pada organisasi karena akan memberi arah yang salah kepada para pegawainya. Selain itu dalam dalam organisasi yang lemah mudah terbentuk kelompok-kelompok
yang bertentangan satu sama lain, kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi dan anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan
kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok atau kepentingan sendiri.
1.5.2 Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil 1.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja
Filosofi mengenai prouktivitas mengandung arti keinginan dan usaha setiap manusia untuk selalu meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya.
Pandangan filosofi ini member arti dan semangat yang cukup mendalam. Pandangan ini juga memungkinkan setiap orang yang memahaminya untuk memandang kerja,
baik secara individual maupun berkelompok dalam suatu organisasi sebagai suatu keutamaan.
Secara konseptual, produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang diperlukan. Pengertian produuktivitas kerja
dipandang sebagai konsep, filosofis, merupakan pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Dimana kehidupan hari
ini harus lebih baik dari mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk
tidak cepat merasa puas, tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian produktivitas sebenarnya menyangkut aspek yang luas, yaitu modal termasuk lahan, biaya, tenaga kerja, energi. Alat dan teknologi. Secara umum
produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran output yang dicapai dengan masukan input yang diberikan. Dengan diketahuinya nilai indeks produktivitas,
maka akan diketahui pula seberapa efisien pula sumber – sumber input telah berhasil
dihemat. Produktivitas juga merupakan hasil dari efisiensi pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian sasaran. Efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan
menghasilkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas kerja merupakan kemampuan memperoleh manfaat dari sarana
dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran yang optimal, bahkan kalau mungkin maksimal. Kemampuan yang dimaksud dalam defenisi tersebut tidak
hanya berhubungan dengan sarana dan prasarana, tetapi juga berhubungan dengan pemanfaatan waktu dan sumber daya manusia.
9
Menguraikan bahwa produktivitas kerja berasal dari bahasa inggris, product: result, outcome berkembang menjadi kata productive yang berarti menghasilkan, dan
productivity: having the ability make or create; creative. Perkataan itu dipergunakan dalam bahasa indonesia menjadi produktivitas yang berarti kekuatan atau
kemampuan menghasilkan sesuatu.
10
Produktivitas kerja adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan membagi
9
Siagian, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta: Rieka Cipta, 2002. hal. 54.
10
BletcherSedermayanti, Pengembangan Kepribadian Pegawai, Bandung: Mandar Maju, 2004, hal.
Universitas Sumatera Utara
keluaran dengan masukan dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikkan produktivitas dapat diakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan
menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu.
11
Secara lebih luas mengartikan produktivitas sebagai suatu konsepsi sistem. Produktivitas dalam wujudnya diekspresikan sebagai rasio yang merefleksikan
bagaiman sumber daya yang ada dimanfaatkan secara efisien untuk menghasilkan keluaran.
12
Produktivitas dalam organisasi kerja yang dihasilkan adalah perwujudan tujuannya. Maka, produktivitas berhubungan dengan suatu yang bersifat materil dan
non materil, baik yang dapat dinilai maupun yang tidak dapat dinilai dengan uang. Kemudian pada dasarnya produktivitas kerja mencakup sikap yang memandang hari
depan secara optimis dengan penuh keyakinan bahwa kehidupan ini harus lebih baik dari hari kemarin, artinya ada suatu peningkatan.
Secara sederhana produktivitas organisasi dapat diartikan sebagai terwujudnya sasaran atau tujuan dari suatu organisasi dengan cepat dan tepat dengan
menggunakan berbagai sumber daya yang ada.
11
Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2007, hal. 241.
12
Moeldjono, Budaya Korporat dan keunggulan korporasi, Jakarta: PT Elex Media KOmputindo, 2003, hal. 56.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2.2 Indikator Produktivitas Kerja
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para pegawai yang ada dalam suatu organisasi. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan
akan terlaksana secara efektif dan efisien, sehingga ini semua akhirnya sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Untuk mengukur
produktivitas kerja, diperlukan suatu indikator yang menurut Edy Sutrisno menyebutkan ada 5 indikator yaitu:
1. Kemampuan
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. kemampuan seorang pegawai sangat bergantung kepada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme
mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diembankan kepada mereka.
2. Meningkatkan hasil yang dicapai
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakkan maupun yang menikmati hasil
pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing- masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
3. Semangat kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan
dengan hasil sebelumnya. 4.
Pengembangan diri
Universitas Sumatera Utara
Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. pengembangna diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan
apa yang akan dihadapi. Sebab, semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan
sangat berdampak pada keinginan pegawai untuk meningkatkan kemampuan.
5. Mutu
Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai.
Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
1.5.2.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja merupakan salah satu indikator untuk melihat maju tidaknya sebuah organisasi, baik organisasi ekonomi maupun organisasi non
ekonomi. Produktivitas yang tinggi baik melalui angka statistika merupakan salah satu wujud dari kemajuan organisasi itu. Sehingga, kita dapat berasumsi bahwa
produktivitas yang rendah merupakan cerminan dari lambannya kemajuan organisasi.
Sulistiyani mengemukakan ada beberapa faktor yang menentukan besar kecilnya produktivitas suatu instansi antara lain:
a. Pengetahuan knowledge
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan adalah merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada
seseorang didalam pemecahan masalah, daya cipta termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan
yang tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.
b. Keterampilan skill
Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operational mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Keterampilan diperoleh melalui proses
belajar dan berlatih. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis,
seperti keterampilan komputer, bengkel dan lain-lain. Dengan keterampilan yang dimiliki seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan
secara produktif. c.
Kemampuan abilities Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang
pegawai. Konsep ini jauh lebih luas, karena dapat mencakup sejumlah kompetensi. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk
kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, diharapkan memiliki kemampuan yang tinggi pula.
d. Kebiasaan dan perilaku attitude and behaviors
Universitas Sumatera Utara
Sangat erat hubungannya antara kebiasaan dan perilaku. Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan tersebut
memiliki implikasi pisitif dalam hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akan menguntungkan. Artinya apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai
adalah baik, maka hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula. Misalnya seorang pegawai mempunyai kebiasaan tepat waktu, disiplin, simpel,
maka perilaku kerja juga baik, apabila diberi tanggungjawab akan menepati aturan dan kesepakatan. Dengan demikian perilaku manusia juga akan
ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang telah tertanam dalam diri pegawai sehingga dapat mendukung kerja yang efektif atau sebalikny.
13
1.5.2.3 Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Pegawai negeri terdiri dari pegawai negeri sipil PNS dan anggota Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
14
Secara umum pegawai dapat dikatakan sebagai sekelompok manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan atau instansi baik di pemerintahan maupun non
pemerintahan atau swasta untu mendapatkan upahgaji dalam melaksanakan pekerjaan. Pegawai sangat berperan dalam meningkatkan dan mengembangkan kerja
yang baik atau efektif di dalam suatu instansi atau perusahaan. Karena itu dalam sebuah organisasi, tanpa adanya pegawai semua bahagian atau bidang kerja yang
telah disediakan akan menjadi sia –sia.
13
Sulistiyani, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Graha Ilmu, 2003, hal. 200.
14
UU no. 43 tahun 1999.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut pasal 1 ayat 1 UU 431999 pegawai negeri sipil adalah setiap warga Negara RI yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat
oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku. Pegawai negeri sipil sipil terdiri dari atas:
1. Pegawai negeri sipil pusat PNS Pusat, yaitu Pegawai Negeri Sipil yang gajinya
dibebankan pada APBN, dan bekerja pada departemen, lembaga non departemen, kesekertariatan Negara, lembaga
– lembaga tinggi Negara, instansi vertical di daerah
– daerah, serta kepaniteraan di pengadilan. 2.
Pegawai Negeri Sipil Daerah PNS Daerah, yaitu pegawai negeri sipil yang bekerja di pemerintah daerah dan gajinya dibebankan pada APBD. PNS Daerah
terdiri dari PNS Daerah Provinsi dan PNS Daerah KabupatenKota.
1.5.3. Pengaruh Budaya Organisasi dengan Produktivitas