Penyelenggara Pendaftaran Tanah Dan Prosedur Pendaftaran Tanah Secara Sistematik

haknya Pasal 1 angka 19 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.Salah satu tujuan pendaftaran tanah sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, adalah untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum, kepada pemegang hak yang bersangkutan diberikan sertipikat hak atas tanah.

2. Penyelenggara Pendaftaran Tanah Dan Prosedur Pendaftaran Tanah Secara Sistematik

Terbitnya seritipikat hak milik nomor 1756 tertanggal 04 Oktober 2005, Surat ukur tanggal 13 September 2005 seluas 1981 M2 meter persegi yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Kecamatan Medan Tuntungan, Kelurahan Mangga, melalaui mekanisme pendaftaran tanah secara sistematik. Dalam Pasal 1 angka 10 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, menjelaskan tentang pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua objek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desakelurahan. Pendaftaran tanah secara sistematik dilaksanakan melalui ajudikasi., yang dimaksud dengan ajudikasi menurut Pasal 1 angka 8 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan Universitas Sumatera Utara data yuridis mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya. Dalam melaksanakan pendaftaran tanah secara sistemtik, kepala kantor pertanahan KabupatenKota dibantu oleh panitia ajudikasi berdasarkan inisiatifnya, pelaksanaan pendaftaran tanah secara sistematik dibagi menjadi 2 yaitu : 28 a. Pendaftaran tanah secara sistematik dalam rangka program pemerintah. Pendaftaran tanah secara sistematik ini dilaksanakan oleh panitia ajudikasi yang dibentuk oleh kepala badan pertanahan nasional. b. Pendaftaran tanah secara sistematik dengan swadaya masyarakat. Pendaftaran tanah secara sistematik ini dilaksanakan oleh panitia ajudikasi yang dibentuk oleh kepala kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional. Panitia ajudikasi adalah suatu kepanitian yang melakukan pendaftaran tanah diawali desa demi desa, dan ketua panitia tersebut bukan langsung kepala kantor pertanahan setempat tetapi suatu kepanitian tersendiri yang diangkat dari kalangan badan pertanahan nasional. 29 28 Urip Santoso - I, Op-cit. 138. 29 A.P. Parlindungan, Op-cit. hal. 84 Mengingat pendaftaran tanah secara sistematik pada umumnya bersifat massal dan besar-besaran, maka dalam melaksanakannya kepala kantor badan pertanahan KabupatenKota perlu dibantu oleh panitia yang khusus dibentuk untuk itu, sehingga dengan demikian tugas rutin kantor pertanahan KabupatenKota tidak terganggu. Universitas Sumatera Utara Susunan panitia ajudikasi dalam rangka pelaksanaan pendaftaran tanah secara sistematik, adalah : 30 a. Seorang ketua panitia merangkap anggota, yang dijabat oleh pegawai Badan Pertanahan Nasioanl BPN yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan di bidang pendaftaran tanah danatau hak-hak atas tanah, yang tertinggi pangkatnya diantara para anggota panitia. b. Seorang wakil ketua I merangkap anggota, yang dijabat oleh pegawai Badan Pertanahan Nasioanl BPN yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan dibidang pendaftaran tanah. c. Seorang wakil ketua II merangkap anggota, yang dijabat oleh pegawai Badan Pertanahan Nasioanl BPN yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan dibidang hak-hak atas tanah. d. Kepala desakepala kelurahan yang bersangkutan atau pamong desakelurahan yang ditunjuk sebagai anggota. e. Keanggotan panitia ajudikasi dapat ditambah dengan seorang yang dianggap mengetahui data yuridis bidang-bidang tanah dilokasi pendaftaran tanah secara sistematik, misalnya anggota tetua adat, kepala dusun, dan atau kepala lingkungan setempat. f. Satuan tugas pengukuran dan pemetaan. Satuan tugas pengukuran dan pemetaan terdiri dari beberapa petugas ukur, dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa orang pembantu petugas ukur. 30 Urip Santoso - I, Op-cit. 139 - 144. Universitas Sumatera Utara g. Satuan tugas pengumpul data yuridis. Susunan satuan tugas pengumpul data yuridis terdiri dari : 1. seorang pegawai Badan Pertanahan Nasioanl BPN yang mempunyai pengetahuan di bidang hak-hak atas tanah. 2. seorang pegawai Badan Pertanahan Nasioanl BPN yang mempunyai pengetahuan di bidang pendartaran tanah. 3. seorang anggota pemerintahan desakelurahan dari wilayah yang bersangkutan. h. Satuan tugas administrasi. Satuan tugas administrasi terdiri dari seorang atau beberapa orang petugas tata usaha dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu beberapa orang pembantu tata usaha. Kemudian tugas dan wewenang panitia ajudikasi diatur dalam Pasal 52 sampai dengan Pasal 54 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997, yaitu: a. Tugas dan wewenang panitia ajudikasi antara lain menyiapkan rencana kerja ajudikasi secara terperinci, mengumpulkan data fisik dan dokumen asli data yuridis semua bidang tanah yang ada di wilayah yang bersangkutan serta memberikan tanda penerimaan dokumen kepada pemegang hak atau kuasanya, menyelidiki riwayat tanah dan menilai kebenaran alat bukti pemilikan atau penguasaan tanah, mengumumkan data fisik dan data yuridis yang sudah dikumpulkan, membantu menyelesaikan ketidaksepakatan atau sengketa antara pihak-pihak yang bersangkutan mengenai data yang diumumkan, mengesahkan hasil pengumuman sebagaimana dimaksud pada angka 4 yang akan dijadikan Universitas Sumatera Utara dasar pembukuan hak atau pengusulan pemberian hak, menerima uang pembayaran, mengumpulkan dan memelihara setiap kuitansi bukti pembayaran dan penerimaan uang yang dibayarkan oleh mereka yang berkepentingan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, melaporkan laporan secara periodik dan menyerahkan hasil kegiatan panitia ajudikasi kepada kepala kantor pertanahan kabupatenkota, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan secara khusus kepadanya, yang berhubungan dengan pendaftaran tanah secara sistematik di lokasi yang bersangkutan. b. Tugas dan wewenang ketua panitia ajudikasi antara lain memimpin dan bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan program kegiatan ajudikasi, mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan dengan kantor pertanahan kabupatenkota dan instansi terkait, memberikan pengarahan pelaksanaan kegiatan termasuk penyuluhan awal di Rukun Tetangga RT, berdasarkan berita acara pengesahan pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah meliputi : a. Menegaskan konversi hak atas tanah; b. Menandatangani penetapan pengakuan hak; c. Mengusulkan pemberian hak atas tanah negara; 1. Atas nama kepala kantor pertanahan kabupatenkota menandatangani buku tanah dan sertipikat serta mengesahkan peta pendaftaran; 2. Atas nama kepala seksi pengukuran dan pendaftaran tanah menandatangani surat ukur; Universitas Sumatera Utara 3. Atas nama kepala kantor pertanahan kabupatenkota mendaftar peralihan dan pembebanan hak atas tanah yang telah terdaftar dalam rangka pelaksanaan pendaftaran tanah secara sistematik sebelum warkah-warkah hak yang bersangkutan diserahkan kepada kepala kantor pertanahan kabupatenkota; 4. Menandatangani dokumen penyerahan hasil kegiatan panitia ajudikasi kepada kepala kantor pertanahan kabupatenkota; c. Tugas wakil ketua I adalah membantu ketua panitia ajudikasi dalam mengoordinasikan pelaksanaan tugas pengumpulan data fisik dan penatausahaan pendaftaran tanah, membantu ketua panitia ajudikasi dalam pemeriksaan fisik bidang-bidang tanah, membuat kesimpulan hasil pengukuran dan pemetaan, memeriksa sengketa mengenai batas dan luas tanah, meneliti daftar tanah dan memeriksa luas, menyiapkan buku tanah, surat ukur, dan peta-peta tanah setempat, memeriksa peta dan surat ukur, menginventarisir permasalahan khususnya mengenai data fisik bidang-bidang tanah, membuat laporan hasil kegiatan secara berkala, mengontrol pengukuran batas tanah, bersama wakil ketua II menyiapkan pelaksanaan pengumuman penerbitan dan penempelan di papa pengumuman, menyiapkan konsep penetapan konversi dan pengakuan hak atas tanah, menyiapkan peta pendaftaran, memeriksa surat ukur, memeriksa buku tanah, sertipikat, daftar nama, dan peta pendaftaran, menyiapkan daftar tanah Negara,. d. Tugas wakil ketua II adalah membantu ketua panitia ajudikasi dalam mengoordinasikan pelaksanaan tugas pengumpulan data yuridis, supervisi pengumpulan dokumen asli mengenai kepemilikan atau penguasaan tanah, Universitas Sumatera Utara membantu ketua panitia ajudikasi dalam pemeriksaan data yuridis bidang-bidang tanah, membuat kesimpulan hasil pengumpulan data yuridis, membantu menyelesaikan sanggahan mengenai data yuridis, membuat kesimpulan dan laporan setelah pengumuman , bersama wakil ketua I menyiapkan pelaksanaan pengumuman penerbitan dan penempelan di papan pengumuman, menginventarisir permasalahan umum hak atas tanah, supervisi nama pemilik pada buku tanah, menyiapkan usul pemberian hak atas tanah Negara, menyiapkan konsep keputusan pemberian hak atas tanah. e. Tugas satuan tugas pengukuran dan pemetaan, yaitu menetapkan batas bidang tanah dalam hal satuan tugas pengukuran dan pemetaan adalah pegawai Badan Pertanahan Nasional BPN, melaksanakan pengukuran batas bidang tanah, membuat gambar ukur, membuat peta bidang tanah, membuat daftar tanah, membuat peta pendaftaran, membuat surat ukur. f. Tugas satuan tugas pengumpul data yuridis, yaitu melakukan pemeriksaan bidang-bidang tanah dan menetapkan batas-batasnya, membuat sket gambar kasar bidang-bidang tanah jika belum tersedia peta bidang tanah tersebut, melakukan penyelidikan riwayat tanah dan menarik surat-surat bukti pemilikan atau penguasaan tanah yang asli dan memberikan tanda terima, membuat daftar bidang-bidang tanah yang telah di ajudikasi, membuat laporan pelaksanaan pekerjaan setiap minggu, menyiapkan pengumuman mengenai data yuridis, menginventarisasi sanggahankeberatan dan penyelesaiannya, menyiapkan data untuk pembuatan daftar isian 201, 204, 205, 207, dan pemeriksaan sertipikat. Universitas Sumatera Utara g. Tugas satuan tugas administrasi, yaitu melaksanakan tugas pengetikan, penggandaan dokumen, penerimaan surat-surat umum dan pemberian tanda terimanya dan pekerjaan administrasi lainnya, menyiapkan laporan ke kantor pertanahan kabupatenkota setempat, kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional BPN provinsi dan unit kerja lain yang dianggap perlu, menyiapkan daftar hadir, mengatur rumah tangga panitia ajudikasi, membuat laporan hasil rapat panitia ajudikasi, menyiapkan laporan hasil kegiatan secara berkala, membuat evaluasi untuk laporan hasil kegiatan secara berkala. Prosedur dalam pendaftaran tanah secara sistematik, pihak penyelanggara yakni Badan Pertanahan Nasional BPN mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, adapun itu : a. Adanya suatu renca kerja Pasal 13 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Dalam hal ini, pendaftaran tanah secara sistematik didasarkan pada suatu rencana kerja yang dilaksanakan di wilayah- wilayah yang ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria. b. Pembentukan panitia ajudikasi Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Dalam melaksanakan pendaftaran tanah secara sistematik, kepala kantor pertanahan kabupatenkota dibantu oleh panitia ajudikasi yang dibentuk oleh oleh Menteri Negara Agraria atau pejabat yang ditunjuk. c. Pembuatan peta dasar pendaftaran Pasal 15 dan 16 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Kegiatan pendaftaran tanah secara sistematik dimulai dengan pembuatan peta dasar pendaftaran. Untuk pembuatan Universitas Sumatera Utara peta dasar pendaftaran, BPN menyelanggarakan pemasangan, pengukuran, pemetaan, dan pemeliharaan titik-titik dasar teknik nasional disetiap kabupatenkota. Pengukuran untuk pembuatan peta dasar pendafataran diikatkan dengan titik-titik dasar teknik nasional sebagai kerangka dasarnya. Jika suatu daerah tidak ada atau belum ada titik-titik dasar teknik nasional, dalam melaksanakan pengukuran untuk pembuatan peta dasar pendaftaran dapat digunakan titik dasar teknik lokal yang bersifat sementara, yang kemudian diikatkan dengan titik dasar teknik nasional. Peta dasar pendaftaran menjadi dasar untuk pembuatan peta pendaftaran. d. Penetapan batas bidang-bidang tanah Pasal 17 sampai dengan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Dalam memperoleh data fisik yang diperlukan bagi pendaftaran tanah, bidang- bidang tanah yang akan dipetakan diukur, setelah ditetapkan letaknya, batas- batasnya dan menurut keperluannya ditempatkan tanda-tanda batas disetiap sudut bidang tanah yang bersangkutan. e. Pembuatan peta dasar pendaftaran Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Bidang-bidang tanah yang sudah ditetapkan batas-batasnya diukur dan selanjutnya ditetapkan dalam peta dasar pendaftaran. f. Pembuatan daftar tanah Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Bidang atau bidang-bidang tanah yang sudah dipetakan atau dibubuhkan nomor pendaftarannya pada peta pendaftaran dibukukan dalam daftar tanah. Universitas Sumatera Utara g. Pembuatan surat ukur Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Bagi bidang-bidang tanah yang sudah diukur serta dipetakan dalam peta pendaftarannya, dibuatkan surat ukur untuk keperluan pendaftaran haknya. h. Pengumpulan dan penelitian data yuridis. i. Pengumuman hasil penelitian data yuridis dan hasil pengukuran Pasal 26 dan 27 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Hasil pengumuman dan penelitian data yuridis beserta peta bidang atau bidang-bidang tanah yang bersangkutansebagai hasil pengumuman diumumkan selama 30 hari untuk memberi kesempatan kepada pihak yang berkepentingan mengajukan keberatan. Pengumuman dilakukan di kantor panitia ajudikasi dan kantor kepala desakelurahan letak tanah yang bersangkutan serta di tempat lain yang dianggap perlu. j. Penegasan hasil pengumuman penelitian data fisik dan data yuridis Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Setelah jangka waktu pengumuman berakhir lewat dari 30 hari, data fisik dan data yuridis yang diumumkan tersebut oleh panitia ajudikasi dalam pendaftaran tanah sistematik disahkan dengan berita acara. k. Pembukuan hak Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Setelah melalui mekanisme pengumpulan data fisik dan data yuridis maka data tersebut dibukukan menjadi buku tanah sebagai dasar untuk proses penerbitan sertipikat sebagai tanda bukti haknya. Universitas Sumatera Utara l. Penerbitan sertipikat Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Penerbitan diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah terdaftar dalam buku tanah. Sertipikat diterbitkan oleh kantor pertanahan kabupatenkota setempat yang ditanda-tangani oleh ketua panitia ajudikasi atas nama kepala kantor pertanahan kabupatenkota. Dari uraian di atas bahwa sudah jelas ada tahapan-tahapan dalam proses pendaftran tanah secara sistematik menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Apabila dalam proses penerbitan sertifikat melalui pendaftaran tanah secara sistematik tidak sesuai dengan ketentuan yang sebagaimana harusnya maka tindakan penerbitan sertipikat tersebut dapat dikatakan sebagai cacat yuridis maupun cacat prosedur. Kemudian prosedur pendaftaran tanah secara sistematik menurut ketentuan Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 tahun 1997, sebagai berikut : 31 a. Penetapan lokasi Pasal 46 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 tahun 1997. Menteri negara agaria menetapkan lokasi pendaftaran tanah secara sistematik atas usul dari kepala kantor wilayah pertanahan nasional provinsi. Satuan lokasi pendaftaran tanah secara sistematik adalah seluruh atau sebagian wilayah desakelurahan. b. Persiapan Pasal 47 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 tahun 1997. Setelah lokasi pendaftaran tanah secara sistematik ditetapkan, kepala kantor pertanahan 31 Urif Santoso - I, Op.cit. hal. 150 – 162. Universitas Sumatera Utara kabupatenkota setempat menyiapkan peta dasar pendaftaran, berupa peta dasar yang berbentuk peta garis atau peta poto. Peta dasar pendaftaran telah memuat pemetaan bidang-bidang tanah yang sudah terdaftar haknya dalam bentuk peta grafis.Apabila karena alasan teknis pembuatan peta indeks grafis tersebut tidak dapat dilaksanakan sebelum dilakukan pendaftaran tanah secara sistematik, pemetaan bidang-bidang tanah yang sudah terdaftar tersebut dilakukan bersamaan dengan pemetaan bidang-bidang tanah hasil pengukuran bidang tanah secara sistematik. c. Pembentukan panitia ajudikasi Pasal 48 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 tahun 1997. Panitia ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik yang dilaksanakan dalam rangka program pemerintah dan satgas yang membantunya dibentuk oleh menteri negara agraria untuk setiap desakelurahan yang sudah ditetapkan sebagai lokasi pendaftaran tanah secara sistematik.Panitia ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik yang dilaksanakan dengan swadaya masyarakat dan satgas yang membantunya dibentuk oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi. d. Penyelesaian permohonan yang ada pada saat mulanya pendaftaran tanah secara sistematik Pasal 55 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 tahun 1997. Penyelesaian permohonan hak dan pendaftaran hak yang berasal dari konversi mengenai bidang tanah dalam lokasi pendaftaran tanah secara sistematik yang pada saat panitia ajudikasi diambil sumpahnya belum selesai pengurusannya, diatur sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Permohonan hak yang sudah diperiksa oleh panitia pemeriksaan tanah, penyelesaiannya dilakukan oleh kepala kantor pertanahan kabupatenkota, kepala kantor wilayah badan pertanahan nasional provinsi danatau menteri negara agrariankepala badan pertanahan nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Permohonan pendaftaran hak yang berasal dari konversi yang sudah selesai diumumkan, penyelesaiannya dilakukan oleh kepala kantor pertanahan kabupatenkota, kepala kantor wilayah badan pertanahan nasional provinsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Permohonan yang tidak termasuk angka 1 dan 2 berkasnya disampaikan oleh kepala kantor pertanahan kabupatenkota kepada ketua ajudikasi untuk diselesaikan menurut Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 tahun 1997. Proses permohonan hak dan pendaftaran asal konversi hak-hak lama wajib diberitahukan oleh kepala kantor pertanahan kabupatenkota kepada ketua ajudikasi dan sesuai dengan keperluannya diserahkan warkat-warkat. e. Penyuluhan Pasal 56 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 tahun 1997. Sebelum dimulainya ajudikasi, diadakan penyuluhan di wilayah atau bagian wilayah desakelurahan yang bersangkutan mengenai pendaftaran tanah secara sistematik oleh kepala kantor pertanahan kabupatenkota setempat dibantu panitia ajudikasi berkoordinasi dengan instansi yang terkait, yaitu : 1. Pemerintah KabupatenKota setempat. 2. DinasKantor Penerangan informasi fan komunikasi KabupatenKota setempat. Universitas Sumatera Utara 3. Kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan. 4. Instansi lain yang dianggap perlu. Penyuluhan bertujuan memberitahukan kepada pemegang hak atau kuasanya atau pihak lain yang berkepentingan bahwa di desakelurahan tersebut akan diselenggarakan pendaftaran tanah secara sistematik dan tujuan serta manfaat yang akan diperoleh dari hasil pendaftaran tanah tersebut.Pemegang hak atas tanah atau kuasanya atau pihak lain yang berkepentingan diberitahukan mengenai kewajiban dan tanggung jawabnya untuk : 1. Memasang tanda-tanda batas pada bidang tanahnya sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Berada di lokasi pada saat panitia ajudikasi melakukan pengumpulan data fisik dan data yuridis. 3. Menunjukkan batas-batas bidang tanahnya kepada panitia ajudikasi. 4. Menunjukkan bukti pemilikan atau penguasaan tanahnya kepada panitia ajudikasi. 5. Memenuhi persyaratan yang ditentukan bagi pemegang hak atau kuasanya atau selaku pihak lain yang berkepentingan. Kemudian kepada pemegang hak atau kuasanya atau pihak lain yangberkepentingan diberitahukan jadwal pelaksanaan pendaftaran tanah secara sistematik, antara lain : a.saat dimulainya dan selesainya pendaftaran tanah secara sistematik. b. saat akan dilakukan penetapan batas dan pengukuran bidang tanah. f. Pengumpulan data fisik Pasal 57 dan Pasal 58 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997. Dalam hal ini, sebelum pelaksanaan pengukuran bidang- Universitas Sumatera Utara bidang tanah, terlebih dahulu dilakukan penetapan batas-batas bidang tanah dan pemasangan tanda-tanda atas tanah yang menjadi objek pendaftaran tanah secara sistematis. Apabila pengukuran bidang-bidang tanah dilaksanakan oleh pegawai BPN, penetapan batas dilakukan oleh satuan tugas pengukuran dan pemetaan atas nama ketua panitia ajudikasi, dan apabila pengukuran bidang-bidang tanah dilaksanakan oleh pihak ketiga, penetapan batas bidang tanah dilaksanakan oleh satuan tugas pengumpulan data yuridis atas nama panitia ajudikasi.Penetapan batas bidang tanah dilakukan setelah dilakukan sesuai dengan jadwal yang disampaikan kepada masyarakat. Setelah penetapan batas dan pemasangan tanda- tanda batas selesai dilaksanakan, maka dilakukan kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah. g. Pengumpulan dan penelitian data yuridis Pasal 59 sampai dengan Pasal 62 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997. Untuk keperluan penelitian data yuridis bidang-bidang tanah dikumpulkan alat-alat bukti mengenai kepemilikan atau penguasaan tanah, baik bukti tertulis maupun tidak tertulis berupa keterangan saksi danatau keterangan yang bersangkutan, yang ditunjukkan oleh pemegang hak atas tanah atau kuasanya atau pihak lain yang berkepentingan kepada panitia ajudikasi. h. Pengumuman data fisik dan data yuridis dan pengesahan Pasal 63 dan Pasal 64 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997. Rekapitulasi data yuridis yang sudah dituangkan di dalam risalah penelitian data yuridis dan penetapan batas mengenai bidang-bidang tanah yang sudah dipetakan dalam peta bidang- bidang tanah dimasukkan dalam daftar data yuridis dan data fisik bidang tanah. Universitas Sumatera Utara i. Penegasan konversi, pengakuan hak, dan pemberian hak Pasal 65 dan Pasal 66 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997. j. Pembukuan hak Pasal 67 dan Pasal 68 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997. k. Penerbitan sertifikat Pasal 69 dan Pasal 71 Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997. Dari uraian menurut Permen AgrariaKepala BPN Nomor 3 Tahun 1997 sebagai aturan pelaksana dari PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menjelaskan lebih terperinci lagi tentang prosedur pendaftaran tanah secara sistematik, maka aturan yang sebagai acuan pihak BPN dalam proses pendaftaran tanah secara sistematik tersebut harus benar-benar dijadikan sebagai pedoman dalam proses pendaftarannya agar keputusan yang mereka keluarkan dapat mereka pertanggung jawabkan sebagaimana mestinya yang tidak bertentangan dengan asas-asas pemerintahan yang baik.

3. Sistem Publikasi dalam Pendaftaran Tanah

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Hak Keperdataan Warga Masyarakat Di Atas Tanah Yang Berada Dalam Kawasan Hutan Berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI No. 463/Menhut-II/2013 di Kota Batam.

5 126 167

Kajian Yuridis Peralihan Hak Atas Tanah Warisan Yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan

6 97 129

Akibat Hukum Pemecahan Sertipikat (Tanda Bukti Hak) Atas Tanah Yang Sedang Terikat Hak Tanggungan

6 62 122

Analisis Hukum Atas Advis Planing Pengurusan Hak Dijalur Pinggiran Sungai Di Medan

0 21 120

Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G

3 62 135

Tinjauan Yuridis Atas Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Yang Telah Bersertifikat Hak Milik (Study Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2725 K/Pdt/2008)

1 55 132

Pemberian Hak Tanggungan Atas Tanah Yang Belum Bersertipikat (Tinjauan Yuridis Terhadap Praktek Bank Dan Ppat Di Kota Lhokseumawe

3 75 151

BAB II FAKTOR YANG MENYEBABKAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH YANG SEDANG DIBEBANI HAK TANGGUNGAN DIBATALKAN PENGADILAN PADA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 140KTUN2011 - Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah y

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN - Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan.(Studi Putusan Mahkamah Agung, No.140 K/TUN/2011)

0 0 15

Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur atas Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah yang Sedang Dibebani Hak Tanggungan.(Studi Putusan Mahkamah Agung, No.140 K/TUN/2011)

0 0 15