Sistem Publikasi dalam Pendaftaran Tanah

i. Penegasan konversi, pengakuan hak, dan pemberian hak Pasal 65 dan Pasal 66 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997. j. Pembukuan hak Pasal 67 dan Pasal 68 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997. k. Penerbitan sertifikat Pasal 69 dan Pasal 71 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997. Dari uraian menurut Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997 sebagai aturan pelaksana dari PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menjelaskan lebih terperinci lagi tentang prosedur pendaftaran tanah secara sistematik, maka aturan yang sebagai acuan pihak BPN dalam proses pendaftaran tanah secara sistematik tersebut harus benar-benar dijadikan sebagai pedoman dalam proses pendaftarannya agar keputusan yang mereka keluarkan dapat mereka pertanggung jawabkan sebagaimana mestinya yang tidak bertentangan dengan asas-asas pemerintahan yang baik.

3. Sistem Publikasi dalam Pendaftaran Tanah

Sistem publikasi dalam pendaftaran tanah dikalangan para ahli disebutjuga dengan sistem pendaftaran tanah, namun menurut Boedi Harsono keduaistilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Sistem pendaftaran tanah mempermasalahkanapa yang didaftarkan, bentuk penyimpangan dan penyajiandata yuridisnya serta bentuk tanda bukti haknya. Sistem pendaftaran tanah terdiridari registration of deeds sistem pendaftaran akta atau perbuatan hukum danregistration of titles sistem pendaftaran hak atau hubungan hukum. 32 32 Arie S. Hutagalung,Hukum Pertanahan di Belanda dan Indonesia, Denpasar : PustakaLarasan, 2012, hal. 242. Sistem publikasi dalam pendaftaran tanah berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara penyajian data yangdihimpun secara terbuka dan disajikan dalam tanda bukti hak sebagai informasibagi masyarakat yang akan melakukan perbuatan hukum atas tanah yang telahdidaftrkan tersebut. Sistem publikasi dalam pendaftaran tanah dikenal ada 2 dua macam, yaitu sistem publikasi positif dan sistem publikasi negatif. 1. Sistem Publikasi Positif Sistem publikasi positif dalam pendaftaran tanah menandakan bahwa sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang bersifat mutlak, dalam artianbahwa pendaftaran tanah yang dilakukan oleh orang adalah benar, sehinggaapabila ada pihak-pihak yang merasa dirugikan akibat diterbitkannya suatu sertipikat, maka pihak tersebut tidak dapat menuntut perbuatan hukum yangterjadi pendaftaran hak atas tanah tersebut, dan dalam keadaan tertentu pihakketiga yang dirugikan tersebut akan diberikan kompensasi dalam bentuk yang lain, dengan kata lain bahwa negara memberikan jaminan bahwa pendaftarantanah yang dilakukan tersebut sudah dilakukan dengan benar. Cara pengumpulan data padasistem positif ialah pendaftaran “title” atau hubungan hukum yang kongkrityaitu haknya.Adapun ciri-ciri sistem publikasi positif dalam pendaftaran tanah yaitu: a. Sistem pendaftaran tanah menggunakan sistem pendaftaran hakregistration of titles. Universitas Sumatera Utara b. Sertipikat yang diterbitkan sebagai tanda bukti hak yang bersifat mutlak,yaitu data fisik dan data yuridis yang tercantum dalam sertipikat tidakdapat diganggu gugat dan memberikan kepercayaan yang mutlak padabuku tanah. c. Negara sebagai pendaftar menjamin bahwa data fisik dan data yuridisdalam pendaftaran tanah adalah benar. d. Pihak ketiga yang memperoleh tanah dengan itikad baik mendapatkanperlindungan hukum yang mutlak. e. Pihak lain yang dirugikan atas diterbitkannya sertipikat mendapatkankompensasi dalam bentuk lain. f. Dalam pelaksanaan pendaftaran tanah membutuhkan waktu yang lama,petugas pendaftaran tanah melaksanakan tugasnya dengan sangat telitidan biaya relatif lebih besar. 33 Sistem publikasi negatif dalam pendaftaran tanah mempunyai maknabahwa data yang disajikan dalam pendaftaran belum tentu benar adanya,dengan kata lain bahwa negara tidak jaminan tentang kebenaran data yangdisajikan dalam pendafataran. Sehingga apabila ada pihak yang keberatan ataspendaftaran hak atas tanah, maka dimungkinkan adanya gugatan dari pihak lainyang dapat membuktikkan bahwa ia merupakan pemegang hak yangsebenarnya. Terkait dengan sistem publikasi negatif pendaftaran tanah Arie S.Hutagalung menyatakan bahwa dalam sistem publikasi negatif ini, negara hanya secara pasif menerimaapa yang dinyatakan oleh pihak yang meminta pendaftaran, oleh karenaitu sewaktu-waktu dapat digugat oleh orang yang merasa lebih 2 Sistem Publikasi Negatif 33 Urip Santoso, Op.cit, hal. 264 Universitas Sumatera Utara berhakatas tanah itu, pihak yang memperoleh tanah dari orang yang sudah terdaftarpun tidak dijamin, walaupun dia memperoleh tanah itu denganiktikad baik. 34 d. Pihak lain yang dirugikan atas diterbitkannya sertipikat dapatmengajukan keberatan kepada penyelenggara pendaftaran tanah untuk membatalkan sertifikat ataupun gugatan ke pengadilan untuk memintaagar sertipikat dinyatakan tidak sah. Ada beberapa ciri dari pendaftaran tanah yang menganut sistem publikasi negatif, adapun itu : a. Sistem pendaftaran tanah mengunakan sistem pendaftaran aktaregistration of deed; b. Sertipikat yang diterbitkan sebagai tanda bukti hak bersifat kuat, yaitudata fisik dan data yuridis yang tercantum dalam sertipikat dianggap benar sepanjang tidak dibuktikan sebaliknya oleh alat bukti lain; c. Negara sebagai pendaftar tidak menjamin bahwa data fisik dan datayuridis dalam pendaftaran tanah adalah benar; 35 Dari kedua cirri sistem pendaftaran tanah yang diuaraikan di atas tersebut, Negara Indonesia menganut sistem publikasi negatif dalam pendaftaran tanah, yang mana pemerintah tidak menjamin tentang kebenaran data yang disajikan dalam pendaftaran tanah tersebut karena masih memberi kesempatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk dapat membuktikan kepemilikannya atas tanah tersebut dengan menggugatnya ke Pengadilan seperti yang terjadi pada putusan Mahkamah Agung Nomor 140 KTUN2014, yang mana pihak penggungat dalam proses pengadilan dapat menunjukkan bukti-bukti kepemilikannya terhadap tanah tersebut, sehingga majelis 34 Ibid, hal. 266 35 Urip Santoso, Op.cit, hal. 266-267. Universitas Sumatera Utara hakim berpendapat bahwa si penggugatlah sebagai pemilik yang sah atas tanah tersebut. Terbitnya sertipikat hak milik yang disengketakan pada putusan tersebut didasari dengan adanya akta pemisahan dan pembagian hak waris dan surat kuasa, yang mana isi dari akta tersebut memberikan bagian penggugat kepada tergugat dan penggugat memberikan kuasa kepada tergugat untuk pengurusan sertipikat ke atas nama tergugat. Berdasarkan adanya akta tersebut pihak Badan Pertanahan Nasional Kota Medan menerbitkan sertipikat hak milik atas tanah tersebut atas nama pemohon, namun akibat dari penerbitan tersebut ada pihak tergugat keberatan atas penerbitan sertipikat tersebut dan pihak penggugat mengajukan gugatan atas terbitnya sertipikat hak milik atas tanah tersebut. C . Faktor Yang Menyebabkan Pembatalan Sertipikat Hak Milik Yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan Dibatalkan Pengadilan Pada Putusan Mahkamah Agung, Nomor 140 KTUN2011 Pembatalan sertipikat hak milik pada putusan mahkamah agung, nomor 140 KTUN2011, yang mendasari terjadinya pembatalan sertipikat hak milik atas tanah yang disengketakan adalah ketika dalam proses persidangan, pihak BPN tidak dapat menunjukkan suatu alat bukti surat yang menunjukkan adanya suatu susunan panitia ajudikasi yang dibentuk dalam rangka proses penerbitan sertipikat hak milik atas tanah melalui pendaftaran tanah secara sistematik, padahal dalam Pasal 8 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah menjelaskan bahwa dalam melaksanakan pendaftaran tanah secara sistematik, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh panitia ajudikasi yang dibentuk oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk dan susunan panitia ajudikasi terdiri dari : a. seorang ketua panitia, merangkap anggota yang dijabat oleh seorang pegawai BPN; Universitas Sumatera Utara b. beberapa anggota yang terdiri dari : 1. seorang pegawai BPN yang mempunyai kemampuan pengetahuan di bidang pendaftaran tanah; 2. seorang pegawai BPN yang mempunyai kemampuan pengetahuan di bidang hak-hak atas tanah; 3. Kepala DesaKelurahan yang bersangkutan dan atau seorang Pamong DesaKeluraha yang ditunjuknya; Panitia ajudikasi merupakan suatu kepanitian yang melakukan pendafataran tanah dengan cara sistematik dan peran dari panitia ajudikasi tersebut adalah membantu Kepala Kantor sehingga dengan demikian tugas rutin Kantor Pertanahan tidak terganggu, karena pendaftaran tanah secara sistematik pada umumnya bersifat massal dan besar-besaran. Kemudian dikuatkan dengan keterangan saksi yang menyatakan tidak pernah dilakukan suatu kegiatan pengukuran oleh petugas Badan Pertanahan Nasional Kota Medan melalui tim ajudikasinya terhadap objek pendaftaran tanah tersebut dan perbuatan tersebut merupakan suatu tindakan yang melanggar ketentuan yang berlaku karena sebelum menerbitkan sertipikat hak atas tanah terdapat tahapanprosedurmekanisme yang harus dilakukan oleh pihak Badan Pertanahan Nasional Kota Medan yaitu meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis, sebagaimana yang dijelaskan pada Pasal 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah yang menjelaskan bahwa kegiatan tanah untuk pertama kali meliputi : a. pengumpulan dan pengolahan data fisik; b. pembuktian hak dan pembukuannya; c. penerbitan sertipikat; d. penyajian data fisik dan yuridis; e. penyimpanan daftar umum dan dokumen. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan ketentuan di atas seharusnya pihak Badan Pertanahan Nasional Kota Medan sebelum menerbitkan sertipikat hak milik atas tanah tersebut harus melakukan suatu pengukuran untuk mengetahui luas dan batas-batas serta keadaan fisik atas objek tersebut agar tidak terjadi suatu permasalahan dibelakang hari setelah terbitnya sertipikat tersebut. Selanjutnya dalam proses persidangan pihak Badan Pertanahan Nasional Kota Medan tidak ada mengajukan alat bukti berupa penetapan batas-batas dan pengumuman dari hasil penyelidikan riwayat tanah sehingga tidak memberikan kesempatan bagi orang- orang yang berkepentingan untuk mengajukan keberatan, hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang ada pada Pasal 26 Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang memerintahkan bahwa daftar isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 beserta peta bidang atau bidang-bidang tanah yang bersangkutan sebagai hasil pengukuran di umumkan selama 30 hari dalam pendaftaran tanah secara sistematik. Pengumuman yang harus dilakukan pada saat proses penerbitan sertipikat tersebut sangat berguna untuk mengetahui kebenaran data fisik dan yuridis dari riwayat tanah tersebut sehingga apabila terjadi suatu permasalahan terhadap tanah tersebut, dengan adanya suatu lembaga pengumuman memberikan kesempatan kepada pihak lain yang merasa keberatan diterbitkan sertipikat hak atas tanah tersebut. Pihak Badan Pertanahan Nasional Kota Medan dalam menerbitkan sertipikat yang menjadi objek sengketa tersebut telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan asas-asas umum pemerintahan yang baik khususnya atas kecermatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 53 ayat 2 huruf a dan b Undang-Undang nomor 9 tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbuyi bahwa alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan adalah : Universitas Sumatera Utara a. keputusan TUN yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku; b. keputusan TUN yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik; sehingga akibat dari perbuatan tersebut pihak Badan Pertanahan Nasioan Kota Medan telah merugikan kepentingan pihak para penggugat. Proses penerbitan sertipikat hak milik nomor 1756 tertanggal 04 Oktober 2005, Surat ukur tanggal 13 September 2005 seluas 1981 M2 meter persegi yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Kecamatan Medan Tuntungan, Kelurahan Mangga, melalaui mekanisme pendaftaran tanah secara sistematik seharusnya memiliki tahapanprosedurmekanisme sebagaimana yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka berdasarkan tindakan tersebut majelis hakim berpendapat bahwa penerbitan sertipikat hak milik nomor 1756 telah mengandung suatu kesalahancacat kekurangan dari segi yuridis. Universitas Sumatera Utara BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG SEDANG DIBEBANI HAK TANGGUNGAN DIBATALKAN PENGADILAN PADA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 140 KTUN2011 A. Mekanisme Pembatalan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah 1. Mekanisme Pembatalan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Sebagai Pelaksanaan Putusan Pengadilan Yang Telah Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap Pembatalan sertipikat hak milik atas tanah yang didasarkan putusanpengadilan adalah putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatanhukum tetap. Terdapatnya putusan pengadilan yang menyebabkan batalnya suatu sertipikat hak milik atas tanah, tidak serta merta sertipikat hak milik tersebut menjadi batal, melainkan pembatalan tersebut harusdilakukan oleh instansi pemerintah yang memiliki wewenang untukmelakukan pembatalan terhadap sertipikat hak milik atas tanah tersebut, dan harusdidasarkan atas permohonan dari pihak yang berkepentingan.Pembatalan sertipikat hak milik atas tanah sebagai pelaksanaan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetapdidasarkan atas permohonan dari pihak yang berkepentingan, sebagaimanayang diatur dalam Pasal 59 ayat 1 Peraturan Kepala Badan PertanahanNasional Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan, yang menetapkan bahwa “ prosespenerbitan, peralihan danatau pembatalan hak atas tanah untukmelaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap,dilakukan berdasarkan adanya pengaduanpermohonan pihak yangberkepentingan”. Selanjutnya permohonan pembatalan sertipikat hak milikatas tanah dapat diajukan kepada Kepala Kantor Pertanahan atau KepalaKantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional atau Kepala Badan PertanahanNasional, dimana berdasarkan Universitas Sumatera Utara Pasal 59 ayat 3 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan, surat permohonanpembatalan tersebut harus dilengkapi dengan: a. putusan pengadilan yang memutus perkara kasus tanah; b. berita acara pelaksanaan eksekusi untuk putusan perkara yang memerlukan pelaksanaan eksekusi; c. surat-surat lain yang berkaitan dengan permohonan pembatalan. Dalam melakukan pengajuan permohonan pembatalan sertipikat hak milik atas tanah, tindakan Badan Pertanahan Nasional dalam rangka melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yaitu sebagaimana yang diatur dalam Pasal 55 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan, yang menetapkan: 1 Tindakan untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dapat berupa: a. pelaksanaan dari seluruh amar putusan; b. pelaksanaan sebagian amar putusan; danatau c. hanya melaksanakan perintah yang secara tegas tertulis padaamar putusan. 2 Amar putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukumtetap, yang berkaitan dengan penerbitan, peralihan danataupembatalan hak atas tanah, antara lain: a. perintah untuk membatalkan hak atas tanah; b. menyatakan bataltidak sahtidak mempunyai kekuatan hukum hak atas tanah; Universitas Sumatera Utara c. menyatakan tanda bukti hak tidak sahtidak berkekuatanhukum; d. perintah dilakukannya pencatatan atau pencoretan dalam bukutanah; e. perintah penerbitan hak atas tanah; dan f. amar yang bermakna menimbulkan akibat hukum terbitnya,beralihnya atau batalnya hak. Namun tidak semua putusan pengadilan yang memperoleh kekuatanhukum tetap dapat dijadikan dasar untuk melakukan pembatalan sertipikat hak atas tanah termasuk juga sertipikat hak milik atas tanah, alasan- alasan yang sah untuk tidak melakukan perbuatan hukum berupa penerbitan keputusan pembatalan dapat dilihat dalam Pasal 54 ayat 2 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahanyang menetapkan bahwa “ alasan yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat 1antara lain: a. terhadap obyek putusan terdapat putusan lain yang bertentangan; b. terhadap obyek putusan sedang diletakkan sita jaminan; c. terhadap obyek putusan sedang menjadi obyek gugatan dalam perkaralain; d. alasan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Berdasarkan alasan-asalan tersebut, maka Pejabat Badan PertanahanNasional yang memiliki wewenang untuk itu dapat menolak permohonanpembatalan sertipikat hak milik atas tanah dengan memberitahukankepada pemohon yang disertai dengan alasan dan pertimbangannya,sebagaimana yangdiatur dalam Pasal 60 ayat 3 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan.Dalam rangka proses penanganan permohonan pembatalan sertipikat hak milik atas tanah untuk melaksanakan putusan pengadilan yang Universitas Sumatera Utara telahmemperoleh kekuatan hukum tetap, adapun tahap-tahap yang dilaksanakansesuai dengan Pasal 60 ayat 1 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan, yaitu: a. penelitian berkas permohonanusulan pembatalan; b. penelitian dan pengolahan data putusan pengadilan; c. pemeriksaan lapangan dalam hal diperlukan; d. gelar internaleksternal dan gelar mediasi; e. gelar istimewa dalam hal sangat diperlukan; f. penyusunan Risalah Pengolahan Data; dan g. pembuatan keputusan penyelesaian kasus. Pembatalan sertipikat hak milik atas tanah, tindakanterakhir yang dilakukan oleh Pejabat Badan Pertanahan Nasional yangmemiliki wewenang untuk itu dalam rangka pelaksnaaan putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yaitu berupa penerbitan keputusan pembatalan. Setelah dilakukan pembatalan sertipikat hak milik atas tanah yaitu berupa penerbitan keputusan pembatalan, maka dilakukan pencatataan pada buku tanah oleh Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota yangbersangkutan setelah diterima salinan keputusan tentang pembatalan sertipikat hak milik atas tanah tersebut, hal ini dapat dilihat dari Pasal 55ayat 3 Peraturan Pemerintah nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang menentukan bahwa “ pencatatan hapusnya hak atas tanah, hakpengelolaan dan hak milik atas satuan rumah susun berdasarkan putusan pengadilan dilakukan setelah diperoleh keputusan mengenai hapusnya hakyang bersangkutan dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknyasebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat 1”. Selanjutnya dalam Pasal 125ayat 3 Peraturan Universitas Sumatera Utara Menteri Negara AgrariaKepala Badan PertanahanNasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PeraturanPemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menetapkan bahwa “ pendaftaran pencatatan hapusnya suatu hak atas tanah atau hak pengelolaan atau hak ,milik atas satuan rumah susun berdasarkan putusan pengadilan dilaksanakan oleh Kepala Kantor Pertanahan setelahditerimanya salinan keputusan mengenai hapusnya hak bersangkutan dariMenteri atau pejabat yang ditunjuk”.

2. Mekanisme Pembatalan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah KarenaCacat Administrasi

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Hak Keperdataan Warga Masyarakat Di Atas Tanah Yang Berada Dalam Kawasan Hutan Berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI No. 463/Menhut-II/2013 di Kota Batam.

5 126 167

Kajian Yuridis Peralihan Hak Atas Tanah Warisan Yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan

6 97 129

Akibat Hukum Pemecahan Sertipikat (Tanda Bukti Hak) Atas Tanah Yang Sedang Terikat Hak Tanggungan

6 62 122

Analisis Hukum Atas Advis Planing Pengurusan Hak Dijalur Pinggiran Sungai Di Medan

0 21 120

Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G

3 62 135

Tinjauan Yuridis Atas Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Yang Telah Bersertifikat Hak Milik (Study Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2725 K/Pdt/2008)

1 55 132

Pemberian Hak Tanggungan Atas Tanah Yang Belum Bersertipikat (Tinjauan Yuridis Terhadap Praktek Bank Dan Ppat Di Kota Lhokseumawe

3 75 151

BAB II FAKTOR YANG MENYEBABKAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG SEDANG DIBEBANI HAK TANGGUNGAN DIBATALKAN PENGADILAN PADA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 140KTUN2011 - Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah y

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN - Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan.(Studi Putusan Mahkamah Agung, No.140 K/TUN/2011)

0 0 15

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan.(Studi Putusan Mahkamah Agung, No.140 K/TUN/2011)

0 0 15