresi, gejala
somatik, gejala sensorik, gejala kadiovaskuler, gejala pernapasan, gejala pencernaan, gejala urogenital, gejala otonom, gejala yang dapat diamati langsung.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan keadaan adanya ransangan internal dan eksternal yang mengancam
yang menimbulkan pengalaman emosional yang tidak jelas yang menyebabkan ketidaknyamanan pikiran, dan perasaan takut akan tertimpa bahaya, sulit
memusatkan perhatian, rendah diri, tidak tentram, gelisah, bingung sehingga mempengaruhi respon respon fisiologis seperti berkeringat, pusing, otot
menegang, jantung berdebar, dan nafas yang menjadi lebih cepat.
A. 2. Aspek-aspek Kecemasan