Penerbitan Sertipikat Hak Milik

hak, pemecahan hak, pemisahan hak, pemindahan hak atau peralihan hak kemudian bagi Warga Negara Asing dapat memperoleh sertipikat hak milik berdasarkan peralihan hak karena warisan tanpa wasiat dan harta bersama dalam perkawinan, dengan catatan bahwa ia harus melepaskan haknya dalam jangka waktu satu tahun sejak ia memperoleh hak tersebut hal ini sebagaimana yang dijelaskan pada Pasal 21 ayat 2 dan 3 Undang – Undang Pokok Agraria.

2. Penerbitan Sertipikat Hak Milik

Pada Pasal 19 ayat 2 huruf c UUPA menjelaskan bahwa akhir kegiatan pendaftaran tanah yang diadakan oleh pemerintah adalah pemberian surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. UUPA tidak menyebut nama surat tanda bukti hak atas tanah yang didaftar. Kemudian pada Pasal 13 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 menyatakan bahwa surat tanda bukti hak atas tanah yang didaftar dinamakan sertipikat, yaitu salinan buku tanah dan surat ukur setelah dijahit menjadi satu bersama-sama dengan suatu kertas sampul yang bentuknya ditetapkan oleh Menteri Agraria. 19 19 Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Komperhensif selanjutnya disebut Urip Santoso – II, Jakarta : Kencana, 2012, hal. 315. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kalinya menghasilkan surat tanda bukti hak, yang berupa sertipikat. Pengertian sertipikat menurut Pasal 1 angka 20 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 2 huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik satuan rumah susun, dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Sertipikat diterbitkan oleh kantor pertanahan KabupatenKota, sedangkan pejabat yang menandatangani sertipikat, yaitu : a. Dalam pendaftaran tanah secara sistematik, sertipikat ditanda-tangani oleh ketua panitia ajudikasi atas nama kepala kantor pertanahan KabupatenKota. b. Dalam pendaftaran tanah secara sporadik yang bersifat individual perseorangan, sertipikat ditanda-tangani oleh kepala kantor pertanahan KabupatenKota. c. Dalam pendaftaran tanah secara sporadik yang bersifat masal,sertipikat ditanda- tangani oleh kepala seksi pengukuran dan pendaftaran tanah atas nama kepala kantor pertanahan KabupatenKota. Maksud dari diterbitkan sertipikat dalam kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah agar pemegang hak dengan mudah dapat membuktikan bahwa dirinya sebagai pemegang hak.Sertipikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah. Penerbitan sertipikat oleh Badan Pertanahan Nasional merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan. Pada Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah antara lain menjelaskan tentang pengertian yang berhubungan dengan pembuatan sertipikat hak atas tanah, antara lain: Data fisik adalah : keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya Universitas Sumatera Utara bangunan atau bagian bangunan di atasnya Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Data yuridis adalah : keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya Pasal 1 angka 7 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Surat Ukur adalah : dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk peta dan uraian Pasal 1 angka 17 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Buku Tanah adalah : dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik suatu objek pendaftaran tanah yang sudah ada haknya Pasal 1 angka 19 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. 3.Kekuatan Pembuktian Sertipikat Hak Milik Dalam rangka memberikan kepastian hukum kepada para pemegang haknya dalam Pasal 32 ayat 1 PP Nomor 24 Tahun 1997 menjelaskan bahwa sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan. Dalam hal ini, bahwa selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya, data fisik dan data yuridis yang tercantum didalamnya harus diterima sebagai data yang benar, baik dalam melakukan perbuatan hukum sehari-hari maupun dalam berpekara di pengadilan. Sudah tentu data fisik dan data yuridis yang Universitas Sumatera Utara tercantum dalam sertipikat harus sesuai dengan data yang tercantum dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan, karena data itu timbul dari surat dan buku tanah tersebut. Data yang dimuat dalam surat ukur dan buku tanah itu mempunyai sifat terbuka untuk umum, sehingga diberikan kesempatan bagi pihak yang berkepentingan dapat menyesuaikan data yang ada dalam sertipikat dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang disajikan di Kantor Pertanahan. Selanjutnya dalam Pasal 32 ayat 2 PP nomor 24 tahun 1997 yang berbunyi bahwa dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak yang merasa mempunyai hak atas tanah ini tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 lima tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertipikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat tersebut. Pernyataan tersebut di atas menentukan, bahwa sertipikat merupakan alat pembuktian yang kuat dan bahwa tujuan dalam pendaftaran tanah diselenggarakan untuk memberi jaminan kepastian hukum menjadi tampak dan dirasakan arti praktisnya, sungguhpun sistem publikasi yang digunakan adalah sistem negatif.Ketentuan ini tidak mengurangi asas pemberian perlindungan yang seimbang, baik kepada pihak yang mempunyai tanah dan dikuasai serta digunakan sebagai mana mestinya maupun kepada pihak yang memperoleh dan menguasainya dengan itikad baik dan dikuatkan dengan pendaftaran tanah yang bersangkutan. Dari ketentuan mengenai prosedur pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyajian data fisik dan data yuridis serta penerbitan Universitas Sumatera Utara sertipikat dalam Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 ini tampak jelas usaha untuk sejauh mungkin memperoleh dan menyajikan data yang benar, karena pendaftaran tanah adalah untuk menjamin kepastian hukum. B.Pendaftaran tanah 1. Pengertian Tentang Pendaftaran Tanah Hak atas tanah mempunyai peran yang penting dalam kehidupan manusia, yang mana hubungan tanah dengan manusia dapat menjadi hubungan yang emosional, karena tanah merupakan salah satu sumber kehidupan, sehingga dalam mempertahankan hak atas tanah tersebut setiap orang sanggup berbuat apa saja untuk mempertahankan haknya, maka oleh karena itu di dalam Undang Undang Pokok Agraria atau disingkat UUPA telah ditetapkan bahwa seluruh tanah yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia harus di inventarisir, sehingga dapat membantu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam rangka mewujudkan keadilan sosial. 20 Menurut A.P. Parlindungan, pendaftaran tanah berasal dari kata cadastre bahasa Belanda Kaadaster suatu istilah teknis untuk suatu record rekaman, yang menunjukkan kepada luas nilai dan kepemilikan terhadap suatu bidang tanah. Dalam upaya menginventarisir tentang pertanahan tersebut, maka pendaftaran tanah merupakan langkah utama agar terwujudnya tertib administrasi pertanahan, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah yang telah diganti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. 21 20 Harun Al Rashid, Sekilas Tentang Jual Beli Tanah Berikut Peraturan-Peraturan, Jakarta : Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986, hal. 82 21 Urip Santoso, Pendaftaran Dan Peralihan Hak Atas Tanahselanjutnya disebut Urip Santoso - I, Jakarta : Kencana, 2011, hal. 12. Kata ini Universitas Sumatera Utara berasal dari bahasa Latin yaitu “ capistratum ” yang berarti suatu register atau capita atau unit yang dulunya dibuat untuk pajak tanah Romawi Captatio Terrens. 22 Cadastre merupakan alat yang tepat dalam memberikan uraian dan identifikasi dan juga sebagai Continuos recordingrekaman yang berkesinambungan dari hak atas tanah. 23 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendaftaran tanah adalah suatu kegiatan yang dibebankan kepada pemerintah yang dilakukan secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur dengan melakukan pengolahan, pembukuan sampe pemeliharaan data fisik dan yuridis dalam bentuk peta dan daftar bidang tanah sampai pemberian tanda bukti hak bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satu rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya, kegiatan ini merupakan kegiatan administratif yang bertujuan untuk mewujudkan tertib administrasi dalam bidang pertanahan. Tugas dalam melakukan pendaftaran tanah di seluruh Indonesia dibebankan kepada pemerintah sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 19 Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menjelaskan secara jelas bahwa “pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda butkti hak bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satu rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.” 22 Ibid. 23 Ibid. Universitas Sumatera Utara ayat 1 UUPA yang mana tujuannya adalah untuk memberikan kepastian hukum yang bersifat rechtcadaster, yang artinya hanya untuk kepentingan pendaftaran tanah saja dan hanya mempermasalahkan haknya apa dan siapa pemiliknya, 24 Soedikno Mertokusumo menyatakan bahwa dalam pendaftaran tanah dikenal 2 macam asas, yaitu : selain berfungsi untuk melindungi si pemilik, pendaftaran tanah juga berfungsi untuk mengetahui status bidang tanah tersebut dan siapa yang menjadi pemiliknya dan apa haknya, berapa luas tanahnya, kemudian untuk apa dipergunakan tanahnya dan sebagainya, dan bagi hak tanggungan dengan terdaftarnya jaminan hak tanggungan tersebut maka akan memperoleh hak preferen dan asas publisitas yang melindungi eksistensi jaminan dari adanya gugatan dari pihak ketiga. 25 Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftran tanah memperluas tujuan dari pendaftaran tanah, yaitu : 1.Asas Specialiteit Artinya pelaksanaan pendaftaran tanah itu diselenggarakan atas dasar peraturan perundang-undangan tertentu, yang secara teknis menyangkut masalah pengukuran, pemetaan, dan pendaftaran peralihannya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pendaftaran tanah dapat memberikan kepastian hukum terhadap hak atas tanah, yaitu memberikan data fisik yang jelas mengenai luas tanah,letak dan batas-batas tanah. 2. Asas Openbaarheid Asas Publisitas Asas ini memberikan data yuridis tentang siapa yang menjadi subjek haknya, apa nama hak atas, serta bagaimana terjadinya peralihan dan pembebanannya. Data ini sifatnya terbuka untuk umum, setiap orang dapat melihatnya. Berdasarkan asas ini setiap orang berhak mengetahui data yuridis tentang subjek hak, nama hak atas tanah, peralihan hak, dan pembebanan hak atas tanah yang ada di kantor Pertanahan KabupatenKota, termasuk mengajukan keberatan sertipikat diterbitkan, sertipikat pengganti, sertipikat yang hilang atau sertipikat yang rusak. 24 Ibid, hal. 167. 25 Soedikno Mertokusumo Selanjutnya disebut Sudikno Mertokusumo I, Hukum dan Politik Agraria, Jakarta : Karunika-Universitas Terbuka, 1998, hal. 99. Universitas Sumatera Utara a. untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan; b. untuk menyediakan informasi kepada pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah yang sudah terdaftar; c. untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan dimana setiap bidang tanah termasuk peralihan, pembebanan dan hapusnya hak atas tanah wajib didaftar. Dalam rangka untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum, maka kepada pemegang hak atas tanah yang bersangkutan diberikan sertipikat hak atas tanah, sedangkan untuk melaksanakan fungsi informasi, data yang berkaitan dengan aspek fisik dan yuridis dari bidang-bidang tanah yang sudah terdaftar, dinyatakan terbukti untuk umum asas publisitas, sementara dalam hal mencapai tujuan tertib administrasi pertanahan, maka setiap bidang tanah atau satuan rumah susun, termasuk peralihan, pembebanan dan hapusnya hak atas tanah, dan hak milik satuan rumah susun wajib didaftar. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah secara tegas menyebutkan bahwa instansi pemerintah yang menyelenggarakan pendaftaran tanah tanah di seluruh wilayah Indonesia menurut Pasal 5 adalah Badan Pertanahan Nasional BPN, selanjutnya dalam Pasal 6 ayat 1 menegaskan bahwa dalam rangka penyelanggaraan pendaftaran tanah tersebut, tugas pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota. Dalam struktur organisasi Badan Pertanahan dibagi 3 berdasarkan wilayah, yaitu : a. Tingkat pusat ibu kota Republik Indonesia dibentuk Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia BPNRI. Universitas Sumatera Utara b. Tingkat Provinsi dibentuk Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kanwil BPN Provinsi. c. Tingkat KabupatenKota dibentuk Kantor Pertanahan KabupatenKota Kantah KabupatenKota. Objek pendaftaran tanah adalah semua bidang tanah yang berada di seluruh wilayah Republik Indonesia yang dipunyai oleh orang-perorangan maupun badan hukum dengan sesuatu hak yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih jelas ditegaskan pada Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yang meliputi : a. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai. b. Tanah hak pengelolaan c. Tanah wakaf d. Hak milik atas satuan rumah susun e. Hak tanggungan f. Tanah negara Objek pendaftaran tanah bila dikaitkan dengan sistem pendaftaran tanah merupakan sistem pendaftaran tanah registration of titlesbukan sistem pendaftaran akta registration of deed. Sistem pendaftaran hak tampak dengan adanya buku tanah sebagai dokumen yang memuat data yuridis dan data fisik yang dihimpun dan disajikan serta diterbitkannya sertipikat sebagai surat tanda bukti hak yang didaftar. Sedangkan dalam pendaftaran akta, yang didaftar bukan haknya, melainkan justru aktanya yang didaftar, yaitu dokumen-dokumen yang membuktikan diciptakannya hak yang bersangkutan dan dilakukannya perbuatan-perbuatan hukum mengenai hak tersebut kemudian. 26 26 A.P. Parlindungan, Komentar Atas Undang-Undang Pokok Agraria, Bandung : Mandar Maju, 1991, hal. 480. Universitas Sumatera Utara Kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan oleh pemerintah sebagaimana yang diuraikan pada Pasal 19 ayat 2 UUPA meliputi : a. Pengukuran, perpetaan, dan pembukuan tanah. b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut. c. Pemberian surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Kemudian kegiatan pendaftaran tanah dalam Pasal 19 ayat 2 UUPA dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, yaitu : 27 1.Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali, yang dimaksud dengan pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap objek pendaftaran tanah yang belum didaftar berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Pasal 1 angka 9 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997.Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan melalui pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sporadik.Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua objek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desakelurahan Pasal 1 angka 10 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997.Pendaftaran tanah secara sistematik didasarkan pada suatu rencana kerja dan dilaksanakan diwilayah-wilayah yang ditetapkan oleh Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional.Dalam melaksanakan tanah secara sistematik, Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota dibantu oleh panitia ajudikasi yang dibentuk oleh Menteri Negara Agraria atau Kepala Badan Pertanahan Nasional.Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran 27 Urip Santoso – II, Op.cit, hal.306. Universitas Sumatera Utara tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desakelurahan secara individual atau massal Pasal 1 angka 11 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997.Dalam suatu desakelurahan belum ditetapkan sebagai wilayah pendaftaran tanah secara sistematik, maka pendaftaran tanahnya dilaksanakan melalui pendaftaran tanah secara sporadik.Pendaftaran tanah secara sporadik dilaksanakan atas permintaan pihak yang berkepentingan.Pendaftaran tanah secara sporadik dapat dilakukan secara perseorangan atau massal. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi : a. Pengumpulan dan pengolahan data fisik, untuk keperluan pengumpulan dan pengolahan data fisik dilakukan kegiatan pengukuran dan pemetaan. Kegiatan tersebut meliputi : 1. Pembuatan peta dasar pendaftaran. 2. Penetapan batas bidang-bidang tanah. 3. Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan peta pendaftaran. 4. Pembuatan daftar tanah, daftar tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas bidang tanah dengan suatu sistem penomoran Pasal 1 angka 16 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997. Bidang-bidang tanah yang sudah dipetakan atau dibubuhkan nomor pendaftarannya pada peta pendaftaran dibukukan dalam daftar tanah. Bentuk, isi, cara pengisian, penyimpanan dan pemeliharaan daftar tanah diatur oleh Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional. Universitas Sumatera Utara 5. Pembuatan surat ukur, surat ukur adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk peta dan uraian Pasal 1 angka 17 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997.Bagi bidang-bidang tanah yang sudah di ukur serta dipetakan dalam peta pendaftaran tanah, dibuatkan surat ukur untuk keperluan pendaftaran haknya. Untuk wilayah-wilayah pendaftaran tanah secara sporadik yang belum tersedia peta pendaftaran, surat ukur, dibuat dari hasil pengukuran. Bentuk, isi, cara pengisian, penyimpanan dan pemeliharaan surat ukur ditetapkan oleh Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional. b. Pembuktian hak dan pembukuannya, kegiatan tersebut meliputi pembuktian hak baru, pembuktian hak lama, pembukuan hak, penerbitan sertifikat, penyajian data fisik dan data yuridis dan penyimpanan daftar umum dan dokumen. 2. Kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah Bijhouding atau Maintenance, yang dimaksud dengan pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah, dan sertifikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian Pasal 1 angka 12 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan data fisik atau data yuridis objek pendaftaran tanah yang telah terdaftar. Pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan data fisik atau data yuridis tersebut kepada kantor pertanahan KabupatenKota setempat untuk dicatat dalam buku tanah. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik suatu objek pendaftaran tanah yang sudah ada Universitas Sumatera Utara haknya Pasal 1 angka 19 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.Salah satu tujuan pendaftaran tanah sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, adalah untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum, kepada pemegang hak yang bersangkutan diberikan sertipikat hak atas tanah.

2. Penyelenggara Pendaftaran Tanah Dan Prosedur Pendaftaran Tanah Secara Sistematik

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Hak Keperdataan Warga Masyarakat Di Atas Tanah Yang Berada Dalam Kawasan Hutan Berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI No. 463/Menhut-II/2013 di Kota Batam.

5 126 167

Kajian Yuridis Peralihan Hak Atas Tanah Warisan Yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan

6 97 129

Akibat Hukum Pemecahan Sertipikat (Tanda Bukti Hak) Atas Tanah Yang Sedang Terikat Hak Tanggungan

6 62 122

Analisis Hukum Atas Advis Planing Pengurusan Hak Dijalur Pinggiran Sungai Di Medan

0 21 120

Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G

3 62 135

Tinjauan Yuridis Atas Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Yang Telah Bersertifikat Hak Milik (Study Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2725 K/Pdt/2008)

1 55 132

Pemberian Hak Tanggungan Atas Tanah Yang Belum Bersertipikat (Tinjauan Yuridis Terhadap Praktek Bank Dan Ppat Di Kota Lhokseumawe

3 75 151

BAB II FAKTOR YANG MENYEBABKAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG SEDANG DIBEBANI HAK TANGGUNGAN DIBATALKAN PENGADILAN PADA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 140KTUN2011 - Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah y

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN - Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan.(Studi Putusan Mahkamah Agung, No.140 K/TUN/2011)

0 0 15

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan.(Studi Putusan Mahkamah Agung, No.140 K/TUN/2011)

0 0 15